Chapter 21 - Tantangan Berat

Mengingat kerukunan [Name] dengan Eichi yang sangat bertahan lama di cafeteria, tibalah saatnya bagi [Name] mengeluarkan jurus andalannya yaitu memanggil Rei di telepon genggam.

Benar, [Name] sedang menelepon Rei saat ini sambil memberikan kode yang mudah dimengerti dirinya minta dijemput. Karena Rei termasuk satu-satunya orang yang berani melawan Eichi, mau tak mau [Name] harus meminta tolong pada Rei.

Acaranya juga mau dimulai. Apa boleh buat, [Name] harus melakukan ini demi keselamatan Valkyrie. Dalam acara Tanabata kali ini, [Name] juga lupa harus melakukan jurus andalan yang lainnya sebelum terlambat. [Name] lupa harus membagikan artikel yang sudah susah payah dia buat untuk meningkatkan reputasi Valkyrie dengan cepat.

Untungnya, [Name] sempat meminta tolong pada Rei yang notabenenya adalah salah satu Sankijin di sekolahnya. Mungkin aja Rei punya banyak koneksi untuk membagikan artikel itu dengan cepat.

"Jou-chan, kau dicari Ritsu."

"Ah, oke."

Naisu taiminggu, pikir [Name] melihat Rei datang tepat waktu. Saat Rei datang pun, ada satu hal yang menarik perhatian [Name]. Kenapa alasannya klasik sekali harus dipanggil dengan Ritsu?

"Tunggu dulu, [Name]-chan." Eichi menahan tangan [Name] ketika [Name] baru saja ingin bangkit dari duduk. "Kau tak lihat aku sedang sibuk bersama adikku, Sakuma-kun?"

'Nih orang napa makin mempersulit aja sih?!' [Name] menjerit sekaligus kesal dengan orang yang selalu menahannya berdiri.

"Ini juga demi kebaikan Jou-chan sendiri. Semua dari unit Knights sedang mencarinya, termasuk Ritsu. Karena Wagahai mendengar kabar ini, Wagahai khawatir padanya dan berusaha diam-diam untuk mencari Jou-chan juga."

Menarik salah satu tangan [Name], Rei mengalihkan pandangannya pada Eichi sebelum akhirnya mengeluarkan suara lagi.

"Kau tau? Mereka khawatir padanya yang tak terlihat dimanapun, termasuk Wagahai. Acara Tanabatanya juga akan segera dimulai, kenapa kau masih disini?"

Menghela napas berat, terlihat sekali bahwa Eichi sangat berat untuk merelakan [Name] kali ini.

Mau bagaimana lagi? Dirinya juga tak bisa membantah. Semua yang dikatakan Rei ada benarnya juga.

"Tenang aja, besok kita lanjutkan lagi," ujar [Name] membuat mata Eichi membulat sempurna.

Setelah melepaskan genggaman tangannya dari [Name], langsung aja Rei mengambil kesempatan emas itu untuk menyeret [Name] lebih jauh lagi.

"Makasih, Rei-senpai. Entah kalau ga ada Rei-senpai, aku minta tolong sama siapa." [Name] mengelus dada beberapa kali merasa lega.

"Khu khu khu, sama-sama, Jou-chan. Mulai dari sini, mungkin Wagahai bisa minta tolong pada Jou-chan untuk melatihan UNDEAD. Wagahai yakin Kaoru-kun akan datang latihan nanti."

[Name] hanya membalas dengan kekehan pelan sambil menggaruk pipinya dengan satu telunjuk.

Berhasil melarikan diri, sekaranglah saatnya bagi [Name] untuk membantu Valkyrie dengan tenaga ekstra. Mau disuruh melakukan apapun, [Name] siap membantu mereka. Kalau tujuannya untuk membuat Valkyrie menang, kenapa tidak?

Dan sekarang, disinilah [Name] berada. Tepat di barisan penonton dengan penuhnya para penonton yang ingin menonton beberapa unit yang tampil malam ini.

Kenapa [Name] nggak bersama Anzu aja untuk mengatur segala sesuatu di balik layar? Jawabannya adalah malas.

Ingat, [Name] adalah orang yang sangat bebas dan tidak ingin terkekang aturan dalam hidupnya. Mengatur segala sesuatu di balik panggung? Itu mah Anzu aja yang mengerjakan, [Name] cuma mau menonton dari kursi penonton.

Pemikirannya memang laknat. Tapi tak apa. Hampir semua orang pasti lebih memilih pendapat [Name] yang ingin jadi penonton.

Beberapa lagu sudah diputar dan beberapa unit yang tampil, sudah menunjukkan performa mereka yang begitu mengagumkan.

Hingga tibalah saatnya pengumuman pemenang antara unit Akatsuki dan Ra*bits, Akatsuki memenangkannya dengan mudah.

"Cih, harusnya Ra*bits dong yang menang. Salahku juga sih, nggak mau jadi produser sementara mereka."

Iya, [Name], iya. Kalau mau, semua unit aja kau embat. Urusin aja tuh semua unit bejibun dari Ensemble Stars! Heran aku sama kamu.

"Baiklah! Untuk pemenang, kalian harus memberikan hadiah dari salah satu penonton yang ingin harapan mereka dikabulkan!!!"

Seperti biasa, tanpa disuruh pun Wataru dengan sukarela ingin menjadi MC dari acara.

Lampu mulai disorot secara acak, dapatlah mereka satu penonton yang ingin Keito melakukan panah cinta padanya.

"Pfft!!!"

"Kenapa, [Name]-chan?"

"Ga, gapapa. Lupakan aja, Ritsu. Aku mau ngakak doang."

Mengerutkan salah satu alis, Ritsu heran dengan [Name] yang sudah susah payah menutup mulutnya rapat-rapat ingin mengakak.

Seperti adegan yang ada di animenya, Keito berhasil melakukan tantangan dari penonton dengan sukses berujung malu. Sesekali, bisa aja [Name] gunakan cara licik seperti tadi untuk membuatnya semakin malu.

Karena salah satu harapan penonton sudah dikabulkan, kini saatnya mereka beralih ke harapan penonton berikutnya yang ingin dikabulkan.

Menulis sesuatu di secarik kertas, [Name] menuliskan beberapa kata seperti 'sang leader harus berpelukan sambil kissu dengan salah satu membernya, lalu nyatakan perasaan pada salah satu penonton yang menonton'. Seperti biasa, hasrat [Name] ingin menistakan Keito meningkat pesat.

"Uwaah, kau mengerikan, [Name]," ujar Ritsu saat tak sengaja membaca secarik kertas milik [Name].

Pengundian dimulai kembali, dan lampu kembali dinyalakan. Memutar secara acak, tak [Name] sangka dirinya menang melakukan undian kali ini. Apa ini efek dari keluarga Tenshouin, atau efek karena Eichi sudah berpesan pada para staf sebelumnya?

"Makasih loh, Wataru-senpai!!!" Teriak [Name] menggelegar tak tau malu ketika dirinya sudah mendapat tatapan horor dari Keito.

"K-Kanzaki, tolong tebas aku sekarang juga."

Souma hanya dapat menepuk-nepuk beberapa kali pundak Keito setelah dirinya sudah membaca habis harapan apa yang ingin dikabulkan [Name].

Memang sih, Keito bisa melakukannya dengan mudah ketika berpelukan. Tapi kalau ciuman? Sampai tujuh turunan pun Keito tak sudi melakukan itu.

Jangankan bersama pria, bersama wanita yang sangat dicintainya saja bisa jadi Keito 'ogah' melakukannya.

Berhasil menyelesaikan tantangan peluk dan kissu dari salah satu pipi Kuro, inilah saatnya bagi Keito menembak seseorang secara tidak langsung.

Disaat adegan ciuman tadi, sayangnya hp [Name] lowbat sehingga tidak bisa mengabadikan moment yang paling memuaskan menurut [Name].

"A-aku hanya ingin melakukan tembakan aja. A-aku nggak mau mengutarakan perasaanku secara langsung," kata Keito membuat para penonton makin berteriak histeris membayangkan diri merekalah yang ditembak Keito karena Keito tak ingin mengungkap siapakah orang itu.

Setelah melakukan gaya tembakan, mata Keito sempat tertuju pada [Name]. Taulah artinya apaan.

"Wah, wah. Keito sudah mulai bertindak rupanya."

Dengan senyuman khas orang kesal tapi manis Eichi gunakan sambil melipat kedua tangan dari belakang panggung. Tori dan Yuzuru yang ada di sana pada saat itu hanya berusaha sekuat tenaga untuk menenangkan Eichi. Takut juga kalau misalnya diam-diam Eichi mempunyai niat terselubung untuk mengeluarkan Keito.

Tapi sepertinya, itu nggak akan mungkin terjadi juga mengingat sebesar itu pengorbanan yang Keito lakukan untuk menolongnya.

Beralih dimana [Name] berada, [Name] malah ngakak sambil bertumpu pada pundak Ritsu karena tak kuat menahan tubuhnya yang sudah semakin ngakak tak karuan.

"Kenapa kamu ngakak? Tadi itu pernyataan cinta loh!"

"Biarin ... aku ga peduli siapapun orangnya yang udah dia tembak."

Ritsu semakin mengerutkan alisnya tak suka melihat sifat [Name] ternyata tak sepeka itu. Ritsu jadi berpikir untuk merenungkan saja niatnya ingin menembak [Name] kalau [Name] masih tidak pekaan seperti sekarang.

.

To be continue ....

✨ 60 vote = Next

1122 word

Resaseki12

Jum'at, 19 Maret 2021

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top