4.1 Neraka Dibalik Kebahagiaan (1)
Wanda terpukau melihat rumah besar klasik bergaya Perancis milik Shane. Rumah ini terletak di The Hamptons, New York tampak begitu indah. Suaminya yang mengendarai mobil di sampingnya menghentikan mobilnya di depan rumah dengan empat pilar besar yang memperkokoh rumah itu.
Wanita itu tidak menyangka akan berpisah dengan orangtuanya dan akan tinggal bersama suaminya. Selama ini meskipun Wanda terkadang harus pergi keluar kota atau keluar negeri demi mengurus bisnis keluarga Stanton, tetap saja pada akhirnya dia akan kembali ke rumah. Sekarang rumahnya berbeda dengan rumahnya dulu. Dia akan memiliki rumah baru.
Wanda membuka pintu dan berjalan keluar dari mobil. Begitu juga dengan Shane. Mereka berjalan masuk dan disambut oleh seorang wanita paruh baya yang tersenyum dengan ramah padanya.
"Selamat datang Mr. dan Mrs. Cordello. Saya adalah Sarah. Kepala pengurus rumah di sini." Sapa wanita itu dengan sangat sopan.
Wanda tersenyum ramah pada wanita itu. " Halo, Sarah. Senang bertemu denganmu."
"Sarah bisakah kau membuatkan makan siang sementara aku dan Wanda akan berbicara di ruang kerja." Pinta Shane.
"Tentu saja, Mr. Cordello. Saya akan segera membuatkan makan siang yang lezat untuk kalian." Akhirnya Sarah berbalik pergi menuju dapur.
Wanda menoleh dan menatap suaminya. "Memang apa yang ingin dibicarakan? Mengapa tidak bicara sekarang saja, Shane?"
Senyuman ramah yang beberapa hari ini diperlihatkan oleh Shane saat ini lenyap begitu saja. Akhirnya pria itu menoleh ke arah sang istri dengan tatapannya yang tajam. Membuat Wanda kebingungan dengan perubahan pria itu. Dia pun bertanya-tanya apa yang membuat sikap suaminya berubah drastis.
"Kau akan mengetahuinya nanti. Sekarang ikut denganku." Perintah Shane. Pria itu berjalan menuju ruangannya. Tidak memberikan Wanda kesempatan untuk memprotes. Akhirnya wanita itu mengikuti suaminya menuju ruang kerja yang terletak di lantai pertama.
Wanda mengamati sekeliling rumah. Terasa sangat sepi karena Shane tinggal sendiri. Wanda mengetahui suaminya tidak memiliki keluarga lagi. Karena itu dia tinggal sendirian di sini. Sampai di ruang kerja, Shane membuka pintu lebar-lebar. Melalui tatapannya, pria itu menyuruh sang istri untuk masuk ke dalam. Wanda merasa ada yang aneh dengan suaminya. Meskipun begitu, wanita itu tetap melangkah masuk ke dalam.
"Shane, ada apa denganmu? Mengapa aku merasa kamu seperti orang yang berbeda?" tanya Wanda penasaran.
Salah satu sudut bibir Shane terangkat membentuk senyuman sinis ketika pria itu menutup pintu itu dan menguncinya. Dia melihat Wanda berhenti melangkah di tengah ruangan dan langsung menatapnya dengan tatapan bingung.
"Apakah kau menyukai rumah ini, Wanda?" tanya Shane tanpa nada suara ramah yang membuat Wanda mengurungkan kegembiraannya.
Wanita itu menganggukkan kepalanya. "Ya, aku menyukainya, Shane. Rumah ini sangat indah."
Bibir Shane membentuk lengkungan senyuman. Bukan senyuman yang ramah. Melainkan senyuman menakutkan. Seperti seorang Iblis yang berhasil menjerat manusia dengan dosanya. Pria itu berjalan menghampiri Wanda dengan perlahan. Merasa takut dengan tatapan tajam Shane, Wanda pun melangkah mundur. Bahkan wanita itu merasa merinding merasakan tatapan tajam pria itu.
"Baguslah. Karena rumah indah ini akan menjadi neraka untukmu, Wanda."
Tubuh Wanda menabrak meja kerja Shane. Saat wanita itu hendak menyingkir, Shane menahan tubuh wanita itu dengan menguncinya dengan kedua tangannya. Wajah mereka begitu dekat. Biasanya Wanda akan merasa senang dengan kedekatan ini. Tapi setelah Shane berubah, Wanda berubah menjadi takut.
"A-apa maksudmu dengan neraka, Shane? Sebenarnya ada apa denganmu? Kau membuatku takut, Shane." Dengan susah payah Wanda menelan ludahnya sendiri. Seakan ada batu besar yang mengganjal tenggorokkannya.
Shane tersenyum sinis. "Takut? Itulah yang aku inginkan darimu, Wanda. Apa kau tahu aku benar-benar muak harus berpura-pura menjadi pria ramah dan baik di dekatmu? Bahkan aku semakin muak ketika orang-orang mengatakan kau baik."
Wanda masih tidak mengerti mengapa pria yang selama ini memperlakukannya dengan penuh kasih sayang dan mengatakan jika dia sangat mencintainya berubah menjadi pria yang penuh dengan kebencian.
"A-ada apa sebenarnya, Shane? Apa yang membuatmu membenciku? Apakah aku melakukan kesalahan padamu? Bisakah kau menjelaskan apa yang sudah kulakukan hingga membuatmu membenciku?" tanya Wanda terdengar putus asa.
Shane menunduk membuat Wanda semakin takut. "Kau bahkan melupakan kesalahanmu, Wanda. Karena itu aku akan mengingatkannya untukmu. Dua puluh dua desember tahun dua ribu sepuluh. Apa kau ingat hari itu?"
Dua puluh dua desember tahun dua ribu sepuluh? Seketika tubuh Wanda menegang mengingat tanggal. Tentu saja Wanda tidak akan melupakan tanggal itu. Karena tanggal itu adalah tanggal di mana dia mengalami hari paling mengerikan dalam hidupnya. Seketika tubuh Wanda terasa begitu lemas dan wajahnya pun tampak pucat mengingat kejadian yang terjadi pada tanggal itu.
"Melihat wajah pucatmu kau jelas ingat dosa yang telah kau perbuat, Wanda." Shane tersenyum miring.
****
BAB SELANJUTNYA SUDAH TERSEDIA DI KARYA KARSA, NAMANYA PAKET MURAH MERIAH DI KARYA KARSA HANYA RP. 2000,- SAJA YA Berries~
ID KaryaKarsa: Bluebellsberry
Gunakan Voucher Diskon MSFLDISKON20 untuk mendapatkan discount sewa sebesar 50% !!! Kalian cukup bayar 20k dan sudah bisa baca cerita ini sampai tamat, lho~
Untuk yang mau membaca lebih cepat bisa main ke KaryaKarsa ya :) di sana sudah full upload.
Untuk yang mau gratisan dan bersedia menunggu di wattpad boleh-boleh saja ya guys. Diusahakan banget minimal 1x seminggu.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top