Chapter 16 - Membolos Lagi
"Mayat, kamu ga mau pulang apa?!"
Aku menggerutu kesal melihatnya yang masih terbaring lemah di atas pangkuanku.
Saat ini, aku dan salah satu orang yang tertidur di pangkuanku bernama Sakuma Ritsu, adik dari Sakuma Rei-senpai sedang berada di ruang rahasia milik Switch. Aku tau, kalian pasti tau tentang ruang rahasia yang ada di perpustakaan.
Entah kenapa akhir-akhir ini, aku dan Ritsu sering banget bolos dari kelas pagi hingga sore. Bahkan kami juga sering pergi ke kantin. Lebih tepatnya aku yang sering ke kantin bersama Aoba-niichan karena Ritsu sama sekali tidak punya tenaga di musim panas ini.
Ritsu juga sering mengatakan bahwa dirinya lapar dan ingin segera minum. Hal itu sudah beberapa kalinya sukses membuatku merinding.
Biarpun aku juga lemah terhadap sinar matahari, setidaknya aku masih mau berusaha menuju ke kantin yang panasnya sangat tidak manusiawi.
Setelah aku bisa membuat kesepakatan dengan Natsume, Ritsu sering sekali jadi teman bermainku dikala bolos jam pelajaran. Aku jadi punya teman hiburan saat aku hampir saja pingsan membaca buku tebal untuk referensi pembuatan proposal.
Author min akhlak sekaligus pembuat cerita ini pasti sudah menceritakannya pada kalian, kecuali tentang aku yang menjadi pacar sementara Natsume untuk memperkuat kesepakatan kami berdua.
Ritsu sepertinya tidak mempermasalahkan hal itu. Berhubung kami hanya menjadi pacar sementara.
Dalam hal bolos membolos ini, tentu saja orang yang sangat ingin bolos ialah Ritsu. Dia ingin sekali merasakan kesejukan di hari yang begitu panas dan menyengat di ruang rahasia milik Natsume.
Sebenarnya, aku juga mau bolos. Tapi karena pengawasan ketat Yuzuru, aku jadi tidak bisa sembarangan membolos. Belum lagi ketika aku ditanyai seribu pertanyaan dengan kakak penyakitanku yang membuatku lelah harus beberapa kali mengelak dan berbohong padanya.
Jika kalian bertanya bagaimana aku dan Ritsu bisa membolos sampai satu minggu berturut-turut? Jawabannya adalah, karena Ritsu sering membantuku melepaskan pengawasan Yuzuru dariku. Walau sesekali Natsume membantuku teleportasi dengan sihirnya berhubung aku pacar sementaranya.
Jujur saja. Ketika wujudku tidak terlihat di mata Yuzuru, aku bisa dengan mudah membolos. Tapi kalau aku sudah menunjukkan batang hidungku yang hanya sejengkal saja terlihat, pengawasan Yuzuru padaku pasti tidak akan mudah terlepas.
Aku dan Ritsu seperti bermain detektif saja. Mainnya sudah nggak sama Isara Mao ya kamu.
Kalau Natsume, jangan ditanya lagi. Ia hanya perlu mengeluarkan sedikit sihirnya agar bisa mewujudkan cara membolos yang tidak normal.
Bahkan Hokuto saja sampai pusing mengurusi makhluk yang satu itu.
"Kau sudah menyelesaikan proposal milik RyuseiTAI?" Natsume bertanya padaku yang sedang menjambak rambut sang mayat.
Tentu aku sudah tau dan tidak kaget lagi dengannya yang mengetahui tentang pembuatan proposal itu. Secara, aku juga terang-terangan menunjukkan kesibukanku di ruang rahasia. Natsume juga sedikit demi sedikit membantuku dalam pembuatan proposal Ryuseitai, maka dari itu aku sangat bersyukur dan berhutang budi sekali dengan Natsume.
Saat meminta pembuatan proposal Supernova saja, unit Ryuseitai sama sekali tidak menunjukkan diri mereka di hadapanku. Setidaknya mereka harus menunjukkan diri untuk membantuku.
Apa karena mereka sedang fokus latihan menjelang penampilan Supernova bersama Anzu?
Wah, wah. Ternyata, kalian sudah memanfaatkan produser yang ada di sekolah ini dengan sebaik-baiknya.
"Sudah dong. Sekarang, aku tinggal memikirkan urusan latihan dan performa unit Switch di panggung nanti."
Aku masih menjambak rambut Ritsu dengan perempatan imajiner yang sudah senantiasa menghiasi pelipisku daritadi. Aku kesal dengan mayat ini. Susah sekali dia dibangunkan. Tidak seperti kakaknya yang dengan cara memainkan suling saja sudah bisa membuatnya bangun.
"Kau yakin proposal itu bisa disetujui dengan muDAH?"
"Iyalah! Aku yakin kalau kamu bantuin aku membuat proposal itu!"
"Kalau jadinya nggak normal gimaNA? Berhubung aku selalu memakai sihir dalam proses pembuatan proposalMU?"
Tapi kan nggak mungkin juga tuh proposal bisa menghilang karena kamu pakai sihir dan jadi nggak normal!
Nih anak selalu saja membuatku pusing. Untung pacar sementara.
"Biarin aja. Kalau memang bener nggak disetujui, harusnya dari awal mereka minta tolong ke Anzu. Kenapa aku harus bikin proposal dari unit lain?"
"Dan kenapa juga kau harus jadi produser sementaranya Switch? Kau kan sudah jadi produsernya Knights, Koneko-CHAN? Walau ada baiknya juga aku bisa berpacaran denganMU."
Akh, pertanyaannya menusukku!
Tentu saja aku punya maksud lain untuk melakukan itu. Tapi aku juga nggak bisa bilang ke kamu tujuanku melakukannya.
"Ternyata, yang dikatakan Aoi-kun benar. Kau dan Ritsu sering membolos di tempat ini ya, Jou-chan?"
"Rei-niisan."
"Rei-senpai."
Aku dan Natsume menggumamkan nama Rei-senpai bersamaan saat Rei-senpai menunjukkan diri dan mengatakan sesuatu. Aku malu dengan Rei-senpai karena sudah menculik adik kecilnya yang berharga.
Sepertinya, aku harus membuat kedua Aoi bersaudara itu bungkam dengan cara apapun. Mereka sudah membocorkan rahasia negaraku bersama Ritsu dengan memata-matai kami ... mungkin.
"Ck, aku mendengar suara seseorang yang akan menjadi pengganggu antara aku dan [Name]-chan~"
Suara Ritsu yang bergumam membuat diriku beralih menatap Ritsu di pangkuanku sambil bergelut manja setelah ia bergumam. Rupanya suara Rei-senpai bisa membuat Ritsu terbangun dari tidurnya. Aku jadi memiliki ide yang sangat cemerlang untuk membangunkan Ritsu setelah ini.
"Sial, padahal aku sudah memimpikan hal yang bagus tadi. Kalau saja Anija tidak membangunkanku, mungkin aku sudah meminum darah [Name]-chan dalam mimpiku."
Tunggu. Barusan dia bilang apa?
Aku tau dia sejenis vampir dalam dunia fantasi, tapi aku tak pernah menyangka kalau gumamannya saat menggumamkan kata 'haus' itu dengan artian ingin mencicipi darahku.
Ini bahaya. Seobsesi itukah dia menginginkan darahku? Atau itu hanyalah candaan? Bahkan kilatan mata Natsume sudah menunjukkan bahwa ia tak suka dengan pernyataan Ritsu barusan.
"[Name]-chan, ayo kita pulang sekarang~ Aku ingin pulang bersamamu~"
"Te-Terserah."
Ritsu menggenggam pergelangan tanganku lalu menyeretku pergi menjauh dari ruangan rahasia.
"Lalu, bagaimana dengan performa kami--"
"Jangan khawatir. Aku akan meminta Anzu dan kakakku untuk membantu." Aku menjawab memotong pertanyaan Natsume disaat diriku masih diseret keluar.
Ditengah-tengah aku diseret keluar atau sewaktu aku melewati Rei-senpai, Rei-senpai dengan cepat membisikkan sesuatu yang hanya bisa ku dengar seorang diri.
Ia mengatakan terima kasihnya padaku karena sudah menjaga adik satu-satunya dan aku benar-benar sudah menepati janjiku pada Rei-senpai. Aku hanya membalasnya dengan senyuman manis. Sepertinya senyumanku sukses membuat Rei-senpai yang melihatnya tersenyum juga.
"Jou-chan."
Aku menghentikan tarikan Ritsu mendengar Rei-senpai memanggilku.
"Besok, pergilah ke rooftop. Ada suatu kejutan yang ingin Wagahai berikan padamu."
Mata Ritsu semakin mengilat mendengar perintah Rei-senpai. Aku sih tidak mempermasalahkannya asalkan aku diberi sunblock sebelum pergi ke atap.
Ingatkan aku kalau aku tidak tahan terhadap panas. Untuk itu aku tidak pernah mau pergi ke rooftop.
Entah apa yang membuat Rei-senpai perhatian padaku hingga melemparkanku sunblock yang selalu ia gunakan.
Ini rezeki anak sholeh namanya! Aku mendapat barang yang selalu digunakan idolaku, siapa yang tidak senang?
"Kembalikan itu padanya." Ritsu mengambil sunblock yang sebelumnya ku tangkap dan melemparkannya kembali pada kakaknya. "Biar ku berikan punyaku besok."
Musnah sudah harapanku untuk memuja barang peninggalan idola favoritku. Untuk apa juga adiknya ini memberikan kembali barang itu yang seharusnya untukku pada kakaknya?
Aku mau teriak sekarang juga! Sekarang aku sedang frustasi karena salah satu makhluk yang tak tau dirinya membuang barang yang ingin ku puja!
###
Waktu terus berlalu dan sudah menunjukkan waktunya makan malam. Aku yang sudah mengganti seragam sekolahku pun bergegas ke ruang makan dan duduk seperti biasa di meja makan. Ku lihat, sudah ada Eichi-nii juga di meja makan sambil melahap beberapa suap makanan.
Kalau sudah begini, tentu saja aku akan bergegas makan dan kembali ke kamar. Daripada aku berlama-lama di ruang makan bersama dengan Eichi-nii tanpa orang tua kami dan ditanyai macam-macam.
"[Name]-chan."
Aku melirik dimana Eichi berada tepat di hadapanku sambil menyuap beberapa makanan dengan sumpit.
"Kenapa kau membolos?"
Aku tersedak makananku sendiri. Belum selesai aku melegakan tenggorokanku, aku dibuat tersedak kembali mendengar pertanyaan Eichi-nii setelahnya.
"Kau diculik Ritsu-kun saat berangkat sekolah?"
Eichi-nii, tolong jangan tanyakan pertanyaan apapun yang mudah membuatku tersedak. Aku merasa jadi manusia berdosa karena kau menganggap Ritsu yang menculikku.
'Jangan jawab apapun dan kembali ke kamarmu, [Name]!' batinku menjerit menyuruhku tak perlu ambil pusing memikirkan pertanyaan Eichi-nii.
Untuk inilah aku benci ketika harus makan bersama orang ini secara tak sengaja.
'Oh iya!'
Sebelum pergi, aku mengingat sesuatu hal yang seharusnya ku katakan pada Eichi-nii.
Dengan membalikkan wajahku menghadap dirinya, aku mengatakan beberapa kalimat sebelum berbalik dan pergi menjauh.
"Tolong bantu performa unit Switch kali ini saja agar aku bisa memanggilmu 'Nii-chan' besok."
Sial, apa yang sudah aku lakukan?! Aku benar-benar tidak sudi mengakuinya sebagai kakakku, dan sekarang aku malah semakin membuat masalah dengan memberikan tawaran yang tak masuk akal bagiku yang melakukannya!
Dari caranya menatapku, sepertinya Eichi-nii sangat tertarik dengan tawaranku.
Aku ingin berdoa pada Kami-sama di atas sana. Tolong jangan buat aku bertemu dengan kakakku besok bagaimanapun caranya.
.
To be continue ....
✨ 50 vote = Next
1437 word
Resaseki12
Minggu, 24 Januari 2021
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top