Hanlis 🌟 28
Mianhae.
Lalisa melepaskan genggaman tangan Bambam. "Kau pulanglah," ucapnya lalu tersenyum. "Kau akan terlambat jika mengantarku. Jaljja." Gadis itu melambaikan tangannya sambil berjalan mundur.
"Tapi, Lis-"
"Bye bye!" pekiknya kemudian.
***
Tiga hari berlalu setelah kejadian tersebut. Lalisa terus menjaga jarak dengan salah satu diantara mereka. Gadis itu hanya menyibukkan diri dengan jadwal yang telah tersusun. Ia ingin menjalani aktifitasnya terlebih dulu. Dan sebenarnya, ia juga tengah menanti kepulangan Bambam dari konsernya di Hongkong dan Taiwan.
"Lisa, kau terlihat sangat ringan akhir-akhir ini?" Rosé mengerutkan keningnya.
"Aku telah mengambil keputusan," ucapnya ringan.
"Jinjja?" Jisoo yang baru datang langsung saja menyeloroh. "Apa sungguh sudah final?"
Lalisa mengangguk. "Iya. Tapi, dimana Jennie unnie?"
"Disini." Jennie datang dengan membawa dua buah kopi dari dapur YGE. Ia lantas memberikan satu kopi untuk Lisa. "Kuharap kau bisa bahagia." Jennie tersenyum tanpa beban. Iya, tanpa beban.
Lalisa tidak mengambil kopi itu, melainkan justru memeluk Jennie erat. "Aku akan mendukung apapun yang akan kau lakukan ke depan, unnie. Aku tidak akan pernah pergi dari sisimu. Itulah janjiku. Terimakasih. Aku mencintaimu." Lisa lalu mengecup pipi kanan Jennie.
"Yak! Aish! Jijik banget, Lis. Aku masih normal. Aish!" gerutu Jennie yang justru disambut tawa oleh seluruh member BLACKPINK.
"Aku ingin menciummu lagi."
"ANDWAE! SHIREO!" Jennie memekik histeris.
Jisoo menggeleng-gelengkan kepala. "Kalian berdua manis sekali."
"Atau ... aku harus memilih Jennie saja?" Semuanya langsung terdiam memandang Lisa. Gadis blonde itu terkikik. "Aih, aku hanya bercanda."
"Sungguh, kau baru saja membangunkan bulu kuduku. Aku tidak ingin dekat-dekat denganmu." Rosé memeluk tubuhnya.
"Btw, Mino apa kabar, Ros?"
Rosé mendadak cemberut. "Dia ..." wajahnya semakin sedih. "...memberiku cincin," ucapnya cepat, dan wajahnya langsung berubah drastis.
"Woah!" Jisoo memekik terkejut. "Kau dilamar?"
"Ini bukan lamaran. Tapi dia mengikatku." Rosé tersenyum bahagia.
"Lalu ..." Semua member menatap Jennie. Semuanya memasanga wajah bertanya. "...kau pilih siapa, Lis?"
Lisa tertawa. Dan ketiga anggota BLACKPINK lainnya ikutan tertawa. Sesaat kemudian gadis blonde itu menghentikan tawanya. "Aku tak akan memberitahumu. Wlee."
"Aishh," semuanya mendengus, "minta dijitak dimana kau, Lalisa?" ketiganya mengarah tangannya hendak menjitak Lalisa.
"Ah, waeyo?"
Jisoo, Rosé dan Jennie kembali menarik tangannya. "Untung main dancer."
***
Malam hari ini hati Bambam gelisah tak menentu. Tentu saja karena perubahan drastis seorang Lalisa.
Jangan. Jangan melakukannya, Lisa.
Ia tidak ingin jika firasatnya menjadi benar. Sangat tidak ingin.
Kenapa tidak ada bintang jatuh?
"Hei!" Jackson datang merangkul Bambam di veranda hotel. "Apa yang sedang kau pikirkan?"
"Aku tidak tahu. Aku hanya merasa bahwa sebentar lagi aku akan menangis."
Jackson tersentak. "Menangis? Kenapa harus menangis?"
"Geunyang," ujarnya kemudian.
Entahlah, aku hanya tidak ingin Tuhan membuatnya nyata. Aku harap waktu berhenti saat ini.
"Mamaku selalu bilang padaku seperti ini," Jackson memandang ke arah Bambam, "jangan membiarkan hatimu memenjarakan pikiranmu." lalu menarik sudut bibirnya tipis.
"Sejujurnya aku tahu apa yang kau pikirkan," imbuhnya.
"Dari?"
"Matamu."
* kumulai jatuh cinta. Kumelihat melihat ada bayangnya. Dari mata kau buat kujatuh jatuh terus jatuh ke hati. Plak! 😂
"Kau sedang memikirkan Lalisa, kan? Tertebak sekali. Kau sangat mudah ditebak."
Bambam memutar kepalanya cepat. "Tidak mungkin!" pekiknya.
"Kau merindukannya, bukan? Kau juga ..."
"Mwo?"
"...takut kehilangannya, benar, kan?"
"Eotokke noe ..."
"Kemarin malam kau mabuk dan membuat kekacauan. Kau mencengkeram kerah baju Jaebum dan memakinya 'brengsek'. Jaebum hampir saja membunuhmu saat itu, lalu tiba-tiba kau menyebut nama Hanbin dan Lalisa."
"Mwo?" Bambam sangat terkejut. "Tidak mungkin. Kenapa aku tidak bisa mengingatnya?" tanyanya dan Jackson hanya mengangkat bahunya.
"Kau mengira Jaebum adalah Hanbin dan aku sebagai Lalisa." Jackson memasang muka datarnya.
"Tidak mungkin. Kalian bahkan tidak mirip sama sekali."
"Tapi itulah faktanya. Cih, aku lebih suka dikira sebagai Hanbin yang mau ditonjok daripada dicium kau."
Mata Bambam membulat. "Apa?" Laki-laki itu menggeleng-gelengkan kepalanya. "Tidak. Tidak mungkin. Aku?" Bambam menggidikkan bahunya.
***
Lisa sudah berada di depan ruang latihan iKON. Ia mencoba mengatur napasnya sebelum memasuki ruangan seobanim-nya itu.
"Anyeonghaseo," sapa Lisa seraya membungkuk setengah badan usai memasuki ruang latihan tersebut.
Semua anggota iKON terkejut dengan kedatangannya, terlebih Hanbin, lelaki itu langsung berdiri ketika Lisa berjalan ke arahnya.
"A-Ada apa kemari?" tanya Hanbin gugup.
Para personel iKON terkikik melihat kharisma leader mereka yang tengah gugup.
"Aku ingin memberimu ini." Lalisa menyerahkan sekotak makanan untuk Hanbin.
"Untukku?" Hanbin meraih kotak makan tersebut dan mendapat jawaban berupa anggukan kepala dari Lalisa.
"Woah..." seru keenam anggota lainnya kompak, "Hmm!" kemudian berdeham bersamaan.
Hanbin menatap tajam seluruh member sambil berkomat-kamit tak jelas. Pada akhirnya ia justru ditertawakan oleh semua member.
*kasihan banget biay..
"Semangat latihannya! Sampai jumpa nanti malem," ujarnya. Lisa lantas membuat isyarat 'jari telepon' pada Hanbin untuk menelpon. Namja itu mengangguk mengerti.
Usai Lalisa meninggalkan ruangan latihan, Jay, Song, Chan, DK, Junhoe, dan Bobby, mengerumuni Hanbin.
*Maddi manggil pake nama baru mereka btw, walaupun yah, maddi lebih suka nama asli mereka 😅
"Apa itu tadi? Apa kau berhasil merebutnya dari si bule Thailand temannya?" tanya Jay, yang tertua di grup.
*Jay itu Jinhwan, sa Allah. Imut Jinhwan daripada Jay. 😂
Pipi Hanbin memanas dan lelaki itu mengangguk malu. "Sepertinya begitu."
"Woah!" pekik semuanya kompak.
"Kalau begitu," Bobby menyeringai, "makanan ini buat kita." lelaki itu merebut kotak makanan pink itu dari tangan Hanbin.
"Yak! Andwae!" Hanbin lantas mengejar Bobby yang berlari mengitari ruangan latihan. "Itu hadiah pertama dari dia. Jebalyo, jangan begitu, kembalikan padaku," pinta Hanbin.
"Shireoyo, wlee." Bobby memasang muka menyebalkannya pada Hanbin.
"Yak!"
Seluruh anggota iKON tertawa melihat kerusuhan twins rapper itu. Double B yang lucu.
Sementara itu, Lalisa merasa jika jantungnya hampir saja meledak. "Apa pipiku memerah? Pasti memerah. Oh tidak, tidak, tidak." Ia mengipas-kipaskan tangannya di wajah.
Lalisapun menghilang dari depan ruangan latihan iKON. Ia sudah panas sekali. Ia harus mendinginkan otak dan tubuhnya. Dia bisa demam jika suhu tubuhnya tetap memanas seperti ini.
***
Bambam menaiki pesawatnya pulang ke Korea. Sebelumnya, ia sudah mengirim pesan pada Lisa bahwa dia akan segera kembali ke Korea. Namun sampai keberangkatannya, sampai semua anggota telah masuk ke dalam pesawat dan hanya menyisakan dirinya, Lalisa belum juga membalas pesan tersebut.
Mungkin dia sedang sibuk.
Ia hanya ingin berpikiran positif.
Ponsel Lalisa memang berada di dalam tas mininya. Sedangkan ia sendiri masih belum kembali ke ruang latihan. Gadis itu masih mendinginkan dirinya di dalam kamar mandi.
Bambam terus memandang keluar jendela. Ia tidak bisa menidurkan dirinya seperti para teman-temannya.
¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤
Kurang dua chapter lagi...
See you 😙😙
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top