penyerangan part 2

   Dengan mengendap-endap aku mendekati bangunan itu. Kupakai masker dan jaket kulitku, dan menunggu saat yang tepat untuk menyerang.

   Aku mengambil ancang-ancang. Dengan sekuat tenaga aku melempar gunting ku dan sukses menancap di salah seorang bersenjata itu.

  Pria itu tumbung tanpa banyak perlawanan, sementara temanya berusaha menghubungi yang lain.

  Dengan cepat aku melesat keluar dari tempat persembunyianku. Dan menyetrum pria itu dengan strumgun.

   Aku mencabut gunting ku dan mengambil salah satu senapan mesin dari mereka dan berlari masuk.

================================

   Di ujung lorong aku dapat melihat dua orang bersenjata menjaga pintu sebuah ruangan yang bisa dipastikan adalah ruang generator.

   Aku menarik pemicu granat ku dan menggelindingkan nya di lantai kemudian aku menembaki mereka dengan senapan curian ku tadi.

  Refleks mereka tiarap dan membalas tembakanku. Beberapa peluru mereka mengenai lengan kiri ku.

   Namun, tembakan mereka berhenti ketika mereka menyadari granatku sudah mendekati wajah mereka.

  Mereka tak sempat menghindar dan terkena ledakan itu.

"Kakak aku mendengar suara ledakan... dan 4 orang bersenjata masuk, kau tak papa?" Suara Asa dari earphone ku

"Aku tak papa, tetap fokus dan bersiap menyerang sisanya dalam 5 menit" perintah ku.

================================

  Aku berhasil masuk ke dalam dan menemukan sebuah generator besar yang menyala di ruangan itu.

  Aku melihat sekitar dan mendapati sebuah kamera CCTV di sudut ruangan itu.

  Aku melambai-lambaikan tangan ku pada kamera itu, kemudian menembaknya sampai hancur.

  Bergegas aku mematikan generator itu dan membuat semuanya menjadi gelap, dan memakai kaca mata infra merah ku.

  Aku menaiki sebuah tangga kayu (entah untuk apa disitu) dan memasuki sebuah fentilasi di sana .

  Enam orang memasuki ruangan itu dan dua orang berjaga di luar, dengan senter mereka masing-masing.

  Aku menarik pemicu tiga granat sekaligus dan melemparkannya keluar dari fentilasi.

  Kalian perlu tau kalau granat ku memerlukan waktu 5 detik untuk meledak setelah pemicunya di tarik.

   Granat itu keluar dari fentilasi membutuhkan waktu 2 detik, dan 2 detik waktu yang dibutuhkan untuk jatuh ke lantai.

  Dan di detik berikutnya ketiga benda itu meledak. Ruangan tua itu bergetar hebat pada saat itu.

  Aku memajukan sedikit badan ku agar dapat melihat keadaan.

  Keenamnya tewas tapi dua orang yang di luar selamat karena bersembunyi di balik dinding.

  Kedua orang itu menyadari keberadaan ku dan mengarah senjatanya padaku.

  Refleks aku memundurkan badanku dan menjauhkan kepalaku dari Unjung fentilasi, sebelum peluru mereka melubangi kepalaku.

'ini buruk ~~~~~~ini buruk~~~~~~~ini buruk ~~~~~~!!!!!'

Sial...!!!! Mereka mengetahui posisiku, dan aku tidak bisa keluar dari sini......!!!!!!

  Akan sangat gawat jika mereka memiliki granat dan melemparkan nya ke sini....!!!! Apa yang harus ku lakukan.....!!!!!

  Di tengah kegelisahan ku sebuah cahaya mulai memenuhi ruangan itu. Seketika aku menyadari kalau itu adalah flash bang milik Asa.

  Dengan sigap aku mematikan earphone ku Dan merapatkannya ketelingaku serta menutup mata.

  Flash bang yang kuberikan itu bukan flash bang biasa. Selain mengganggu penglihatan benda itu juga mengeluarkan suara berfrekuensi tinggi yang mampu memecahkan kan gendang telinga kalian.

  Selain itu intensitas cahaya yang di keluarkan 10x lebih kuat dari flash bang normal dan mampu membutakan mata yang melihatnya secara langsung. (Lihat ilustrasi)

   Beberapa saat kemudian aku merasa seseorang menyentuh kepalaku.

   Aku membuka mataku dan mendapati Asa yang melihatku sambil tersenyum.

   Aku melepas masker dan kacamata infra merah ku agar mampu bernafas dengan lebih baik, dan berusaha mengeluarkan diriku dari fentilasi itu.

================================

  Setelah keluar dari tempat itu, aku menjitak kepala Asa.

"Heeeii.... mengapa kakak memukulku...!!?? Aku sudah menyelamatkan kakak kan??"

"Dan kau juga hampir membuatku BUTA DAN TULI KAU TAU...!!!???, Mengapa kau tak memberitahukan terlebih dahulu lewat earphone??"

"Hehehe... maaf aku lupa.." katanya enteng.

Aku hanya menggerutu marah dengan keteledoran adikku.

"Berapa orang yang kau habisi?" Tanyaku padanya.

" Enam..." jawabannya dengan riang.

"Aku sepuluh, berarti..
. Sisa 10 kan?" Tanyaku memastikan.

"Tidak" katanya sambil menggelengkan kepalanya.

  Aku dibuatnya kebingungan. Kemudian ia mengangkat kapaknya dan melemparkannya kebelakang.

  Lemparannya sukses mengenai kepala seseorang yang sedari tadi bersembunyi dan berusaha menembak kami.

"Sisa sembilan..." kata adikku dengan tersenyum.

Aku menatap horor padanya.

'semengerikan inikah sisi psycopath adiku??' pikirku sesaat.

================================

"Sudah tidak ada orang lagi di lantai dasar kak."

"Bagus.... lakukan sesuai rencana aku akan menuju lantai atas" kataku padanya.

"Roger...." jawabnya, kemudian ia pergi.

   Ketika aku hendak menaiki tangga, tiba-tiba saja aku dihujani peluru dari lantai atas.

     Sontak aku melompat ke samping untuk menghindari peluru dan bersembunyi di balik pilar beton di situ. Namun lengan kananku sempat terkena tembakan mereka.

"Ah sial..... ini tak akan mudah" gumamku kesal.

================================

Keritik dan saran
Saya tunggu
.
.
.
.
.
Vote dan Comment
Bagi yang ikhlas

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top