Chapter 8 - Ksatria Purba, Elite, Kembar, dan Cowboy
Saya tau kalian tidak akan sabar untuk menunggu nih cerita. Makanya ku mulai sistem ketik ngebut /hylyh
.
Berlari terus berlari lewati lembah-- maaf, salah naskah. Kita ulangi lagi.
Berlari terus berlari, [Name] sudah tidak merasakan adanya orang yang mengejar dirinya.
[Name] juga tau kalau dirinya sedang dikejar-kejar oleh anak yang durhaka dengan ayahnya sendiri dengan manusia penggila koin yang menyusul di belakang. Terus berlari, bahkan sampai harus memanjat pohon yang tinggi agar [Name] bisa terlepas dari pandangan Hokuto.
"Gila! Yang tadi itu bikin jantungan aja!" [Name] kesal setengah mati dan masih mengatur pernapasannya di dahan pohon yang kuat.
Gimana nggak takut kalau Hokuto mengejar [Name] seperti mengejar seorang maling sehabis mencopet koin Subaru? Tentu saja [Name] sedang mengeluarkan keringat dingin di pelipisnya sangking takutnya dengan sosok Hokuto sekarang.
"Dia seperti iblis!" Jerit [Name] ketakutan setelah Hokuto dan Subaru berlalu tepat di bawah pohon yang ia naiki.
"Apa yang sedang kau lakukan disana?"
'Mampus! Urusan satu belum selesai, sekarang sudah nambah masalah lagi!'
[Name] menundukkan kepalanya, menengok siapakah yang sedang memanggil dirinya. Walaupun [Name] merasa kalau orang itu tidak memanggilnya, [Name] masih tetap menolehkan kepalanya dengan rasa percaya diri jika dialah yang sedang dipanggil saat ini.
"Oh, Megane-niichan."
"Siapa yang kau sebut 'Megane-niichan'?!"
Seorang wakil ketua OSIS berseru kesal dengan perempatan imajiner yang sudah menghiasi pelipisnya. Tampak salah satu alisnya juga berkedut, menandakan bahwa ia sedang kesal menghadapi diri [Name] yang tidak terduga.
[Name] lompat untuk menuruni pohon yang ia panjat sebelumnya. Dengan gaya terjun bebas Hibiki Wataru, [Name] bisa dengan selamat mendarat tanpa adanya luka gores maupun lecet. Hasil bergurunya dengan Hibiki Wataru mungkin sudah diresapi oleh [Name].
Untung saja kacamata Keito tidak retak akibat ulah [Name] saat melihat kejadian yang tidak terduga lagi dari dalam diri [Name].
"Kau itu seorang gadis, [Name]! Bagaimana mungkin kau bisa melakukan hal se-berbahaya itu?!" Keito berteriak marah lalu menghela napasnya lelah.
"Kau ini memang memiliki sifat yang sama persis seperti kakakmu ya--"
"Tidak, aku berbeda!" [Name] memotong cepat sebelum Keito menyelesaikan pernyataannya.
"Iya, kau sama!"
"Tidak, kami berbeda!"
Dengan kilatan listrik yang timbul dari kedua lirikan mengerikan [Name] dan Keito, keduanya tak mau mengalah untuk menyelesaikan permasalahan mereka.
Seharusnya, Keito yang lebih tua-lah yang harus mengalah. Namun sepertinya untuk kali ini ia tidak bisa mengalah. Sifat dan perilaku [Name] selalu menyusahkan Keito, memang sebelah dua belas dari sifat Eichi yang sering membuatnya kewalahan untuk membereskannya.
[Name] juga tak mau kalah dan tak terima ketika dirinya harus mengalah. Ia sendiri juga tak sudi ketika harus disamakan dengan kakak biadab nan tak berperasaan pada semua orang. Diri [Name] tak sekejam Eichi yang dengan seenak jidat menjentikkan jari untuk membubarkan unit yang bersalah.
"Halo kalian berdua~ Mama dayo~"
Seseorang yang sering menyebut dirinya 'Mama' tiba-tiba muncul dari hadapan mereka berdua. Mikejima Madara namanya. Bukan seseorang yang suka mengundang perang dunia shinobi dari anime sebelah.
Sepertinya, Madara ingin melerai lirikan tajam dari mereka berdua. Bisa jadi masalah nantinya jika sengatan listrik dari lirikan tajam mereka berubah menjadi nyata.
"Diam kau koboy jomblo!"
Bagaikan sebuah petir di siang bolong, Madara hanya dapat menyudutkan dirinya di pojok bangku taman saat mendengar balasan sarkas dari kedua orang berbeda gender itu.
"Minna~ Guten morgen~!"
Sesosok alien-- ah bukan, maksudnya seseorang yang tergila-gila dengan alien mendatangi mereka berdua. Madara tampak senang sekaligus terharu ketika melihat seseorang penyuka alien yang bernama Tsukinaga Leo menghampiri dirinya.
Madara sudah susah-susah untuk menitikkan air mata dramatis miliknya, Leo malah berbelok untuk menghampiri Keito dan [Name] yang masih beradu tatap. Leo juga tidak memedulikan Madara yang tangannya saja sudah menunjukkan bahwa ia siap untuk dipeluk.
Betapa menyedihkannya Madara, seperti kepingan butiran debu.
"Kau sama!"
"Tidak, tidak sama!"
"Kalian, apa yang kalian bicarakan?" Leo menyela pembicaraan mereka berdua dengan menarik almamater yang [Name] kenakan.
Melihat adanya sosok Tsukinaga Leo yang selalu ia dambakan dan idolakan setelah Sakuma Rei membuat [Name] spontan memeluk Leo.
"Kyaaa!!! Akhirnya aku bisa bertemu dengan Tsukinaga Leo-senpai!!!" [Name] melompat-lompat kegirangan untuk menunjukkan bahwa dirinya sangat mengidolakan Leo.
Leo hanya menanggapinya dengan ekspresi bingung seperti anak kecil yang kehilangan orang tuanya dan tak sengaja menemukan seseorang yang memiliki sifat shotacon. Madara masih memandangi mereka dengan tangisan seperti orang yang sedang patah hati. Lalu Keito hanya dapat menghela napasnya kasar, ia seperti baru tersadar dengan sosok yang [Name] idolakan.
"Ternyata, kalian berdua muncul juga setelah sekian lama." Keito melirik dimana Madara dan Leo berada.
"Daripada itu, apa Senpai sudah memilih unit yang akan Senpai produseri?"
"...."
Ada seseorang yang sedang berbicara. Sepertinya, ia sedang berbicara dengan [Name]. Tapi sosoknya pun sama sekali tak terlihat dari pandang mereka berempat.
"Setan kah?!"
"Bukan Senpai!" Suara itu seperti menyangkal pertanyaan mereka berempat.
Mereka menoleh serempak dimana suara itu berasal.
"Aoi ... Yuuta?" [Name] mengernyitkan dahinya, menerka-nerka apakah ia salah menebak atau tidak.
"Woah, Senpai hebat sekali bisa mengetahui namaku. Rupanya perkataan Sakuma-senpai ada benarnya."
[Name] seketika itu juga membatin, apa yang sudah dikatakan Sakuma Rei pada Yuuta? [Name] jadi malu untuk mengakui bahwa dirinya hebat.
"B, Belum sih."
Seketika [Name] menunduk tanda malu, tak bersemangat lagi untuk memeluk sosok Tsukinaga Leo segenap hati dan jiwa.
"Kalau belum, apa kau mau bergabung ke unitku--"
"Tidak akan!"
Seperti adanya suara kacamata retak, Keito masih bisa tersadar dan masih membetulkan posisi kacamatanya yang tidak bergeser.
'Apakah ini yang dinamakan tertolak sebelum menembak?' Keito membatin dengan rasa nyeri yang menjalar dari dada kirinya. Jantungnya seakan berhenti berdetak sesaat.
"Kalau begitu, bagaimana dengan unitku? Kau pasti bisa bersama dengan Mama berdua saja~"
[Name] mengelus dagunya sejenak untuk berpikir setelah mendengar penawaran Madara. Memang benar dia adalah unit solo, tapi dirinya tidak akan bisa menjamin apakah dirinya baik-baik saja selama latihan dengan Madara atau tidak.
"Bagaimana dengan unitku?! Kalau kau bergabung, kita pasti bisa melihat alien bersama-sama~!"
'A, Alien?!' pikir [Name] terkejut. Ia memang sudah mengetahui bahwa Tsukinaga Leo sangat terobsesi dengan yang namanya alien. Tapi [Name] tidak pernah menyangka bahwa kesukaannya pada alien sangat besar.
[Name] berpikir lagi. Memang tidak salah dirinya bergabung dengan unit Knights, unit yang Tsukinaga Leo sendiri pimpin atau yang biasa disebut leader dari Knights. Popularitas Knights juga makin meningkat akhir-akhir ini, hal itu bisa menjadi keuntungan [Name] sendiri untuk menendang mundur unit yang kakaknya pimpin.
Tapi, [Name] jadi terdengar jahat saja jika benar seperti itu jadinya.
'Oh iya. Ritsu juga ada di unit Knights bukan?' [Name] membatin dan masih setengah berpikir.
"Kalau unit 2wink, apa Senpai mau?"
[Name] berpikir lagi setelah melihat semangat dari Yuuta untuk menawarkan unitnya. Bagus juga jika [Name] masuk ke unit 2wink. Namun apa jadinya jika mereka bersatu? [Name] tidak ingin memecahkan kepalanya hanya karena ingin membedakan anak kembar itu ketika latihan dan melepaskan headseat mereka.
[Name] melirik dimana Keito berada lalu memikirkan kembali bagaimana jadinya jika ia bergabung dengan AKATSUKI, unit yang Hasumi Keito pimpin. Bukan sekelompok ninja jahat dari anime sebelah.
[Name] berpikir, akan bagus juga jika dirinya bergabung dengan teman masa kecil kakaknya itu. Ia juga bisa menggunakan AKATSUKI untuk menghancurkan kakaknya. Tapi sepertinya, pemikiran Keito tidak akan sampai untuk menghancurkan Eichi. Dan yang lebih parahnya lagi, seperti Keito bersedia saja untuk menjadi budak dari seorang Tenshouin Eichi yang licik itu.
Berdecih kesal, [Name] mulai berpikir kembali. Tak bagus juga jika dirinya bergabung dengan AKATSUKI.
[Name] bisa saja selalu kehilangan kesabaran untuk selalu bertengkar dengan Keito. Keito juga bisa menjadi masalah baginya, karena Keito pasti akan selalu mengawasi gerak-gerik yang [Name] untuk menggantikan kakaknya. [Name] tidak suka itu.
"Sial, memikirkannya membuatku pusing saja."
[Name] berjalan gontai, menjauh dari ketiga orang itu sambil memegangi kepalanya. Terasa sekali kepalanya berdenyut disusul dengan rasa sakit yang menghampiri kepalanya.
"Kau mau kemana, [Name]?!" Keito berseru, bertanya pada [Name] yang masih berjalan tanpa memiliki tenaga sedikitpun.
"Mau kembali ke ruang OSIS. Sepertinya, aku sudah tau akan memilih unit apa."
.
To be continue ....
[A/N]
Ahay kembali lagi bersama dengan akun Resa yang kedua disini~
Iya, Resa kembali up lagi nih. Seneng nggak?
Untuk kali ini, Resa cuma mau ngadain pengambilan suara kecil-kecilan dari pembaca setia Resa. Pengambilan suara apa? Pengambilan suara untuk menentukan siapakah yang akan kita pilih unitnya!
Resa lagi bingung mau milih unit apa, makanya Resa mau nanya ke kalian semua dengan cara voting 👉👈
Bagaimana cara? Mari dibaca selengkapnya~
Jadi nanti, kalian tinggal komen ke unit mana yang mau kalian pilih. Terserah isi komennya apa aja, asalkan satu akun satu suara. Ntar Resa jejer semua unitnya kok. Untuk Eden, ALKALOID, dan Crazy:B tidak Resa masukkan ya? Sengaja /slap
Oke, kita mulai~
⬇️
1) Trickstar
2) fine
3) UNDEAD
4) Ra*bits
5) 2wink
6) Valkyrie
7) Switch
8) AKATSUKI
9) Ryuseitai
10) Knights
11) MaM
Ps :
Kalau mau vote, komennya dari salah satu unit yang ada di atas, jangan langsung komen di kolom komen. Vote yang langsung di kolom komen tidak dihitung sebagai suara.
Sampai bertemu lagi di cerita selanjutnya~
Batas pengisian sampai minggu depan tanggal 7 Oktober 2020.
1481 word
50 vote = Next
Resaseki12
Rabu, 30 September 2020
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top