Chapter 26 - Ruang OSIS (2)

"Pemandangan ... apa ini?"

Seseorang yang sedang menonton kedua insan tadi hanya bisa sweetdrop dari kejauhan. Ia merasa enggan ingin melanjutkan jalannya lalu masuk ke kelas yang dekat dengan sang sumber masalah.

Untung saja yang melihat hanya murid biasa. Kalau saja Tenshouin Eichi yang melihat, entah sudah jadi apa mayat seorang Fushimi Yuzuru sekarang.

Tak ada jalan memutar, akhirnya si murid memutuskan untuk menghampiri depan pintu dan berdeham sekerasnya. Suaranya sangat sukses membuat kedua insan itu gelagapan menjauh dari sana.

"M-maaf, selamat pagi!" [Name] menyapa disusul tawa canggungnya, sedangkan Yuzuru hanya membalikan tubuhnya dan membenamkan wajahnya yang sudah kelewat memerah.

Murid tersebut hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan Yuzuru yang seperti tidak biasa lalu pergi begitu saja untuk masuk ke dalam kelas 2-B. Batinnya sudah komat-kamit 'aku tak melihat' sebanyak 33 kali. Seperti sedang dzikir saja.

"Anu ... k-kalau gitu ayo kita masuk--"

"A-ah, oh, b-benar juga. Ayo masuk [Name] ... sama."

Memerah lagi wajah Yuzuru untuk kesekian kalinya. Tidak seperti diri Yuzuru saja disaat melayani malah melakukan banyak kesalahan disana sini.

Baru juga ingin masuk dan merasa sudah tidak ada hal lain yang terjadi, tangan kiri [Name] yang sempat menganggur tiba-tiba tertarik ke belakang hingga hampir membuatnya terjungkal jika seorang Suou Tsukasa tidak menahannya dari belakang.

"Maaf Onee-sama, aku mengejutkan--"

"ADUH KAGET BANGET! BAJINGAN MANA YANG MAIN TARIK-- oh, Tsukasa."

Terdiam [Name] dibuatnya setelah melihat adik kecilnya walau bukan saudara kandung yang membuatnya hampir terjungkal. Yuzuru yang memperhatikan dari kejauhan pun hampir panik menolong sebelum akhirnya mengelus dada dan bernapas lega [Name] tidak jadi terjungkal.

"Maaf Onee-sama. Apa aku mengganggu?"

"NGGAK KOK, TENTU AJA NGGAK! A-aku tadi cuma kesal aja makanya aku ... m-mengumpat sedikit."

"Ahaha, no problem. Aku juga ga terlalu mempermasalahkannya kok."

'Memang ya, adek satu ini dari unit Knights emang malaikat. Syukur deh aku memilih Knights untuk jadi produser utamaku.'

Masih dengan senyuman yang tidak hilang hingga membuat Tsukasa dan Yuzuru saling tatap, akhirnya Tsukasa memutuskan untuk menyadarkan [Name] dengan melambai tepat di depan wajah [Name].

"O-oh, maaf Tsukasa. Kamu ada urusan sama aku?"

"Yes, ada. Aku nggak sengaja lewat di dekat ruangan OSIS lalu tiba-tiba Tenshouin-senpai want me to calling Onee-sama."

"..., sekarang dipanggilnya?"

"Nope. I mean, Onee-sama memang dipanggil but come aja saat break lunch time berlangsung."

'Ternyata manusia itu masih punya hati nurani. Aku masih bisa mempersiapkan topengku kalau ditanya yang aneh-aneh,' pikir [Name] dengan kekehan pelan hingga untuk sekian kalinya Tsukasa dan Yuzuru saling tatap karena bingung.

"Oke, terima kasih sudah kasih tau aku Tsukasa."

"You're welcome Onee-sama."

Lalu setelahnya pun Tsukasa pergi meninggalkan lokasi tersebut dan waktu terus berjalan sebagaimana mestinya. Mulai dari pembelajaran di kelas sampai [Name] tertidur karena kepanasan pun masih tetap berjalan.

Hingga sampai dimana waktu makan siang berlangsung, [Name] dengan langkah gontainya masih berusaha untuk pergi ke ruang OSIS tanpa memikirkan 'topeng' yang ingin ia pakai karena fokus dengan panas.

"Bisa-bisa aku mati kepanasan disini. Di sekolah ini ga ada niatan bikin AC?"

"Maaf saja, tapi dana di OSIS tidak dihamburkan untuk memenuhi hasrat para siswa yang tidak tahan panas."

Suara yang mengarah di belakang [Name]. Dengan cepat ia menoleh dan mendapati Hasumi Keito yang berdiri tepat di belakangnya.

"Kenapa Megane-niichan ada disini?" [Name] mengernyit menatap Keito.

"Sudah ku bilang jangan panggil aku begitu."

"Tapi namanya bagus."

"Dari sisi mananya yang kau bilang bagus?"

Menghela napas, Keito berusaha mencoba untuk bersabar menghadapi adik dari Eichi ini. Sifat mereka ternyata sama-sama seenaknya ketika bersama dengannya.

"Sudahlah lupakan. Kau ingin kemana?"

[Name] menunjuk ruangan OSIS yang tak jauh dari mereka berdiri.

"Baiklah, kalau begitu biar ku temani?"

"Ck, ga perlu."

"Kamu mau pingsan disini?"

Tanpa melakukan perlawanan yang tidak berarti lagi, akhirnya [Name] mengiyakan ajakan Keito dan berjalan bersama ke ruang OSIS. Di sepanjang perjalanan, rupanya langkah [Name] masih saja gontai. Ia tak tahan menahan berat badannya sendiri jika terus seperti ini.

"Padahal tinggal sedikit lagi tapi kau sudah mau pingsan begini?"

Mengabaikan ejekan Keito, [Name] masih berusaha untuk tetap berjalan hingga sampai ke ruang OSIS. Namun nihil. Ia sudah terduduk duluan padahal beberapa meter lagi mereka sudah sampai di tempat yang di tuju.

"Aku ga kuat! Aku ga bisa jalan! Kenapa harus ada musim panas sih?! Seharusnya musim dingin aja yang dibanyakin jangan ada musim panas!"

'Kalau ga ada musim panas nanti kau malah lebih mirip orang kesurupan sepanjang hari,' batin Keito malah makin mensyukuri adanya musim panas.

Langkahnya mendekat pada [Name], berjongkok, dan mulai menggendongnya hingga sampai di ruangan OSIS. Teriakan yang tadinya ingin ia suarakan malah [Name] tahan. Ia tidak ingin terjadi salah paham padahal hanya digendong sebentar saja.

"Oh, Keito. Akhirnya kau--"

Belum selesai Eichi menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba matanya menangkap sesosok perempuan yang berambut pirang mungil berada dalam gendongan Keito. Ia ingin berpikir positif saja saat ini. Mungkin saja [Name] pingsan di jalan dan Keito membawanya ke ruang OSIS.

"Ah, rupanya [Name]-chan juga datang disaat aku memanggil. Kemari, aku ingin memberitahumu sesuatu."

Keito menurunkan [Name] perlahan dan [Name] dengan cepat menghampiri Eichi yang memanggilkan. Keito seperti mengambil beberapa barang yang ada di mejanya sebelum ijin pada Eichi lagi untuk pergi meninggalkan ruangan.

Disamping itu, rupanya ada orang lain lagi selain mereka berdua yang terus menatap lamat-lamat [Name].

Mungkin dia takjub karena [Name] digendong dengan salah satu anggota OSIS?

'Kenapa Hokuto natap akunya sampai segitunya sih?!' batin [Name] yang risih dengan tatapan Hokuto, seseorang yang menatapnya lamat-lamat.

"Kenapa?"

Eichi menyerahkan selebaran pada [Name] yang bertanya. Dilihatnya unit Trickstar ternyata ingin berkolaborasi dengan unit Eve.

Tunggu, unit Eve?

"Benar. Aku membuat kejadian ini terjadi agar mereka bisa mempersiapkan diri sebelum acara SS berlangsung." Eichi menjawab disaat melihat raut wajah adiknya yang tampak kebingungan dan penuh tanda tanya.

Kali ini terjawab sudah kenapa unit Eve bisa ditampilkan dalam selebaran.

"Jadi maksudmu, aku beri mereka informasi tentang Eve karena aku pernah menjadi produser mereka?"

"Seperti yang diharapkan dari adikku, kau cepat paham, [Name]-chan."

Tidak tidak tidak, [Name] tidak ingin melakukan hal licik seperti itu. Tapi demi sekolah tercintanya, mungkin ia akan berikan beberapa bocoran sedikit.

"Oke aku setuju."

Dengan senyum sumringah, Eichi kembali beralih pada Hokuto untuk menyusun strategi lainnya yang akan dibahas. Sementara itu pandangan [Name] masih saja tidak lepas dengan selebaran yang ada di tangannya.

'Reimei ya. Kabar anak itu, kira-kira gimana keadaannya?'

Brak!

"Ohoho! SELAMAT SIANG SEMUA!!!"

Dengan suara dobrakan pintu dan suara menggelegar dari seseorang sukses membuat jantung Hokuto hampir terlepas.

"Selamat siang semua! Aku sudah menyapa loh ya!"

Sambil berjalan menghampiri meja Eichi, seseorang dengan surai hijaunya berjalan dengan kedua tangan direntangkan dengan anggun.

"Aku sudah datang! Tomoe Hiyori yang kalian kenal!!!"

'Wah, sifatnya sama sekali nggak berubah,' batin [Name] dan Eichi bersamaan menatap Hiyori.

"WAAAA EICHI-KUN, SUDAH LAMA KITA TAK BERTEMU!!!"

Menaruh barang-barang yang dibawanya di meja Eichi, ia kembali berujar, "Rupanya kau masih hidup~✨"

"..., Ha?" [Name] dan Hokuto berujar refleks dan menatap pemuda tersebut dengan tatapan aneh, berbeda dengan Eichi yang sudah memasang senyuman.

"Jadi kau tidak senang kalau aku masih hidup?"

"Mau apapun juga tidak masalah, KARENA AKU BUKAN ANGGOTA FINE LAGI!!"

Masih dengan senyumnya, kali ini perempatan imajiner mulai tercipta di dahi Eichi.

"Mengesalkan sekali, anak satu ini. Ngomong-ngomong Tsumugi dimana?"

"Dia ku suruh membawakan barang-barangku ke hotel."

"Y-yah, setidaknya dia akan sibuk karena hal itu. Maafkan aku, Tsumugi." Eichi berujar meminta maaf karena merasa tidak enak dengan seseorang di luar sana.

[Name] dan Hokuto ber-sweetdrop ria mendengar percakapan kedua orang yang seperti seenaknya. Mungkin lebih ke Hiyori yang selalu seenaknya.

Hokuto dengan perlahan mendekati dimana [Name] berada dan mendekatkan bibirnya ke telinga [Name] sebelum berbisik.

"Jadi ini salah satu anggota Eve yang terkenal itu?"

"A-ahaha ...."

Sebelum membalas, [Name] juga melakukan hal yang sama pada Hokuto dengan mendekatkan bibirnya pada telinga Hokuto.

"Yah, seperti yang kau lihat. Dialah Tomoe Hiyori, salah satu anggota Eve yang terkenal itu. Dia sudah kelas 3 dan sekarang termasuk seangkatan dengan Eichi-nii. Makanya dia bisa berkata santai begitu."

Mengangguk paham, kali ini Hokuto ingin bertanya dengan mengandalkan berbisik lagi.

"Lalu bagaimana dengan salah satu anggotanya lagi?"

"Salah satu anggotanya bernama Sazanami Jun. Menurutku dia yang paling normal daripada Tomoe-san. Dia juga yang mengurus Tomoe-san jika Tomoe-san berbuat seenaknya ... seperti sekarang."

"Hey kalian berdua. Kalian sudah selesai berbincang?"

Refleks Hokuto dan [Name] menjaga jarak sangat jauh disaat Hiyori menegur mereka. Terlihat juga aura hitam yang mengelilingi Eichi saat melihat adegan berbisik mereka.

'Baru ku tinggal sebentar aja udah ada serangga yang hinggap mengerubungi [Name]. Apa lain kali aku menyuruh Yuzuru untuk melakukan pengawasan ekstra? Sepertinya itu bisa dilakukan.'

.

To be continue ....

1436 word

Resaseki12

Jum'at, 21 Oktober 2022

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top