---> Bonus : Anak Kecil

Seperti pada judul, ini hanyalah chapter bonus karena Resa lagi kepikiran ngebuat nih cerita setelah dapet inspirasi dari Pixiv. Ada juga sih orang yang minta bikin bonus, tapi aku ga yakin ini bisa disebut berantem atau nggak. Pokoknya nikmati aja cerita ini~

.

Hari musim panas dimana semuanya sedang bersantai dan menikmati hari libur musim panas, beberapa anak murid yang bersekolah di sekolah Yumenosaki malah lebih memilih menghabiskan liburan mereka di sekolah tercinta. Beberapa unit idol di Yumenosaki pun tidak ada yang berniat untuk menghabiskan liburan musim panas bersama keluarga.

Entah apa yang dipikirkan beberapa orang yang tidak ingin berlibur hingga harus berangkat sekolah dengan seragam sekolah pula di hari libur. Salah satunya seperti apa yang [Name] lakukan saat ini.

Tentu saja liburan musim panas juga termasuk berakhirnya musim panas dan berganti dengan musim gugur. Karena bukan musim panas yang sangat dibenci salah satu keluarga Tenshouin, anak itu jadi bisa lebih leluasa untuk mengeksplorasi lebih jauh sekolah tercintanya. Mana tau salah satu tempat sekolahnya bisa dibuat eksperimen kerusuhan.

Semua member dari unit Knights sudah berkumpul di tempat biasa mereka latihan. Termasuk [Name] sendiri sebagai produser tetap Knights yang sedang melihat beberapa dokumen sebagai referensinya menyelenggarakan acara dengan maksud lebih menaikkan lagi derajat unit Knights sebagai salah satu unit paling kuat di Yumenosaki.

Mereka tengah sibuk berunding dengan melingkari meja kecil.

Setelah selesai membaca semua dokumen yang ada, [Name] bermaksud untuk mencari dokumen lainnya di perpustakaan. Bisa saja Natsume mengetahui sesuatu dan menyarankan suatu hal padanya.

"Aoba Onii-chan!" [Name] berseru senang melihat salah satu senpai komite perpustakaannya itu ada di perpustakaan.

Tsumugi yang mendengar namanya dipanggil hanya menoleh dengan ekspresi terkejut sebagai jawaban.

"Aku kesini karena ingin mencari dokumen lain--"

"Ah, kalau itu sudah disiapkan di meja sebelah sana dengan Natsume-kun." Tsumugi menunjuk dimana letak meja yang ia maksud.

[Name] terkejut. Padahal dirinya belum memberitahukan niatnya datang ke perpustakaan, tapi Natsume sudah lebih tau dan sudah menyiapkan semua yang ia inginkan.

Ada angin apa ini? Tumben perhatian.

"Aoba Onii-chan." [Name] memanggil Tsumugi lagi setelah Tsumugi mulai bekerja mengembalikan semua buku yang sebelumnya dipinjam murid lain.

"Ada apa, [Name]-chan?"

"Aku boleh mengambil ini?" Tunjuk [Name] pada minuman botol yang menyegarkan di sebelah tumpukan dokumen.

Setelah melihatnya, Tsumugi hanya mengangguk menyetujui. Ia juga tidak pernah melihat seorang pun membawa minuman botol ke perpustakaan.

"Ini belum dibuka kan? Asik!"

[Name] mengambil botol tersebut dan menaruhnya di atas tumpukan dokumen. Ia bermaksud membawa botol itu dengan beralaskan beberapa dokumen.

Biasa, [Name] ingin memiliki tantangan dalam hidupnya dengan tidak memecahkan botol yang ada di atas dokumen. Padahal botolnya bisa saja ditaruh di saku almamater. Tapi, ya sudahlah.

Beberapa menit setelah kepergian [Name] membawa banyak dokumen, Natsume datang ke perpustakaan dari ruang rahasia. Ia celingukan, seperti mencari sesuatu.

"Ada apa, Natsume-kun?" Tanya Tsumugi menyadari kehadiran Natsume.

"Senpai ada liat botol kaca yang ada di meja iNI?" Natsume menunjuk meja yang sebelumnya terletak beberapa dokumen yang [Name] bawa.

"Kalau tidak salah, [Name]-chan yang membawanya tadi."

"..., Koneko-CHAN?"

"Sepertinya begitu. Ada apa? Apa botol itu punya Natsume-kun?"

Natsume mendelikkan matanya tak percaya demgan apa yang ia dengar.

Jika dilihat masa sebelum [Name] datang dan membawa dokumen, Natsume menaruh dokumen penting yang sangat diinginkan [Name]. Natsume yakin [Name] akan datang dan mencari dokumen yang ia siapkan ke perpustakaan.

Sebelum [Name] datang, Natsume berinisiatif menyiapkannya lebih dulu agar [Name] bisa lebih mudah tinggal membawanya saja. Bahkan Natsume sampai lupa telah menaruh barang yang sangat terlarang di dekat dokumen itu.

Sebenarnya, botol itu bukanlah minuman biasa, melainkan ramuan uji coba yang dibuat Natsume beberapa hari yang lalu sebelum liburan musim panas.

'GawaT! Kalau itu memang benar, ini benar-benar gawaT!' batin Natsume menjerit sebelum akhirnya mengejar menyusul [Name].

###

"Ten-chan, pinjam pangkuanmu sebentar~"

Seperti biasa di tempat latihan Knights, Ritsu tertidur di pangkuan [Name] setelah [Name] sampai dan duduk tepat di sebelahnya.

Beberapa member dari unit Knights masih mendiskusikan tentang sesuatu saat [Name] kembali. Namun setelah beberapa saat [Name] duduk, mereka malah mulai melakukan aktifitas lain dan tidak melanjutkan diskusi mereka. Tsukasa saja sampai protes setiap saat kenapa para senpai-nya bisa terlalu santai.

Awalnya perempatan imajiner sudah terlihat di pelipis [Name], tapi setelah bersabar dengan cara tarik napas lalu buang secara perlahan, ia tidak jadi marah dan kembali fokus dengan dokumen yang ada.

Sambil meminum botol yang ia bawa, [Name] masih fokus membaca tanpa memedulikan keadaan sekitar yang sudah seperti ingin perang.

"Wahahaha!!! Inspirasi!!! Teruslah berdatangan ke kepalaku!!!"

"Leader! Tolong jangan mencoret sesuatu lagi disini! Padahal ruangan ini baru saja dibersihkan. Belum lagi kita sedang berdiskusi sekarang."

"Yuu-kun~ kau memang menawan seperti biasanya. Untung saja aku memotretmu diam-diam pagi ini."

"Mou, Izumi-chan. Kau tergila-gila lagi dengannya. Apa yang harus kita lakukan sekarang agar kita bisa melanjutkan diskusi ini lagi, [Name]-chan?"

"...."

Tak ada sedikitpun suara [Name] yang keluar menyahut pertanyaan Arashi. Biasanya, [Name] akan cepat menjawab saat orang itu bertanya padanya. Tapi kenapa kali ini [Name] tidak menyahut? Ia sedang PMS?

"Shouin-chan? Kemana kau?" Izumi bertanya sambil celingukan mencari sosok [Name] berada.

Semuanya juga celingukan ketika [Name] kali ini tidak cepat merespon pertanyaan Izumi.

Walau sudah dicari, hasilnya nihil. Tak ada tanda kemunculan sosok [Name] di ruang latihan mereka.

"Nee, Ten-chan. Kau tidak ingin menjadi bantalku~?" Ritsu juga mulai bertanya ketika merasakan tidak adanya paha [Name] yang selalu menjadi bantalannya.

Setelah terbangun, Ritsu melirik dimana seharusnya [Name] duduk. Melirik terus melirik ke bawah hingga ia menemukan sesosok makhluk kecil dengan memakai seragam sekolah [Name] yang kebesaran.

Itu anak kecil. Tidak salah lagi, mata Ritsu melihat anak kecil dengan perawakan mirip [Name]. Dilihat dari wujudnya, anak kecil itu memang mirip sekali dengan [Name]. Poninya, wajahnya, warna matanya pun juga sama. Tak mungkin mata Ritsu salah mengenali orang sangking terlalu seringnya ia tertidur di siang hari.

Satu kesimpulan yang bisa dipercaya oleh semua orang, bahwa [Name] saat ini sudah menyusut menjadi anak kecil.

Kira-kira apa penyebabnya?

"..., Onee-sama?" Tsukasa membulatkan matanya tak percaya dengan apa yang ia lihat.

"Bagaimana [Name]-chan bisa menyusut?"

"Apa karena kau yang sering menidurinya hingga membuatnya menyusut seperti anak kecil, Kuma-kun?"

"Tidak mungkin hanya karena hal itu Ten-chan bisa menyusut~ Aku yakin ada penyebab lainnya yang membuatnya menyusut sampai selucu ini~ Secara, tenaganya saja sudah seperti gorila~"

"Wahahaha!!! Bagus sekali! Akhirnya aku bisa bertemu alien sungguhan! [Name] memang berteman dengan alien rupanya! Ahahahaha!!!"

"Sekarang bukan saatnya untuk membahas itu, Leader!"

Semua orang yang ada di ruangan itu terlihat panik bagaimana cara mengembalikan wujud [Name] seperti semula. Melihat adanya keributan di ruangan itu, [Name] yang memiliki wujud dan memiliki sifat anak kecil tentu saja menangis dengan keras. Walau [Name] tidak ingin melakukannya, apalah daya dirinya yang tidak bisa menahan hasrat itu.

"O-Onee-sama! Please, jangan menangis."

Tsukasa bertindak lebih dulu saat melihat [Name] menangis. Ia mengangkat [Name] seperti mengangkat anak kecil dengan hati-hati lalu berusaha menenangkan [Name].

"B-Bagaimana cara menenangkan anak-anak?"

"Biar aku aja!"

Leo menyambar merebut [Name] dari tangan Tsukasa dan mulai menenangkan dengan caranya sendiri.

"Beginilah cara menenangkannya!" Leo mengangkat [Name] seperti bermain pesawat terbang. [Name] memang sudah tenang hingga sampai tertawa seperti anak kecil pada umumnya, tapi Tsukasa yang melihat perlakuan Leo pada [Name] membuat jantung Tsukasa tidak berhenti berdetak.

"Hati-hati! Bajunya kebesaran, bisa saja terlepas nanti!"

Mendengar perkataan Tsukasa tentang 'baju' membuat Izumi teringat dengan seseorang. Ia memutuskan keluar dari ruangan dan menyeret orang tersebut ke ruang latihannya.

"Kenapa ini-- Sena, kenapa aku diseret?!"

"Tolong buatkan baju khusus untuknya. Kalau dia memakai baju yang kebesaran seperti itu terus bisa bahaya dan merepotkan."

Orang yang diseret bernama Itsuki Shu melihat untuk siapa yang dimaksud 'membuatkan baju' yang dikatakan Izumi barusan. Shu melihat dimana anak kecil itu sedang bermain dengan wujud yang mirip sekali dengan [Name] bersama Leo.

"Komu ... sume?"

Tentunya Shu kaget melihat adanya anak kecil yang bisa menyerupai [Name]. Sepertinya, Shu mulai paham situasi apa yang sedang menimpa mereka.

"Huft, sepertinya Kozo berulah lagi."

"Kozo?" Tanya Izumi tak paham apa maksud Shu memanggil Kozo.

"Lupakan. Aku akan membuatkannya. Sepertinya beberapa baju Mademoiselle juga cocok untuknya. Tinggal sedikit diperbesar saja."

"Kalau begitu, mohon bantuannya."

Shu mengangguk tanda setuju lalu menyuruh Mika yang sudah senantiasa menunggu di luar dengan alat menjahitnya masuk ke ruang latihan Knights.

Karena baru masuk dan untuk pertama kalinya melihat wujud kecil [Name] membuat Mika juga terlihat heboh berteriak kegirangan.

Seakan mengingat memori masa lalu, Mika kangen sekali dan ingin bertemu anak kecil dalam waktu dekat. Tak disangka ia bisa bertemu anak kecil secepat ini walau ia tau anak kecil tersebut adalah [Name] yang menyusut karena Shu yang menjelaskan siatusinya padanya.

"Oshi-san, lihatlah betapa bahagianya dia! [Name]-chan lucu kalau sedang tertawa!"

"Kagehira, jangan menggangguku dulu. Aku sedang fokus menciptakan mahakarya yang pantas untuk [Name]."

"Ara, aku tak menyangka Mika-chan juga suka dengan anak kecil."

Selang beberapa menit, akhirnya baju Mademoiselle yang sedikit dibesarkan pun selesai dan segera [Name] gunakan.

"Biar aku saja yang menggantikannya karena aku sesama gadis disini. Kalian jangan ada yang mengintip," ujar Arashi sebelum akhirnya memakaikan baju [Name] di pojok ruang.

Setelah memakai baju yang pas, kali ini Izumi yang menjerit heboh melihat keunyuan dan kelucuan [Name] kecil dan mulai memotret [Name] dari setiap sudut.

"Aku sangat berterima kasih siapapun orang yang membuatnya menyusut! Ku harap selamanya dia menyusut!"

'Bajingan!' [Name] mengumpat dalam hati mendengar jeritan Izumi dengan senyum polos khas anak kecil. Sepertinya Izumi sudah menjadi fans berat [Name] dalam wujud anak kecil.

"[Name] imut!"

Tak jauh dari Izumi berada juga terdengar jeritan Mika yang mengagumi kelucuan [Name] kecil.

"Itsuki, kau ada baju lain?" Shu memberikan beberapa baju Mademoiselle yang sudah ia besarkan sedikit pada Izumi yang bertanya.

Beberapa baju yang ada di tangan Izumi juga sudah diserahkan pada Arashi karena Izumi bersikeras menyuruh Arashi menggantikan baju [Name].

"Bagus! Aku suka gaya ini! Harus ku foto!"

"Benar apa yang dikatakan Izumi-chan. Kali ini [Name] lebih terlihat lucu."

"S-Sena-senpai, tolong hentikan. Kasian Onee-sama ...."

'Tolong hentikan ini sekarang juga!'

Dalam batin, memang [Name] sudah kesekian kalinya mengumpat. Namun tak bisa ia pungkiri ia hanya bisa tertawa dan tersenyum karena [Name] tidak ingin mengundang hasrat menangis anak kecilnya. Kalau dalam wujud anak kecil [Name] sekali saja menangis, tangisannya tidak akan mudah dihentikan walau [Name] sudah berusaha keras dalam dirinya.

"Tunggu sebentar!" Ritsu berseru membuat semua orang yang masih jejeritan melihat [Name] beralih menatapnya.

Ritsu mengangkat [Name] dari tangan Arashi dan menggendongnya seperti menggendong anak kecil.

"Bagaimana kau bisa jadi sekecil ini~?"

Pertanyaan Ritsu membuat insting [Name] kembali normal. Sedikit demi sedikit ia bisa mengontrol tubuhnya dan membawanya dimana botol yang ia minum itu berada. [Name] mengangkat botol itu untuk ditunjukkan pada Ritsu.

"Sudah ku duga ini perbuatan Kozo." Shu menggeleng kepalanya lelah.

"Kuma-kun, tolong berikan Shouin-chan padaku. Aku masih belum selesai memotretnya."

'Jangan!'

[Name] terburu-buru menghampiri Ritsu dan memeluknya erat. Perlakuan tiba-tiba dari [Name] sukses membuat wajah Ritsu mengeluarkan semburat merah.

"Untung saja wujudmu anak kecil."

'He?' [Name] mengerjap tak paham dengan ujaran Ritsu.

"Karena Ten-chan yang mau sendiri bersamaku, aku akan membawanya pergi bersamaku."

Wush!

Bukan sulap, bukan sihir. Kali ini, Ritsu berlari sekencang yang ia mampu dan keluar dari ruang latihan Knights sambil membawa [Name]. Tentu saja Izumi seorang yang menjerit tak terima melihat Ritsu yang tidak pernah berolahraga bisa berlari sekencang itu menjauhinya.

"Ahahaha! Sudah lama Knights nggak main kejar-kejaran!"

"Bukan saatnya kita membahas hal itu, Leader!"

"Kyaa~ Ritsu-chan sudah seperti laki-laki sejati yang menyelamatkan tuan putri. Aku juga jadi ingin mengejarnya."

###

Disisi lain dimana Ritsu tengah berlari membawa [Name], Ritsu tak sengaja menginjak salah satu kaki Hajime dan membuatnya jatuh saat latihan bersama anggota Ra*bits lainnya.

"M-Maaf, Ha-kun. Aku tak sengaja."

"Tidak apa, Ritsu-senpai."

Setelah cukup jauh membawa kabur [Name], Nazuna mulai berkomentar karena tadinya tak sengaja melihat [Name] yang berada di gendongan Ritsu dengan wujud anak-anak.

"Bukannya anak kecil tadi mirip sekali dengan [Name]-chin?"

"Masa sih? Nii-chan nggak salah liat? Nggak mungkin [Name]-senpai punya adik lagi."

"Walau sudah tua, mata Nii-chan nggak rabun juga kali."

"Kuma-kun! Berhenti! Aku masih belum selesai dengan [Name]-chan!" Izumi berteriak dengan lantang dan berlalu melewati anak Ra*bits lainnya membuat mereka tersadar bahwa mata Nazuna masih baik-baik saja.

"[Name]-neechan punya adek yang wajah dan namanya sama dengan [Name]-neechan?"

Berlalu melewati anak Ra*bits yang sedang latihan, kali ini Ritsu melalui anak-anak dari klub yang sama dengan [Name], yaitu Marine Bio Club di dekat air mancur Yumenosaki. Kanata sudah menyemplung ke air mancur dengan seragam basah kuyup, sedangkan kedua anggota lainnya tidak melakukan hal yang serupa dengan ketua klub mereka.

Kaoru yang daritadi hanya memerhatikan ketuanya nyaris jatuh ke air mancur akibat benturan keras Ritsu yang sedang berlari secara tak sengaja.

"Maaf Kaoru-san, aku buru-buru."

"Baiklah. Kali ini akan ku maafkan karena aku tak sengaja mencium bau Anzu-chan."

Sama seperti sebelumnya setelah Ritsu menjauhi mereka, Souma bertanya pada mereka berdua karena tak sengaja melihat rupa anak kecil yang ada di gendongan Ritsu.

"Kalau yang Hakaze-dono maksud [Name]-dono, mungkin itu memang benar karena aku tak sengaja melihat anak kecil yang menyerupai wajah [Name]-dono."

Kaoru mendelikkan matanya, bersiap mengeluarkan protesan tak percaya sebelum ia mendengar teriakan protes dari Izumi saat berlalu.

"Kuma-kun, kembalikan [Name]-chan padaku!"

"Puka~ Sepertinya memang benar apa yang dikatakan Souma kalau yang tadi itu [Name]-san~"

"Tapi nggak mungkin juga [Name]-chan bisa dalam sekejap menyusut seperti anak kecil, Kanata-kun."

"Kalau itu perbuatan Nacchan sih bisa saja terjadi~"

Kembali lagi Ritsu yang tengah berlari, kali ini beberapa anggota OSIS sedang menuruni tangga karena suatu pengecekan yang harus mereka cek di setiap masing-masing ruang kelas selama liburan musim panas berlangsung. Tentu saja salah satunya ada ketua OSIS yang ditemani wakil ketuanya.

"Kali ini pun bagaimana caranya aku bisa mengajak [Name]-chan berlibur? Dia susah sekali diajak berlibur untuk menghirup udara segar bersamaku."

Tentu saja yang bertanya tadi adalah Ketua OSIS Yumenosaki karena sedang galau bagaimana lagi ia harus membujuk [Name] keluar dari rumah besarnya.

Semua anggota OSIS sudah tau betul permasalahan yang menimpa Ketua mereka saat ini. Niatnya ingin membantu. Tapi setiap kali mereka memberikan saran dan dilakukan oleh sang Ketua untuk mendekatkannya pada sang adik, sudah pasti hasilnya nihil karena pertahanan [Name] sangat kokoh dan tidak mudah ditembus begitu saja.

Setelah diam beberapa saat sambil menuruni tangga dengan Eichi yang memimpin di depan, Ritsu yang berlari di koridor lantai satu hampir saja menabrak Eichi. Tenaga Ritsu rupanya masih kuat untuk berlari bahkan sampai sekarang.

"Maaf, Ecchan. Aku harus pergi."

"Sudah ku katakan berapa kali agar tidak berlari di koridor! Berhenti sekarang juga!"

Padahal Ritsu meminta maaf pada Eichi, tapi kenapa Keito yang harus marah-marah padanya dengan alasan berlarian di koridor?

Setelah Ritsu berlalu begitu jauh, Izumi pun berlari dari kejauhan mengejar Ritsu sebelum akhirnya berteriak yang membuat Keito semakin marah.

"Kuma-kun! Berhenti sekarang juga! Aku ingin melihat [Name]-chan dari dekat!"

"Kau juga berhenti sekarang juga! Walau ini hari libur, tapi kalian harus mematuhi peraturan sekolah yang ada--"

"[Name]-chan?"

Keito menoleh, mendengar Eichi menyebutkan nama [Name]. Ia juga tak mengerti maksud Eichi menyebut nama [Name].

"Keito, kau dengar apa yang dikatakan Sena-kun?" Keito menggeleng sebagai jawaban dan membuat Eichi harus melanjutkan kalimatnya lagi.

"Aku tak sengaja melihat anak kecil yang digendong Ritsu-kun saat berlari. Aku juga tak sengaja mendengar Sena-kun menyebut nama [Name]-chan. Apa mungkin yang digendong Ritsu-kun adalah [Name]-chan?"

"Itu tidak mungkin. Tidak mungkin manusia yang sudah besar bisa menyusut secepat itu."

"Hal itu bisa menjadi mungkin kalau ada campur tangan Sakasaki-kun. Kita harus menghampiri mereka."

Baiklah, sampai sini aku pegal harus mengetik seberapa jauh lagi chapter bonus ini. Tapi yang pasti, Ritsu tidak bisa berlari lagi karena sudah terlalu lelah untuk berlari. Saat ini pun Ritsu malah membawa [Name] ke bawah pohon, tempat rahasia mereka yang menjadi penyejuk di Yumenosaki.

"Akhirnya, hah ... aku menemukanmu." Izumi menunjukkan dimana Ritsu berada dengan napas tersengal-sengal.

"Berikan [Name]-chan padaku!"

"Nggak akan!"

Dengan kilat mata yang saling beradu, mereka menarik masing-masing tangan [Name] dari sisi yang berbeda. Untung saja ada Tsukasa yang datang menyelamatkan tangan mungil [Name], jika tidak habislah sudah tangan [Name] putus berkat mereka berdua.

"Senpai tachi! Please, jangan merebutkan Onee-sama sampai ... seperti ini!"

Sepertinya Tsukasa juga ingin menetralkan napasnya yang tak beraturan akibat berlari mengejar [Name].

"Ara, aku pikir aku salah dengar karena Sena-kun berlari dengan menyebut nama [Name]-chan tadi."

Rupanya, sang Ketua pun datang lebih cepat dari yang diperkirakan. Kalau ada yang bertanya bagaimana bisa orang bengekan bisa lebih cepat sampai dari Arashi dkk, jawabannya adalah dia digotong sama beberapa anggota OSIS lainnya agar lebih cepat sampai ke tujuan.

"Jadi, bisa kalian ceritakan bagaimana--"

"Rupanya kau disini, Koneko-CHAN."

Natsume yang awalnya tak ikut main kejar-kejaran malah sudah berada tepat di belakang Tsukasa dan mengambil alih untuk menggendong [Name] layaknya menggendong anak kecil.

"Kau susah sekali ditemukaN. Biar ku beri kau hukuman karena sudah meminum ramuanku tanpa ijiN."

Seketika itu juga diri Natsume menghilang seperti teleportasi setelah berjalan melalui dinding. Mendengar adanya kata 'hukuman' membuat perempatan imajiner di dahi Eichi dan Ritsu seketika itu juga muncul.

"Apa tadi katanya? Mau menghukum adikku?" Tanya Eichi yang sudah dengan sabar tersenyum manis walau dalam hatinya sangat mengumpat kesal ingin mengeluarkan Natsume dari sekolah tercinta.

"Tak bisa ku biarkan, aku harus mencarinya," ujar Ritsu menahan kekesalan di hati dan mulai berlari lagi untuk mencari kemungkinan terbesar [Name] berada.

Selain Eichi dan Ritsu, yang lainnya hanya cengo tak tau harus berbuat apa. Beberapa orang ada yang takut dengan kemarahan ketua OSIS Yumenosaki, tapi ada juga beberapa orangnya yang terkejut tenaga Ritsu masih pulih untuk berlari. Buchin mah beda.

.
.
.

--- Omake ---

"Akhirnya aku kembali seperti semula." -[Name]

"Tapi hukumanmu masih belum dibayar LOH. Jangan pikir kau bisa kabur laGI." -Natsume

"Iya aku tau. Jadi produser sementara lagi atau ngedate?" -[Name]

"Padahal kamu punya pacar, tapi terserahlaH. Ayo kita ngedaTE." -Natsume

"Deal." -[Name]

.

To be continue ....

2982 word

Resaseki12

Senin, 9 Mei 2022

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top