Makan Malam yang Menegangkan
Kesokan harinya Daiki datang sarapan dengan Haruka yang ada di pundaknya.
Hana dan Chie saling bertatapan bingung. Tetapi mereka sempat berpikir ini adalah yang terbaik untuk menghindari tindakan lanjutan (kalau ada) dari Miki hime. Hana dan Chie melihat reaksi Miki hime. Sepertinya Miki hime belum menyadarinya sama sekali. Itu lebih bagus.
Hari-hari telah berlalu. Tak ada kabar buruk yang terdengar. Haruka selalu berada di samping Daiki. Teh beracun itu setiap hari selalu datang. Tetapi sebelumnya Haruka sudah meminta Hana dan Chie untuk mengantar teh herbal yang seperti biasa juga. Jadi semuanya aman dan terkendali hehehe.
Kadang pula juga Hana ngobrol dengan Daiki sambil mengelus kepala Haruka yang menunjukan semua baik-baik saja. Haruka biasanya mengangguk tanda mengerti.
.
.
(Di sisi lain).
"Ugh... Haruka sudah menghilang, tetapi kenapa ouji sama sekali tidak ada reaksi?" tanya seseorang di dalam gelap.
"Apa jangan-jangan tupai itu..." tanya yang lainnya.
"Ah, mungkin saja! Kenapa aku tidak menyadarinya ya?" tanya orang 1.
"Kalau begitu kita harus memakai racun yang lebih kuat!" kata orang ke 2
"Kalau itu aku punya. Tetapi bagaimana caranya untuk memberikan racun itu?" tanya orang 3.
"En... Sepertinya kita hanya bisa mundurkan dulu sampai waktunya tepat." kata orang 1.
.
.
Kebiasaan Daiki adalah sering melihat ke luar jendela dengan tatapan sedih. Walaupun di luar cuacanya sangat bersahabat ataupun tidak Daiki tetapi memasang wajah sedih. Sampai-sampai Haruka bingung bagaimana menghibur Daiki.
.
.
Detik-detik bertambah menjadi menit, menit-menit bertambah menjadi jam, jam-jam bertambah menjadi hari.
Beberapa hari telah berlalu, tetapi keadaan tidak jauh berubah. Tenang, damai walaupun menyimpan banyak kesedihan dan pertanyaan.
(Oke arthornya bingung mau ngetik apa jadi dua paragraf di atas boleh di abaikan. Karena arthor hanya iseng saja mengetik kalimat itu. Nyahahahahaha....)
.
.
Pagi berikutnya berjalan seperti biasa. Walaupun para hime tidak tau, raja sedang memperhatikan kegiatan hime sahari-hari. Karena itu pagi ini Daiki akan memberikan pengumuman. Dan hari ini Haruka pergi dari ruangan Daiki sebelum Daiki bangun.
Saat Daiki bangun dan mencari Haruka, ia tak dapat menemukannya. Akhirnya ia berpikir bahwa Haruka akan kembali nanti.
Di ruang makan...
"Permisi sebentar." Kata Daiki sambil berdiri.
Semua hime melihat ke arah Daiki dan memperhentikan kegiatan makan mereka sebentar.
"Sebentar lagi akan ada acara makan malam dengan hime yang telah di tunjuk. Ada 10 hime yang akan di tunjuk oleh saya dan ayah. Siapa saja hime yang akan di tunjuk namanya sudah di pasang pengumuman di tempat seperti biasanya. Terimakasih." Kata Daiki lalu kembali duduk
"(Hahaha... aku hanya bisa berharap aku tidak di tunjuk. Bagaimana bisa aku muncul ke situ kalau tubuhku seperti ini?)" Pikir Haruka yang sedang bersembunyi di balik jendela..
Haruka menunggu di sana sampai sarapan selesai. Setelah selesai, Haruka mengikuti Hana dan Chie secara sembunyi-sembunyi. Akhirnya Haruka bisa menarik sedikit dres bagian bawah Hana.
"Oh, hai..." kata Hana sambil mengambil Haruka.
Hana dan Chie berjalan ke arah kamar Haruka untuk berbicara dahulu.
"Jadi ada apa Haruka?" tanya Chie.
"Kau terlalu serius Chie." kata Hana tak suka.
Tidak apa, itu lebih baik dari pada terus menempel pada buku.
"Kau benar Haruka." kata Hana.
"Sudahlah. Kenapa Haruka." tanya Chie sedikit kesal.
Apa kalian sudah menemukan bagaimana caraku untuk kembali ke wujud manusia?
Chie dan Hana diam.
Haruka sudah bisa menebak jawanan dari Chie dan Hana. Akhirnya Haruka bersiap menulis lagi.
Tidak apa-apa.
Ini bukan akhir.
Aku juga akan berusaha lebih keras.
Hana dan Chie tersenyum.
"Kita ke papan pengumuman yuk. Aku penasaran." ajak Hana sambil mengulurkan tangan di dekat Haruka dan mengandeng Chie.
Chie dan Haruka mengangguk setuju.
Di tempat papan pengumuman...
Di sana sudah sepi karena semua hime tak sabar siapa saja yang dipilih. Hana dan Chie berjalan ke arah tempat pengumuman itu di tempel.
Hana, Haruka dan Chie kaget saat melihat tulisan keramat dikertas itu, tepat di bawah nama Hana.
Hana Kaben.
Haruka Kaze.
Mereka bertiga membatu sejenak.
"YANG BENAR SAJA?!" teriak Hana dan Chie bersamaan.
"(Kenapa namaku ada di sini? Bukannya aku masih berstatus 'hilang'?)" tanya Haruka dalam hati.
"Ada apa?" tanya bu Aika yang berjalan menuju Hana dan Chie.
"Ah, bu Aika." panggil Hana.
Tak sengaja bu Aika melihat tupai yang di tangan Hana.
"Apa dia Haruka?" tanya bu Aika.
Haruka mengangguk.
Bu Aika mendekati Haruka dengan wajah sedih.
"Maafkan saya ya..." kata bu Aika dengan wajah bersalah.
Haruka menggeleng dan membuat bahasa tubuh yang berkata "bukan salah bu Aika, aku yang salah."
Bu Aika tersenyum lebut.
"Terimakasih." kata bu Aika sambil mengelus kepala Haruka.
"Aku pikir kita harus pergi sekarang." kata Hana sambil melihat langit.
"Kau benar." kata Chie.
Haruka menggoyangkan jari Hana dan menunjuk ke arah jendela. Hana berjalan ke arah jendela dan menurunkan Haruka di tepi jendela.
"Dah Haruka, sampai bertemu lagi." kata Hana sambil melambai.
Haruka mengangguk lalu berjalan ke arah ruangan Daiki.
Saat Haruka berlari, Haruka melewati beberapa ruangan dan Haruka selalu ekstra hati-hati saat melewati satu jendela. Ada satu jendela yang sidikit terbuka.
Haruka mendengar bisik-bisik yang terdengar jelas dan membuat Haruka kaget.
.
.
Haruka berjalan (atau lebih tepatnya berlari) ke arah ruangan Daiki. Tak sengaja Haruka melewati kamar Daiki dan melihat Daiki yang sedang mengganti baju. Daiki yang setengah telanjang dada itu (maksudnya bajunya belum di kancing) melihat Haruka. Haruka kaget dan berpikir untuk melewati.
"Kemarilah." panggil Daiki mendekat.
Mau tidak mau Haruka akhirnya mendekati Daiki yang sudah mengulurakan tangannya. Setelah Haruka di tangannya, Daiki mengelus kepala Haruka lembut.
"Kau dari mana saja hah? Kau membuatku kawatir." kata Daiki.
"(Kawatir? Bukankah aku hanya seekor tupai menurutnya? Apa dia sudah tau? Ah lupakan saja.)" pikir Haruka.
Daiki meletakan Haruka di mejanya dan melanjutkan memakai bajunya yang tertunda tadi.
Haruka POV.
Dia pasti bersiap-siap untuk makan malam itu.
Siapa sih orang gila yang menulis namaku di sana. Apa dia lupa aku sedang berstatus hilang?
En... sepertinya aku harus menggil Hana dan Chie untuk membincangkan itu...
"Nah..." kata Daiki yang membuatku kaget.
"Aku rasa aku harus menemui ayah sekarang." Kata Daiki seperti berpikir.
"Aku harus pergi dulu ya, aku harap aku masih bisa bertemu denganmu setelah makan malam selesai." Kata Daiki sambil mengelus kepalaku.
Semoga...
Mungkin kau bisa bertemu denganku tetapi aku tak bisa melihatmu...
Daiki mulai keluar dari kamar ini dan menutup pintu secara pelan sambil melihatku. Umumnya orang akan melambai, kalau aku? Aku sedang dalam bentuk tupai mana mungkin aku melambai. Kalau aku melambai bisa-bisa dia mimpi buruk.
Setelah benar-benar Daiki keluar kamar, aku berlari ke arah jendela untuk menemui Hana di kamarnya.
.
.
Arthor POV
Acara makan malam sebentar lagi akan di mulai. Haruka mencoba mencari Daiki dengan cara melihat ke jendela. Malah Daiki duluan yang menemukan Haruka yang sedang mengintip. Daiki berjalan mendekati jendela dan membuka jendela itu.
"Hei kau itu tupai yang suka mengintip dan menghilang dengan cepat ya?" Tanya Daiki sambil menekan kepala (tupai) Haruka dengan satu jarinya.
Haruka hanya diam sambil menutup mata karena pusing. Sepertinya bukan seperti di elus tetapi kepalanya di putar-putar.
"Ouji, makan malamnya akan segera di mulai." Kata seseorang sambil menunduk hormat.
"Baiklah." Kata Daiki.
Orang yang tadi kembali menunduk hormat lalu melangkah pergi.
"Apakah kau ingin masuk atau ingin mengintip saja?" Tanya Daiki sambil mengulurkan tangannya di dekat Haruka.
Haruka berjalan mendekati tangan Daiki lalu menaiki tangan Daiki. Daiki tersenyum lalu menaruh Haruka di pot tanaman yang tak jauh dari meja makan.
Dari sana ia bisa melihat hime-hime yang di pilih. Haruka bisa melihat Chie dan Haruka yang tersenyum dan melambai kecil. Selain itu juga bisa melihat Miki hime yang menatapnya tajam. Sepertinya ia tau kalau tupai itu adalah Haruka.
"Daiki ouji, mengapa kau membawa tupai di dekat sini?" Tanya Miki hime dengan halus.
"Tupai itu adalah peliharaanku. Dan tenang saja. Aku bisa menjamin tupai itu tidak akan menganggumu. Kalau kau tak suka melihat tupai itu. Jangan melihat ke tupai itu." Kata Daiki tegas.
"(Wah... aku baru dengar Daiki yang seperti itu.)" Kata Haruka dalam hati.
Dengan sebal Miki hime kembali duduk di tempatnya. Daiki juga langsung berjalan menunju kursinya yang berada di antara Miki hime dan Hana. Daiki sempat melirik ke suatu arah dengan tatapan sedih. Karena Hana kepo, dia melihat arah yang di lirik Daiki. Ternyata kursi kosong dengan tulisan Kaze.
Haruka yang dapat dengan jelas melihat itu memaki-maki dalam hati "(aduh... greged deh... siapa sih yang mencantumkan namaku dan menyediakan kursi kosong dengan tulisan Kaze di sana? Udah gila apa ya?)"
Bel makan malam di mulai.
Terlihatlah seorang ibu tua yang sedang menaruh cawan di depan setiap hime dan Daiki. Saat berada di depan Miki hime, ibu itu tersenyum sinis, Miki hime juga tersenyum sinis.
Haruka yang melihat senyum sinis itu langsung meloncat-loncat dan menggoyang-goyangkan kedua tangannya untuk menarik perhatian Hana dan Chie.
Chie melihat itu langsung menyolek Hana yang berada di sampingnya. Haruka membuat isyarat dengan gerakan. Pertama kedua tangan kecilnya membentuk gelas. Lalu membuat gerakan seperti minum teh, dan terahir menunjuk ke arah gelas Daiki. Hana dan Chie melihat Haruka dengan tatapan bingung.
Haruka menghembuskan nafas berat lalu mengulangi gerakannya. Menggambarkan gelas dari tangannya-seperti meminum teh-menunjuk gelas Daiki dan yang terahir Haruka menambahkan gerakan seperti memotong lehernya dengan satu tangan selama beberapa kali yang tiba-bia berubah menjadi gerakan senam.
"Puh... hahahaha..."
Hana dan Chie menoleh ke arah orang yang sedang tertawa. Ternyata yang sedang tertawa adalah Daiki.
Haruka POV
Kenapa dia tiba-tiba melihat ke arah sini sih?
Kenapa juga aku pake gaya senam segala?
Mana ada tupai yang melakukan senam manusia? Dasar aku aneh...
"Daiki ouji, ada apa?" Tanya Miki hime bingung.
"Tidak... hanya saja aku mendapatkan tupai yang unik." Kata Daiki sambil menghapus air matanya karena tertawa tadi.
Oh iya dong pastinya....
Aku gitu loh...
Ngomong-ngomong kenapa aku bangga?
"Bwahahahaha..."
Eh Daiki tertawa lagi.
"Astaga..."
"Hihihi..."
Eh aku baru sadar aku kebanyakan gerak. Masak aku pake gaya lebay pas aku sedang sombongnya.
Sadar oii kau saat ini masih dalam bentuk tupai!
Karena mau aku langsung bersembunyi di belakang tumbuhan di sampingku.
Ukh... bener2 momen yang super duper memalukan.
Arthor POV
Miki hime yang melihat itu merasa kesal. Terlihat Daiki yang sudah bisa menormalkan tawanya.
"Ouji, apakah sebaiknya kita memulai makan malam ini?" Tanya Miki sambil memegang tangan Daiki yang berada di atas meja.
"En? Aku rasa kau betul." Kata Daiki sambil menarik tangannya.
"Etto ouji, mungkin sebaiknya kita santai dulu sebelum memulai makan malam. Seperti berbicara dulu begitu?" Tanya Hana.
"Bukankah berbicara bisa saat makan di mulai?" Tanya Miki sinis.
"Bukankah saat makan lebih baik tak berbicara saat sedang makan?" Tanya Hana.
"Tetapi di kebiasaan kita bukankah sudah biasa jika saat makan sambil berbincang-bincang?" Tanya Miki.
"Kita? Aku tidak tuh. Lagi pula kalau saat kita berbicara tiba-tiba tersedak apakah tidak malu?" Tanya Hana ketus.
Pedebatan anatara Miki dan Hana masih terus berlanjut. Daiki yang berada di antara Hana dan Miki menjadi kebingungan.
"Itulah cewek." Kata Chie datar.
"Begitukah? Aku tak begitu mengerti." Kata Daiki sambil tersenyum tetapi mengerutkan kedua alisnya.
"Aku juga." Kata Chie datar seperti tadi.
Daiki bingung dengan perkataan Chie.
Prang!
Cawan milik Daiki jatuh ke bawah karena tersenggol Miki yang kesal dan pecah begitu saja.
Miki kaget dan tak percaya sedangkan Hana kaget dengan senyuman yang saaaaangat tipis di bibirnya.
Sedangkan Haruka tetap siaga karena ia berpikir ada racun yang lain lagi.
"Ma-maafkan aku Daiki ouji..."kata Miki denga penuh kesesalan.
"Tak apa, tolong ambilkan aku minuman lagi." Kata Daiki sambil melambai ke arah salah satu pelayan.
"Permisi Daiki ouji, ini saya sudah menyiapkan minuman lebih." Kata ibu yang tadi menaruh gelas itu.
Haruka melihat geram ibu itu. Sedangkan Miki tersenyum sinis melihat itu.
"Baiklah, mari kita mulai acara makan malam hari ini." Kata Daiki sambil mengangkat cawannya.
Hime-hime yang lain ikut memangkat cawan yang di depannya. Miki sedang memasang mata apa yang akan terjadi, begitu pula dengan Chie dan Hana yang sudah mengeluarkan keringat dingin.
Jeng jeng jeng....
jeng jeng jeng.....
Kira-kira apa yang bakal terjadi ya?
Maaf... udah lama... bikin penasaran lagi.. kira-kira readersnya masih ada nggak ya?
Vote to comment(o) minna ヽ(´▽`)/
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top