Chapter 3

~Valya's PoV

Aku mengantarkan makanannya ke kamar Pangeran.

Aku mengetuk pintu dua kali lalu masuk.

"Pangeran.. Makananmu telah siap." Ucapku sambil menaruh nampan makanan diatas meja.

Pamgeran Alex mengangguk dan berjalan menuju mejanya.

"Kenapa kau tidak mau makan diruang makan saja??

"Meskipun makan disana aku tetap saja sendirian." Ucapnya pelan, tapi aku masih bisa mendengarnya.

Aku membungkukkan badanku kemudian beranjak keluar kamar.

"Mau kemana kau?" Tanya Pangeran.

"Keluar untuk membiarkanmu makan. Lagipula, aku masih harus mencuci pakaianmu yang kotor." Jawabku.

"Aku memiliki banyak pelayan untuk melakukan itu. Duduklah," Ucapnya tanpa melihatku.

Tanpa kusadari bibirku mulai menyunggingkan senyuman.

"Kalau kesepian, bilang saja." Ucapku meledek. Pangeran menatapku tajam.

Setelah itu aku diam membiarkan Pangeran menghabiskan makanannya. Aku mulai berfikir bahwa sebenarnya pangeran tidak seburuk yang orang lain kira. Meskipun memang menyebalkan.

Setelah Pangeran selesai, aku mengambil piring dan gelasnya yang telah kotor. Aku membawanya ke dapur. Stanley langsung mengambil piring dan gelas kotor tadi, lalu memberikannya pada seseorang.

"Thanks Stanley." Ucapku.

"Kau terlihat betah bersama Pangeran." Ucapnya sambil menyodorkan segelas jus jeruk yang terlihat sangat segar.

"Ah.. I need this." Ucapku sambil meneguk jus tadi.

"Well, dia sebenarnya bukan orang yang terlalu buruk. Memang menyebalkan, tapi bukankah kita semua, walaupun hanya sekali, pernah menjadi menyebalkan? Kurasa Pangeran hanya kesepian." Ujarku.

"Hmm.. You're right. Tapi tetap saja, aku masih merasa takut jika berada disekitarnya. Auranya berbeda dari Vampire lain. Seolah tidak ada yang bisa melawannya." Ucapnya.

"Aku juga sering merasa begitu. Tapi aku abaikan saja. Sudah ya.. Aku mau istirahat dikamar. Membersihkan kamar Pangeran membuatku kehabisan tenaga." Balasku.

"Istirahatlah. Saat kau bangun, akan kusiapkan makanan spesialku." 

"Thanks. G'night."

Aku beranjak kekamar. Sesampainya disana, aku langsung membanting tubuhku kekasur dan dalam waktu kurang dari 1 menit aku sudah terlelap.

~~~~~~~~~~~~~~~

Aku mendengar suara orang-orang berteriak satu sama lain. Teriakan ketakutan dan teriakan kemarahan. Samar-samar aku mendengar suara Roselyn sedang menyuruh penjaga. Aku memaksa mataku untuk terbuka. Dengan rasa kantuk, aku berjalan menuju pintu dan melihat para penjaga sedang berlarian.

Aku melihat Airin dan pembantu lain berlari ke lain arah. Aku menarik tangannya agar dia berhenti. Airin menoleh kearahku dengan terkejut.

"Valya?! Kamu masih disini?!" Tanyanya kaget.

"Airin, ada apa sih?" Tanyaku bingung.

"Pangeran Alex mengamuk. Ini pernah terjadi sebelumnya. Dia mengamuk karena belum meminum darah selama 2 minggu. Sudah, ayo kita ke tempat perlindungan." Jawabnya panik.

Bukannya ke tempat perlindungan, aku malah lari menuju tempat Pangeran. Aku mendengar Airin memanggilku namun kuabaikan. Yang ada dipikiranku hanya satu, Pangeran

Pangeran berada dikamarnya. Aku melihat kamarnya sangat berantakan, dan para penjaga menahan Pangeran. Pangeran menatapku dengan penuh nafsu. Para penjaga menyuruhku pergi, namun aku diam.

Pangeran terlepas dan langsung menerjangku. Dia menancapkan taringnya pada leherku. Aku tidak tahu apa yang merasuki ku, aku memeluknya sambil berkata 'tidak apa-apa'. Dia melepaskan taringnya. Tangannya masih memeluk pundakku. Aku merasakan air mata di pundakku. Pangeran menangis.

"Pangeran.. Kau tidak apa-apa?" Tanyaku lembut. Aku berniat melepaskan pelukannya untuk menatap wajahnya, namun dia mengeratkan pelukannya.

"Tetaplah seperti ini sebentar lagi." Ucapnya.

Aku memeluknya dan meletakkan kepalaku di pundak kanannya. Roselyn menyuruh para penjaga untuk membiarkan kami berdua.

Selama 15 menit, kami berpelukan. Setelah itu, Pangeran melepaskanku dan berjalan menuju tempat tidurnya, satu-satunya barang yang masih rapih. 

Aku berjalan kearahnya dan berlutut didepanya.

"You Okay?" Tanyaku.

Dia hanya mengangguk.

"Rasa hausmu sudah hilang?" Tanyaku lagi.

Sekali lagi dia mengangguk.

"Sorry" Ucapnya.

"It's okay. Bukannya sudah kukatakan?" Ucapku tersenyum.

"Mulai sekarang, kalau kamu haus bilanglah. Aku akan memberikanmu darahku. Tapi jangan terlalu sering ya. Aku bisa pingsan nanti." Lanjutku sambil tertawa.

Aku berdiri dan beranjak keluar. Namun tangan Pangeran menahanku. 

"Jangan pergi." Ucapnya. Kepalanya menunduk.

Aku mempunyai firasat kalau aku meninggalkan Pangeran sesuatu yang buruk akan terjadi. Aku pun menyuruhnya tidur dan meyakinkan kalau aku tidak akan pergi. Sementara Pangeran tidur, aku membereskan kamarnya, lagi.

***********************************

Udah.. Sorry to make you wait guys.. Kesannya sih keliatan dipercepat, karena jujur aku kehabisan ide buat bikin ini cerita. Thank U buat yang baca ini cerita walau updatenya lama bingitzz. Lebih Thank U lagi buat yang ngevote. Thank u!!! Maaf kalau ada TYPO..

Lup U All

*Sapphire

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top