chapter 4
"[name]~ berhentilah melamun"
"Hah?" Aku langsung tersadar. Nqrse menatapku khawatir. Ah, sepertinya aku melamun sangat lama hingga membuat nqrse khawatir.
"Tidak apa hehe~" kataku sambil tersenyum. Nqrse mengelus rambutku dengan lembut.
"Kalau ada apa-apa ceritakan padamu" katanya lalu fokus kepada guru kembali. Aku menatap guru itu dengan bosan.
Ceritakan ya katanya? Hmm, tidak tidak lebih baik aku pendam saja. Huh... Aku benar-benar bosan. Mengapa juga harus matematika. Tidak ada yang lebih seru gitu? Misalnya saja sejarah.
"Hei! Kau yang disana! Jawaban nomor 3 apa?" Aku yang tiba-tiba ditunjuk tentu saja langung terkejut. Pensil yang aku mainkan seketika terjatuh.
"E-eh?"
"Kau tidak mendengarkan ya?" Katanya sambil menatapku tajam. Sialan, mengapa pula aku harus melamun?
"Apa yang lain dapat menjawab?" Tanya guru itu. Panggil saja Kazuma-sensei. Soraru mengangkat tangannya lalu menjawabnya dengan santai.
Ah... Walau dia suram begini dia ini pintar ya? Pantas saja terkenal. Aku menghela nafas lega. Mungkin nanti aku akan berterimakasih padanya.
"Bagus, [Name] lain kali jangan melamun atau sensei tidak akan memaafkanmu" aku hanya mengangguk pasrah. Huh, untung guru.
×××
Sekarang waktunya pulang sekolah. Nqrse telah duluan, aku sekarang sedang piket. Aku piket bersama Lon, Soraru dan Mafu.
"[Name], nanti kita ke ruang musik bisa?" Aku mengangguk.
Waktu berlalu, kami telah piket. Sesuai perkataan Soraru tadi aku mulai ke ruang musik. Soraru telah berjalan dahulu kesana. Namun saat aku ingin sampai aku mendengar teriakan Urata dan Sakata. Bisa tidak sih mereka akur sekali saja?
"URATA BOGE!"
Dia semenya Hinata ya? Oke lupakan saja apa yang baru saja aku katakan.
"JANGAN GANGGU AKU SEKALI BISA GAK!?"
"SIAPA YANG GANGGU!?" Aku hanya diam sambil menonton mereka. Nonton dahulu, kalau ada yang melalukan kekerasan baru aku hentikan.
"Kau--oh? [Name] kok bisa disini?"
"Hn? Aku dari tadi disini kok sakata-san" kataku. Jangan bilang saking pendeknya diriku dia tidak melihatnya? Ayolah, aku sama kuroneko masih tinggian aku 1cm. Aku tidak sependek itu.
"Panggil saja aku Sakata"
"Modus tuh"
"Urata bisa diem tidak?" Mereka memang tidak bisa akur atau bagaimana? Dari awal bertemu hingga sekarang selalu berdebat seperti ini.
"Hmm... Baiklah Sakata"
"Nah begitu"
"Ck" Urata kenapa mendecih?
"Ano..."
"[Name] ingin kemana?" Tanya Sakata. Aku berpikir. Tadi aku mau kemana ya? Lah? Kok aku lupa?
"Kemana ya...?"
"Lah? Lupa?" [Name] mengangguk. Sakata terdiam bersamaan dengan Urata. Sesungguhnya mereka tahu [Name] ingin kemana. Sesungguhnya Sakata hanya basa-basi.
'ini kesempatan...!'
"[Name] bagaimana jika kita pergi berdua?" Tanya Sakata dan Urata bersamaan. [Name] hanya terbengong.
"Jangan ikuti setiap perkataanku sakata/Urata" sekali lagi mereka berkata secara bersamaan. Mereka saling melempar tatapan tajam.
"[Name] hanya akan pergi bersamaku!" Sekali lagi mereka berbicara secara bersamaan. [Name] menghela nafas.
"Sudahlah, kita jalan bersama saja--"
"TIDAK BISA!"
"Bisa diem gak?" [Name] menatap Sakata dan Urata dingin yang membuat mereka dingin. [Name] langsung tersadar bahwa dia kelepasan, [name] langsung tersenyum bagaikan tidak terjadi apa-apa.
"Sekarang ayo~" [Name] menarik mereka keluar. Dan ya, mereka membawa tas masing-masing.
×××
Soraru mendecih. Sudah lama dia menunggu [name] datang. Mafu menemani Soraru.
"Maf, ambilin air minum"
"Ha'i!" Mafu segera mengambilkan minum untuk soraru. Soraru merasa beruntung mempunyai anak buah seperti mafu. Bisa disuruh-suruh tanpa nolak.
"Ini" Soraru mengambil minuman yang diberikan mafu dan meminumnya.
"Mafu, bernyanyilah dengan suara perempuan"
"Ha'i!" Padahal Soraru punya banyak fans. Namun mengapa lebih memilih Mafu?
"Tck, [name] lama"
"YO YO YO MINNA GENKI!!?" Dengan segala keabsurd-an. Yaomi datang bersama Rei.
[Biarkan author muncul sekejab]
"Eh? Cuma ada mafu sama soraru? Mana [name]?" Tanya Yaomi pada soraru. Soraru hanya mengangkat bahu tidak tahu lalu memerhatikan mafu.
×××
"
[Name] boleh aku tanya sesuatu?" Tanya Sakata. Aku mengangguk.
"Nqrse itu perempuan atau laki-laki?"
"Pfft--" ini kesekian kalinya [name] ditanyakan begini. Dan respon [name] selalu sama.
"Laki-laki, atau mungkin perempuan? Mungkin dia hemaprodit kali? Ya kalau mau cek aja langsung, buka celananya laki atau perempuan" Kata [name] dengan ngaco yang membuat kedua lelaki itu membulatkan matanya.
Tidak disangka perempuan yang mereka kira polos ternyata tidak polos.
"Bagaimana jika makan dulu?" Tanya Urata.
"Aku setuju! Ayo makan~ tapi kalian yang traktir ya~"
"Sakata saja yang traktir"
"Wha--!!?" [Name] mencium bau-bau akan ada pertengkaran antara Urata dan Sakata.
"Kalau tidak mau traktir tak apa, aku bisa nahan lapar" Kata [name] walau tatapan matanya bagaikan mayat. Hati Urata dan Sakata pun tersentuh. Yare yare mereka mau aja ditipu sama iblis yang tidak beda jauh sama karma//beda server woe
"Baiklah akan aku traktir!" Kata sakata dan urata. [Name] tersenyum lembut lalu berkata "terimakasih"
Dalam hati [name] dia sedang tertawa terbahak-bahak karena mampu menipu kedua laki-laki ini. [Name] sebenarnya bukan penjahat, tapi siapa sih tidak mau gratis?
Skip
Sakata yang mentraktir. Walau badan [name] kurus langsung sing set sesungguhnya dia perut karet. Dan sakata menyesal menyuruh urata memilih tempat untuk makan. 1jt yen nya hilang hanya karena urata dan [name].
'untung sayang kalau kagak udah gue bunuh di sini' batin Sakata.
"Setelah ini?"
"Hah?"
"Setelah ini kemana?" Tanya [name].
"Kita akan ke..."
.
.
.
TBC
BWAHAHAHAHA RECEH GA? RECEH? DUH PASTI GA KERASA ADA KOMEDINYA SAMSEK KAN?
Urata: author lagi gila, mohon segera panggil RSJ
Sakata: karena besok ulangan ga salah kalau dia gila sih
Udah udah jangan ingetin besok ulangan, dan...
Author sebenernya cukup bingung nih mau pergi kemana, jujur aja author ga pernah kencan jadi ga tau mau kemana :")
Soraru: udah pendek, item, bego, jones pula
Kokoro ga ittai (〒﹏〒)
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top