Chapter 15

Keadaan Valya semakin memburuk. Tubuhnya penuh luka dan punggungnya terasa sangat sakit.

Vero yang melihat kondisi kembarannya membuatnya semakin merasa bersalah. Ia selalu bergantung kepada kembarannya.

"Vivi.."

"Aku baik-baik saja Vero. Jangan khawatirkan aku."

'Aku harus segera mencari cara keluar. Aku khawatir dengan kondisi Alex.' Batin Valya.

"Hai. Waktunya untuk suplemen kalian. Bangunlah!!"

Vero membantu Valya untuk duduk. Kali ini dialah yang berada didepan Valya.

Meskipun ia ketakutan setengah mati, tapi ia tidak ingin Valya terluka lebih parah.

"Ohh. Lihatlah. Akhirnya yang lemah berusaha berani. Benar-benar menggelikan. Tenang aku kesini hanya untuk suplemen. 1 bulan lagi adalah Blood Moon. Aku tidak akan menyakiti kalian lagi." Ucapnya.

"Ini sudah 2 bulan?!" Kaget Valya.

"Yep. Sekarang diamlah."

Setelah menyuntikkan 'suplemen'ke mereka berdua, Marcos pergi.

"Ini sudah 2 bulan?! Lalu Alex bagaimana? Dia belum menghancurkan istananya kan? Belum mengamuk kan? Aduh, bagaimana ini?!!!" Ucap Valya panik.

"Vivi? Tenang dulu. Maksudmu apa? Alex siapa?" Tanya Vero bingung.

"Alex itu.. Pangeran kerajaan kita. Dan aku Mate nya. Aku diberi kesepakatan untuk menjadi pelayan pribadinya dan mereka akan membantuku mencarimu. Tidak usah khawatir Vero. Aku bahagia dengannya." Jelas Valya.

'Aku harus mencari cara untuk keluar. Paling tidak aku harus memberitahukan Alex.' Valya melihat sekelilingnya.

Meskipun ia saat sangat kesakitan, Valya mengabaikan rasa sakitnya dan berjalan mengelilingi ruangannya saat ini.

"Vivi. Hiks. duduklah, lukamu terlalu parah." Vero menekan pelan bahu Valya agar ia duduk.

"Aku ngga apa-apa Vero. Kita harus keluar dari sini."

Begitu Valya mengatakan itu, pintu dibanting keras. Marcos masuk dengan ekspresi marah.

"Brengsek. Bagaimana bajingan itu bisa menemukan tempat ini?!!" Bentak Marcos kepada salah satu anak buahnya yang mengikuti Marcos.

"Saya akan menahannya, Master." Ucapnya sebelum beranjak pergi.

Marcos menarik paksa lengan Valya, dan anak buahnya yang lain menarik Vero. Mereka menyeret kakak beradik itu keluar dari ruangan.

Mereka berjalan menelusuri lorong panjang yang cukup gelap.

Valya bisa samar-samar mendengar suara keributan diluar.

Marcos membawa mereka sampai ke sebuah pintu berwarna hitam di ujung lorong.

Begitu Marcos membuka pintu itu, dinding di sebelah mereka hancur.

Sebuah siluet terlihat dibalik debu tebal yang berterbangan.

Begitu debu jatuh, sosok Alex yang terlihat kacau dan marah terlihat.

"Alex!!"

Alex langsung menoleh kearah suara itu.

Matanya yang mulai berbinar begitu mendengar suara Matenya itu kembali menggelap begitu melihat keadaan Valya.

Tubuhnya mengeluarkan aura dingin yang membuat lantainya membeku.

"Bajingan."

Alex langsung menuju kearah Marcos.

Marcos yang menduga itu, langsung mencekik leher Valya dan mendekatkan mulutnya ke laher Valya.

"Maju satu langkah dan ucapkan selamat tinggal pada Mate mu."

Alex menghentikan langkahnya.

"Lepaskan dia. Aku akan melakukan apapun." Alex mengepalkan tangannya ketat.

"Termasuk membunuh dirimu sendiri?"

"Alex stop!"

Alex semakin mengepalkan tangannya hingga darah menetes dari telapak tangannya.

"Ya."

=============================
Pada nungguin ya?

Aku masih hidup kok. And to be honest..

I completely forgot about this story.

I'm sorryyyyyyyy

Karena ini cerita udah lama, aku udah lupa alurnya so... maaf ya.

Byeee

*Sapphire

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top