×× Birthday Story : Fushimi Yuzuru
"[Name]-neechaaaaaan!!!"
Terkejut dengan seruan seseorang yang sepertinya mengarah ke arah belakangnya, tanpa pikir panjang [Name] langsung saja menoleh. Terlihat Tori dari kejauhan yang sedang menghampirinya dengan riang gembira sambil menyeret Yuzuru di salah satu tangannya.
"Eh? Tori?" Mengerjap bingung, [Name] menatap Tori dan Yuzuru bergantian.
Setelah sampai tepat di hadapan [Name], barulah Tori melepaskan pegangan tangannya pada Yuzuru dan mulai mengambil napas untuk melanjutkan kata-katanya.
"Aku mau titip Yuzuru pada Nee-chan ya? Hari ini tolong bimbing dia dengan baik~✨"
[Name] menatap aneh saat Tori berujar. Ini seperti seorang ibu ingin menitipkan anaknya pada seseorang. Dari nadanya saja terdengar bangga sekali ingin dititipkan. Yang namanya 'Tori' pastilah ada maksud terselubung ia melakukan itu.
"Yuzuru, jangan repotin Nee-chan ya?! Kalau aku dengar Nee-chan kerepotan karenamu, aku yang akan mengurusmu nanti!"
"Fufu, tenang saja. Bocchama tidak perlu khawatir. Saya bisa menjamin saya akan melakukan yang terbaik untuk [Name]-sama."
'Tapi kamu belum ngelakuin apapun aja udah ngerepotin karena jadi beban pikiran buatku tau! Harus ku apakan dirimu ini?' [Name] memijat kening pelan.
"Kalau gitu, Nee-chan urus manusia satu ini ya?! Mau disuruh ngelakuin apapun dia siap melaksanakan tugas kok!"
'Dikata dia robot apa ya?' [Name] sweetdrop mendengar ujaran Tori dengan senyuman bangga.
"Sudah ya? Aku pergi dulu~"
"Eh? Loh, tunggu Tori--"
Terlambat. Tori sudah pergi menjauh dari tempat dimana [Name] dan Yuzuru berdiri sambil bersenandung 'akhirnya aku terlepas dari sayur horor yang dibuatkan Yuzuru' di sepanjang koridor.
Pantas saja ada yang aneh disini. Inilah tujuan. Gilanya yang ingin Yuzuru berpindah melayani [Name] saja daripada dirinya.
"Sabar deh ya? Dia masih anak-anak. Pasti banget pola pikirnya gitu." [Name] mengelus dada bersabar dan bergumam sendiri untuk menenangkan pikiran laknatnya yang ingin menendang kepala Tori dan mengaktifkan mode yandere milik Yuzuru dan membunuh dirinya.
Terlepas dari inginnya ia membunuh Tori, [Name] mengalihkan fokusnya pada apa yang sempat ia lakukan sebelum dipanggil Tori. Bisa dilihat beberapa orang yang ingin mendapat ilmu dari produser kelas 2-B padahal bisa saja beberapa diantara mereka pergi dan bertemu salah satu produser lainnya yang berada di kelas 2-A.
Apa kemampuan [Name] sampai sehebat itu sampai beberapa orang memilih untuk menemui dirinya saja dibanding Anzu? Atau ini karena penyebab [Name] menjadi produser unit Knights yang namanya saja sudah terkenal selain unit fine atau Akatsuki dari OSIS?
Apapun alasannya, [Name] lebih yakin mereka datang padanya karena opsi kedua. Ia menjadi produser Knights. Padahal menjadi produser Knights juga tidak sesenang yang dibayangkan mengingat dirinya sering terlupakan menjadi produser oleh leader unitnya sendiri.
[Name] menghela napasnya. Ini bukan sekali dua kali [Name] melakukannya, namun sudah banyak kali karena lelah mengurusi orang-orang ini. Kali ini helaan napasnya bukan karena ia lelah, tapi karena seorang Fushimi Yuzuru tersenyum padanya di sepanjang waktu.
'Orang ini ga ada kerjaan?' batin [Name] karena risih mendapat senyuman khas milik Fushimi Yuzuru.
Sekali lagi ia mengabaikan beberapa orang di hadapannya, ia menoleh pada Yuzuru untuk sekedar bertanya sesuatu.
"Kamu ... ngapain disini?"
"Seperti yang Bocchama katakan sebelumnya jika saya akan--"
"Iya iya, aku tau maksudmu disini untuk melayaniku." [Name] memijat kening untuk kedua kalinya.
Bukannya ia tidak suka, tapi selama tinggal di kediaman Tenshouin, seumur hidup [Name] belum pernah merasakan memiliki maid atau butler pribadi. Seseorang yang mandiri seperti [Name] tidak butuh yang namanya pelayan, begitulah pikir [Name] yang berpikir positif karena sebenarnya orang tuanya bahkan tidak pernah kepikiran menempatkan pelayan untuk [Name].
Seseorang yang tidak pernah memiliki pelayan pribadi pastinya risih jika mendadak ada seseorang yang mengawasinya 24 jam penuh.
"Kau disini untuk melayaniku, benar kan?"
"Benar sekali, [Name]-sama."
"Kalau begitu, kenapa? Apa penyebabmu yang seorang pelayan dari keluarga Himemiya tiba-tiba ingin melayaniku? Jika kau bilang ini karena Tori yang menyuruhmu, maafkan aku kalau aku nggak percaya."
"Tapi sayangnya itu benar, [Name]-sama. Bocchama bilang hari ini saya secara khusus melayani anda karena mendapat hadiah ulang tahun darinya."
"Hahaha, mana mungkin itu-- HAH?!"
Tidak hanya [Name] saja yang terkejut. Semua anak yang ada atau sekelas di kelas 2-B sama terkejutnya dengan [Name]. Pasalnya pelayan pribadi milik Tori ini tak pernah sekalipun memberitahukan tanggal lahirnya pada siapapun.
"J-jadi hari ini ... a-aku kok ga tau?! Ah, betapa buruknya Onee-san ini!!!"
Sudah pasti beberapa orang yang ada disana tau siapa yang sedang menjerit frustasi saat ini.
"Berarti hari ini Fushimi ulang tahun? Tapi yang aku tau bulan Oktober kan? Eh? Loh iya hari ini bulan Oktober!" Sepertinya Mika juga sama paniknya dengan yang lain.
Tanpa pikir panjang lagi dengan teriakan maut milik [Name] untuk menyadarkan mereka semua, [Name] menyuruh semuanya menata ulang ruangan kelas agar bisa pas digunakan untuk merayakan ulang tahun. Beberapa orang yang tadinya ingin belajar dengan [Name] malah ikut membantu mempersiapkan acara ulang tahun ini.
"Mejanya diangkat terus ditumpuk biar ga makan tempat!"
"Oh, Mika! Bisa tolong jahitkan dan tata dekorasi di atas papan tulis itu? Yang simple aja jangan yang ribet karena mau digunakan hari ini."
"WOY! SIAPA YANG BISA BIKIN KUE?! KALAU GA ADA YANG BISA BIKIN, PAKAI KERTAS ORIGAMI JUGA BOLEH!"
Begitulah beberapa teriakan dan kalimat perintah yang [Name] keluarkan disaat ingin merayakan hari ulang tahun Yuzuru.
Yuzuru sweetdrop melihat semua teman sekelasnya ingin melakukan yang terbaik untuk ulang tahunnya. Belum lagi mendengar teriakan tiada henti milik [Name] makin membuat alis Yuzuru berkerut karena tidak mendapat perintah dan tidak melakukan apa-apa.
"[Name]-sama, bagaimana kalau saya--"
"Ssttt. Kamu yang anteng aja di pojok sana. Untuk urusan ini biar kami yang urus."
Tak ada pilihan lain. Karena hari ini dirinya melayani [Name], sudah seharusnya ia mendengarkan kalimat perintah yang ditujukan padanya itu.
Untung saat ini masih terbilang pagi dan kelasnya tidak dimulai karena adanya rapat guru. Dengan memanfaatkan kesempatan emas nan langka ini saja anak kelas 2-B sekaligus beberapa orang luar yang menjadi korban [Name] akhirnya bisa menyelesaikan dekorasi abal-abal untuk Yuzuru dalam waktu singkat.
Dikatakan 'abal-abal' karena memang dekorasi ulang tahun Yuzuru saja memang asal-asalan karena dilanda panik. Meja tak beraturan, hiasan bendera dengan adanya kaleng bekas disana, dan juga kue ulang tahunnya pun benar-benar dibuat dengan kertas origami bukan kue yang bisa dimakan.
"S-selamat ulang tahun(?)" Satu kelas berseru berbarengan dengan nada bertanya di bagian akhir karena mereka juga merasa tidak yakin ini pantas disebut hari perayaan atau tidak.
Mengerjap dan menatap sekeliling, Yuzuru menampilkan senyum khasnya akibat terharu.
"Padahal anda sekalian tidak perlu melakukan ini karena saya sudah mendapat ucapan ulang tahun dari Bocchama, anggota OSIS, dan anggota klub."
"Tunggu, kamu bilang kamu juga dapat ucapan selamat dari OSIS?"
"Benar sekali. Dan ide untuk melayani anda hari ini juga dari 'beliau' bukan Bocchama."
Perempatan imajiner mulai terlihat di dahi [Name] karena ia tau siapa yang dimaksud 'beliau' oleh Yuzuru.
"Terima kasih karena sudah merayakan hari ulang tahun saya, semuanya. Kalau begitu, saya ijin pinjam [Name]-sama sebentar."
Membungkuk hormat seperti biasa, Yuzuru mengatakan kata 'maaf' sebelum akhirnya mengambil dan menyeret [Name] pergi. Tentu saja [Name] terkejut sekaligus bingung dibuatnya.
"Tenang aja [Name]-chan. Onee-san ini akan mengurus yang disini. Kamu pergilah dengannya." Arashi melambai dengan senyuman khas 'onee-san' yang membuat alis [Name] makin berkerut bingung.
Masih dengan [Name] yang diseret, kali ini mereka sampai keluar gerbang sekolah Yumenosaki dan menghampiri tempat yang sekiranya ramai pengunjung.
Ya, saat ini mereka terlihat sedang berkencan. Dan Yuzuru sudah menantikan hal ini sejak lama.
"Loh, sebentar, kok kita keluar?"
"Hanya sebagai informasi. Hari ini diadakan rapat guru sampai jam pulang sekolah. Eichi-sama sudah merencanakan ini, maka dari itu lebih baik kita berjalan-jalan di kota saja hari ini."
'Kakak laknat! Belum puas kamu ga ngomong masalah ulang tahun Yuzuru dan sekarang kamu ga ngomong kalau hari ini adanya rapat guru? Tau gini aku ga sekolah.'
Yuzuru menghentikan langkahnya dan melirik dimana [Name] berada.
"Apa ... anda tidak suka? Maaf jika saya sudah lancang ingin membawa anda berkeliling."
Terkejut dengan penuturan Yuzuru, [Name] panik dan berusaha untuk menenangkan.
"B-bukan begitu. Aku bukannya ga suka, t-tapi ini terlalu mendadak. A-aku jadi bingung mau ngapain."
"Kalau begitu anda bisa menyuruh saya untuk melakukan sesuatu. Jujur saja, saya juga tidak tau apa yang akan dilakukan ketika sedang berlibur seperti ini."
[Name] memutar otaknya sejenak. Tapi sebelum ia pusing memikirkan itu, ia mengeluarkan hp-nya dan mencari di aplikasi pencarian untuk mengetahui apa saja yang dilakukan ketika ingin berlibur.
Berhenti sejenak, ia mengalihkan pandangan pada pasar kecil yang ada di hadapannya. Ia baru teringat ingin melakukan apa. Mungkin karena mendengar penuturan Yuzuru barusan otaknya sempat tidak jalan dan malah mencari di gugel padahal untuk bersenang-senang itu mudah dilakukan.
Berjalan kesana-kemari, sesuai dengan peran Yuzuru yang ingin melayani [Name]. Disaat [Name] menginginkan sesuatu, ia meminta tolong pada Yuzuru dan Yuzuru pun segera melaksanakan tugasnya dengan baik. Terkadang [Name] berpikir tidak enak ingin memperbabu Yuzuru seperti ini, tapi mau bagaimana lagi jika orangnya sendiri yang menginginkannya?
Penuh dengan tas dan barang bawaan disaat ia mendapat hadiah dari suatu permainan, mereka berdua berhenti di sebuah cafe, tempat para anak muda biasanya berkumpul.
"Mohon permisi, [Name]-sama. Saya ijin pergi ke toilet sebentar." [Name] hanya membalas dengan anggukan sebelum akhirnya Yuzuru pergi dari pandangan.
Lelah sih, tapi entah kenapa [Name] menikmati moment ini. Memiliki pelayan pribadi rupanya tidak buruk seperti yang ia bayangkan.
"Wah wah, lihat siapa yang ada disini~"
Baru saja ia memikirkan enak memiliki pelayan pribadi, ia malah dihadapkan dengan pemandangan yang tidak mengenakan setelah melihat siapa yang menyapanya.
Sesosok wanita anggun dan elegan bersama dengan para kroconya. Sebut saja wanita ini A karena [Name] juga sudah lupa dengan namanya walau ia hapal dengan wajahnya.
"Aku boleh duduk?"
[Name] berdecih sebentar sebelum berujar, "Biasanya kau nggak perlu persetujuan dari kalau mau duduk tuh."
A hanya tertawa sebelum menatap [Name] dengan tajam.
"Tidak bisa begitu kalau pelayanmu yang tampan itu masih ada disini."
[Name] kembali menatap tajam A. Ia sudah mengenal sifat licik A saat SMP. Dan kehidupannya yang tenang saat kelas 1 malah menjadi neraka saat dirinya kelas 2 dan 3. Entah penyebabnya apa, tapi A tidak ingin melihat [Name] memiliki teman sampai beberapa kali [Name] hampir dikeluarkan dari sekolah walau [Name] tidak peduli.
"Hey, kenalkan aku dengan pelayan tampanmu itu dong~"
"Heh, memangnya dia mau?"
"Dia pasti tidak mau mengenalku kalau kau tidak mengijinkannya~"
'Nih orang punya masalah hidup apa sih? Di kehidupan sebelumnya apa aku sempat gangguin dia?' [Name] menatap aneh sang lawan bicara.
"Itu mah dalam mimpimu. Aku yakin dia pun pasti nggak akan mau kenalan sama orang yang sudah rusak begini."
"Oh, makasih pujiannya~"
'Orang ini sakit jiwa atau apa?!'
"Tapi menjadi bar-bar begini juga tidak baik loh~ kau kan perempuan. Oh, apa saudaramu juga bar-bar begini? Bisa jadi juga ayahmu menikah dengan monyet makanya kelakuanmu seperti monyet begini. Aku jadi ragu karena sempat menyukai kakakmu, jangan-jangan kakakmu juga seperti dirimu?"
Brak!
Itulah suara yang terdengar disaat A menghina keluarga bahkan kakaknya sendiri. Walau ia diabaikan dalam keluarganya, ia juga pasti bisa marah jika keluarganya dihina begini. Untuk itu daripada membunuhnya yang akan menjadikan keluarga Tenshouin jatuh karena catatan kriminalnya, lebih baik ia lampiaskan dengan membalik meja cafe.
Kalau A tadinya tidak sigap menghindar, sudah dipastikan ia akan mendapat tamparan maut dari tuan meja.
"Kau boleh menghinaku, boleh menggangguku, dan boleh menjatuhkanku sampai ke dasar. TAPI AKU NGGAK PERNAH MENGIJINKANMU UNTUK MENGGANGGU KELUARGAKU!"
"Waw, lihat ini. Sifat bar-bar keluar~" Para kroconya yang menonton malah ikut tertawa.
"LANGKAHI MAYATKU DULU KALAU KAMU MAU GANGGU KELUARGA APALAGI KAKAKKU!"
Bhuak!
Itu adalah sudah benturan kedua yang dilakukan seorang lelaki berbadan kekar meninju pipi [Name]. Ya, pada [Name].
"Oh, maaf~ Aku sengaja membawanya kemari karena kelihatannya kau sama sekali tak tertolong kalau ku biarkan. Nah, karena lawanmu sudah pas untuk ukuranmu yang suka meninju orang, aku membuatmu agar bisa beradu tinju~ Bagaimana? Aku baik kan~?"
Lihatlah wajahnya yang terlihat sok cantik dan hebat itu. Melihatnya saja [Name] ingin muntah.
"Bagus dong kalau begitu. Akhirnya aku bisa--"
Buak!
Suara benturan ketiga yang terdengar dari Yuzuru saat menghajar lawan kekar tersebut. Akhirnya, Yuzuru datang menolongnya tanpa membuat [Name] turun tangan.
"Y-Yuzuru?" Tanya [Name] mengerjap heran. Berbeda dengan reaksi A yang bergetar ketakutan karena bonekanya tidak cukup tangguh untuk melawan.
"Hah?! Kau siapa?!"
"Fufu, maaf jika saya menghancurkan mainan nona yang manis ini. Ada urusan apa gerangan anda dengan nona yang saya layani ini sampai dengan tidak tahu malunya membawa pria kekar sebagai lawan untuk nona saya?"
Bergidik ngeri mendengar penuturan Yuzuru padahal ia mengatakan dengan senyuman, dengan harga diri yang sudah jatuh akibat Yuzuru, A dengan cepat menyuruh kroconya mundur dan pergi dari sana.
Menghela napas, Yuzuru beralih pada [Name] dan membawanya menjauh dari cafe tersebut. Tidak lupa ia sudah membayar semua kerugian yang disebabkan [Name] dengan uang perbekalan milik Eichi.
Setelah sampai di bangku jalan dengan pantai dan sunset yang menemani, Yuzuru menurunkan [Name] di bangku itu dan mulai membungkuk.
"Maaf, harusnya saya datang lebih awal tadi."
"Ng-nggak papa kok. I-ini juga salahku karena terpancing sama modelan manusia yang kayak jelmaan setan itu."
Yuzuru menatap [Name] kembali, "Tapi bukannya anda sudah tau saat itu saya sudah keluar dan memerhatikan anda?"
"Ah, maaf. Karena ini urusanku, aku ga mau melibatkanmu," balas [Name] menggaruk pipinya.
"[Name]-sama, tolong lebih manfaatkan orang di sekeliling anda. Jika terus seperti ini, tubuh anda tidak mampu untuk menopangnya dan hanya membuat anda rapuh."
"Tapi aku bisa melumpuhkan dia--"
"Anda tidak dengar suara berisik dari jam anda?"
Benar saja, jam tangannya daritadi sudah menampilkan warna merah dengan bunyi tiada henti yang tandanya ia sedang mengalami rasa sakit jika dirasakan oleh orang normal.
Bagaikan sihir, kata-kata Yuzuru sebelumnya sukses membuat air matanya mengalir perlahan. Mungkin ia terharu karena selama ini ia bekerja sendiri dan tidak pernah mengandalkan orang lain untuk urusan sepele seperti ini.
"Anda boleh lebih memanfaatkan saya. Saya malah senang jika anda melakukan itu pada saya. Tidak hanya Bocchama, saya pasti juga akan mendengarkan perintah anda, [Name]-sama."
Mengelus puncuk kepalanya pelan, mata [Name] semakin ingin menangis saja. Yuzuru memang benar-benar sosok pelayan yang sempurna. Beruntung sekali Tori memiliki dirinya.
"M-makasih. Aku terbantu karena kamu mau menggantikanku."
"Fufu, mungkin hanya untuk [Name]-sama saja saya siap menjadi kriminal."
"Sebentar, aku tarik kata-kataku barusan."
Yuzuru hanya membalasnya dengan senyuman disaat [Name] tidak lagi menangis sesenggukan dan malah menampilkan wajah imutnya yang menggembungkan pipi sebal.
"Karena saya tidak membawa p3k dan barang bawaan kita juga sudah tertinggal di cafe sebelumnya, saya harus melakukan ini untuk menyembuhkan anda. Mohon maaf sebelumnya jika saya lancang."
Cup!
Pipi [Name] yang lebam bersentuhan dengan benda kenyal. Bibir Yuzurulah pelakunya dengan dalih agar lukanya bisa cepat sembuh.
Menyadari hal ini, pipi [Name] mengeluarkan semburat merah salah tingkah karena malu.
"Jujur saja, sebenarnya saya bersyukur hadiah ulang tahun kali ini sangat istimewa sampai saya tidak tau lagi ingin meminta apa."
"J-jadi kamu bersyukur kalau aku lebam begini?!"
"Fufu, mungkin itu juga termasuk."
Dengan ini, ditutuplah kisah manis ini dengan Yuzuru yang menggendong [Name] sampai ke rumah dengan alasan [Name] masih sakit padahal kakinya tidak terluka sedikitpun ditemani dengan langit senja yang perlahan menggantikan dirinya dengan langit malam.
.
Omake
"Ghh, sebenarnya orang itu siapa? Apa benar dia pelayan milik [Name]? Huh, berani sekali seorang pelayan sepertinya menghajar mainanku yang berharga dan dari kalangan atas ini. Harga diriku tercoreng karena ini. Akan ku ingat dan mencarikan balas dendam yang sesuai untukmu, [Name]. Lihat saja~"
.
To be continue ....
Wah panjang juga untuk ukuran BS (Birthday Story). Sebenernya nih story mau ku buat sebelum yujur ultah tapi ga ada ide dan malah idenya ngalir pas tadi malam tidur dapet ilham dengan mimpi.
Iya, tadi malem aku mimpi dan malah mimpiin yujur jadi butlerku. Apa ga teriak akunya
2588 word
Resaseki12
Jum'at, 21 Oktober 2022
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top