[Ekstra] Libur.
Pagi itu, aku duduk sambil membaca koran dengan ditemani secangkir cokelat hangat di teras depan bersama Asa disebelah ku.
Sesekali aku menyeruput secangkir cokelat hangat ku dan melanjutkan membaca koran.
"Aaahh...... ini baru namanya hidup" ujarku santai.
"Uuh... kak ?" Tanya Asa dengan ragu-ragu.
"Ya..?" Sahut ku.
"Bukannya kita sedang bertempur di chapter sebelumnya?" Tanya adikku.
"Aouthornya lagi habis ide, kita libur hari ini." Kataku simpel.
Asa mengangguk-angguk paham. Ia mengambil cangkir ku dan menyeruput nya juga.
Sungguh damai~~~
Sayangnya kedamaian tersebut hancur begitu saja ketika aku mendengar suara gaduh dari dalam rumah.
Aku menghela nafas berat.
Jika aku membiarkan makhluk-makhluk bar-bar itu mungkin rumahku akan hancur.
Aku bangkit berdiri.
"Aku akan masuk dan mebereskan keributan mereka." Kataku pada Asa, kemudian masuk ke dalam.
================================
Di ruang tamu aku dapat melihat dua ekor (?) Makhluk berambut kuning dan merah yang merupakan sumber kegaduhan tadi tengah bermain ular tangga.
Aku baru saja menyadari kalau guci diruangan itu telah pecah. aku menatap mereka dengan seksama.
Dan Mereka berdua balik menatapku kemudian yang berambut merah meloncat ke arah ku dan memelukku.
"Darling...!! Nenek tua itu bermain curang...!" Kata Amelia.
"Aku tidak bermain curang....!!!! Dan siapa yang kau sebut NENEK TUA..!!!???" sanggah Lily.
"Bisakah kalian bermain dengan tenang dan tidak menghancurkan barang-barang di sekitar kalian?" Kataku pada mereka.
"Darling.... darling..... dia yang memecahkan guci tadi...!! Aku melihat nya.....!!"
"Berhenti berdusta bocah manja..!!! Dan menjauh lah dari Zeito..!!"
"Bilang saja kalau kau cemburu..! Lagi pula darling suka dipeluk Amelia kan...??"
"Tidak" jawabku datar.
Wajahnya yang semula ceria berubah menjadi murung dan air mata mulai mengalir di sudut matanya.
Ia menangis.
Aku menghela nafas (lagi). Aku dekap wajahnya ke dadaku dan mengelus-elus kepalanya.
"Maafkan aku, tadi itu cuma bercanda. Aku suka kok (-_-') " kataku padanya.
Dari sudut mataku aku dapat melihat Lily membuang muka kesal dan menyilangkan tangan di depan dada.
Aku menariknya dan mendekap wajahnya pada dadaku dan mengelus-elus kepalanya juga dengan lengan kiriku.
Ia tidak menolak atau mencoba melawan. Ia hanya diam dan menyembuhkan wajahnya yang merah.
Aku hanya menggeleng-gelengkan kepalaku.
Aku mendekatkan mulutku ke telinga mereka dan berbisik.
"Meskipun kita sedang libur bukan berarti kalian bisa berbuat seenaknya di rumahku" kataku dengan mengerikan.
"Aku tidak terlalu suka berbuat kasar pada wanita namun jika kalian menguji kesabaran ku....."
"kalian tak akan tidur nyenyak malam ini....... Paham...??" Kataku dengan mengintimidasi dan tersenyum setan.
Mereka mengangguk cepat menanggapi perkataanku. Aku melepas dekapanku.
"Aku akan membereskannya. Kalian lanjutkan saja pertandingan kalian, aku akan mengambil sapu dan serok"
Kataku sambil menuju ruang tengah.
================================
Di ruang tengah, aku mendapati pak alfrit tengah menonton berita dengan secangkir kopi di depannya.
"Hei apa yang kau lakukan di sini"
Ia tersenyum padaku kemudian menjawab.
"Hah.... jangan dingin begitu. Hari ini kita libur kan?"
"Lagi pula tokoh antagonis seperti ku juga butuh bersantai....."
"Apa lagi di chapter depan aku akan sangat...... sibuk" katanya dengan tenang.
Aku menyipitkan mata.
"Oke....... selama kau tak membuat kekacauan aku akan membiarkan mu"
Ia tertawa kecil mendengar perkataan ku.
Karena aku tak menemukan benda yang ku cari di situ, ku putuskan untuk pergi ke kamar ku.
================================
Di kamar ku, aku menemukan Sona yang tengah asik membaca buku tulis ku.
"Tidak sopan jika seseorang membaca buku orang lain tanpa izin dari pemiliknya." Bisikku ke telinganya.
"Wuaaw.... Zeito....!!! Kau membuatku kaget...!!!"
"Aku hampir memukul mu tau..!!" Katanya dengan cemberut.
Aku terkekeh melihat tingkahnya.
"Aku akan terkapar di ruang ICU jika kau memukulku." Kataku.
Ia masih memasang wajah cemberut nya.
"Kau menyukai tulisan ku?"
"Huh?... tulisan mu cukup rapi, kalimatnya ringan, mudah dibaca, dan cerita tanya cukup menarik."
"Aku menyukainya. Tidak seperti Aouthor kita yang kebanyakan typo dan tulisannya amburadul."
"Ah... kau memujiku berlebihan." Kataku senang.
"Tapi Zeito. Kenapa semua cerita mu mengandung banyak unsur pembunuh dan kekerasan..?"
"Kau bahkan menggambarkan ilustrasi penyiksaan nya di buku tulismu"
" My sister is a psychopath, you remember? And there are yellow haired creatures also living here" jelas ku dengan bahasa Inggris.
"Ah... benar. Kau punya banyak referensi tentang itu setiap hari."
"Aku senang kalau kau pengertian. Ngomong-ngomong, apa kau melihat sapu dan serok?"tanyaku.
"Terakhir kali aku melihatnya di dapur tadi..." jawab Sona.
"Uumm.. baik lah. Aku akan pergi kesana"
Aku pun pergi ke dapur.
================================
"Hihihihihihi~~~" ujar suara cempreng di sana.
"Dengar.... tak ada orang yang takut jika hantunya muncul di pagi hari."
"Tidak mungkin.." ujar suara itu.
"Mungkin saja" jawabku singkat.
"AH... SIAL..!! aku harus memperhatikan hal itu lain kali" ujar Loria.
Gadis hantu itu kemudian melayang kesana-kemari tak jelas.
"Apa lagi jika hantunya cengeng, lemot dan suka teriak-teriak,
Bukannya takut, orang-orang akan tertawa melihatmu" kata ku.
"ITU TIDAK BENAR...!!!" Sanggahnya
"Kebenaran memang sulit di terima" jawabku.
"AAARHH..... berhenti mengejekku!!"
"Aku tau kau sedang tertekan karena cerita mu tidak laku dan dihapus Aouthor yang membuat dirimu menjadi lebih payah dari yang biasanya."
"CUKUP..!! Jangan ingatkan aku akan hal itu.......!!!! AOUTHOR JAHAT....!!! bisa-bisanya dia menghapus cerita nya... "
Loria jongkok di pojokan sambil menangis.
"Ya ampun..... bagaimana mungkin orang ketakutan jika hantunya seimut ini"
"Huh? Kau mengatakan sesuatu Zeito??"
"Aah... lihat. Aku menemukan sapu dan seroknya" kata ku mengalikan.
"Hei... hei..!! Kau tadi mengatakan sesuatu tentang ku tadi..!!"
"Aku pergi dulu~~~~"
Dengan cepat aku meninggalkannya.
================================
Aku terkejut bukan main melihat keadaan ruang tamu.
Ada banyak retakkan dan hancur di dinding, sobekan sofa, rusaknya lukisan, serta lampu diruangan itu pecah.
Aku dapat melihat Lily dengan pisau daging di kedua tangannya berhadapan dengan Amelia dengan pisau buah di tangannya.
Aku menjatuhkan sapu dan serok yang kupegang dan membuat mereka menoleh padaku.
Aku mengeluarkan aura membunuh yang sangat pekat. Ruangan itu seketika menjadi gelap dan horor.
"Sepertinya kalian tidak bisa menggunakan telinga kalian dengan baik" kataku dingin.
"Ini salahnya Zeito/darling ...!!" Kata mereka bersamaan.
"Jika kalian tak bisa menggunakan telinga kalian....... "
"biarkan saja aku memotongnya dengan guntingku.....!!!!"
Dan hari itu, menjadi hari yang panjang.
================================
.
Keritik dan saran
.
.
.
Vote and Comment
Bagi yang ikhlas.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top