Time 🌟 1
Sudah berapa lama Lalisa menunggu? Dia bahkan sudah tak ingat lagi. Dulu mereka adalah sahabat yang begitu dekat. Keadaan yang sangat berbeda dengan sekarang.
Thailand. Kira-kira adakah sesuatu yang dia ingat selain kenyataan bahwa itu adalah negaranya? Adakah yang lainnya? Tentu saja ada.
Lima tahun dia seperti orang asing disini. Korea. Tempat dimana banyak bintang K-Pop dibesarkan. Dan sahabatnya itu menjadi salah satunya sekarang.
"Aku juga disini bodoh. Kau tahu? Debutku itu memakai kalender suku maya. Jadi kau tak akan bisa menebaknya." Dia berbicara di depan foto masa kecilnya dengan orang tersebut.
"Menyebalkan." Dia mendengus kesal.
Grek.
Pintu kamar terbuka. Ia berada dalam satu kamar bersama Rosé Trainee YGE yang berasal dari Australia. Rosé yang cantik dan memiliki suara yang merdu.
Rosé membanting tubuhnya di ranjang miliknya. "Ouh, sakit sekali badanku."
"Kau baru berlatih tiga jam dan sudah mengeluh?" sahut Lisa.
Walau Lisa adalah yang termuda dalam grup ini, tapi dia dan Rosé berbicara menggunakan banmal, karena Rosé hanya lebih tua darinya dua bulan.
"Yak! Kau pikir aku adalah kau? Magic dancer?" ujar Rosé yang kemudian langsung menenggelamkan dirinya dalam selimut.
"Memangnya kenapa kalau aku adalah Magic Dancer?" Lalisa menggumam lirih. Lalu ia juga ikutan menarik selimut menutupi sebagian tubuhnya.
Malam ini bertabur bintang. Lalisa jadi teringat sesuatu.
Lisa, kalau ada bintang jatuh kamu mau minta apa?
Pertanyaan yang membuat Lalisa kecil bingung dan hanya menggeleng.
Kalau aku, saat ada bintang jatuh nanti, aku ingin minta supaya kita bisa terus sama-sama sampai tua.
Pernyataan yang langsung membuat Lalisa kecil tersenyum.
Kita akan terus sama-sama kok, tidak usah khawatir. Itu sih, aku bisa mengabulkannya.
Jawaban Lalisa itu sebenarnya mengandung arti yang sangat dalam bagi dirinya sendiri.
Dan semenjak saat itu ia jadi menyukai benda kecil berkilau itu.
Ia kemudian memejamkan matanya.
***
"Tok... tok... tok..." suara ketukan pintu membuat Lalisa terbangun.
Sebuah kepala mucul dari balik pintu, "Oh, kaget aku." Jennie. "Yak, unnie, apa yang kau lakukan?"
"Aku hanya ingin bilang bahwa kita harus datang ke gedung YGE satu jam lagi." kata Jennie. Kemudian ia menutup pintu dan berjalan ke dapur. Membantu Jisoo yang sedang memasak.
Lalisa menarik kedua tangannya ke atas. Sesekali, ia menguap.
"Kalian sedang ngapain sih?" tanya Lalisa. Setengah nyawanya belum terkumpul.
"Memangnya kau tak bisa melihat kalau kita lagi memasak? Cuci muka dulu sana." sahut Jisoo.
"Hmm.." Lalisa hanya menggumam.
Lalisa memandang cermin yang ada di kamar mandi ini.
"Aigoo, wajahku kenapa seperti ini bentuknya? Pipiku tembem sekali." Ia menekan-tekan pipinya.
Ia menangkup air yang mengalir lalu membasuhkannya ke wajahnya. Setelah itu menggosok giginya.
Lalisa keluar dari kamar mandi, "Yak!"
"Oh, kaget aku."
"Rosé, ireona!" Jennie. Astaga, dia benar-benar suka membuat Lalisa terkejut.
"Yak, unnie, bisakah kau lebih pelan. Kau mengejutkanku saja." gerutu Lisa sambil berjalan menuju kamar.
"Mian, ini gara-gara Rosé tak mau bangun. Apa kau sudah mandi?" Lalisa menggeleng.
"Aigoo." Jennie menghela napas, "Lalu kau ngapain saja di kamar mandi?"
"Geunyang, cuci muka. Tadi katanya suruh cuci muka."
"Aish! Ini jam berapa Lisa? Setengah jam lagi kita harus stand by di gedung YGE."
"A-Araseo." Lalisa kembali berjalan memasuki kamar mandi.
Sementara itu Jennie tetap berusaha membuat Rosé bangun.
"Yak, buka matamu Rosé!" pekik Jennie. Suara itu terdengar keras sampai ke kamar mandi.
"Hentikan Jennie, biarkan saja. Biar nanti dia jalan kaki kesana." sahut Jisoo.
Seketika itu juga Rosé langsung membuka matanya dan berjalan keluar dari kamar.
***
Sepanjang perjalanan, Lalisa hanya melihat keluar jendela. Melihat gedung-gedung tinggi pencakar langit yang memenuhi kota Seoul. Ia juga melihat papan besar di sana, nampak wajah sekelompok namja tampan sedang berpose lucu, yang satu diantaranya adalah teman Lalisa.
Lalisa tersenyum, "Apa yang kau lihat?" ia menoleh dan terkejut.
"Anniya, Opso."
"Geotjimal, hmm.. Kau melihat foto itu kan?"
Lisa menggeleng cepat, "Anni, unnie jangan sok tau deh." elaknya.
"Sudahlah jujur saja, aku bukan orang yang ember kok." Jisoo mengedipkan satu matanya.
"Ah, anniya, aku sedang melihat indahnya kota Seoul." Lisa beralasan.
"Dia lucu juga." Jisoo terkekeh.
"Ah, unnie..."
Beberapa menit kemudian mereka semua sampai di YG Trainning Centre. Mereka lantas turun dari mobil hitam yang mereka tumpangi. Di luar gedung sudah banyak fans mereka yang berusaha mengambil gambar secara diam-diam.
"Wow, itu YG trainee ?" tanya seseorang dari balik pohon.
"Iya, dia seorang YG trainee." jawab yang satunya.
"Wow dia punya kaki yang jenjang." puji yang satunya.
(Lalisa kakinya bagus banget ya, jenjang banget. Btw, Maddi juga punya kaki panjang kayak Lalisa juga loh. Beneran, Maddi gak bohong. Bedanya, cuma kaki Lalisa putih nah kalau kaki gue coklat 😂😂😂)
"Iya, dia juga cantik." sahut yang satunya kembali.
Sesampainya di dalam, mereka di arahkan dalam sebuah ruangan. Ruangan yang dimaksud adalah ruangan milik Yang Hyun Suk Sajangnim.
Ruangan ter-angker di gedung YG Entertainment.
"Anja." beliau mempersilakan keempatnya duduk.
"Ne." jawab mereka kompak.
Mereka pun duduk dihadapan Appa YG. Lalisa masih bingung maksud kedatangannya kesini untuk apa. Jadi dia hanya memandang Appa YG dan teman-temannya bergiliran.
"Saya tidak akan basa-basi lagi." ucap Yang Hyun Suk Sajangnim.
"Ini." beliau menyodorkan sebuah kertas kepada mereka berempat.
Lalisa membelalakkan mata. Kemudian menutup mulutnya dengan kedua tangannya.
¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤
Hello guys, Maddi kali ini hadir dengan Imagine baru nih. Imagine dari salah satu anggota BLACKPINK yang tidak lain adalah biasku yakni Panpriya Manoban a.k.a Lalisa. Trainee YGE yang berasal dari Thailand.
Dia itu seorang trainee yang dikenal dengan kemampuan dancenya yang ajaib. Maka dari itu dia diberi posisi sebagai Main Dancer.
Lihat aja dancenya yang ini ...
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top