Chapter 5 - Bertemu Gokijin

Di tempat [Name] berada sekarang, terlihat hamparan bunga yang sangat luas menghiasi mata [Name] dalam sekali pandang.

Bagaimana bisa ada taman seindah ini di sekolah Yumenosaki?

Apa karena semua petugas yang merawat para bunga tergiur akan gaji yang diberikan oleh keluarganya, Tenshouin?

Tidak, sudah jelas hal itu tidak akan mungkin terjadi. Bahkan kemungkinan terjadinya sekitar 0,0000000000000000000001% karena [Name] pernah mendengar kalau keluarganya tidak akan semudah itu untuk membayarkan gaji pada para pekerja kalau bukan untuk kebaikan satu-satunya penerus keluarga, Tenshouin Eichi.

Tapi jika dipikirkan lagi, bisa saja hal itu mungkin terjadi. Secara, [Name] pernah mendengar pula kalau klub yang Eichi masuki dilaksanakan di tempat dimana [Name] sedang menginjakkan kaki sekarang.

'Kenapa aku bisa lupa kalau Eichi-nii bisa melakukan segalanya? Walau kekurangannya cuma ada di 'bengek'nya aja sih.'

"AMAJINGGGGUUUU!!!"

"Kutil badak! SIAPA YANG BIKIN GW HAMPIR SERANGAN JANTUNG, HUH?! JANGAN BIKIN PENYAKIT EICHI-NII NULAR KE GUA!"

[Name] ngegas seperti biasa yang kalian tau saat dirinya terkejut terheran-heran mendengar suara teriakan dari luar. Belum lagi suara bising dari balon udara yang terbang tanpa diketahui siapa yang mengemudi membuat [Name] makin yakin dengan suara teriakan itu.

"Ini pasti suara Hibiki Wataru-senpai, salah satu Gokiji-- tidak, Sankijin dari kelas 3-B yang sekelas dengan Sakuma Rei-senpai."

Dengan wajah datar, [Name] membuang cup es krim yang sudah tak berisi lalu keluar dari ruangan untuk melihat apakah benar kalau itu Hibiki Wataru.

Melihat seseorang bergelantungan menggunakan tangga dengan surai baby blue dan topeng khas miliknya membuat [Name] semakin yakin dan semakin membuat wajahnya sedatar dada [Name] yang katanya masih dalam masa pertumbuhan kalau orang itu memang benar Hibiki Wataru.

"[NAME]-CHYAN~!"

Wataru meneriakkan [Name] yang berada tepat di bawah balon udaranya.

[Name] yang melihat itu hanya dapat memberikan tatapan pada Wataru seolah mengatakan, 'Enyah kau dari sini!'.

"Bagaimana kau bisa tau namaku, Senpai?" [Name] bertanya setelah Wataru menjatuhkan dirinya dengan elite yang membuatnya tak terluka sedikitpun dihadapan [Name] seperti biasa.

"Karena kakakmu~"

"Sudah ku duga."

[Name] sweetdrop, tak tau lagi harus melakukan apa pada kakak tercintanya agar ia tidak mudah membocorkan masalah [Name] yang datang ke sekolah sebagai murid pindahan. Terlebih lagi nama marganya, [Name] sangat membencinya.

"Kalau begitu, apa aku boleh meminta satu hal padamu?" Tanya Wataru dengan senyuman.

"..., meminta apa?"

[Name] merasakan adanya firasat tidak enak. Apakah kali ini ia akan mendengar permintaan untuk masuk ke unit lagi?

'Karena dia satu unit sama Eichi-nii, aku harus menghindar!'

Sebelum itu terjadi, [Name] memutuskan untuk mencegahnya dengan cepat sebelum terlambat.

"Apa kau mau--"

"Maaf menyela, Senpai. Bolehkah aku bertanya terlebih dulu?"

Wataru tersenyum mendengarnya, lalu membungkukkan badannya seperti tengah memberikan salam pada para bangsawan.

"Silahkan saja, Anandaku yang manis. Apapun pertanyaan engkau, hamba akan berusaha untuk menjawabnya dengan setulus hati~"

"...."

'KOK JADI NGEDRAMA SIH?!' Jerit [Name] dalam hati.

Karena [Name] adalah anak yang baik dan tidak sombong, [Name] dengan (tidak) senang hati akan membalas dialog Wataru dengan naskah yang berjudul 'Pertemuan tak terduga sang Pangeran dan Putri tak berakhlak'.

"Oh, Baginda. Daku ingin bertanya. Apakah benar dikau yang bernama Hibiki Wataru, wahai Bagindaku yang tampan nan mempesona?"

"Benar sekali, wahai Ananda. Engkau memang sangat cerdas seperti apa yang digosipkan orang-orang berdarah biru."

Wataru meraih tangan kanan [Name], lalu menciumnya dengan lembut seperti tidak ingin menghancurkan benda yang bisa saja hancur kalau tidak diperlakukan dengan lembut.

"Apa Baginda segitu tidak mempercayai daku hingga harus mendengar gosip dari mereka dulu?"

"Tentu saja tidak, Cintaku."

Ditengah-tengah Wataru dan [Name] yang masih bersandiwara, terlihat ahoge berwarna biru dari balik air mancur bergerak-gerak seakan tengah menyoraki mereka berdua.

"Dramanya menarik sekali~ Lanjutkan lagi~ Puka~"

Kalian pasti sudah tau siapa pemilik suara tersebut.

Belum lagi sosoknya yang muncul dari balik air mancur dengan seragam sekolah yang selalu basah kuyup, siapa yang tidak kenal dengan Shinkai Kanata, salah satu anggota Sankijin dan member Ryuseitai yang menjadi Ryusei blue?

"Huft ... padahal tadi itu sangat bagus sekali, Kanata. Kenapa kau muncul?" Wataru bertanya dengan sedikit menunjukkan rasa kecewanya karena sandiwara yang ia buat hancur dengan munculnya suara Kanata.

"Memangnya kenapa~? Apa aku tidak boleh menonton~?"

"Bukan itu juga sih masalahnya."

Sambil menjawab, Wataru melirik [Name] yang ada dihadapannya untuk menyuruh Kanata melihat reaksi [Name] dengan wajah yang sudah memerah padam.

Sepertinya, [Name] merasa sangat malu saat ini dan Kanata sudah mengerti maksud Wataru. Dengan begini, pasti [Name] tidak akan mau melanjutkan dramanya lagi bersama Wataru.

"Baginda, bolehkah dikau mengijinkan daku untuk sekali ini saja?"

"...."

Diluar dugaan, [Name] ternyata masih mau melanjutkan untuk bersandiwara. Tentu saja kedua orang bersurai biru itu terperangah yang langsung dibalas cepat oleh Wataru untuk melanjutkan sandiwara yang mereka buat.

"Apapun itu, hamba akan selalu mengijinkan engkau untuk melakukan sesuatu."

"Kalau begitu, bisakah daku untuk menarik langkah seribu dari sini?"

"Jangankan langkah seribu, langkah seratus ribu bahkan seratus juta Ananda bisa memilikinya."

"Bagus! Kalau gitu, sampai jumpa Senpai! Kuharap kita tidak akan pernah bertemu lagi!"

Sweetdrop? Itu sih hanya Kanata seorang saat melihat Wataru yang dengan menyedihkannya merengek meminta [Name] yang berlari menjauh untuk mendekat.

"Wataru-kun tidak tau apa yang dimaksud [Name]-san tentang 'langkah seribu'~?" Tanya Kanata sambil berendam lagi di dalam air mancur.

"Aku tau itu. Mungkin karena aku terbawa suasana, aku jadi melupakan apa yang dimaksud 'langkah seribu' nya [Name]-chan. AMAJINGGU!!! [Name]-chan seperti melakukan sihir saja padaku! Apa dia temannya Natsume-kun?!"

Kanata hanya tersenyum saja untuk menanggapi, lalu kembali berendam di kolam air mancur.

"Apa kita harus mencarinya?" Wataru bertanya dengan pertanyaannya yang seperti ditujukan pada dirinya sendiri. Namun entah kenapa Kanata menjawab saja tanpa peduli Wataru akan mendengarkannya atau tidak.

"Biarkan saja dia~ Aku yakin dia akan segera kembali kemari~"

###

[Name] berpindah lagi ke tempat yang lain untuk beristirahat sejenak.

Kali ini memang masih berada di luar gedung sekolah, tapi tempatnya sudah berpindah karena sekarang [Name] berada di belakang gedung sekolah, tempat yang sangat asri kedua sesudah tempat awal [Name] kunjungi yang biasa dipakai untuk kegiatan klub teh.

"Apa yang ku lakukan disini? Harusnya aku mencari unit idol lain untuk mencari kandidat unit yang pas denganku." Gumam [Name] seperti orang putus asa.

Berjalan satu langkah, dua langkah, tiga langkah, [Name] dikejutkan lagi dengan suara seorang pria.

"Kamu," tegur pria itu menegur [Name]. "Bisakah kamu tidak menginjak sesuatu yang ku buat dengan susah payah iNI?"

[Name] menoleh saat dirinya merasa terpanggil dan melihat apa yang ada di jalan saat orang itu menunjuk tepat di depan jalan yang ingin [Name] lalui.

Terlihat gambar lingkaran yang [Name] yakini adalah lingkaran sihir berwarna ungu dengan kapur sebagai alat untuk menggambar.

"M, Maafkan aku! Aku tidak tau kalau kau mau melakukan ritual-- Sakasaki Natsume?!" [Name] terkejut sejadi-jadinya saat tak sengaja mata laknatnya menyuruh dirinya untuk melihat siapakah sosok tersebut.

"Bagaimana kau bisa tau namaKU? Kita bahkan baru bertemu hati iNI." Natsume mengerutkan salah satu alisnya yang membuat [Name] menggaruk pipi kanan dengan telunjuknya.

"I, Itu ... aku tau dari kakakku."

'Tapi bo'ong.' [Name] membatin sambil menjulurkan lidahnya dalam hati.

"KakaK? Jangan bilang kalau kau adik dari Ketua OSIS, Tenshouin [NaME]?"

"Tunggu, KAU JUGA TAU NAMAKU DARIMANA?"

"Sihir~"

"MANA MUNGKIN BISA GITU! GA ADA YANG NAMANYA SIHIR DISINI!"

"Buktinya, aku bisa tau namamu dari siHIR. Berarti sihir itu ada doNG."

"Nggak mungkin!" [Name] masih saja menyangkal untuk menerima fakta yang ada bahwa orang itu memang benar bisa menggunakan sihir.

[Name] berpikir hanya di dunia fantasi seperti novel, film, atau komik saja yang bisa menggunakan sihir. Jadi kalau orang lain menunjukkan sihir dan berkata bahwa sihir itu ada di dunia nyata, tentu saja [Name] akan sangat menyangkal hal itu.

Kalau sudah menyangkut tentang fantasi, pasti jatuhnya tidak jauh dari ngalu. Dan [Name] tidak ingin dirinya berkhayal untuk sesuatu yang tidak pasti akan terjadi di dunia nyata.

"Kalau begitu, biar ku ramal laGI. Pasti kau ingin mencari unit idol lain agar kau bisa terlepas dari kekangan kakak sialanmu iTU."

"K, Kok bisa tau sih?!"

"Sudah ku bilang itu siHIR."

"Jangan bercanda!!!"

"Apa yang kalian ributkan sih?"

Bagus, muncul lagi satu orang tak terduga yang tidak ingin ditemui, pikir [Name] saat melihat sosok seorang lelaki berambut merah muda yang suka membawa boneka dengan nama Mademoiselle kemanapun ia pergi.

[Name] membeku, mulutnya tak bisa terbuka untuk bertanya.

"Daritadi aku mendengar suara berisik dari kejauhan. Ku pikir ada apa karena Mademoiselle sangat penasaran, rupanya hanya kalian yang sedang bertengkar tentang sihir."

Seakan tau apa yang ingin ditanyakan [Name], Itsuki Shu dengan cepat menjawab. Seperti biasa, Shu akan menjawab dengan nada sinis andalannya.

'Ya tuhan, kenapa kamu harus mempertemukan aku dengan kelima anggota Gokijin sekaligus?!' Jerit [Name] dalam hati.

To be continue ....

.

[A/N]
Wah... Tak ku sangka ada juga yang baca cerita ini 😂

1426 word

Resaseki12

Rabu, 08 Juli 2020

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top