Chapter 27 - Mengawasi

"Seperti yang kau tau, dialah Tomoe Hiyori itu. Salah satu anggota Eden atau Eve."

Hokuto mengangguk-anggukkan kepalanya tanda paham, sedangkan Hiyori sudah berkacak pinggang tanda sombong mendengar [Name] memperkenalkan dirinya di depan Hokuto dan Eichi.

Jujur saja, Eichi sebenarnya ingin sekali memukul wajah Hiyori yang terlihat menyebalkan di matanya. Namun apa boleh buat. Sekarang ia harus terlihat kalem di depan adik tersayangnya.

"Hiyori-senpai, perkenalkan juga, dia Hidaka Hokuto. Anak dari Hidaka Seiya-sensei yang terkenal itu." Giliran Hokuto yang [Name] kenalkan pada Hiyori.

Mendengar kata Hidaka Seiya entah kenapa sedikit membuat Hiyori tertarik dengan Hokuto. Padahal awalnya ia sama sekali tidak terlihat tertarik.

"Benarkah? Dia anak dari Hidaka-sensei?" [Name] mengangguk menjawab pertanyaan Hiyori yang nadanya saja sudah terdengar sedikit histeris.

Hiyori menatap Hokuto dari atas ke bawah berulang kali, lalu tertawa tanpa rasa bersalah.

"Maafkan aku karena tidak mengenalmu. Ku pikir kau sama saja orang yang tidak tertarik mengingat betapa tidak populernya grup Trickstar~"

Bisa [Name] rasakan saat ini Hokuto sedang menahan amarahnya sekuat tenaga ketika dibilang 'tidak menarik' oleh mulut Hiyori. [Name] yang tidak menjadi produser Trickstar saja sudah merasa kesal, apalagi Hokuto yang member dan leader-nya langsung?

"Ahaha, seperti biasa, Hiyori-senpai selalu mengatakan hal seenaknya seperti ini," ujar [Name] basa-basi dengan maksud agar Hokuto tidak menggampar orang yang ada di depannya saat ini. Tangannya saja sudah bergetar ingin menampol mulut lemasnya Hiyori.

Mengalihkan pandangan untuk menatap dimana Eichi sedang duduk di kursi kebesarannya sambil tersenyum, alis [Name] berkedut tak senang melihat senyuman Eichi sebelum akhirnya memutuskan untuk bertanya.

"Jadi bagaimana? Eichi-nii ingin aku mengawasi mereka?"

Terdiam sejenak seperti sedang berpikir, Eichi tersenyum lalu mengangguk.

"Bisa dibilang seperti itu. Kau hanya perlu mengawasi mereka karena aku tidak ingin mereka bertengkar di saat latihan berlangsung."

Baiklah, sepertinya [Name] paham dengan tugasnya saat ini.

Beralih lagi untuk menatap dimana Hiyori dan Hokuto berada, [Name] kembali mendekati Hiyori untuk bertanya.

"Hiyori-senpai," panggilnya yang membuat atensi Hiyori pada kantung belanja seketika teralihkan.

"Hiyori-senpai ingin istirahat dulu sebentar atau langsung latihan saja?"

"Ayo istirahat dulu! Aku sudah membelikan banyak makanan untukmu juga loh, [Name]-chan. Kau tau, saat mendengar aku akan datang kemari, aku langsung teringat dirimu."

Ah, baiklah. Penderitaan [Name] dimulai lagi rupanya. Untuk manusia sejenis Hiyori, jujur saja [Name] merasa tidak betah jika berhadapan sendirian.

Ia hanya bisa berharap semoga saja Jun bisa segera datang dan menjadi pawang Hiyori selama [Name] mengawasi Eve dan Trickstar.

"Eichi-kun, kau buatkan teh ya? Aku ingin makan bersama dengan adikmu~"

"Baiklah, baiklah. Untuk kali ini aku menurutimu, Hiyori-kun."

Selagi Hiyori, [Name], dan Hokuto duduk bersama walau awalnya Hokuto tidak diajak, disisi lain rupanya Eichi sempat memainkan ponselnya sebelum akhirnya beralih untuk melanjutkan membuat teh.

Masih dengan senyuman sih, tapi tidak ada yang tau apa isi hati dari seorang Tenshouin Eichi ketika adik satu-satunya tengah diapit oleh dua laki-laki.

Disisi lain dimana banyaknya para anak kelas satu berkumpul, seorang Fushimi Yuzuru yang notabenenya adalah pelayan dari keluarga Himemiya ingin menyuruh Tori untuk memakan bekal yang sudah disiapkan sepenuh hati oleh dirinya. Tentu saja Tori sangat menolak mengingat terakhir kali dia memakan bekal malah berisi sayur mayur dan tidak ada makanan manis sama sekali.

Selagi mendesak Tori untuk makan, ponsel Yuzuru berdering tanda pesan masuk. Yuzuru tentu saja menghentikan aksinya sejenak untuk melihat siapakah yang sedang mengiriminya pesan.

"..., Kaicho-sama?" Tanya Yuzuru heran setelah membaca isi pesan tersebut.

Dikatakan bahwa seorang Fushimi Yuzuru harus menjaga Tenshouin [Name] selama [Name] sedang mengawasi grup yang sedang latihan untuk kolaborasi. Kira-kira begitulah isi pesan tersebut.

Tersenyum tipis, Yuzuru memasukan ponselnya kembali lalu berlari untuk menghampiri dimana ruang OSIS berada.

Tori yang melihat Yuzuru tidak seperti biasanya tentu saja mengernyitkan dahinya heran. Ia bingung kenapa pelayannya mendadak menjadi berubah yang awalnya ingin membuatnya mati tersedak dengan sayur mayur.

"Ada apa dengan Fushimi-senpai?" Tanya Tsukasa yang saat itu tak jauh dari Tori berada. Ia juga ikut heran dengan perubahan sikap dari Yuzuru.

"Kau bertanya padaku? Tentu saja aku tidak tau!"

###

Sepuluh menit telah berlalu saat [Name], Hiyori, dan Hokuto pergi ke ruang latihan untuk mempersiapkan diri. Selagi [Name] mengawasi mereka berdua dan berbincang --walau [Name] tau perbincangan mereka tidak berjalan baik--, [Name] ditemani oleh Yuzuru.

Yuzuru hanya menampakan ekspresi tersenyumnya setiap kali bersitatap dengan [Name], namun [Name] yang melihat itu tentu saja tidak memandang niat Yuzuru dengan maksud baik.

'Ini pasti ada apa-apanya nih,' pikir [Name] yang sedikit tidak senang dengan senyuman Yuzuru.

"Ada apa, [Name]-sama? Apakah camilannya kurang?" Tanya Yuzuru, masih setia dengan senyuman khasnya.

Melihat senyuman Yuzuru saat duduk di salah satu bangku sambil memerhatikan mereka yang sedang latihan membuat [Name] bad mood. Ia tau Yuzuru senang dengan perintah Eichi sebelum mereka duduk minum teh berdua.

"Kau harus selalu diawasi oleh Yuzuru. Jangan pergi jauh dari Yuzuru karena aku tidak ingin kau terluka, [Name]-chan."

Begitulah alibi yang diberikan sang kakak hingga membuatnya berakhir duduk santai di ruang latihan.

'Haha, kakak lucknut itu ga tau aja kalau Yuzuru sudah nembak aku sebelumnya. Aku yakin Yuzuru yang lebih senang disini.'

"Nggak, nggak apa. Aku hanya bosan karena beberapa member Trickstar dan Eve belum juga menampakan diri." [Name] berujar, menjawab pertanyaan Yuzuru sebelumnya sambil menyandarkan dagu yang sudah bertumpu pada salah satu tangan.

"Memangnya kau nggak bosan disini terus?"

Yuzuru tersenyum sumringah sebelum menjawab, "Memangnya ekspresi wajah saya saat ini terlihat sedang bosan?"

[Name] bungkam. Ia tau betul Yuzuru pasti tidak merasa bosan karena ada dirinya yang bersama dengan Yuzuru.

Menunggu beberapa saat sambil berbincang untuk menghilangkan rasa bosan, akhirnya semua member sudah berkumpul. [Name] jadi bisa lebih leluasa untuk mengawasi mereka. Setidaknya tidak ada baku hantam diantara mereka.

"Semangat kalian~" gumam [Name] menyemangati mereka dari jauh sambil mengunyah makanan ringan yang sudah disediakan.

Jun yang melihat [Name] ada di ruang latihan langsung saja berniat ingin menghampiri [Name]. Setidaknya ia ingin menyapa walau sebentar.

"Oh, Jun-kun? Kamu sehat kan?" [Name] lebih dulu bertanya sebelum Jun menyapa. Ekspresi wajah lesu [Name] juga seketika berubah setelah melihat Jun yang berinisiatif menghampirinya.

"Ya, kabarku baik. Bagaimana denganmu? Setelah kau pindah sekolah, aku sama sekali tidak mendengar kabarmu lagi."

"Ahaha, maafkan aku karena membuatmu khawatir."

Mereka mulai berbincang dengan nyaman. Mengingat Hiyori belum memulai sesi latihan mereka, [Name] pikir tidak apa untuk berbincang sejenak. Setidaknya ia ingin menghilangkan rasa bosan dan kantuknya daritadi.

"Aku sangat kerepotan untuk membuat Ohii-san mendengarkan ku setelah kau pindah. Dia selalu berbuat seenaknya."

"Aku paham perasaanmu. Yang sabar. Setidaknya bebanmu bisa terangkat sedikit setelah mengeluarkan unek-unekmu padaku."

Jun terlihat menatap bibir [Name] sejenak. Tidak, lebih tepatnya ia sedang menatap pipi [Name] karena serpihan biskuit yang sempat [Name] makan. [Name] bahkan tidak sadar jika saat makan ternyata remahan biskuit masih ada di pipinya.

Tangan Jun terulur, berniat ingin menghapus jejak remahan biskuit itu dari pipi [Name]. Namun sebelum berhasil melakukan itu, Yuzuru lebih cepat untuk mencegah tangan Jun sampai ke pipi [Name].

Tentu saja Yuzuru berpikir Jun ingin mengelus pipi [Name] tanpa alasan yang jelas, seperti misalnya ingin menggoda [Name] mungkin, padahal Jun tidak pernah berpikiran seperti itu.

Yah, sedikit sih.

"Mohon maaf, tuan. Tolong jangan melakukan hal ini pada [Name]-sama," ujar Yuzuru menepis tangan Jun dengan senyuman.

Jun dan [Name] tentu saja bingung. Ada apa dengannya? Begitulah kira-kira pikir mereka jika dilihat berdasarkan dari raut wajah.

.

To be continue ....

1215 word

Resaseki12

Selasa, 18 Juli 2023

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top