Chapter 18 - Persiapan S1

"A-Anzu."

"Ya, [Name]-chan?"

Saat ini, [Name], Anzu, dan juga salah seekor buaya-- maksudnya Hakaze Kaoru sedang berjalan beriringan di koridor sekolah. [Name] ingin saja berlari menjauh dari orang itu, tapi karena ada Anzu [Name] harus mengurungkan niatnya untuk menyelamatkan diri sendiri.

"Kamu gapapa?" Tanya [Name] dengan cara berbisik seperti sebelumnya.

Anzu hanya tersenyum sebelum melanjutkan kata-katanya.

"Nggak apa, karena [Name]-chan melindungiku."

'Padahal aku mau kabur!'

"Oh, lihat ini. Sepertinya Dewa sedang berbaik hati padaku dengan menunjukkan pesonaku di depan para gadis produser~ Sangking terpesonanya saja mereka sampai mengagumiku dengan cara berbisik seperti itu~"

'Nggak, kamu salah. Sebenernya kami mau kabur darimu tau!'

[Name] dan juga Anzu menjerit dalam hati. Bedanya, [Name] menggunakan ekspresi yang sangat tidak bisa dideskripsikan. Sedangkan Anzu malah lebih memilih memasang senyum polos saja menanggapi kenarsisan Kaoru.

'Diliat bagaimanapun, ini udah ga bisa dicegah. Aku harus bertindak.'

Sebelum [Name] berhasil melakukan aksinya untuk membuat Kaoru pingsan, terkapar, dan tak berdaya, Souma dan Adonis yang sedang berlari pada saat itu menarik perhatian [Name]. Tanpa menunggu lama lagi [Name] langsung saja memanggil mereka berdua untuk mendekat disusul dengan lari kecil.

Bagi [Name] memang terlihat seperti berlari kecil saja, tapi bagi orang biasa yang melihatnya--seperti Anzu dan Kaoru misalnya--[Name] tidak terlihat seperti berlari santai dan malah lebih terlihat seperti berlari cepat seperti Sonic.

"Woe kalian! Berhenti dulu!" Teriak [Name] dengan lantang. Tentu saja Kanzaki Souma dan Otogari Adonis yang merasa dipanggil pun terkejut mendengar suara menggelegar milik [Name].

"Tenshouin ... [Name], benar?" Tanya Souma lebih dulu menginterupsi. "Sedang apa Tenshoui--"

"Panggil aku [Name], jangan marga!"

"Baiklah. Apa yang [Name]-dono lakukan disini?"

"Tensho-- tidak, [Name] butuh bantuan?"

Pertanyaan Adonis barusan entah kenapa membuat otak [Name] bekerja ekstra ingin menjahili seseorang. Seperti biasa, pemikiran laknatnya sukses berpikir disaat genting begini yang seharusnya untuk meminta tolong.

"Aku sama Anzu diculik!"

"Si-Siapa yang sudah berani menculik anak dari keluarga Tenshouin?" Souma yang lebih dulu panik mendengar kisah drama tapi bohong karangan [Name].

Lagi dan lagi, [Name] harus mendengarkan pertanyaan yang serupa seperti ini. [Name] kesal setiap kali dirinya ingin meminta tolong untuk diselamatkan, misalnya saja seperti sekarang dengan kasus penculikan karangan [Name], beberapa orang yang tau kalau [Name] dari keluarga Tenshouin pasti akan mengatakan hal yang serupa seperti Souma.

Memangnya kalau dirinya dari keluarga Tenshouin, [Name] tidak bisa diculik? Bahkan Eichi saja pernah mengalami penculikan sekali saat dirinya kelas 2.

"Tuh, dia yang nyulik kita!"

[Name] menunjuk tepat di belakang Anzu atau seorang Hakaze Kaoru berada saat keduanya berjalan mendekat.

Seperti biasa saat Souma melihat Kaoru karena pengalaman buruk yang ia alami pada tahun pertamanya, Souma meremas kuat botol pemberian Adonis dan mulai menunjukkan ekspresi tak suka pada Kaoru. [Name] tau betul pengalaman buruk apa yang Souma alami pada saat itu.

"Kalau dia sih, aku yakin [Name]-dono bisa dengan mudah diculik dengan orang seperti dirinya."

'Em, mohon maap nih. Kalaupun aku mau, aku tinggal tonjok perutnya aja sebelum kabur. Tapi untuk sekarang, aku keliatan feminin aja deh di depan mereka.'

Kaoru yang mendengar celetukan Souma hanya dapat menggeleng dan menunjukkan ekspresi 'bersalah namun tidak' miliknya. Maksudnya, walaupun Kaoru tidak melakukan suatu hal yang sudah dikatakan Souma, tapi ia iyakan saja dan memasang ekspresi bersalah karena sudah menculik kedua gadis produser tersebut.

Melihat ekspresi yang diberikan Kaoru saja sudah membuat Adonis salah paham dan dengan sigap ada di depan [Name] dengan maksud melindungi diri [Name].

Orang polos seperti Adonis memang beda.

"Ano ... sebenarnya, Hakaze-senpai tidak berbuat macam-macam pada kami." Anzu yang lebih dulu menginterupsi, melakukan pembelaan untuk Kaoru. [Name] saja sampai menjerit tidak terima dalam hati mendengar Anzu membela Kaoru. Padahal kalau diteruskan sedikit lagi bisa lebih seru dari ini, pikir [Name].

Anzu menjelaskan kedatangannya kemari karena mendengarkan saran berguna dari senior playboy-nya bagi Anzu. Mendengar acara S1 disebut, apalagi kedua produser dari sekolah merekalah yang membantu, membuat Souma dan Adonis berteriak. Ekspresi mereka juga menunjukkan rasa terkejut yang luar biasa seperti anak Ra*bits sebelumnya.

"Mau 'kan? Mau bantu 'kan? Kalo ga mau, ku laporin kakakku lho."

Souma dan Adonis mengangguk cepat saja, tak ingin cari masalah dengan anak bungsu dari keluarga Tenshouin. Mereka hanya tau kalau [Name] memang akrab dengan Eichi. Padahal setiap kali mereka bertemu, [Name] selalu ingin cari ribut walau hanya duduk diam sekalipun.

"Anzu, aku duluan ke tempat Kuro-senpai!"

"Kalau begitu, aku ikut juga, Anzu-chan~" Kaoru berujar lebih dulu saat ingin menyusul [Name].

"Nama dia Tenshouin [Name]-dono woe! Tak akan ku biarkan kalian jalan berdua sesuai rencanamu!"

Tak tinggal diam, Souma dengan sigap berlari menyusul ketertinggalan meninggalkan Adonis dan Anzu sendirian di tengah lapang. Tentu saja Souma dengan cepat mengganti bajunya terlebih dulu sebelum mengejar dan menjaga [Name] dari rencana licik Kaoru.

"..., kita berdua."

"Ahaha, iya ya." Anzu membalas, menggaruk belakang kepalanya saat mendengar gumaman Adonis secara tak sengaja.

"Mau kemana sekarang? Kata di surat ini yang ditulus [Name], kita pergi saja ke ruang OSIS," ujar Adonis membaca setiap deretan tulisan yang tak sengaja ia temukan.

"K-Ke ruang OSIS aja kalau gitu, sekalian nunggu [Name]-chan datang disana."

"Aku mengerti."

Adonis berjalan lebih dulu yang disusul Anzu dari belakang. Karena langkah besar Adonis membuat Anzu harus berlari kecil mengejar ketertinggalan.

###

"Habis ini kemana lagi?"

"Belok ke kanan aja. Setelah itu, kau bisa melihat Dojo tak lama lagi." Kaoru menunjuk tepat saat ruang latihan beladiri mulai terlihat di depan mata, "Tenang saja, kau bisa mengandalkanku kapanpun kau mau, Anzu-chan~"

[Name] mulai merasa kesal kembali dengan alis berkedut beberapa kali. Tentu saja [Name] kesal. Sudah kesekian kalinya Kaoru lupa dan selalu menyebutkan nama salah satu produser dari kelas 2-A sekaligus produser Trickstar.

"Jauh-jauh kau dari [Name]-dono!" Teriak Souma melerai kembali tepat di tengah-tengah saat [Name] dan Kaoru mulai berdekatan.

"Cih, padahal rencanaku untuk PDKT sudah sempurna."

'Mohon maaf, kupingku lagi ga bisa digunain.'

Setelah sampai tepat di depan Dojo atau lebih tepatnya ruangan yang biasa digunakan untuk latihan beladiri, [Name] ingin sekali membuka pintu karena ia yakin salah satu senior terkuatnya bernama Kiryu Kuro pasti sedang PW (Posisi Wuenak) di dalam. Dari satu sisi, sebenarnya [Name] juga ragu untuk sekedar membuka pintu.

Jangankan membuka, memegang gagang pintunya saja [Name] masih ragu.

Melihat keraguan [Name] tanpa alasan itulah membuat Souma bertindak lebih dulu untuk membukanya.

"Tak apa, [Name]-dono. Kiryu-dono pasti ada di dalam."

Mendengar kalimat penenang dari Souma barusan membuat [Name] seketika itu juga mulai memantapkan hatinya. Ia tak peduli jika Kuro menolaknya nanti karena masih ada cadangan lainnya. Ia bisa saja meminta tolong pada Itsuki Shu. Kalau dia tidak mau, [Name] masih bisa meminta tolong pada Kagehira Mika.

Dengan sedikit tawaran kecil seperti disogok dengan permen, pasti Kagehira Mika akan langsung menyetujui permintaan tolong [Name].

Memang berdosa kamu, [Name].

"Ada apa ini?"

Suara dari Kuro menggema ke seisi ruang Dojo. Melihat kedatangan [Name], Souma, dan juga Kaoru membuat Kuro semakin mengerutkan alis dengan ekspresi wajah yang tak bisa dideskripsikan.

"Maaf, senpai. Tapi, aku butuh pertolongan Kur-- Kiryu-senpai untuk membuat kostum."

"Sebelum itu, bagaimana kau tau namaku, Jou-chan?" Kuro bertanya yang masih memasang ekspresi bingung. "Kalau tidak salah, kau adik dari Tenshouin itu bukan? Danna sering menceritakanmu sebelum kau datang ke sekolah ini."

"Danna?"

"Hasumi Keito maksudku."

'Megane-niichan kamvrt!'

[Name] mengelus dada dalam diam, lalu melanjutkan apa yang ingin ia lakukan selanjutnya.

"Aku tau nama senpai dari Anzu."

"Ah, Anzu no Jou-chan kah?" Kuro mulai mengangguk paham sebelum [Name] melanjutkan lagi kata-katanya.

"Aku mau minta tolong sama senpai. Senpai bisa 'kan buat kostum?"

Kuro hanya mengangguk singkat untuk menjawab. Sebelum [Name] berujar kembali, Souma sudah lebih dulu menjelaskan.

"Kalau begitu, bukannya akan lebih bagus kalau Kiryu-dono menolong mereka untuk pelaksanaan acara S1?"

"..., tunggu dulu, Kanzaki. Bisa kau ulang?"

Souma mengatakan kata-kata yang ia ucapkan sebelumnya kedua kalinya. Tanpa [Name] duga, ternyata Kuro juga bisa menunjukkan ekspresi yang tak wajar.

Maksudnya tak wajar disini adalah ekspresi wajah terkejut, ekspresi wajah yang jarang atau sama sekali tidak pernah ditunjukkan Kuro sebelumnya.

Emangnya, kami yang produser bantuin bikin acara S1 nanti sangat mustahil? Pikir [Name] kesal, mengingat dalam beberapa hari ini banyak juga orang yang terkejut karena produser yang akan menyiapkan acara S1 mendatang.

.

To be continue ....

Mohon maap ya, aku ga bikin chap khusus hari valentine atau imlek. Aku lagi pusing juga gegara abis kehujanan. Di lapak sebelah juga lagi susah nyari inspirasinya, padahal udah setengah jalan malah mentok.

Btw, aku mau nanya dulu ini sebelum mengagetkan kalian. Baiknya aku up 1 chap sehari aja atau 2-3 chap?

Karena aku juga butuh niat buat ngerjain ini, aku juga harus punya bayarannya biar niatku ada.

Kalau mau 3 chap sekaligus sih votenya harus 70, kalau 2 chap skaligus votenya 60, kalau 1 chap aja kayak skarang sih votenya cukup 50 aja lah.

Jadi, mau yang mana?

70 vote?

60 vote?

Atau 50 vote aja udah?

Serius, tadinya aku mau up 3 chapter skaligus. Tapi takutnya nunggu lama banget karena aku udah nyiapin 2 chap dan tinggal ngetik 1 chap nya aja lagi. Maksudku sih biar cepet tamat, tapi terserah kalian aja dah.

Mohon maap mengganggu kalian semuanya.

1508 word

Resaseki12

Minggu, 14 Februari 2021

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top