Chapter 15 - Kesepakatan Switch
"Supernova, Supernova, Supernova, Supernova ...."
Tak henti-hentinya [Name] mengulang kata-kata itu di atas kursi tempat biasa dimana ruang makan berada.
Sekarang, [Name] sedang memakan sesuatu di atas meja makan rumah besarnya. Ia sedang sarapan bersama dengan seorang kakak yang senantiasa menyayanginya. Sayangnya, [Name] tidak menyayangi kakaknya yang sudah seperti iblis saat dirinya mencari data-data masa lalu milik kakaknya di sekolah.
Maafkan adikmu yang laknat ini, Eichi.
Meja makan ini juga sangat besar seperti ruangannya, walau tak ada beberapa orang yang ikut makan bersama dengan [Name] kecuali kakaknya. Seperti biasa, dari pagi buta keluarga Tenshouin pasti sangat sibuk hingga tak bisa meluangkan waktu mereka untuk sekedar makan bersama.
Tenshouin melirik. Ia penasaran sekali kenapa [Name] selalu bergumam dari pagi buta sebelum semua pelayan mereka terbangun.
Belum sempat Eichi bertanya lebih lanjut pada [Name] bagaimana dirinya bisa sampai sedepresi itu, [Name] sudah lebih dulu beranjak dari duduknya lalu berlari cepat karena sudah selesai makan dan meninggalkan Eichi yang masih terdiam.
Tentu saja [Name] tidak pernah sekalipun menggunakan mobil pribadi keluarga Tenshouin karena [Name] benci menggunakannya.
"Kita berangkat sekarang, Tuan."
Salah satu pelayan Eichi yang senantiasa menjadi pengemudi mobil untuk mengantar Eichi pun mengingatkan, membuat Eichi tersadar dari lamunannya dan segera berangkat ke sekolah sebelum nama baik dari ketua OSIS teladan tercoreng.
###
"Jadi, [Name]-chan sudah tidak ada di kelas dari pagi?"
"B-Benar."
"Dia bolos kelas pagi?"
"I-Iya, Ketua--"
"Ah~ Rupanya dia sudah tidak ada dari lama~"
Saat ini, Eichi sedang mengunjungi kelas [Name] untuk sekedar melihat kondisi [Name] yang sudah menunjukkan kurang bersahabat sejak pagi. Dilihat bagaimanapun sejak Eichi menginjakkan kaki di depan kelas 2-B, tidak adanya tanda-tanda [Name].
Eichi makin kesal melihat tidak adanya sosok [Name] yang selalu mengeluh panas di bangkunya. Siapa yang sudah berani membuat adik tercintanya membolos? Kalau Eichi tau siapa orang itu, tidak mungkin Eichi melepaskan orang itu begitu saja. Dia harus dibuat menderita dulu agar Eichi bisa puas melepaskannya.
Sekarang saja, tangan Eichi sudah mengepal sangat erat dengan beberapa perempatan imajiner yang bertengger. Salah satu pelayan Tori yang bernama Fushimi Yuzuru dengan sigap menepuk pundak Eichi, berusaha untuk meredakan amarah sang kaisar Yumenosaki.
Beberapa murid yang melihat itu sudah mengeluarkan keringat dingin mereka. Mereka sangat menyesal kenapa tadinya mereka biarkan [Name] bolos seenaknya dengan salah satu murid yang ia bawa.
"Rupanya kau ada disini, Tenshouin-kun."
Suara dari seseorang di luar kelas 2-B menginterupsi Eichi untuk menoleh. Dilihatnya seorang Sakuma Rei yang lemah terhadap sinar matahari seperti adiknya itu dengan bebas keluar dan berdiri tegap di depan kelas.
Entah apa yang merasuki Rei hingga ia bisa bertahan di musim panas seperti ini.
"Kau mencariku, Sakuma-kun?"
"Tentu saja tidak. Wagahai datang ke sini cuma untuk melihat keadaan Ritsu--"
"Dia ga ada disini juga dari pagi, Vampir sialan!"
Bagaikan petir di siang bolong. Niat hati Rei ingin pamer bahwa adik kandungnya masih terlihat teladan walau sangat membenci dirinya dan tidak tahan panas hilang begitu saja ketika mendengar jawaban Koga.
Rei juga melakukan hal yang sama seperti Eichi, menggenggam tangannya sangat kuat hingga memunculkan perempatan imajiner. Eichi yang melihatnya hanya tertawa tipis meremehkan Rei seperti biasa.
"Itulah akibatnya kalau kau masih ingin terlihat baik di depanku--"
"Diam kau!"
Dari luar saat mereka berbicara memang memasang senyum khas yang mereka miliki. Tapi siapa sangka dibalik senyum mereka terlihat perempatan imajiner di dahi mereka.
Tentu saja mereka sama-sama merasa kesal satu sama lain dan sama-sama merasa ingin membunuh seseorang yang dengan seenaknya menculik adik dari sang Kaisar dan sang Vampir licik Yumenosaki.
###
Di sisi lain dimana [Name] dan Ritsu berada, terlihat Ritsu sedang tertidur pulas dengan posisi terlentang seperti orang mati. Sedangkan [Name] tengah sibuk membaca beberapa buku tentang cara membuat proposal sebagai referensi sebelum ia menuliskan proposal supernova Ryuseitai.
Saat ini, mereka sedang berada di bawah pohon sejak pagi. Entah sejak kapan tempat itu sudah menjadi tempat rahasia rutin milik mereka berdua saat mereka sedang jenuh dengan masalah yang menimpa mereka.
"Rasanya aku mau mati ...."
[Name] menutup buku tebal yang sejak pagi sudah ia baca. [Name] kesal sekarang. Dirinya ingin sekali menghirup udara segar sebelum mata pandanya tertutup ingin tertidur bersama Ritsu.
Apa jadinya jika seorang penerus keluarga Tenshouin dan Sakuma melihat kedua adik mereka tertidur sambil berpelukan?
Hal itu tidak perlu dibayangkan sekarang.
Ritsu yang saat ini sedikit membuka matanya melirik pada [Name].
"Kau bosan~?" Ritsu memegang tangan [Name] yang ditumpukannya di tanah khawatir.
"Daripada disebut bosan, aku lebih bisa disebut lemah dengan matahari di musim panas. Belum lagi saat aku disuruh membaca buku tebal yang nggak ada akhirnya."
"Siapa yang menyuruhmu membacanya~?"
"Ng-nggak ada sih."
[Name] menghela napas lelah. Sangking panasnya terik matahari, dirinya tidak bisa berbuat banyak untuk menjahili sekolahnya seperti apa yang biasanya dilakukan 'Ou-sama' dari unit Knights.
"Mau tidur bareng~?"
Terkejut, [Name] membulatkan matanya mendengar pertanyaan Ritsu. Seumur hidup, [Name] belum pernah tidur bersama dengan pria lain selain kakaknya semasa kecil.
'Gila ya?!' batin [Name] menatap horor Ritsu yang sudah merentangkan tangannya berharap ia dipeluk.
"Oh iya!" [Name] berseru mengingat sesuatu hal yang penting sebelum dirinya kembali berujar, "Mau ikut aku nggak?!"
"Kemana?"
Tersenyum simpul seperti menduga Ritsu akan bertanya balik, [Name] segera menjawab, "Ke tempat dingin yang bikin kita adem!"
Mata Ritsu berbinar mendengarnya. Sepertinya ia juga tertarik dengan tawaran [Name].
"Tapi, gimana caranya kita pergi dari sini?"
Pertanyaan Ritsu selanjutnya seakan menampar [Name] di dunia realita.
Kalau dipikir-pikir, benar juga apa yang dikatakan Ritsu. Kedua orang ini sama-sama tidak tahan panas. Jadi, bagaimana cara mereka agar bisa sampai ke tempat tujuan tanpa merasakan rasa panas yang menyengat ini?
Beranjak dari pohon yang sering mereka datangi saja sudah seperti terbakar. Belum lagi mereka harus melangkah menjauh dari pohon rahasia mereka. Sudah dipastikan mereka akan menjadi abu dalam satu detik.
"Perlu bantuaN?"
'Suara ini ....'
[Name] kenal betul dengan suara yang selalu memakai katakana di bagian akhir kalimatnya. Ritsu saja sampai hapal dengan suara orang itu.
Lihat saja kilatan matanya yang melirik Natsume dengan rasa tidak suka itu. Sudah jelas Ritsu menyimpan rasa kebencian yang mendalam akibat dirinya tidak bisa mendapatkan seseorang.
"Natsume! Kau penyelamat kami!"
Seseorang yang diketahui bernama Natsume itu hanya tersenyum simpul seperti biasa, sebelum akhirnya [Name] melanjutkan kalimatnya untuk meminta bantuan dari Natsume.
"Bisakah kau mengantar kami ke perpustakaan dengan membuat kami selalu merasakan hawa dingin?"
Natsume mengusap dagunya dengan salah satu alis yang sudah ia kerutkan.
"Memangnya ada sihir seperti iTU?"
"Kamu kan penyihir, Sumanto!!! Aku sudah percaya sama kamu loh!"
"Maaf, namaku Natsume bukan SumanTO. Siapa Sumanto iTU? Lagipula, kau harus membayarku dulu sebelum aku menyihir kaliAN."
Alis [Name] berkedut dengan perempatan yang sudah muncul di berbagai tempat. Kalau bisa, [Name] ingin sekali menyantet orang itu setelah kakaknya. Masa harga teman saja tidak ada?
Ritsu juga sampai dibuat kesal dengan alisnya yang sudah berkedut sejak lama.
Sayangnya Natsume juga termasuk Dukunnya Yumenosaki. Santet yang [Name] lakukan pada orang itu pasti sia-sia saja. Yang ada santet yang [Name] berikan akan dikembalikan padanya, dan [Name] tidak mau hal itu terjadi.
Sebelum [Name] membalas, [Name] jadi mendapat ide licik pada Natsume tentang suatu hal. Mumpung dirinya masuk ke jurusan produser dan unit Switch termasuk unit baru, dirinya bisa dengan mudah memanfaatkan hal ini untuk membuat Natsume bungkam nantinya.
Melihat senyuman mengerikan dari [Name], perasaan Natsume seketika menjadi tidak enak.
"Gimana kalau bayarannya ku bayar dengan pengajuan unit fine sebagai pembuka dari unit Switch yang akan tampil tidak lama lagi?"
Kedua orang yang mendengar pertanyaan [Name] seketika tersedak. Tatapan Natsume seakan mengatakan 'bagaimana kau bisa tau?', sedangkan tatapan Ritsu malah seperti mengatakan 'kenapa nggak unit kita aja biar kita bisa lebih maju mengalahkan unit lain?' saat menatap [Name] yang masih tersenyum penuh makna.
"Cepat disetujui atau aku berubah pikira--"
"Iya aku setuJU!"
'Licik banget kamu, [Name]-chan~' Ritsu membatin dengan melirik [Name] penuh kecurigaan. Sepertinya Ritsu sudah mengerti untuk membuat diri [Name] tidak membayar dengan uang sepeserpun milik kakaknya.
Diri [Name] terlihat lebih kejam di mata Ritsu. Bahkan [Name] kelihatan banget liciknya seperti kakak kandung Ritsu sendiri. Ritsu yang merupakan adik kandungnya saja tidak sampai selicik [Name].
###
"Aku merasa hidup kembali~"
"Sudah ku bilang kan? Disini tuh tempatnya memang paling bagus daripada di luar."
Saat ini, terlihat sekali Ritsu sedang tertidur di ruang rahasia milik Natsume yang biasa dilakukan untuk bereksperimen dengan sihir barunya. [Name] juga tak kalah senang saat ada di dalam ruangan itu. Dirinya bahkan sampai ikut duduk di lantai dengan kaki yang sudah diselonjorkan.
[Name] menikmati kehidupan barunya di ruang milik Natsume sambil membaca buku tebal lainnya.
"Tumben sekali ruangan ini ramai."
"Aoba Onii-chan!"
Ritsu dan [Name] berseru kegirangan melihat sesosok Aoba Tsumugi, salah satu orang dari sekian banyak orang yang diakui kenormalannya datang menghampiri mereka dengan 4 gelas minuman yang ia bawa. Natsume yang daritadi hanya melihat sambil membaca data latihan, salah satu tawaran yang [Name] ajukan pada Natsume untuk membayar lunas tempat mereka bersandar di ruang rahasia sampai musim panas selesai, dibuat kesal saat melihat kehebohan mereka berdua.
"Hoho~ Akhirnya kita bisa tampil setelah sekian lama~"
Harukawa Sora, salah satu anggota unit Switch selain Aoba Tsumugi dan Sakasaki Natsume juga datang ke ruang rahasia itu.
"Tunggu duLU!" Natsume berteriak menginterupsi mereka berdua untuk menoleh.
"Bukannya latihan ini terlalu berlebihAN?! Masa kami harus lari keliling lapangan 20 kaLI?!"
"..., masa sih?" Tanya [Name] dengan tampangnya tanpa dosa. Biar begitu, sebenarnya dari dalam hati [Name] sudah berkata lain sambil mengumpat diri Natsume.
'Alesan aja. Aku tau kamu cemburu kami deketin kakak Switch mu ini.'
[Name] melangkah mendekati Natsume sebelum akhirnya mulai membisikkan suatu hal yang ingin ia katakan.
"Kamu mau terkenal gak sih? Kalau mau terkenal, kamu harus nurut sama kata-kata produser sementaramu ini."
Memang benar apa yang dikatakan [Name]. Kesepakatan yang Natsume dan [Name] buat sebelum mereka sampai ke ruang rahasia bukan untuk membujuk unit fine dan membuat daftar latihan semata. Melainkan, [Name] harus menjadi produser sementaranya Switch sebagai jaminan Ritsu dan [Name] berteduh di ruang rahasia selama musim panas berlangsung.
[Name] juga punya maksud lain melakukan hal itu. Mengingat dirinya sudah tidak diakui sebagai produser Knights membuat dirinya dendam dengan sang leader Knights.
"Lagipula sebelum aku ngasih kalian koreografinya, kalian harus banyak olahraga biar nggak cepat pingsan. Jangankan 20x, 50x keliling lapangan kayaknya kurang untuk kalian."
'Kamu mau bunuh kami diam-diAM?!'
.
To be continue ....
✨ 60 vote = Next
1702 word
Resaseki12
Kamis, 21 Januari 2021
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top