Choice
Be a good reader guys!!! Please!!!
Don't forget vote and comment!!!
Comment kalian sangat berpengaruh!!!
Lisa hampir berteriak saat tiba-tiba tangan kanannya di cekal dan di dorong memasuki toilet kalau saja Lisa tak mengenal si pelaku.
"Apa lagi ??" tanya Lisa jengah.
Taehyung mengurung tubuh Lisa yang lebih kecil darinya, memiringkan kepalanya menikmati pahatan wajah Barbie di depannya. ini pertemuan mereka sejak di taman itu.
"Halah, kemaren kamu nyari aku kan selama aku gak masuk ?? Gak usah sok jual mahal lah"
Taehyung tersenyum senang saat mata Lisa berkedip beberapa kali dan berdehem canggung. "Kalau khawatir bilang aja sih," kata Taehyung pongah dengan mencolek dagu Lisa.
"Tsk, apaan sih, minggir"
Taehyung terkekeh melihat Lisa yang masih salah tingkah di depannya, mata elangnya melirik kebawah, di mana tangan Lisa yang memegang ujung baju Taehyung. Gadis dengan poni rata tersebut jadi ikut menunduk, melotot seketika saat menyadari tangannya.
Saat Lisa akan menarik tangannya, Taehyung lebih dulu mendekap tubuh ramping Lisa. "Jangan nyuruh aku menjauh kalau kamu sendiri gak bisa, Lily"
"Tae.."
"Hmm ??"
"A-anu itu ji..Soo"
Taehyung mengurai pelukannya, menatap tepat manik bambi Lisa dengan kedua tangan yang memegang bahunya. "Percaya sama aku Lily, Jinyoung akan mempertanggung jawabkan perbuatannya. Setelah itu kita bisa...."
"Enggak Tae, kita gak bisa kayak dulu lagi"
Taehyung menarik nafasnya dalam dan mengeluarkannya dengan kasar, "kita emang gak bisa kayak dulu lagi"
Lisa mendongak, jujur saja ada sakit saat Taehyung menyetujui ucapannya.
"Tapi kita akan menjalani hubungan yang lebih baik lagi, aku minta maaf karena aku sangat bodoh dulu Lily"
Taehyung menyatukan kening keduanya. Mengusap pipi Lisa lembut dengan kedua jempolnya, Taehyung tersenyum tipis.
"Kita pasti bisa bersama lagi Lily"
"Hei.."
Gavriell memandang Lisa heran saat mendapati gadis itu melamun, mengabaikan penjelasan guru di depannya.
Drrrttttt
Lisa dan Gavriell reflek melirik ponsel Lisa yang ada di atas meja, Lisa menunduk melihat pesan itu. Mata bulat itu membola dengan kernyitan di dahinya.
"Jangan datang!!"
Lisa menoleh, melihat ke arah tunangannya. Alis Lisa terangkat sebelah seakan bertanya alasan Gavriell melarangnya.
"Perasaanku gak enak, gak usah temui dia lah"
Perkataan Gavriell tadi benar-benar tak Lisa gubris, faktanya setelah pulang dari sekolah gadis itu kini duduk dengan canggung di sebuah cafe tak jauh dari rumah jisoo.
"Gue tau gue salah, gue minta maaf untuk itu."
Lisa mengangkat alisnya sebelah, mendengar permintaan maaf dari jisoo membuatnya tak nyaman. Bagaimanapun ini bukan salah jisoo, gadis itu tak tahu apa-apa sebelumnya.
Menyalahkan Taehyung juga bukan hal yang tepat, pemuda itu juga banyak menderita. Mengabaikan perasaannya sendiri meski langkah yang di ambil salah.
"Lo gak salah, gue dan Taehyung yang salah karena gak jelasin apa-apa ke Lo. Taehyung terlalu pengecut untuk jujur dan gue yang terlalu munafik untuk berharap semua akan baik-baik saja."
Jisoo tertegun mendengar itu, matanya mulai berkaca-kaca. Gadis itu mengelus lembut perutnya, dan Lisa jelas melihatnya.
Lisa berdehem sekali, membuat fokus jisoo kembali ke arahnya.
"Lis, bisa Lo kembali ke Taehyung ??"
Lisa menunduk, melihat lingkaran putih yang bertengger manis di jari manis tangan kirinya. Gadis itu menatap sayu. "Gue tau Lo cuma maksa bahagia sama Gavriell" ucapan jisoo malah membuat Lisa semakin mengulum bibirnya ke dalam.
"Lo pikir Taehyung bahagia sama gue ?? Enggak Lis, dia maksa bahagia sama kayak Lo sekarang"
Lisa tersenyum getir, "udahlah jis, ada orang baik yang selalu ada buat gue. Mana mungkin gue tega nyakitin dia"
"Dengan cara Lo nyakitin diri sendiri ?? Lo, Taehyung, Gavriell dan gue. Kita semua berhak bahagia Lis, gue gak bisa sama Jinyoung bukan berarti gue bisa sama Taehyung, sama kayak Lo!!! Tapi perbedaannya, Lo sama Taehyung masih memiliki rasa!! Gue emang sakit Lis, gue akuin itu tapi gue mau sembuh demi anak gue tapi bukan berarti Taehyung harus ada di samping gue"
"Gue mau Taehyung bahagia"
Meskipun kalimat terakhir sangat lirih tapi Lisa masih mampu mendengarnya, Lisa sudah bertekad bahwa dia akan bahagia dengan belajar menerima Gavriell. Lisa tidak akan goyah pada pilihannya tapi pernyataan jisoo kembali menghantam hati terdalamnya.
"Taehyung gak pernah nemuin gue lagi, gue udah sama yang lain jadi mungkin Taehyung sudah tenang buat pergi dari gue sekarang"
Lisa pikir, setelah kata-katanya kemaren di taman Taehyung akan kembali ke Jisoo. Ternyata cowok itu sama sekali tak kembali, Lisa memandang iba perut jisoo.
"Jis, perut Lo.."
Jisoo sedikit membelalak kaget mendengar kalimat Lisa yang belum selesai. "Lo tahu ???"
Lisa mengangguk ragu, jisoo menghela nafasnya lelah, bersender pasrah pada sandaran kursinya.
"Gue gak akan mertahanin janin ini Lis"
"HAH ?? LO GILA ???"
Gebrakan meja dan teriakan Lisa berhasil membuat jisoo menunduk malu karena seluruh pengunjung cafe memperhatikan mereka. Lisa memandang tajam sekelilingnya, memperingatkan agar semua orang tak melihat ke arah mereka.
Lisa duduk dan menatap tajam jisoo. "Lo masih punya Taehyung, jisoo"
Jisoo memandang Lisa penuh arti. Berubah mendelik saat kata-kata itu mudah keluar dari mulut Lisa.
"Kalau ayahnya gak mau tanggung jawab, gue bisa pastiin Taehyung yang bakal tanggung jawab"
"HEH ?? LO GILA YA LISA???"
Giliran jisoo yang menyentak Lisa, membuat mereka kembali jadi pusat perhatian. Lisa mendengus kecil membuat jisoo kembali melotot.
"Lis, Lo mau hancurin kebehagiaan Taehyung hah ??? Dia udah menderita selama ini karena gue...dan gue gak mau dia lebih menderita dari ini" jisoo berkata lirih di kalimat terakhirnya.
"Tapi Lo gak mungkin ngelahirin anak itu sendiri jis"
"Adanya Tae...Lo bisa.."
"Nggak"
Entah kenapa suasana dalam lingkaran meja itu menjadi tegang. Keduanya sama-sama tak habis pikir dengan pikiran masing-masing.
"Gue punya cara tersendiri Lis buat bertahan"
Meski gue gak akan bertahan.
Lisa mendesah pasrah saat jisoo pergi begitu saja. Lisa merasa semuanya menjadi rumit sekarang.
Saat Lisa hendak memantapkan hatinya untuk pergi, kenapa semuanya semakin membuatnya pusing dan gundah. Ingatan saat-saat dirinya tersenyum bahagia dengan Taehyung kembali berputar pada memori otaknya.
Lisa meminum habis segelas latte nya, meraih ponselnya dan menghubungi seseorang di seberang sana.
#############
Yoongi, Gavriell dan taehyung duduk dengan wajah dingin masing-masing menghadapi si tengik bernama jinyoung ini. Yoongi mendesah lelah untuk kesekian kalinya melihat Jinyoung yang tanpa merasa bersalah lagi.
Gavriell menyerahkan sebuah map yang menimbulkan kernyitan di dahi Jinyoung.
"Itu bukti Lo yang berbuat intim dengan banyak gadis di luar sana, Lo bahkan juga seorang pencuri ya kkkk"
Jinyoung reflek duduk tegak menatap Gavriell tak percaya, tangan kekarnya meraih dan membuka map itu. Wajah Jinyoung memias, terkekeh sebentar.
"Apa mau kalian hah ?? Ngefans banget sama gue Sampek nyelidiki kek gini"
Taehyung yang terkekeh sekarang, "Lo tuh ya, udah ada bukti kejahatan masih aja narsis. Bokap gue pengacara omong-omong, punya firma hukum juga. Gak akan sulit lah buat nangkap Lo"
Jinyoung mengetatkan rahangnya, wajahnya merah karena marah. "Poin intinya aja langsung"
"Tanggung jawab ke Jisoo, maka map itu akan aman" kata Yoongi.
Jinyoung mendongak, menghela nafasnya panjang.
"Ah, cewek itu ya!! Lo mau gue nikahin cewek stress ???"
"Lo juga stress ngomong-ngomong, serasi kan ???"
Jinyoung menarik kerah kemeja Gavriell mendengar ocehan tajam cowok asal California itu. "Trus Lo mau anak gue stress juga hah ??"
Gavriell dengan tenang menendang tubuh Jinyoung membuatnya jatuh terjengkang. "Kayak nya Lo gak bisa di bilangin baik-baik ya ???"
Gavriell membawa kembali map tersebut, mengangkatnya, dan menggunakannya untuk menunjuk wajah jinyoung malas. "Gue hitung Sampek tiga buat Lo ambil keputusan"
"1"
"Gue gak mau ya nikah sama orang setress, gue mau cewek normal"
"2"
"Gavriell bangsat, anjing Lo ya"
"Lo yang anjing setan" ujar Taehyung jengah.
Yoongi melirik pintu rumah Jinyoung yang sedikit terbuka, seingatnya pintu itu sudah tertutup tadi.
Yoongi kembali fokus ke Jinyoung, sepertinya cowok itu tak takut dengan gertakan Gavriell.
Jisoo yang berdiri di luar pintu rumah Jinyoung tanpa sadar menitikkan air matanya, "Tak ada yang mengharapkan kita, Nak"
Gadis itu memilih pergi.
"3, Time is over bro. Yuk lah cabut ke bokapnya Taehyung"
Mereka bertiga beranjak pergi, sedikit kecewa sebenernya saat Jinyoung tak melakukan apapun untuk mencegah mereka.
Saat ketiganya sudah di ambang pintu, "Okay, gue tanggung jawab"
Ketiga pria itu menghela nafasnya panjang, merasa lega.
*****
"Lo bisa berjuang buat Lisa lagi sekarang"
Taehyung tersenyum menata gavriell, sedang yang di tatap berlagak ingin mual. "Thanks gav, Lo berguna banget"
"Tsk, jangan sakiti adik gue lagi Lo"
Taehyung nyengir mencondongkan dirinya ke depan, menatap Yoongi dan gavriell bergantian yang duduk di kursi kemudi. "Kalian bisa percaya sama gue kali ini"
Gavriell hanya terkekeh mendapati tingkah absurd Taehyung. Sebelum mendapat sebuah pesan singkat yang membuatnya melirik Taehyung.
Gavriell menatap keluar jendela, menatap padatnya jalan raya.
Gavriell bersandar pada pintu kamar Lisa, tak masuk karena mendengar suara isakan di balik sana. Sudah biasa bagi Gavriell sampai pemuda itu merasa tak heran lagi. Lisa selalu menangis untuk Taehyung.
Air mata dan senyum Lisa hanya Taehyung yang yang bisa membuatnya. Hanya Taehyung dan selamanya hanya nama Kim Taehyung.
Gavriell menghubungi seseorang, mengirim pesan tertulis yang semoga tak akan membuatnya menyesal suatu saat.
Gue bantu Lo dapetin Lisa tanpa menyakiti jisoo.
Gavriell menghela nafasnya untuk kesekian sebelum menatap kembali pintu kamar Lisa dan pergi dari sana.
"Gue bakal balik"
Gavriell mendatangi kamar Lisa, menatap Lisa yang kini memasukkan beberapa pakaiannya ke koper gadis itu. "Yakin Lo ??"
Lisa agak tersentak dengan kehadiran Gavriell, bukan hanya kehadirannya tapi juga dengan cara bicara cowok itu. Gavriell menggunakan gue-lo lagi padanya.
Lisa mengangguk dengan sorot sedih. "Iya, tinggal bang Suga aja yang belum tahu"
"Taehyung tahu ???"
Lisa menatap Gavriell dengan kerutan di keningnya sebelum menggeleng. Gavriell berjalan ke arah lisa, menaruh tangannya di kedua pundak Lisa. Menatap tepat pada manik rusa si gadis sebelum berbicara serius.
"Gue bakal balik ke California Minggu depan"
Lisa tersenyum, "bagus dong, nanti kamu bisa nyusul aku soalnya pemberangkatan aku malam ini"
"MALAM INI ??"
Meski terkejut Gavriell tetap mempertahankan emosinya, jangan sampai dia salah langkah.
"Tanpa Lo Lalisa, gue bakal pergi tanpa Lo"
"Love" lirih Lisa.
Gavriell menggeleng, "Lo bisa di sini sama Taehyung, bahagia bersama. Gue yang akan pergi"
Lisa menggeleng dengan air mata yang mulai mengalir, "Gav, aku gak mau" Lisa menarik kaos Gavriell, mengisyaratkan penolakannya pada perkataan Gavriell.
Gavriell memeluk Lisa, "jangan menyia-nyiakan perjuangan seorang pria lisa, dan jangan membohongi hati"
BRAAKkk
Gavriell dan Lisa melihat ke arah pintu, menatap Yoongi dengan nafas terengah. Yoongi menghampiri adiknya, memeluk erat.
"Napa sih Lo pergi segala hah ?? Dadak lagi!! Gak mau bilang sama gue Lo ?? Kok taunya gue dari mama?? Malam ini kan ya Lo perginya ?? Kenapa sih ??? Berapa lama???"
Gavriell medengus sekaligus geli, pertama kalinya melihat Yoongi berkata sepanjang itu dengan nada khawatir yang kentara.
Lisa menepuk punggung kakaknya berkali-kali, sebelum melepasnya. "Lebay banget sih Lo bang, biasanya juga Lo semangat kalo gue pergi"
Yoongi mendengus, membiarkan Lisa yang masih terisak kecil.
Seakan tersadar Yoongi melepas pelukannya. "Sekolah Lo gimana ??"
"Udah di urus sama papa, tenang aja"
Ujar Lisa dengan mengibas-ngibaskan tangannya.
"Taehyung ???"
Lisa memalingkan wajahnya, meraih tasnya dan menutup kopernya. Mengambil beberapa buah surat untuk di berikannya pada Jennie, rose dan Taehyung lewat kakaknya.
"Gue titip buat mereka, kalo Lo gak keberatan sampaikan salam gue juga."
Kedua pria itu menatap Lisa penuh tanya, "serius ini mau pergi ?? Gak mau ketemu Taehyung dulu??"
Lisa menggeleng, mengambil kopernya. "Ayo kalian anterin gue"
Yoongi dan gavriell saling menatap sebelum keduanya mengangguk.
Yoongi menyusul adiknya lebih dulu dan membantu membawakan koper adiknya.
Dan Gavriell menghubungi Taehyung.
****
"APA ??? TAHAN DIA, GUE KE BANDARA SEKARANG"
Sumpah ya Lisa, Taehyung gak akan diam setelah ini. Taehyung sudah akan berjuang lagi mendapatkan kepercayaan gadis itu tapi kenapa Lisa malah memilih pergi ???
Taehyung mengumpat saat ingat motornya masih di bengkel, terpaksa dia harus menggunakan mobil.
Jalanan malam ini cukup padat, banyak orang yang pulang kerja dan Taehyung tak bisa menyelip seperti saat dia bisa membawa motor.
"Lisa ,please!!! Kenapa sekarang ???"
Taehyung sangat panik dan marah sekaligus saat ini. Lisa yang tiba-tiba memutuskan untuk pergi dan jalan yang macet membuatnya terus menerus mengumpat.
* Airport
20 menit lagi penerbangan Lisa. Meskipun gadis itu tersenyum, kedua pemuda yang menemani jelas menyadari bahwa gadis itu merasa gusar.
Gavriell mencoba menghubungi Taehyung tapi nomor pria itu tidak aktif. Lisa, entah kenapa perasaannya tidak tenang. Lisa berharap Taehyung akan datang tapi kemudian gadis itu tersenyum kecil.
Lisa yang memutuskan pergi tapi kenapa masih berharap pada Taehyung ya ???
Lisa benar-benar merasa bodoh!!!
Padahal sudah memantapkan hatinya.
Taehyung menyalakan ponselnya yang sempat mati di tengah perjalanan, hanya untuk mencari tahu apakah masih ada waktu untuknya.
Taehyung menjalankan mobilnya dengan kecepatan penuh, dia menghabiskan banyak waktu di jalan karena macet. Banyak notifikasi dari Gavriell, membuat nya terkejut saat menyadari waktunya tinggal 10 menit lagi.
Taehyung menambah kecepatannya, dering telfon yang nyaring membuatnya semakin kesal. Taehyung meraih ponselnya dan mengangkat dengan kasar.
"Bentar lagi gue nyampek gav, tahan dia"
"Maksud Lo apa hah ?? Ini gue Suho"
Taehyung berdecak, "APA ??? Gue sibuk!!!"
"Sibuk apa hah ??? Jisoo bunuh diri setan!! Dia sekarat"
Cittttttttt
Taehyung reflek menginjak remnya, jantungnya bergemuruh. Apa yang harus dia lakukan ??? Apa sekarang ???
Taehyung tak menyadari situasinya, tak menyadari dirinya yang kini berhenti di tengah jalan. Bahkan tak sadar ada mobil dengan muatan berat melaju kencang di belakangnya.
Braakkkkk
Lisa menghembuskan nafasnya lelah, gadis itu berdiri dan tersenyum.
"Gue pergi dulu ya, jaga diri kalian baik-baik"
Lisa merangkul kakanya lama, kemudian beralih ke Gavriell.
Mereka berpelukan lama, sebelum Gavriell memundurkan dirinya.
"Sorry kalau gue terlalu maksa Lo"
Lisa menggeleng "gue yang minta maaf karena Sampek akhir pun gue yang nyakitin Lo"
Gavriell tersenyum, "kita sama-sama salah, kita membohongi perasaan masing-masing"
"Ayo jalani hubungan yang lebih baik"
Mantan tunangan itu saling melempar senyum, Lisa kecewa!!! Kecewa pada dirinya sendiri, dulu Taehyung sekarang Gavriell yang harus gadis itu lepaskan.
Meski kecewa, Lisa melangkah pasti. Berusaha memendam perasaannya. Menghapus air matanya kasar.
Di belakangnya Gavriell dan Yoongi mengumpat kasar, mengumpati Taehyung yang tidak datang bahkan sampai pesawat Lisa Take off.
"Maaf, pasien tidak tertolong"
End ???
What do you think guys ???
Be a good reader guys, comment and vote kalian akan berpengaruh pada jadwal up selanjutnya...
Gak masalah kalau kalian hanya spam next...I'll happy with it.
🖤🖤🖤🖤🖤🖤
Apa harus ini menjadi chapter terakhir ????
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top