Chapter 2 - Ruang OSIS

Author sialan!

Kenapa di saat seperti ini kau malah menjadikan sudut pandangku?! Kan aku lelah harus jelasin terus ke para pembaca sialan ini!

Author : Ya kan biar ngena kalo kamu yang jelasin. Selain itu para pembaca mau baca di lapak orang kek begini kan karena bisa bayangin diri mereka itu ada di dalam dirimu juga gitu loh~

Ya tapi tetep aja aku gak bisa terima kalo kek begini caranya!

"Ano ... Arashi-san." Aku pun memanggil Arashi-san tanpa memalingkan pandanganku. Sedang Arashi-san sepertinya langsung menoleh padaku ketika mendengar namanya disebut.

"Ada apa, [Name]-chan?" Tanya Arashi lembut. Jujur saja, aku malah sedikit ada rasa pemikiran kalau Arashi-san ini cocok sekali ketika menjadi kakak perempuan.

"Etto... Sebenarnya, ada yang ingin ku tanyakan padamu."

"Apa itu?"

"Tentang unit sih. Di sekolah idol ini bukannya memakai sistem unit?"

Yah, sekedar untuk mengingatkan. Sebenarnya, aku sudah tau dari awal tentang sistem ini. Bahkan di sekolah idolku yang dulu pun juga sama memakai sistem unit dimana dari satu unitnya terdiri dari 2-5 orang. Aku menanyakan hal ini pada Arashi-san hanya sekedar formalitas saja.

Seebagai murid pindahan yang baik, akan ku tanyakan pertanyaan-pertanyaan yang memang seharusnya tidak ku tanyakan karena aku sudah mengetahuinya terlebih dulu.

"Oh, memang benar kalau di sekolah ini memakai sistem unit. Aku juga tidak tau tujuannya untuk apa, tapi sebagai seorang idol disini mungkin sudah seharusnya kami, para idol, harus membentuk unitnya masing-masing," jelas Arashi-san.

"Oh, begitu..."

"Ngomong-ngomong, aku masuk di unit Knights loh~"

Cih, siapa yang bertanya 'kau masuk unit mana' bodoh?

"O-oh, begitu ya?"

"Benar juga! Bukannya seorang produser juga harus masuk unit ya?"

Tunggu dulu! Jadi maksudmu memberitahukan unitmu itu dengan maksud ini?! Aku tau kalau kau masuk di unit Knights, dan aku juga tau kalau seorang produser disini juga harus memilih unitnya sendiri untuk ia urus nantinya!

"Seperti halnya Anzu-chan, seorang produser memang dibutuhkan disini, tapi juga ia harus memilih salah satu unit untuk fokus mengurus salah satu unitnya saja," jelas Arashi-san lagi yang jujur saja masih tidak dapat ku pahami dengan penjelasannya, walau aku tau maksudnya.

"Jadi maksudmu ..."

"Kau bisa membantu semua unit yang ada disini, tapi hanya satu unit saja yang bisa kau prioritaskan."

"Souka." Yah, untuk formalitas juga sih aku bertanya seperti ini yang jawabannya saja sudah aku tau. Jahat sih memang.

"Ngomong-ngomong, kita sudah sampai di ruang OSIS loh~"

... are?

HEEEE?!

Sanking seriusnya mendengar penjelasan dari Arashi-san, aku sampai tidak sadar kalau kami benar-benar sudah sampai di depan pintu ruang OSIS.

"Ba-baiklah, kalau begitu terima kasih karena sudah mengantarkanku sampai ke sini, Arashi-sa---"

"Tunggu dulu, [Name]-chan!"

Sebelum aku membuka pintu ruang OSIS, Arashi-san dengan cepat menggenggam tanganku untuk mencegah aku masuk.

"Ada apa, Arashi-san?" Tanyaku.

"Sebelum kau memutuskan unit mana yang akan kau pilih nantinya, sebaiknya kau pikirkan terlebih dahulu unit mana yang terbaik untukmu nantinya. Aku tidak ingin kau menyesal di akhir saat kau sudah memilih unit."

Tunggu ... apa ini, pesan atau nasihat dari Arashi-san?

"A-ah ..., kau benar. Terima kasih karena sudah khawatir padaku, Arashi-san. Tapi aku akan baik-baik saja."

Setelah menjawab pernyataannya barusan, aku pun mulai memasuki ruang OSIS yang sebenarnya tidak ingin ku masuki karena ada seseorang yang sangat menyebalkan dan tidak ingin ku temui saat ini.

Yah, sudahlah... Toh hanya sebentar saja untuk bertemu.

...

*Author PoV*

Setelah [Name] membuka pintu ruang OSIS, masuk ke dalam ruangan, lalu menutup pintu ruang OSIS tersebut, Narukami tanpak terdiam sejenak di depan pintu tersebut lalu mulai menggumamkan sesuatu.

"Bagaimana dia tau kalau aku khawatir dan ingin sekali dia masuk di unit Knights? Apa aku sudah menunjukkannya dengan ekspresiku?" gumam Narukami dengan suara pelan.

###

"A-ano ... permisi ...." [Name] berujar setelah memasuki ruang OSIS tersebut.

"Yo, [Name]-chan. Akhirnya kau datang juga," sapa Tenshouin Eichi yang kita tau bahwa dialah Ketua OSIS di sekolah Yumenosaki ini sekaligus orang yang tidak ingin di temui [Name] sampai kapanpun.

Sebelum [Name] fokus dengan seseorang yang menyapanya, ia fokuskan dulu dengan keadaan ruangan OSIS yang menurut [Name] sangat nyaman walau sempit. Bahkan [Name] juga sedikit terkagum-kagum dengan isi ruangan OSIS tersebut.

"Bagus sekali." [Name] bergumam dengan wajah datar walaupun keduan matanya sudah berbinar-binar.

"Hee~ Jadi [Name]-chan sudah mulai tertarik untuk masuk di organisasi OSIS in---"

"Tidak terima kasih. Jangan salah paham!" Jawab [Name] cepat dan tegas.

"Ara ara~ Ternyata, kau masih saja membenciku ya, [Name]-chan?" Goda Tenshouin yang entah untuk apa maksudnya.

Sambil menyilangkan kedua tangannya di dada [Name] pun menjawab, "Memangnya kenapa? Masalah?"

"Padahal kalau kau masuk dan menjadi anggota OSIS, aku bisa saja pensiun dari jabatan ini dan menyerahkannya padamu dengan tenang." Tenshouin mengeluh dengan memasuk raut wajah sedih andalannya. Tentu saja hal itu malah makin menimbulkan perempatan di dahi [Name].

"Sudahlah, tidak perlu basa-basi lagi. Sebenarnya, untuk apa aku datang kemari? Dan lagi, kelasku ada di mana?" Tanya [Name] beruntun sebelum Tenshouin memulai (aktingnya) lagi yang bagi [Name] benar-benar menyebalkan untuk dilihat.

Sebelum Tenshouin menjawab semua pertanyaan [Name], ia sempatkan terlebih dulu untuk melirik Hasumi Keito selaku wakil ketua OSIS. Dan untungnya saja di dalam ruangan itu hanya ada Tenshouin dan Hasumi disana, atau mungkin juga bisa ditambah [Name].

Hasumi yang mengerti maksud lirikan Tenshouin tersebut mulai pergi keluar meninggalkan kedua orang yang masih berada di ruangan OSIS.

"Tunggu, apa kau mengusir Hasumi-senpai?" Tanya [Name] terkejut saat melihat Hasumi berjalan keluar.

"Aku bukan mengusirnya, tapi memintanya keluar secara halus sebelum aku menjawab semua pertanyaanmu," jawab Tenshouin tenang. Tapi berbeda lagi dengan isi pikiran [Name].

'Dasar iblis! Sudah jelas-jelas itu ngusir masih aja nyangkal!'

Sebelum berujar kembali, [Name] nampak sedikit menghela napas beratnya dan memegangi jidatnya. Mungkin ia sedang pusing saat ini, karena tidak tau lagi apa yang harus [Name] perbuat untuk menghadapi mahluk satu ini. "Baiklah kalau begitu, terserah kau saja."

Tenshouin nampak tersenyum saat mendengar gumaman [Name] barusan.

"Baiklah kalau begitu, aku akan menjelaskannya padamu. Sebenarnya, tujuanku membawamu ke sini adalah untuk memasukkanmu ke dalam unit fine yang dimana salah satu anggotanya adalah aku, sang leader fine itu sendiri." Tenshouin pun menampakkan tampang aslinya yang menurut [Name] tampang itu sangatlah membuat ia kesal. "Oh, iya. Kalau kau menanyakan kelas, aku sudah memasukkanmu ke kelas 2-A yang dimana aku akan meminta langsung pada Kanzaki-kun untuk mengawasimu di kelas."

Cukup sudah, kesabaran [Name] benar-benar sudah habis. Kali ini, orang ini berbuat seenaknya lagi dengan hidupnya. Untuk kali ini, [Name] tidak bisa tinggal diam.

"Apa kau tidak bisa melepaskanku untuk kali ini saja, Eichi-nii?"

"[Name]-chan. Kan sudah ku bilang kalau kau tidak boleh memanggilku seperti itu lagi. Bukankah aku kakakmu? Seharusnya kau memanggilku dengan sebutan onii-chan atau onii-san, [Name]-chan."

Yap, itu benar sekali. Kalian benar-benar tidak salah baca. Apa yang dikatakan Tenshouin itu benar, bahwa [Name] adalah adik dari kaisar itu sendiri.

"Lebih baik aku memanggilmu begini daripada panggilan yang ku buat sebelumnya. Atau jangan-jangan, Eichi-nii benar-benar ingin kalau aku memanggil Eichi-nii seperti dulu, yaitu Iblis tampang Malaikat?"

Entah mengapa saat mendengar pernyataan [Name] tentang nama panggilnya malah membuatnya tidak bisa berkata apa-apa lagi.

"Ba-baiklah, terserah kau saja, Tenshouin [Name]."

"Ja-Jangan sebut nama panjangku, dasar kakak iblis!"

To be continue...

1208 word

Resaseki12

16 November 2019

Publish -> 16 Januari 2020

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top