chapter 2
Nqrse memegang bahu soraru.
"Apa?" Katanya dengan wajah datar khas miliknya. Nqrse membalas dengan wajah datar.
"[Name] sepertinya dia orang yang membosankan kita berbicara padanya daat kelulusan nanti--"
"Terlalu lama!" Jawab [name] cepat. [Name] tahu nqrse tidak suka orang dingin kayak soraru, atau mungkin bisa dibilang sok cool? [Name] menggelengkan kepala sambil memegang kepalanya.
"Soraru-san, perkenalkan namaku [full name], salam kenal soraru-san" kata [name] lalu tersenyum lembut. Entah angin darimana tetapi angin tersebut membuat rambut [name] terbang ke sampingnya sesuai kemana angin itu pergi.
Soraru dengan wajah datar namun jantungnya sudah seperti berdisko.
Apakah ini yang dinamakan cinta?
Bukan, masalahnya bukan begitu tetapi karena nqrse yang berdiri di belakang [name] menatap soraru bagaikan dia adalah musuh terbesarnya.
Brak!!
Pintu dibuka secara kasar. Sesosok Perempuan dengan wajah sangar datang.
"Eh? Mana sensei?"
Wajah sangarnya langsung diubah dengan wajah kebingungan. Mata merahnya dan rambut hitam legam yang indah tergerai.
"Telat! Kau telat lo, tadi--" belum selesai nqrse menjelaskan gadis itu langsung duduk di kursi kosong. Kakinya dia naikkan di meja.
"Iya iya, perkenalkan namaku rei! Kalian dapat memanggilku begitu"
"Ano ne rei-san... K-kakimu... Eeer"
"Apa?? Masalah!?" Bentaknya yang membuat nyali [name] menciut. [Name] berdiri di belakanh Amatsuki secara langsung.
"Amatsuki-san bisa bantu?" Tanya [name] pada amatsuki. Amatsuki menunjukkan senyuman manisnya kepada [name] lalu menepuk kepala [name] pelan.
"Tentu saja bisa, ketua kelas"
Ketua kelas
K e t u a k e l a s
K e t u a k e l a s
K e t u a k e l a s
K e t u a k e l a s
Mendengar kalian itu wajah [name] merona. Untuk pertama kalinya ada yang memanggilnya begitu. Amatsuki duduk di samping rei.
"Jadi begini rei-chan--"
"Jangan sok akrab lu"
"Eh... Maaf, jadi begini--"
"Peraturan ada untuk dilanggar"
Amatsuki tersenyum menahan sabar yang justru membuat takut orang sekitar kecuali rei, nqrse, soraru dan [name] yang otaknya polos.
Mungkin polos aja ya kan?
"Etto... Nqrse, amatsuki-san"
"Ya??"
"Eh tidak jadi" Kata [name] langsung dengan gelengan kepala. [Name] hanya berpikir kalau dia akan ber-PDKT kepada satu kelas. Sebagai ketua kelas—yang dipikarannya—harus berteman dan akrab dengan teman-teman sekelasnya.
Saat istirahat, [name] mendekati mafu yang orangnya sangat mudah untuk didekati. Dia orangnya sangat semangat, friendly, cheerfuly, baik. Begitu yang [name] pikir.
"Mafu-san orangya manis ya? Aku dengar disini akan ada... Eeer... Apa ya..."
"Club menyanyi?" Tebak mafu yang dibalas anggukan oleh [name].
"Lalu juga disebut apa tuh... Ummm..."
"Utaite seperti nama sekolah ini?" Sekali lagi dibalas anggukan oleh [name]. Mafu tersenyum lebar.
"Jadi? Jadi? Apa [name]-chan akan masuk ke club itu?" Tanya mafu antusias. Menurut [name] suaranxa bagaikan suara terompet yang asal dimainkan. Suaranya membuat telinga orang sakit, begitulah pikirnya.
"Suaraku jelek"
"Masuk seperti ku ya?"
"Dibilang suaraku jelek Mafu-san"
"Ayolah~"
"Tidak mau"
"Aku mau kau masuk ke club itu"
"Maafkan aku mafu-san tapi aku tidak bisa masuk"
"[Name] itu orangnya kakuan ya?" Tanya luz tiba-tiba membuka suara yang membuat kedua orang itu tersentak kaget. Luz menampakkan senyuman dari wajah tampannya. Luz menarik kursi dan mulai duduk di samping mafu dan [name].
"Hee!? Tidak juga kok!" [Name] mencoba mengelak dari perkataan luz. Ngomong-ngomong dari tadi [name] selaku salfok sama lehernya luz yang panjang.
"Kalau kata [name]-chan, suara [name]-chan jelek Kenapa tidak bernyanyi? Kita akan mendengarkannya kok" wajah [name] sekali lagi merona. Memalukan sekalu kalau dia bernyanyi didepan orang kecuali kalau [name] sudah terbiasa dengan orang itu.
"Betul tuh! Ayo [name]~"
"Iya iya" akhirnya [name] mengalah juga.
"Tapi kalau jelek jangan kecewa"
"Iya~"
[Name] membuka mulutnya dan mulai bernyanyi, [name] menyanyikan lagu kokoronashi. Awalnya [name] Ingin menyanyikan lagu lost One weeping. Tetapi setelah dipikir-pikir dia harus menyanyikan dengan rinton yang tinggi.
Lagu yang ia nyanyikan terdengar sangat merdu dan sangat tenang untung dinyanyikan. Bahkan Ada yang mendengarkan secara diam-diam. Mafu mendengarkan dengan senyuman yang tak lepas dari wajahnya. Luz hanya tersenyum kecil.
Kokoronashi itu memang lagu sedih. Ini merupakan lagu kesukannya karena ini seperti apa yang selalu ada di hatinya.
'seandainya aku tidak mempunyai hati... pasti...'
[Name] langsung memberhentikan suaranya.
"Ada apa?" Mafu menatap bingung [name] yang tiba-tiba memberhentikan suaranya.
"Ah... Tidak apa-apa mafu-san, etto... Jadi bagaimana suaraku?"
Mafu Dan luz tersenyum laku berbicara secara bersamaan. "Bagus!"
"Eh?"
"Suaramu sangat indah [name]"
"Iya! [Name]-chan seperti sangat terlatih untuk bernyanyi!!" Kata mafu semangat. [name] mengernyit Bingung, apa mafu tidak pernah sadar kalau suaranya itu sangat wah?
"Mafu-san suaramu lebih indah"
"Tidak! Suaraku itu bagaikan dibawah level [name]!" Ingin rasanya [name] mengambil ginjal mafu secepatnya. Tapi kan ini anak orang, nanti [name] akan masuk penjara jika itu terjadi.
"Luz-san, mafu-san itu sangat merendahkan hati hingga aku ingin melakukan sesuatu padanya"
"Kau benar [name]"
"Eh??" Mafu mengerjabkan matanya Bingung.
"Ingin rasanya aku menyentil ginjalnya"
"Iya, aku juga"
"Tunggu, kalian mau membunuh siapa!?"
"Shhhhht!!!!"
"Apa?" Tanya mafu polos. Padahal suara mafu tadi hampir membuat orang-orang yang mendengar Salah paham.
"Suaramu terlalu tinggi hingga bisa membuat orang berpikir berkataanku/[name] itu sungguh-sungguh!"
"Jadi kalian tidak akan membunuh orang?"
"Mana mungkin kamu membunuhmu mafuuuuuuuu!!!" Teriak kedua orang tersebut karena kesal. Mafu sangat bisa membuat orang kesal dengan kepolosannya atau kebodohannya? Bodoh dan polos itu beda tipis.
"[Name], kalau kau masuk club Musik aku juga akan ikut!"
"Eh?"
Rei mengatakan itu di samping [name]. Rei tau rei dapat mempercayai [name]. Karena kebanyakan yang masuk cowok rei hanya mencoba melindungi [name].
Mungkin kalau ada yang menanyakan rei akan menjawab.
"Kalian bertanya kenapa? Karena instingku berkata begitu"
Ketiga orang itu hanya bisa tersenyum. Rei memang agak aneh. Tetapi walau begitu dia adalah orang yang baik tidak seperti awal pertana Melihatnya yang nakal, brandal, DLL.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top