[Prologue]

---
My R
---

Harap untuk tidak mengikuti sisi negatif dari book ini !

---

OOC (?)
Suicide (!)

---

Hey ,
Apa kabar...
Wahai manusia yang baik ?

Ah tidak..
Sempurna ? Bukan juga.

Lalu , apa kita ?

•~•~•

Hari ini seperti biasa , diawali oleh sebuah sinar matahari yang menusuk kulitku. Rasanya memang panas. Tetapi udara pagi membuatnya menyegarkan.

"Pagi , kak !" Sapa Noya , adikku.
"Pagi , Noy." Balasku.

Noya adalah adik kecilku yang tinggal bersamaku. Orang tua kami sudah lama tiada. Ayah kami meninggalkan kami. Ibu kami bunuh diri. Apa yang perlu kami harapkan ? Noya juga sakit-sakitan. Ugh.. kepalaku pusing memikirkannya.

"Kakak mau makan apa ? Noya buatin deh." Tanyanya padaku.

Aku berfikir sejenak dan berkata , "sandwich aja."

Noya mengangguk dan membuatkannya padaku. Aku tersenyum.

"Kakak kalo ga salah hari ini ada pelajaran seni sastra kan ? Udah coba buat puisi ?" , tanya Noya padaku.

Sembari memakan sarapanku , aku menjawab pertanyaannya. "Belum. Aku hanya akan mengeluarkan kata-kata yang ada dalam pikiranku." Begitu jawabku lalu lanjut mengunyah sandwich milikku.

"Ahaha...kau tak pernah berubah. Seharusnya kau jangan asal pikir gampang ! Itu menyepelekan tahu !" Omelnya.

Senyum tipis terukir di wajahku. "Ya , ya , sekarang bersiaplah. Atau aku akan meninggalkanmu." Pesanku dan beranjak pergi dari ruang makan.

Noya langsung sat set panik mencari tasnya.

Dengan menaiki motor , kami pergi ke sekolahan. Saat memarkir motor , Noya tampak pucat. Aku bertanya , "kamu kenapa ?"

Ia hanya diam. Aku mengecek tasnya. Ah. Buku pr nya tertinggal. Bagus.

Aku menepuk pundak adikku pelan dan menyuruhnya pergi kekelas saja. Nanti , akan ku antarkan bukunya. Meski aku tahu , ini sudah pukul 06.45 yang berarti bel masuk akan segera berbunyi.

Aku segera tancap gas pergi ke rumah mencari buku pr Noya. Nampaknya pr ini penting baginya.

Setelah sampai kesekolah , rupanya gerbang sudah tertutup. Aku berusaha mencari alasan untuk masuk. Tetapi selalu ditolak. Pada akhirnya , aku mencoba lagi dan berhasil. Aku segera pergi ke kelas Noya.

Aku melihat Noya yang sepertinya sedang dimarahi gurunya. "Kau itu bagaimana sih ?! Pr kok ga dikumpul !" Teriak guru Noya. Teman teman Noya hanya tertawa melihat Noya. Aku geram.

Akhirnya , aku membuka paksa pintu sembari tersenyum. "Noya , ini buku prmu. Dan , wahai ibu guru.. tolong jangan terlalu kasar pada adikku. Kau tak tahu isi hatinya. Jadi ... Diamlah atau kau yang ku buat diam selama ya".

Guru itu sepertinya syok akan perkataan ku. Apa aku berlebihan ?

Sepeti biasa , aku ke kelasku. Kelas penuh damai- lupakan.

"Oi , ubi !" Panggil Maji , salah satu teman kelasku.

Aku menoleh. "Hm ? Ada apa ?" Tanyaku. "Kau terlambat lagi. Apa Noya melupakan bukunya ?" Tanyanya padaku. Aku hanya menatapnya dan berbicara , "tidak. Aku hanya kesiangan." Ujarku lalu pergi dari sana menuju kursiku.

Dikursi , ku buka bukuku. 'nilai ku rata-rata semua. Bagaimana bisa manusia sepertiku bisa memiliki nilai tinggi ? Haha..' batinku.

Singkat cerita , guru memulai pelajaran kami. Hari ini , terdapat pelajaran geografi dan sialnya , aku buta map. Aku tidak hafal letak-letak seluruh negara ini.

Disampingku , terdapat Ajul. Dia adalah murid dengan nilai geografi tertinggi. Dia mengajariku banyak hal sebelum tes pada hari ini. Senyumnya membuatku.. ingin menjadi dirinya.

"Ada yang mau kamu tanyain ?"tanyanya. Aku sontak menggeleng. Aku cukup paham kali ini. Jujur aja , aku lebih paham jika Ajul yang menjelaskan dibanding pak tua itu.

Guru kami memanggil nama kami satu persatu. Meminta kami menjawab pertanyaan dengan menunjuk peta yang ada.

"Dimana letak negara China , ubi ?" Tanya pak tua itu. Sejujurnya ingin ku jawab dengan  kalau kau tahu , kenapa tanya saya ? Tetapi aku sadar. Dia guruku. Bukan musuhku. Guru sekaligus musuh sieh-

Aku langsung menunjuk peta. Aku berhasil menjawab dengan benar. Aku dipersilahkan duduk.

Maribpersingkat waktu. Kini sudah jam 09.20 , saatnya istirahat. Aku pergi ke atas rooftop.

Angin segar memainkan rambutku. Ku pandangi langit dengan penuh arti. Mimik wajahku mungkin datar , tetapi aku merasakan kesegaran sekarang.

"Anginnya enak ya ?"

Aku terkejut akan suara itu. "Ah , itu kau , moon."

Moon adalah siswa kelas 12-A yang selalu ada di atas atap. Aku tak tahu mengapa. Tapi saat ku lihat kebawah , seperti ada hal yang sangat ingin ku lakukan.

"Iya."

Moon tersenyum tipis. "Kau tahu apa ? Aku seperti ingin terbang terbawa angin." Aku terkekeh pelan ,"ahaha..kau mau aku berkata 'he was a fairy ?'." Candaku.

"Vel , kamu.. harus bertahan ya ? Kalau misal aku ga ada." Gumamnya. Aku sempat kaget dan bingung , tetapi aku menganggap itu adalah sebuah candaan.

"Kau tahu apa ? 5 menit lagi jam masuk dan aku belum makan sama sekali. Aku duluan." Ujarku lalu pergi.

-°-°-

Di perjalanan ke kelas , aku melihat Noya bersama teman-temannya.

"Dasar tak berguna ! "
"Kenapa kau hanya diam saja ?!"
"Kamu tidak membantu kita dari tadi !"

"M-maaf.. tapi bukan kah kalian yang menyuruhku untuk tidak-"

"Hey , Noya. Ada apa disini?" Pada akhirnya , aku menghampiri Noya di depan kelas 11-A itu.

Aku melihat anak anak itu ketakutan melihatku. Aku tak tahu mereka takut karena aku adalah Ketua Ragnarok atau karena mimik wajahku.. yang jelas wajah meraka pucat sekarang.

Aku tersenyum geli melihat ketakutan mereka. Disisi lain merasa sedih.. karena banyak orang takut padaku hanya karena aku pemimpin Ragnarok.

"M-maaf , Noya ! Kami berjanji tak akan mengganggumu lagi !' begitu ucap anak-anak itu lalu pergi.

Aku menoleh kearah Noya. Aku merangkulnya , "lain kali bela dirimu. Oke ? Dunia ini keras. Kamu tidak bisa terus diam."

[Bersambung]

"Dunia ini memang keras. Maka latih lah dirimu untuk menghadapinya. Bukan hanya melihatnya."

-Marvellino Andi Wijaya Pranata.
(20**)

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top