Chapter 6 - Tawaran Gokijin

"Sialan."

Satu kata umpatan sudah [Name] keluarkan dengan dahi yang masih menunjukkan perempatan imajiner khayalan dan salah satu alis yang berkedut tanda kesal. Nasibnya sedang tidak baik hari ini.

Natsume dan Shu tentu saja mendengar itu dan menoleh.

"Apa kau baru saja mengumpat?" Tanya Shu.

"Kalau iya kenapa?" Tanya [Name] balik dengan ketus yang dapat membuat Shu semakin kesal.

Sebelum kekesalan Shu makin menjadi, Natsume dengan cepat mencegah hal itu terjadi dengan menyahut cepat sebelum Shu berbicara.

"Sudahlah, kalian berduA. Kalau mau berantem, jangan disiNI. Lingkaran sihir yang sudah ku gambar dengan jerih payahku pasti akan langsung rusaK."

Shu langsung menoleh dimana Natsume berada di samping kanannya, begitu pula apa yang dilakukan [Name] dengan menoleh samping kirinya dengan tatapan tajam dari kedua belah pihak.

"ApA? Aku benar kaN?"

Karena lelah untuk menanggapi, Shu hanya dapat menghela napas kesal begitu juga dengan [Name].

"Woah, apa kali ini kalian akUR?"

"NGGAK LAH!!!"

Shu dan [Name] menjawab secara bersamaan dengan teriakan untuk menyangkal apa yang ingin disimpulkan Natsume.

Kalau dilihat sekilas, Shu dan [Name] memang terlihat sangat akur karena semua yang mereka lakukan sama persis dengan sang lawan. Seperti misalnya Shu yang mengacak rambutnya kasar karena sebal, [Name] juga akan melakukan hal yang sama. Begitu juga dengan [Name] yang berdecak sesekali, Shu juga akan melakukan hal yang serupa pula.

Sudah pasti orang yang melihat mereka sekilas akan menganggap mereka mempunyai hubungan spesial. Padahal itu tidak seperti apa yang terlihat.

Buktinya saja saat salah satu dari mereka mengumpat, pertengkaran adu mulut akan langsung terjadi.

Natsume lelah menghadapi ini semua. Padahal dirinya ingin menyempurnakan sihir yang ia miliki dengan lingkaran sihir sebagai ritual untuk menyantet seseorang.

Apa jadinya kalau lingkaran sihir yang ia buat hancur akibat kedua orang yang tak tau dirinya bertengkar di atas lingkaran sihir yang dibuat Natsume?

"Harusnya Senpai pura-pura nggak dengar aja! Kenapa Senpai harus datang ke sini sih?!" Protes [Name] dengan menunjuk tepat di depan wajah Shu kesal.

"Apa salahku?! Harusnya kau yang berterima kasih padaku karena sudah membuatmu tidak mempermasalahkan sihir Kozo!"

"Kozo?!"

"Sakasaki maksudnya!"

Ya, pertengkaran adu mulut mulai berlanjut. Apa sekarang Natsume boleh menggunakan sihirnya untuk membungkam mulut mereka berdua?

"Puka~ Ternyata kalian makin akrab ya~"

Terdengar suara seseorang dari belakang Shu yang sepertinya orang itu memang ingin mendekat kemari. Seperti biasa, orang itu memiliki ahoge yang sangat lucu saat mereka bertiga melihat ahoge itu melambai-lambai.

Shu, Natsume, dan juga [Name] sangat mengenal sosok tersebut. Untung saja Natsume tidak jadi menggunakan sihir pembungkam mulut miliknya. Mungkin Natsume harus berterima kasih pada Kanata nanti.

"AMAJINGGU! Rupanya [Name]-chan bisa akrab juga dengan Shu~!" Teriak salah seorang lagi dengan rambut panjang elegannya tersenyum gembira seperti biasa.

"BUKAN GITU WOY!!!"

Seperti biasanya pula, [Name] dan Shu berteriak untuk menyangkal dengan perempatan di masing-masing dahi mereka.

'Kenapa para Gokijin jadi berkumpul begini? Mereka kan satu-satunya yang ingin ku hindari dari sekolah ini! Mereka pasti mau mengajakku untuk masuk ke unit mereka. Kalau sampai aku masuk dari salah satu unit mereka, aku pasti akan menjadi pusat perhatian. Aku nggak mau itu terjadi! W, Walaupun aku memang ingin masuk ke unitnya Rei-senpai sih.'

Dasar [Name], ia masih saja plin plan seperti biasa.

"Kalau tidak salah, aku mendengar kalau kau ingin mencari unit untuk kau produseRI. Kalau begitu, masuk saja ke unitku, Koneko-chan. Aku akan melayanimu dengan sihirKU." Natsume menjentikkan jarinya untuk menunjukkan sedikit sihir yang ia miliki.

Rupanya hal yang [Name] takutkan akan terjadi malah terjadi juga pada dirinya.

Semua orang yang melihat itu pasti akan terkagum-kagum bagaimana bisa ia memunculkan sedikit cahaya dari jentikkan jari belaka. Namun, berbeda dengan [Name] yang sama sekali tidak mempercayai sihir.

'Justru itu yang mau aku hindari! Enyah kau dari hadapanku!'

Setelah Kanata dan Wataru sampai di tempat Shu, Natsume, dan [Name] berada, Shu mulai melancarkan aksinya pula untuk menyeret [Name] masuk ke unitnya.

"Kalau kau tidak mau, kau bisa masuk ke unitku saja, [Name]-chan. Kau tidak akan bosan jika kau bisa akrab denganku."

"..., BONEKANYA BICARA?!" Jerit [Name] syok. "Senpai yang ngomong pasti!"

"Bu, Bukannya aku mau kau masuk ke unitku!" Shu menyangkal cepat dengan wajah yang memerah.

Jika [Name] pikirkan lagi, mungkin [Name] bisa saja masuk ke unit yang Shu miliki. Memproduseri unit Valkyrie yang begitu anggun dan mewah tidak begitu buruk baginya. Namun ada satu halangan yang membuat [Name] tidak bisa masuk ke unit tersebut.

'Bonekanya bicara njir! Kalau dia hidup terus aku sampai dibunuh gimana?!'

"Maaf nih, Sakasaki dan Itsuki-senpai. Aku tidak bisa masuk ke unit kalian." [Name] menolak secara halus.

"Kalau begitu, bagaimana dengan unitku, Ryuseitai~? Kau bisa langsung menegakkan keadilan bersama kami, [Name]-san~ Belum lagi kita bisa selalu berendam bersama~" Kanata menyela untuk mempromosikan unit miliknya yang membuat [Name] berpikir.

Kalau [Name] masuk ke unit milik Kanata, bukankah itu terlihat kekanakan?

Menjadi Ranger yang akan melindungi dunia demi menghibur anak-anak memang terlihat sangat menyenangkan, tapi [Name] tidak suka ketika dirinya menjadi pusat perhatian. [Name] juga tidak bisa menjamin kalau dirinya akan bekerja dari balik layar jika dirinya masuk ke unit Ryuseitai.

Belum lagi tentang berendam yang Kanata katakan, itu juga sedikit--

"M, Maaf Shinkai-senpai. A, Aku tidak bisa--"

"AMAJINGGU!!! Bagaimana dengan unit kakak--"

"Maaf senpai, aku juga menolak."

"Cepat sekali! Padahal aku belum mengatakannya." Wataru terlihat lesu karena hanya dirinya yang cepat sekali ditolak bahkan belum sampai lima detik.

"Maaf, tapi aku harus menolak kalian semua. Maaf." [Name] berujar sambil menyatukan kedua tangannya untuk meminta maaf.

Benar-benar seperti pernyataan cinta saja kalau dilihat seperti ini.

"Berikan kami alasannya kenapa kau tidak mau masuk dari salah satu unit kami, Komosume."

Mampus, [Name] dibuat berkeringat dingin dengan pertanyaan Shu.

Tidak mungkin [Name] harus mengatakan yang sejujurnya tentang tidak menarik pusat perhatian. Kalau unit mereka bisa lebih maju, [Name] pasti mau tidak mau akan terseret ke dalam hal yang membuatnya tidak ingin untuk menjadi pusat perhatian.

[Name] hanya ingin mencari unit sendiri yang cocok dengan kriterianya, bukan atas dasar tawaran dari orang lain seperti sekarang.

Lalu, alasan apa yang harus [Name] katakan?

"Baiklah, aku akan mengatakannya dengan jujur."

[Name] menghela napas pasrah dan mulai memberikan alasan yang sebenarnya kenapa ia menolak tawaran mereka.

"Sebenarnya, ada seseorang yang ku suka di sekolah ini. Jadi, aku mau satu unit dengannya saja."

"...."

Suara jangkrik lewat memecahkan kesunyian yang dibuat [Name] karena sudah mengungkapkan yang sebenarnya tentang alasan ia menolak tawaran mereka.

"K, Kau serius?" Tanya Shu tak percaya.

"Tentu saja aku serius! Senpai pikir aku main-main?!"

'Walaupun itu memang benar aku yang main-main.' [Name] membatin merasa tak enak karena sudah kesekian kalinya ia berbohong.

"BenarkaH? Kalau begitu, aku harus meminta tolong pada Sora untuk melihat apakah kau berbohong atau tiDAK." Natsume bergumam yang membuat [Name] membatu sesaat.

'Tidak! Tolong jangan panggil anak yang imut itu untuk melihat kebohonganku!'

Natsume yang melihat itu hanya tersenyum menanggapi karena sebenarnya ia hanya bercanda, Wataru dan Kanata pun juga begitu, namun tidak untuk Shu yang menanggapinya dengan muka masam.

"Jangan berbohong! Kau pasti berbohong!"

"Nggak tuh! Aku nggak mungkin berbohong!"

Kanata menepuk pundak Shu pelan lalu tersenyum sebelum menyahut. "Biarkan saja, Shu~ Mungkin [Name]-san memang ingin lebih dekat dengan orang yang disukainya~"

"Benar juga. Mungkin karena inilah [Name]-chan menolak untuk masuk ke unit milik kakaknya sendiri." Wataru bergumam dengan pose berpikir.

Shu hanya berdecak kesal untuk menanggapi, tidak biasanya Shu seperti ini.

"Kalau begitu, aku harus pergi untuk mencarinya."

[Name] dengan cepat berlari keluar dari lingkaran yang dibentuk oleh para Gokijin entah sejak kapan, kecuali Sakuma Rei tentunya karena sedang bergelud dengan kakak tercinta [Name] yang penyakitan dan suka bengek.

To be continue ....

.

[A/N]
Ternyata, ideku lebih cepat mengalir dari yang ku bayangkan.

✨ 30 vote = Next

1269 word

Resaseki12

Rabu, 08 Juli 2020

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top