Tears
Taehyung menghembuskan nafasnya lelah, ia menatap langit-langit malam yang menampilkan keindahan bintang dan terangnya cahaya bulan.
Pria kim itu tak mencoba menghubungi jisoo ataupun Lisa. Hatinya mengkhawatirkan jisoo yang pasti sakit mendengar penuturan lisa tadi di sekolah tapi ia sama sekali tak ada niat untuk menjelaskan apapun.
Lisa pasti semakin menjauh darinya sekarang, jujur saja Taehyung tidak siap kalau kehilangan gadis bungsu keluarga Min itu tapi dia belum punya cukup keberanian untuk menghadapi gadis itu. Sepengecut itu emang Taehyung.
Berharap semua akan baik-baik saja tapi dirinya tak melangkah sama sekali dari zona nyamannya.
Tok Tok
Taehyung menoleh mendapati sang ayah sudah ada di ambang pintu. Taehyung menutup pintu kaca yang menghubungkan kamarnya dengan balkon, langkahnya terdengar tak bersemangat menuju sang ayah yang sudah duduk di atas ranjangnya.
"Ini buat jisoo"
Taehyung menatap amplop putih yang di geletakkan di atas kasurnya. Ayahnya memang selalu rutin memberikan uang untuk kehidupan jisoo. Sudah terhitung 6 bulan ini, jisoo tentu tahu dengan semua yang terjadi tapi gadis itu begitu rapi menyembunyikan rasa sakitnya asalkan ada Taehyung di sisinya.
"Ayah kasih sendiri aja ke anaknya" ucapan Taehyung tentu membuat sang ayah menoleh.
"Kalian bertengkar ya ?"
Taehyung menghela nafasnya berat, "Tadi ada yang terjadi di sekolah, sekarang semuanya tahu hubungan Taehyung dan Lisa"
Taehyung menundukkan kepalanya, pria itu menggigit bibir bawahnya yang mulai bergetar dan penglihatannya menjadi buram. Satu kedipan saja maka apa yang Taehyung simpan selama ini pasti akan jatuh begitu saja.
Sang ayah mengusap pelan bahu sang putra tercintanya, pria berusia hampir menginjak 50 tahun itu juga turut merasa bersalah. Adanya kecelakaan itu karena dirinya yang mengatakan pada Taehyung bahwa dia akan menikah kembali setelah 5 tahun kematian sang istri. Andai dia tak memaksa Taehyung, mungkin anaknya tidak akan menjadikan Club sebagai pelarian.
"Ayah sudah bilang dulu, sebaiknya kamu lepas Lisa kalau mau sama Jisoo. Kamu mempertahankan keduanya justru membuat mereka semakin terluka, nak"
Taehyung meremat kaos oblong-nya tepat di bagian dadanya, isakan kecil mulai terdengar. "Taehyung menyayangi Lisa ayah, Perasaan ke jisoo hanya sekedar kasihan dan tak lebih dari rasa tanggung jawab. Taehyung juga sakit tapi kenapa semua orang seakan melupakan apa yang Taehyung rasakan hiks hiks"
Gong yoo. Ayah dari Kim Taehyung menghela nafasnya berat. jujur saja ini tangisan pertama Taehyung setelah kematian Ibu yang sangat di cintainya.
Dan Gong yoo juga mengenal Lisa, dulu anaknya sering mengajak Lisa ke rumah dan jujur saja Gong Yoo senang dengan adanya Lisa, Taehyung menjadi pribadi yang ceria seperti dulu ketika ibunya masih hidup. Hanya dengan Lisa, putranya bahagia dan tentu saja dia mengerti bagaimana terlukanya sang putra saat ini.
Ketika kita mencintai seseorang tapi takdir mengikatnya dengan rasa bersalah pada yang lain.
Jisoo, 5 bulan yang lalu gadis itu mengungkapkan perasaannya pada Taehyung dalam keadaan menangis, gadis itu memanfaatkan rasa bersalah Taehyung untuk menerimanya.
"Kenapa tidak bicara baik-baik sama jisoo ?? dia terlihat seperti gadis polos yang baik. Jika kamu khawatir dengan traumanya, ayah akan mencarikan psikiater untuk jisoo" ujar sang ayang memberikan solusi.
Taehyung menggeleng, menghapus jejak air mata yang menetes begitu saja.
"Tidak semudah yang di bicarakan ayah, dan jisoo tidak sebaik itu"
# Kediaman Min
"Lisa belum keluar dari kamarnya ?"
Suga menoleh mendengar lontaran pertanyaan dari Gavriell. Suga lalu menggeleng.
"Dia bahkan belum makan, jennie dan rose sudah pulang 2 jam yang lalu"
Gavriell mengangguk, matanya beralih pada pintu kamar Lisa, kondisinya masih sama dengan sebelum ia pulang tadi. "Gue ngerti banget gimana perasaan Lisa"
Gavriell beralih pada suga yang fokus dengan ponsel-nya. "Bang, gue mau ke california sekarang. penerbangan gue 2 jam lagi"
Suga reflek menoleh, terdapat kerutan di dahinya "Gila lo, adik gue lagi kayak gini malah lo tinggalin. Gak ada bedanya sih lo sama Taehyung"
Gavriell menghela nafasnya pelan. Emang radak susah kalau bicara dengan suga, sebelum kita jelasin udah di semprot duluan.
"Gue juga gak mau bang ninggalin Lisa, tapi grandma gue di opname sekarang. Baru kecelakaan pesawat"
"Eh ?? serius lo ? gue sama lisa ikut deh" Suga menunjukkan raut kekhawatiran sekarang. Merasa bersalah juga sih udah nuduh Gavriell macem-macem.
Gelengan dari Gavriell membuat wajah Suga menjadi sayu.
"Lo di sini aja bang jagain Lisa, gue balik lagi kok entar."
Walau berat suga akhirnya ngangguk, "Lo temuin lisa deh"
Gavriell kembali menggeleng, "Enggak deh, gue takut lisa makin kalut. Gue gak mau dia banyak pikiran"
Suga tanpa sungkan tersenyum sekarang, mengulurkan tangannya untuk mengusak rambut Gavriell "Gue gak tau kalau lo se dewasa ini gav"
Gavriell mendengus geli, rambut rapi-nya sudah berantakan sekarang.
"Jaga lisa ya bang, awas lecet gue gibeng lu"
Suga reflek menendang pantat Gavriell yang baru saja berdiri, menghasilkan tatapan maut dari sang korban "Untung lo tua"
Tak ingin mendapatkan tendangan lagi, Gavriell langsung pergi dari rumah itu di iringi umpatan dari suga tentunya.
*************************
Sekolah kembali seperti semula, tapi semakin heboh tentunya karena apa yang terjadi kemaren apa lagi saat ini Lisa sedang berjalan di koridor, sendirian.
Lisa memang sendiri karena suga yang ada urusan dengan kepala sekolah tak bisa mengantar Lisa ke kelasnya dan jadilah sekarang Lisa yang mendapat tatapan mencemooh dan bisikan-bisikan gosip dari siswa lain.
Sebenarnya bisa aja sih Lisa bales tapi lidahnya terlalu kelu untuk bicara, apalagi perutnya yang belum ke isi sejak kemaren.
Byuuurrr
Oh Good!!! ini masih pukul 7 pagi tapi seseorang dengan tidak elitnya menyiram Lisa dengan sekaleng kuah bakso yang masih panas.
Lisa menatap datar siapa sekiranya yang berani melakukan ini pada putri bungsu pemilik sekolah di depan kelasnya Kim Taehyung.
Jalan ke kelas lisa memang di haruskan melewati kelas Taehyung dan Lisa bisa melihat Taehyung yang saat ini juga menatapnya dari dalam kelas.
"Mau lo apa hah ?" geram Lisa.
Kakak kelas yang dia ketahui bernama Nancy ini memang butuh pelajaran kayaknya karena sudah berani membangunkan singa dalam diri Lisa.
"Aduuhh sayang banget sih lo lis, padahal lo cantik tapi kenapa sampek ngerebut laki orang sih" Kata Nancy yang di akhiri kekehan itu menarik keinginan bagi tangan Lisa untuk melemparkan sebuah tamparan, 10 kali tamparan kayaknya cukup.
Tapi sebelum itu, seseorang kembali menyiram lisa dengan air bekas cuci piring dan suara tawa mulai menggelegar di seluruh koridor.
Lisa mengepalkan tangannya, matanya masih terpejam sampai seseorang menubrukkan bahunya ke bahu lisa. Terpaksa Lisa melihat dalang siapa yang membuatnya semakin menjadi tontonan saat ini.
Punggung tegap itu menjauh, ke arah yang berlawanan dengan Lisa saat ini. Cowok itu lagi, cowok yang menubruknya sama dengan cowok yang menamparnya kemaren. Kim Taehyung.
Lisa tersenyum miring, Taehyung sudah tidak peduli lagi dengannya. Bahkan membela saja tidak, cowok itu terus berjalan seakan tidak ada apa-apa dan mengabaikan Lisa.
Lisa merasakan seseorang menyampirkan jaket di bahunya, tangan kekar yang saat ini memegangi kedua bahunya, kini sang pemilik menatap tajam Nancy dan teman-temannya yang sudah mulai gusar.
"Nancy nancy, kayaknya lo lupa ya lo sekolah di mana dan apa lo juga lupa dengan nama SUGA yang selama ini jadi tameng-nya Lisa ??" Cowok di belakang Lisa itu mengatakan sesuatu yang mampu membuat Nancy bergetar di tempatnya apalagi mendengar penekanan dengan nama SUGA.
Nancy jelas tahu siapa yang di maksud, putra pemilik sekolah dan yang dia bully adalah adik kesayangannya.
"Siap-siap cari sekolah baru deh lo" ketus orang itu dengan membawa Lisa menjauh.
Lisa menatap orang yang kini menggiringnya ke toilet itu, kenapa Lisa baru sadar kalau cowok ini sangat tampan ??
"Gue tau kok kalau gue itu ganteng, jadi mau berpaling ke gue gak ?? kayaknya Gavriell sama Taehyung kurang sepadan kalo bersanding dengan Barbie kayak lo" Satu kedipan nakal dan senyum menggoda menjadi penutup sederet kalimat narsis dari seorang Jeon Jungkook.
TBC
Thanks bgt sma yg udah vote dan comment di chap sblumnya.
Klo yg comment sma vote sdikit, kmungkinan cerita ini bkal lama update-nya ato bahkan gk d lanjut.
So, you know what to do...!!!
see you soon..
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top