JackRos's Ignorance 🌟 14

"Unnie, mian, aku tidak bisa tegas dengan perasaanku sendiri. Aku begitu egois." sahut Lisa lemah.

Perasaan? - Jennie

"Aku akan membuat semuanya menjadi jelas setelah kita debut."

Deg. Jantung Jennie berdetak kencang.

"Jadi jangan khawatir." sambungnya.

***

Jennie termenung di dalam kamar sendirian.

"Unnie, mian, aku tidak bisa tegas dengan perasaanku sendiri. Aku begitu egois."

Apa maksudnya dengan perasaan?
Apa dia punya rasa pada Hanbin? Jennie bertanya-tanya dalam hati.

Gadis itu memegang sekaleng beer dan meminumnya dalam sekali teguk. Biarkanlah bebannya menghilang untuk saat ini.

Krak. Ia meremas kaleng beer tersebut sampai penyok.

Cklek.

Jennie tergelalak dan langsung menyembunyikan kaleng tersebut di belakang tubuhnya. Jisso muncul dari balik pintu. Ia melemparkan tubuhnya pada ranjang miliknya.

"Heuh..." desisnya dengan mata yang terpejam. Tidak sadar dengan barang yang tengah disembunyikan Jennie di balik tubuhnya.

Mereka, BlackPink, dilarang mengkonsumsi minuman beralkohol sebelum debut. Alasannya supaya mereka tidak melakukan hal yang aneh-aneh dan berbahaya bagi mereka. Selain itu larangan tersebut dimaksudkan untuk menjaga kesehatan dari para member itu sendiri.

Tapi walaupun hanya meminumnya sekaleng, Jennie telah melanggar aturan.

Yeoja itu cukup bersyukur karena Jisoo tak menyadari tindakannya.

***

"Line!"

Khun_Bambam

Wadekha Lisa ❤ (delete)
Hai bintangku 😙 (delete)

Bambam menggaruk-garuk tengguknya yang tidak gatal. Ia terlalu canggung untuk menyapa Lisa di chat karena kejadian terakhir kali.

"Aisshh! Bagaimana cara menyapanya?" gumamnya.

"Nugu?" sambar Jackson yang langsung tiduran di samping Bambam.

"Bukan siapa-siapa." elaknya kemudian menyembunyikan ponselnya di laci nakas.

"Issh! Dasar bocah." celetuk Jackson, beberapa detik setelahnya namja berwajah tampan itu mendekatkan wajahnya hingga berjarak satu senti saja dengan Bambam.

Bambam yang baru saja menaruh ponselnya itu menoleh dan terkejut hingga hampir terjungkal dari kasurnya. "Aisshh! Kau mengagetkanku sialan!" umpatnya jengkel.

"Mianhae." sahutnya dengan wajah datar.

"Aisshh!" Bambam mengepalkan tangannya hendak menjitak hyungnya itu.

"Mau apa kau? Mau menjitakku? Cih! Kelakuan anak jaman sekarang memang kurang ajar!" sambarnya sambil menirukan perkataan para orang tua dalam drama.

"Cih! Tidak sadar diri." tukas Bambam."Memang kau hidup di jaman kapan, eoh?" tanyanya menyindir.

"Kau sendiri saja juga hidup di jaman sekarang. Berarti kau juga kurang ajar, arra?" Bambam membalik perkataan Jackson.

"Cerdas sekali kau." celetuk Jackson malu.

Plak. "Meski cerdas kau tetap dongsaeng kurang ajar." Jackson menepak tengkuk leher Bambam.

"Aya! Appo." gerutunya.

Dua manusia tampan itu tinggal dalam satu kamar tapi sering tidak pernah akur-sama persis seperti Rosé dan Lisa. Penyebabnya tidak lain karena sikap Jackson yang selalu menyebalkan. Namja bertubuh tinggi itu selalu bertingkah konyol yang pada akhirnya selalu membuat Bambam kesal padanya.

"Line!" Dua manusia yang saling memukuli lengan itu terdiam dan langsung mengarahkan pandangannya pada laci nakas Bambam.

Kemudian mereka berdua bertatapan. Mata Jackson menyipit. Sedangkan mata Bambam memunculkan sinar khawatir.

Hana. Dul..Se..t

Keduanya meneroboskan tangan pada laci nakas tersebut.

Lalisaa_m

...

"Lalisa? Nuguji?*" Jackson Hwang. Pria itulah yang berhasil mendapatkan ponsel Bambam.

*fyi : siapa ini?

Bambam berusaha meraih ponselnya dari tangan Jackson. Namun badan Jackson yang jauh lebih tinggi dibadingkan Bambam ditambah ia yang berjinjit dan mengangkat tangannya tinggi, membuat Bambam jadi tidak bisa mengambilnya.

"Yak!" pekik Bambam geram.

***

Lisa mondar mandir kebingungan dalam kamarnya membuat Rosé yang tengah menempelkan masker wajah menjadi kesal dibuatnya. Yeoja blonde itu membuatnya pusing.

Lisa terus saja memandangi ponselnya seraya menggigiti jempol tangan kirinya. Rosé memutar bola matanya jenuh. Yeoja itu beranjak dari meja rias dan menarik bahu Lisa kemudian mendudukkannya.

"Waegeurae?*" tanyanya dengan manik mata yang menatap tepat bola mata Lisa.

*fyi : kenapa sih?

"A-Aniya. Geunyang*-ah sudahlah- tidak usah dipikirkan." elaknya. Lisa kemudian kembali berdiri. Namun tangan Rosé dengan cepat kembali menariknya hingga terduduk.

*fyi : hanya

"Katakan padaku. Apa ini tentang namjachingumu itu?" tanya Rosé menebak.

Plak.

Lisa memukul kepala Rosé. "Aw!" jerit Rosé spontan. Dan dengan cepat Rosé langsung membalas perbuatan Lisa.

Plak.

"Aw! Yak!" Lisa mengelus kepalanya.

Rosé memegangi kedua bahu Lisa. Memaksa Lisa harus memandang wajah yeoja yang sedang memakai masker tersebut.

"Ada apa? Katakan." ujarnya tegas.

"Ti-"

"Geotjimal.*" selanya, "Sudahlah katakan padaku. Aku tahu hubungan apa yang sedang kau jalani dengan Bambam." sambungnya.

*fyi : bohong

"Memangnya hubungan seperti apa yang kau tahu?" sambar Lisa, "Pikiranmu terlalu jauh. Aku belum sampai sana." terangnya.

"Kalian itu saling suka kenapa tidak berkencan saja sih? Gemas aku." katanya seraya mengepalkan tangannya gemas.

"Jangan sok tahu." tukas Lisa segera.

"Tidak. Aku tidak sok tahu. Tapi aku memang tahu." sahutnya, "Kau pikir aku tak tahu apa kalau kalian kemaren berpelukan?" Lisa tercekat.

"Da-Darimana-kau-tahu?" tanyanya gagap.

"Aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri. Kau memeluk seorang namja bertopi dengan masker kemudian berfoto dengannya. Rambutnya berwarna blonde-sepertimu. Dan bodohnya namja itu tidak melepas maskernya saat berfoto denganmu. Dasar pabo." ungkapnya.

"Yak! Kau-"

"Jadi berbohongpun percuma untukmu saat ini. Karena mataku tidak bisa dibohongi oleh siapapun." sambarnya cepat.

Lisa menghela napas. Benar, berbohong pada Rosé tidak akan mempan. Dia selalu bisa membaca raut wajah Lisa.

"Lalu, aku harus bagaimana?" tanyanya lemah.

"Ada apa dengan ekspresimu?" Dahinya mengernyit. "Sepertinya kau-"

"Aku tak tahu cara berkencan." sahutnya dan berhasil membuat Rose langsung menyemburkan tawanya.

"Mwo? Hahaha." Tawanya semakin kencang.

"Aisshh! Kau ini sama sekali tidak membantu!" pekiknya kesal. Lisa melingkarkan tangannya di dada dan memasang muka masamnya.

"Hehe, mian mian, aku bisa membantumu asalkan..." Rosé berbisik ke telinga Lisa.

"Tidak mungkin!" serunya terkejut.

Rosé menghela napasnya, "Mungkin Lisa..." ujarnya meyakinkan.

Lisa menggeleng lemah. "Tapi lebih baik kau kasih tau aku dulu apa yang telah membuatmu seperti itu." tambahnya.

"Sejak kemaren dia belum ngechat aku. Aku mau mulai, tapi bingung mau ngomong apa." jawabnya lemah.

"Ah, jadi begitu rupanya." Rosé tampak berpikir sebentar, "Aku ada ide. Kasih ponselmu padaku." ujarnya semangat.

"Untuk apa?" tanya Lisa ragu.

"Sudah berikan saja padaku." sahutnya. Dan yeoja itu pun memberikan ponselnya.

Rosé mengetik sesuatu, "Apa yang sedang kau tulis?" tanya Lisa yang penasaran sambil mengintip Rosé.

"Jja! Selesai." Rosé menyerahkan ponsel itu kembali pada Lisa.

Kening yeoja blonde itu berkerut. Kemudian ia membuka chat Line-nya.

Lalisaa_m :

...

Matanya membulat. Lisa sontak menoleh ke arah Rosé yang kini tengah tiduran santai di ranjangnya.

"Ige mwoya?"* tanyanya sembari menyodorkan chat yang Rosé kirim pada Bambam.

*fyi : apa ini?

"Itu trik chat kaum yeoja yang buntu dalam mencari topik buat ngechat duluan." jawabnya santai.

"Kau gila Ros. Aku seperti orang tidak jelas kau tahu?" kesalnya. "Mana ada orang waras yang mengirim chat seperti ini?" Lisa mengacungkan ponselnya.

Khun_Bambam

Hai cantik 😊
Kangen ya sama aku?

"Omo!" Rosé terbangun dan langsung menyambar ponsel Lisa.

"Wae?" tanya Lisa bingung.

"Chakkaman." tukasnya.

"Apa yang mau kau lakukan lagi? Kembalikan ponselku!" seru Lisa sambil berusaha meraih ponselnya dari tangan Rosé.

Rosé terus menghindar sampai harus berdiri dari ranjang bahkan sampai harus memutari kamarnya agar tidak tertangkap oleh Lisa.

"Stop!" pekik Rosé. "Tangkap!" Rosé melempar ponsel itu pada Lisa. Yeoja blonde itu langsung gelagapan. Untung saja ponsel itu tertangkap olehnya. Kemudian Lisa menggerutu jengkel.

Ia lantas membuka Line-nya.

Lalisaa_m

Kutunggu besok di café kemaren.
Jangan sampai telat, arra?
Bye, tampan 😘

"Ige mwoya?!" pekiknya kencang. "Aisshh! Cancel. Cancel." Lisa menekan tombol tarik pesan namun gagal. Pesan tidak bisa ditarik. "ANDWAE!!!!" teriaknya keras.

Khun_Bambam

Arraseo...
Aku tidak akan telat chagi 😘

"CHA-CHAGI?!" pekiknya sekali lagi.

Deg. Deg. Deg. Deg.

"Umma eotokke? Dadaku. Jantungku? Kenapa bisa jadi seperti ini umma?" gumamnya.

"Lisa berisik!" Rosé muncul dari balik pintu. "Chukkae!!*" Kemudian memasang tampang meledek Lisa.

*selamat!!

"Roseanne Park!!" pekiknya geram.

"Omona! Wajahmu menjadi seperti udang rebus Lis. Hahaha." sahut Rosé. Lisa langsung pergi melihat cermin.

***

"Omo!Daebak!" pekik Jackson takjub, membuat Bambam langsung menyambar ponsel itu.

Lalisaa_m

Kutunggu besok di café kemaren.
Jangan sampai telat, arra?
Bye, tampan 😘

"I-Ini." Bambam menunjuk layar ponselnya tidak percaya.

"Wow! Yuhu~" Bambam bangkit dari kasurnya dan langsung melonjak kegirangan.

"Kau berhutang satu porsi iga bakar dan tiga botol soju padaku." celetuk Jackson tanpa dosa. Namja itu benar-benar tak memiliki urat malu.

"Memangnya siapa yang bilang akan membelikanmu semua itu?" tukas Bambam.

"Yak! Aku sudah mengatasi masalahmu tahu?!" serunya tidak terima.

"Tapi aku tidak pernah memintamu menyelesaikannya." sahut Bambam membuat Jackson mendengus sebal.

"Kau benar-benar-"

Bambam terkikik melihat chat yang dikirim oleh Lisa.

Apa dia mengajakku berkencan?

***

(Nada Dering) *soundgagal

Ponsel Lisa berbunyi. Lisa membuka matanya paksa. Gadis itu tadinya sudah terlelap hingga ada telepon masuk tersebut.

"Anyeong..." sapanya lirih.

"Uri Lisa...! An-yeong..." suara orang itu menggelendor dan sedikit parau. Dahi Lisa mengerut. Ia menjauhkan teleponnya dari telinganya.

Ia mengernyit dalam. Memfokuskan matanya. "Hanbin?" gumamnya.

Matanya sukses terbuka sempurna.
"Yak! Apa yang sedang kau lakukan?! Kenapa cara bicaramu seperti itu? Apa kau mabuk, eoh?" Lisa langsung menghujani Hanbin dengan serentetan pertanyaan.

"Haha. Apa kau- khawatir... padaku? Jin-ja?" Bicaranya semakin ngelantur.

"Eodiya?" tanya Lisa khawatir.

"Kau... khawatir kan...? Katakan kalau kau khawatir. KA-TA-KAN!" bentak Hanbin.

"Aisshh! Bocah ini kenapa sih?" Lisa mematikan ponselnya dan menyambar jaketnya.

¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤

Hai guys...

Jackson sama Rosé sama-sama jahil ya guys..

Gimana kalau mereka kita jodohin aja guys??

Gemes soalnya liat kejahilan mereka berdua.

Tapi kalau mereka dijodohin, gimana dengan Mino oppa? Dan June oppa?

Hahaha. Abaikan lah guys..

Ceritanya gue lagi bikin project baru tapi mereka semua itulah castnya.

Masih project ya guys..

Bye...

Jangan lupa vote dan comment 😊😊

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top