Chapter 10 - Kelas 2-B
Bosan.
Satu kata itu sudah cukup menggambarkan mood [Name] saat ini yang termenung sembari duduk di atas salah satu bangku kosong kelas 2-B setelah ia masuk beberapa jam yang lalu. Lebih tepatnya sudah 1 jam yang lalu [Name] termenung seperti ingin menghitung berapa banyak jumlah awan yang ada selama ia menghitung.
Tentu saja hal itu membuat semua teman sekelas [Name] merasa aneh dan tidak ingin mendekat dengan [Name].
Bagaimana tidak? Setelah masuk ke kelas dengan menyandang status sebagai anak baru, [Name] hanya berdiam diri di dalam kelasnya dan tidak mengatakan sepatah kata pun.
Walau [Name] sudah menjadi murid jurusan produser secara resmi, tidak seperti Anzu yang dikerubungi beberapa lalat yang hinggap sebelum Kanzaki Souma berhasil mengusir mereka dengan katana, untuk mendekat 2 meter dari [Name] saja semua murid idol laki-laki sudah bergetar hebat.
Apa karena marga [Name] yang sudah diketahui banyak orang?
Dari yang [Name] tau, [Name] tidak pernah sekalipun membeberkan nama keluarganya kecuali dengan beberapa orang tertentu tentunya. Termasuk salah satu orang yang akan menyapa [Name] dengan tingkah gemulainya seperti sekarang ini.
"Ah, [Name]-chan! Akhirnya kita bertemu lagi disini~"
Yap, salah satu orang itulah bernama Narukami Arashi, salah satu orang yang gendernya saja masih diragukan dengan [Name].
"Oh, si Onna," balas [Name] saat matanya berhasil melirik Narukami Arashi yang berada tepat di depannya.
"Ara ara~ panggil aku Onee-san saja [Name]-chan~"
'Mau muntah sialan!' [Name] menjerit, tentu saja hal itu hanya dilakukannya dalam hati. [Name] tidak mungkin sekejam itu untuk melukai hati orang lain.
Tunggu, sepertinya pernyataan itu tidak pantas untuk [Name] yang suka melukai Tenshouin Eichi, sang kakak [Name] dari dalam, yaitu batin.
"Tapi kau bukan Onee-san ku." [Name] membalas dengan tatapan sinis yang tidak disadari dengan Arashi. Sepertinya lirikan [Name] harus diasah lagi agar lebih menusuk sampai ke jantung.
"Ara~ Anggap saja aku Onee-san mu, kau tidak perlu malu, [Name]-chan~"
Seperti biasa, Arashi terkekeh layaknya Onee-san sungguhan. Orang yang melihatnya pasti tidak akan percaya kalau dia adalah seorang pria tulen.
[Name] hanya menggeleng kepalanya pelan bertumpu dengan tangan kanan, tak tahan lagi dengan nasib apa yang sedang dideritanya saat ini.
'Semua murid yang dipimpin Nii-san pada ga waras ya?' begitulah apa yang dipikirkan [Name] saat ini.
"Na-chan~ Kau seharusnya jangan mengganggu kami~ Lagipula, Gorila 'ini' juga butuh istirahat~" Ritsu berujar yang duduk tepat di samping kanan [Name] dengan mengucek mata kanan.
Biarpun [Name] terlihat tidak punya teman setelah duduk di pojok kiri paling belakang dekat jendela, Ritsu yang merupakan teman satu unit dan satu kelasnya mungkin bisa membuatnya terlihat mempunyai teman selama di kelas. Bahkan Arashi pun pasti sering mendatangi [Name] seperti sekarang, sehingga [Name] tidak akan terlihat seperti seorang introver.
Walau sedikit sulit untuk menghadapi tingkah mereka yang kelewatan. Seperti Ritsu yang diam-diam mengejek [Name] 'Gorila' lagi dan Arashi yang tak tau dirinya masih saja mengganggu ketenangan hidup [Name], hal itu sudah pasti membuat perempatan imajiner [Name] muncul.
"Aku ga akan berterima kasih sama kamu karena sudah mengejekku diam-diam, dasar Mayat." [Name] membalas Ritsu kesal disaat Ritsu sudah kembali ingin tertidur.
Disaat Ritsu sudah kembali ke alam baka yang membuat [Name] seketika itu juga ingin mematahkan tulang lehernya, seseorang bernama Fushimi Yuzuru pun datang lalu menyapa [Name] layaknya seperti seorang pelayan bertemu dengan majikan barunya.
Benar-benar anggun ketika Yuzuru membungkuk. [Name] saja sampai tertegun melihatnya.
"Ijinkan saya untuk memperkenalkan diri. Nama saya Fushimi Yuzuru, panggil saja saya senyamannya." Yuzuru tersenyum lembut bagai sutra, wajah [Name] juga mengeluarkan semburat merah dengan cepat. Mungkin karena malu saat ia mendapat perlakuan yang seharusnya tidak ia terima.
[Name] juga tidak ingin bertengkar dengan Bocchama Yuzuru hanya karena masalah sepele. Bocchama Yuzuru sangat sangat imut sampai [Name] juga tidak sampai hati untuk bertengkar dengannya.
Lain cerita jika orangnya adalah Oogami Koga, seekor anjing kecil yang suka menggonggong.
"Atas perintah langsung dari Kaichou-sama, saya akan melayani anda dengan sepenuh hati, Ten--"
[Name] berhasil menutup mulut Yuzuru dengan kedua tangannya sebelum Yuzuru memanggil nama yang tidak ingin diketahui kebanyakan orang. Seumur hidup, [Name] tidak akan pernah membocorkan nama marganya pada satu kelas. Satu sekolah pun [Name] tidak akan sudi untuk membocorkannya.
"Maaf menyela, tapi kau panggil aku [Name] saja."
Seperti mengerti maksud dari kode yang disampaikan [Name], Yuzuru mulai mengangguk pelan dan kembali membungkuk untuk meminta maaf.
"Maafkan atas kelancangan saya, [Name]-sama."
'Sumpah, aku berasa punya pelayan pribadi dalam sekejap.' [Name] mulai terkekeh pelan dan merasa tak enak dengan pandangan orang-orang terhadapnya.
Arashi juga sudah beralih untuk membangunkan Ritsu setelah sadar Yuzuru datang menghadap [Name]. Kedepannya mungkin [Name] akan banyak berutang budi pada Yuzuru.
"CEWEK BAJINGAN! LU NYERET GUA KE KAKAK LU TERUS GUA DITINGGAL TUH BUAT APA?!"
Belum selesai [Name] bersyukur, sekarang [Name] harus dihadapkan dengan masalah lainnya lagi. Anjing tak tau diuntung. [Name] berharap waktu bisa diputar hanya untuk menendang si Anjing keluar setelah mendobrak pintu yang tidak bersalah.
"ANJING JAHANNAM! WALAUPUN KAKAK GUA YANG BAYARIN TUH PINTU, TAPI GA USAH PAKE DOBRAK SEGALA LAH!"
Yap, pertengkaran tak terelakkan dari kedua belah pihak pun terjadi. [Name] semakin menjadi untuk mengumpat ketika dirinya disatukan dengan seorang anak Anjing dari kelas 2-B.
Yuzuru yang melihatnya juga tidak melerai mereka yang bertengkar, malahan ia tengah sibuk menatap sinis beberapa teman-teman prianya yang berniat ingin mendekati [Name].
Mao juga sependapat dengan Yuzuru saat sudah tiba di kelas dan mulai menghampiri Ritsu untuk membantu Arashi membangunkan Ritsu. Mengingat sudah mulai memasuki jam pulang, tak ada salahnya mereka membangunkan seorang mayat, jika mereka berhasil mengembalikan nyawa Ritsu yang entah kemana sudah berteman baik dengan beberapa arwah di sana.
"PINTU TUH GA BISA IDUP KALI!"
"TAPI KASIAN KALO PINTUNYA DI DOBRAK KAYAK TADI! SETIDAKNYA PAKE PERASAAN DONG KALO DOBRAK!"
Koga dan [Name] masih saja mengumpat, terkadang bahasan mereka juga diluar topik utama dari alasan mereka berdebat. Mao hanya pasrah saja menerima salah satu gadis yang akan menjadi teman sekelasnya itu. Doa Mao untuk mendapatkan teman gadis normal selain Anzu musnah begitu saja.
[Name] terlalu barbar untuk dikatakan murid normal.
"BODO, GUA PULANG AJA KALO LU MASI GA TERIMA TUH PINTU NANGIS GEGARA LO!"
"WOY! KOK MAIN LARI SIH?! GA ASIK BANGET LU MAINNYA!"
[Name] mengambil tas dari bangkunya lalu beranjak pergi menjauh dari Koga dengan rasa kesal yang masih bercampur aduk. Koga pun juga begitu, ia hanya kembali duduk ke tempatnya semula dengan rasa kesal yang masih bercampur aduk. Disisi lain, diam-diam Koga juga sedikit tersenyum senang karena merasa mendapatkan teman gadis untuk gelut yang pantas selain Anzu.
Anzu terlalu normal, jadi Koga tidak ingin merusak sifat Anzu yang kelewat normal itu dan menodainya dengan sifat barbar miliknya. Bisa saja esoknya Koga sudah dinyatakan tidak bernyawa lagi akibat menodai kesucian Anzu, mengingat fans Anzu juga lumayan banyak di sekolah ini.
Beralih dimana [Name] berada, [Name] tengah berjalan menuruni tangga terakhir. Lumayan banyak juga murid-murid yang sudah ingin pulang, jadi [Name] berniat untuk memperlambat laju kakinya saat menuruni tangga agar tidak adanya kecelakaan secara disengaja maupun tidak.
Tidak lucu jika dirinya tengah asik menuruni tangga, [Name] akan disambut dengan ciuman tak sengaja dari laki-laki lain yang menabraknya. Banyak sekali kisah sinetron yang menceritakan adegan tersebut.
Tapi sepertinya, [Name] sudah ditampar keras dengan kenyataan bahwa dirinya tak sengaja jatuh dan menabrak seseorang yang berada tepat di depannya.
Sinetron sialan, apa sekarang ia sedang mengutuk [Name] saat ini?
Disaat seperti ini, biasanya seorang pria yang akan melakukan yuka-don pada seorang gadis, namun nyatanya [Name] dihadapkan dengan kebalikannya. Sudah pasti jawabannya adalah [Name] yang saat ini melakukan yuka-don pada seorang pria.
Wajah [Name], wajah [Name] memerah saat tau siapakah laki-laki bermata belang yang sedang ia yuka-don. Aroma laki-laki itu juga manis, [Name] jadi tidak salah mengenali laki-laki yang juga merasa malu ketika posisi mereka benar-benar tidak enak untuk dipandang.
"M, Mika ...."
.
To be continue ....
✨55 vote = Next
1300 word
Resaseki12
Rabu, 21 Oktober 2020
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top