tandingan Memasak
Setelah hari yang berat kemaren terlewati, aku bisa bersantai sejenak sekarang. Siang yang indah bagiku untuk membaca cerita di Wattpad sambil di temani segelas sirup leci di meja belajarku. Ah... Sangat tenang........
Sayangnya kedamaianku hancur lebur ketika pintu kamarku terbuka( di dobrak paksa) dengan dua orang makluk jadi jadi dan pastinya kalian mengenal mereka.
"Zeito!! Kami berdua akan melakukan tanding memasak!!" kata Lily dengan bersemangat.
"Benar kak! Kau harus jadi jurinya" sambung Asa
Sesaat aku menyipitkan mata pada mereka. Dan berpikir sejenak.
"Memangnya kalian bisa masak?. Lupakan saja, kalian hanya akan membuang buang bahan makanan"
Selama ini selalu aku dan cuma aku yang memasak kenapa?. Karena Jika kalian masih ingat insiden 'anak yang malang' dulu kalian pasti tau kenapa aku melarang Asa memasak.
Sedangkan Lily?. Apa yang bisa kau harapkan dari wanita Psyco seperti dia? Pentol mata, sop kaki?, atau sate jari. Membayagkannya saja sudah menjijikkan.
"Jangn meremehkan kemampuanku Zeito!!" kata Lily berapi api. Wow mungkin aku sekarag tak memerlukan pematik lagi.
"Kak apa kau ingat masakan terakhirku?!!" gayanya pengen pamer kalau bisa masak.
"Tidak. Yang kuingat cuma mulutku yang berbusa setelah memakannya." kataku jujur.
Seketika Lily terbahak bahak. Dan adikku menundukan wajahnya yang memerah malu. Mau bagaimana lagi? Itu benarkan?.
"Kalau si littel sweaty sister sih cuma bisa ngaracun orang" ejek Lily
"Woi! Siapa yang littel sister!! Tante tante!!"
"Hehehe anak kecil selalu mengoceh gak jelas pada orang dewasa"
"Yang ngoceh duluan itu kamu!!" oke mereka mulai lagi.
Seketika kepalaku pusing. Ya ampun telingaku bisa berdarah kalau begini terus.
"Tunggu saja Zeito!! Kau pasti menangis setelah memakan masakannku" Lily ngacir dari kamarku.
"Tenang saja kak!! Aku tak akan mengecewakanmu lagi" Asapun menyusul.
Sejenak kamarku kembali hening. Aku berjalan mendekati jasad, mayat, bangkai atau apapun itu yang bisa meggambarkan nasif pintu kamarku saat ini.
Aku sekuat tenaga menahan air mata melihat mayat pintu kamarku yang sudah ter geletak tak berbentuk.
"Kau sudah berjuang keras selama ini" kataku
"Beristirahat lah" kataku kemudian rebah dan tetidur di kasur. Mengingat aku tak pernah mengijinka dua makluk jadi jadian tadi mengunakan dapurku.
(Skip)
Aku bangkit dari (kematian) tidurku dan menuju dapur ketika mereka mulai ribut memanggilku. Kubasuh wajah dan tangnku dan duduk di meja makan.
"Silahkan di nilai karya terhebatku!" kata Lily sambil menaruh sepiring capcai di depanku.
"Capcai?"
"Masakan ini penuh dengan sayuran yang bergizi dan....bla....bal..." dia mulai menjelaskan.
Sesat aku memperhatikanya. Terlihat normal bagiku aku menyuapkan satu sendok kemulutku.
"Enak " gumamku tak sadar.
"Benarkan!! Tentu saja enak aku mencampurkan bumbu rahasia yang diberikan tetangga kita" kata Lily polos
"Bumbu rahasia? Dari tetangga!!??" tiba tba saja sakit kepala hebat menghajar kepalaku.
"Iya, dia bilang daun ini bisa manmbah vitalitas tubuh" katanya sambil menunjukan sebuah daun yang tak asing bagiku"
"Berapa lebar daun kau masukan dalam masakan ini!!??" tanyaku dengan badanku mulai sempoyongan.
"Tidak banyak cuma 20 lembar. Memangnya ini daun apa?" tanyanya polos lagi
"Itu....I.....tu.....da...un.... GANJA!!" sesaat kemudian aku tepar.
Setelah satu setengah jam teler. Aku mpbangkit kembali dengan kepala pusing dan syok. Kenapa syok?. Syok karena sadar sekarang aku pengguna Narkoba secara tidak langsung.
"Tenang kak! Masakan adikmu ini akan mengembalik semangatmu" katanya sambil membusungkan dada bangga.
"Aku ragu tentang itu."
Sop daging lagi? Tapi lebih banyak sayuran dan dagingnya berbentuk bulatan mencurigakan.
"Ini bukan daging manusiakan?" tanyaku memastikan
"Tentu saja bukan, dan tak ada bumbu special segala dalam sop seperti si nenek lampir" ejek Asa
"Awas kau nan......." aku langsung memotong ucapan Lily.
"DIAM! Kau masih dihukum!!!" Asa tersenyum penuh kemenangan.
Aku mulai menyendok satu suapan, dua suapan, tiga suapan dan beberapa suapan. Ini enak pikirku.
"Kuahnya enak. Terbuat dari apa?" tanyaku.
"Dari kaldu danginya,penyedap rasa, garam, sedikit gula, dan abu mayat" katanya santai.
"Oh... Abu mayat" sesaat kemudian otakku bekerja tunggu dulu!!! ABU MAYAT!!!!
sontak aku menyemburkan masakan itu. Berusaha aku menahan rasa mual yang menggrogoti perutku.
"DAGING !! DARI APA DAGINGNYA!!" tanyaku sambil memperhatikan sesuatu yang menyembul dari kuah soup. Mukaku semakin pucat.
"Itu~~~ daging tikus" secara bersamaan beberapa kepala tikus menyembul keluar dari dalam kuah soup.....
Aku sudah tak tahan lagi..............
"Kyaa....!!!! Zeito muntahmu mengenaiku!!!"
"KAKAK!!!! Muntahmu bercampur darah!!!!"
Setelah itu aku menghukum mereka hand Up sambil bediri di pojokan seharian.
===============================================
Gaje? Aneh?
Menyimpang?
Biarin... Yang penting
Happy.
Kritik dan saran.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top