Haruka Menghilang.

"HARUKA!" Panggil Hana.

"Hana, kecilkan sedikit suaramu!" Kata Chie panik.

"Maaf, habisnya aku terlalu panik." Kata Hana bingung sendiri.

"Kau sudah memeriksa tempat tidur Haruka?" Tanya Chie.

"Oh iya, akan aku perik-.... TUPAI!" Kata Hana gemas saat melihat tupai di atas kasur Haruka.

Hana langsung mengambil tupai itu dan mengelusnya gemas.

"Ternyata perhatianmu cepat teralihkan ya..." kata Chie sambil menaruh salah satu tangannya di pingang.

"Oh iya! Haruka!" Kata Hana kaget.

Sampai-sampai tupai yang ada di tangan Hana pun ikut kaget.

"Hahahaha... Hana Hana. Tapi tunggu!" Kata Chie sambil mendekati Hana dan melihat tupai itu.

"Kenapa?" Tanya Hana bingung.

"Dari mana tupai ini datang?"

Hana terkaget lagi karena baru sadar.

"Bukankah kemarin semua pintu dan jendela sudah di tutup rapat?" Tanya Chie lagi.

"Iya ya, apakah atapnya berlubang?" Tanya Hana sambil melihat ke atas.

Chie dan tupai itu juga ikut melihat ke atas. Ternyata tak ada lubang sekecil apapun. Hana, Chie dan tupai itu kembali melihat ke depan.

"Mungkin sedikit aneh..." kata Chie sambil kembali melihat ke tupai di tangan Hana.

"Apa?" Tanya Hana tak mengerti.

"Jangan-jangan ini Haruka." Kata Chie yang sebenarnya ngasal.

Tupai itu mengangguk.

"Apa?! Jangan bercanda!" Kata Hana kaget.

"Aku tak bercanda, buktinya tupai itu mengangguk." Kata Chie sambil menunjuk tupai di tangan Hana.

"Benarkah?" Tanya Hana sambil melihat tupai yang di bawanya.

Tupai itu sekali lagi mangangguk.

"HAAAAAAH?!"

"Hana jangan berteriak!" Kata Chie mengingatkan.

"Ma-maaf..." kata Hana merasa bersalah.

"Kenapa kau bisa menjadi tupai, Haruka?" Tanya Chie melihat ke Haruka (yang berubah menjadi tupai).

Haruka hanya menggelang tak tau.

Hana dan Chie saling bertatapan.

"Apa karena racun kemarin?" Tanya Hana.

"Ah! Benar! Miki bilang kemarin kalau ia membunuh Haruka akan membosankan." Kata Chie.

Suasana menjadi hening sejenak. Tak ada yang berbicara (dan ada yang tak bisa berbicara).

"Bagaimana cara mengembalikan Haruka?" Tanya Hana.

"Apakah yang akan terjadi nantinya?"  Tanya Chie.

"Sampai kapan ini dapat bertahan?" Tanya Hana lagi.

"Dan dengan siapa kita berkonsultasi?" Tanya Chie lagi.

Suasana kembali hening. Chie dan Hana sedang sangat kebingungan. Saking bingungnya mereka bingung mau berbicara apa. Haruka terlihat menghembuskan nafas lalu mengoyangkan jari Hana. Hana melihat Haruka bingung. Haruka menunjuk meja yang ada di kamarnya. Hanapun berjalan ke arah yang di tunjukan oleh Haruka.

"Ada apa?" Tanya Chie sambil mengikuti Hana.

"Haruka menunjuk ke arah mejanya." Kata Hana sambil menaruh Haruka pelan di atas meja.

Haruka menarik selembar kertas dan mendorong pena. Haruka mulai memgangkat pena itu dan menuliskan sesuatu di kertas itu.

Bisakah kalian sedikit lebih tenang?
Dengan tubuh kecil ini suara kalian itu terlalu besar.

"Oh! Maaf..." Kata Hana merasa bersalah.

"Tapi ini semua untuk kebaikanmu..." kata Chie dengan ekspresi yang masih panik.

Aku tau.

Hana dan Chie terdiam. Mereka merasa bersalah karena mereka merasa, merekalah yang bertangung jawab.

Coba jangan pikirkan sesuatu yang negatif, itu menakutkan.
Aku tidak tau apa yang akan terjadi selanjutnya, tetapi ayo kita coba melewatinya.

"Kau benar, maafkan aku Haruka." Kata Chie.

Tak masalah. Itu menandakan kalian peduli padaku. Iyakan?

"Betul sekali." Kata Hana.

Apalagi dengan teman seperti kalian.
Aku merasa tak ada yang perlu aku kawatirkan.

"Terimakasih Haruka..." kata Hana yang mulai berkaca-kaca.

Jangan menangis kalau tidak ingin di tanya 1001 pertanyaan.

"Iya! Maaf!" Kata Hana kaget.

"Baiklah, mungkin sekarang kita harus sarapan dahulu." Kata Chie.

"Iya." Kata Hana mengangguk.

Aku akan tetap di sini untuk bersembunyi.
Oh iya, jangan beritahu siapaun dulu kenapa ini bisa terjadi dan siapa yang melakukan ini.

Hana dan Chie bertatapan sebentar, akhirnya Hana danChie manganghuk mantap sambil tersenyum

"Baiklah." Kata Hana lalu keluar dari kamar Haruka, disusul oleh Chie.

"(Hah... ini susah... susah sekali...)" Haruka melihat langit lewat jendela kamarnya dan memutuskan bersembunyi.

Akhirnya Haruka bersembunyi di tempat yang menurut Haruka aman. Sementara itu Hana dan Chie duduk di ruang makan dengan gugup. Semua hime tampak tak merasa sesuatu yang hilang. Sedangkan Miki dan temannya tersenyum sinis melihat Hana, Chie dan tempat duduk Haruka yang kosong. Bel sarapan berbunyi nyaring. Semua hime langsung menyantap makanannya dengan tenang. Kecuali Hana dan Chie. Daiki dari tadi terus melihat tingkah laku aneh teman-teman Haruka dan bertanya-tanya di mana Haruka sekarang. Setelah sarapan selesai Daiki berjalan menuju Hana dan Chie.

"Hana hime dan Chie hime." Panggil Daiki.

"Hai! Daiji... ouji.." kata Hana dan Chie gugup.

"Di mana Haruka hime sekarang? Kenapa ia tak datang sarapan bersama?" Tanya Daiki.

"Em... ya... Haruka... dia... dia sedang tak enak badan!" Seru Chie

"Ya dia sedang tak enak badan, jadi dia Sedang istirahat di kamarnya sekarang!" Sambung Hana.

"Apakah sakitnya parah? Perluku panggilkan dokter?" Tanya Daiki cemas.

"Tidak!" Seru hana dan Chie bersamaan

Daiki malah bingung dengan kelakuan Hana dan Chie.

"Aku sudah memanggilkan dokter tadi, jadi Daiki ouji tak perlu kawatir." Kata Chie meyakinkan.

"Benarkah?" Tanya Daiki.

Hana dan Chie mangangguk bersamaan.

"Apa aku boleh menjenguk Haruka hime?" Tanya Daiki.

"Tidak! Anda tidak perlu repot-repot!" Kata Hana cepat.

"(Kau tidak mungkin menjenguknya. Lebih tepatnya tak percaya.)" Pikir Chie.

"Heeh... kalian tega sekali menolak kebaikan Daiki ouji." Kata Miki yang tiba-tiba ada di belakang Daiki dan langsung memeluk lengan Daiki.

"Iya kalian terlalu tega." Kata Yuri.

Hana dan Chie melihat Miki dan Yuri dengan tatapan kesal.

"Baiklah, sekarang apa boleh menjenguk Haruka?"

"Bukankah tadi..."

"Oh aku lupa! Bukankah menjenguk teman sendiri tak butuh ijin? Ya kan Yuri." Kata Miki sambil melihat Yuri.

"Itu benar sekali!" Kata Yuri.

Hana dan Chie hanya bisa menggeram kesal.

"Baiklah Daiki ouji, apa kau mau ikut bersama kami?" Tanya Miki manja.

"Iya." Jawab Daiki singkat.

"Hana, Chie tolong pimpin jalan!" Perintah Miki.

"Ah aku tau.."

"Biarkan saja mereka ouji. Mereka pati mau melakukannya dengan senang hati." Kata Yuri manja.

Akhirnya Daiki pasrah. Hana dan Chie pun juga pasrah atau lebih tepatya terpaksa. Sesampai di depan kamar Haruka Miki yang memaksa membuka pintunya dengan senyum sinis. Hana dan Chie hanya diam sambil mengejek Miki dalam hati.

Kreek...

"Haruka... ini aku Miki." Kata Miki dengan bangganya.

Tetapi tak ada jawaban.

"Haruka..." panggil Yuri.

Tetap tak ada jawaban. Daiki merasa ada yang aneh dan berjalan menuju kasur Haruka.

"Ah! Ouji!" Panggil Hana dan Chie untuk mencegatnya, tetapi tak berhasil.

Daiki terkaget saat menarik selimut di kasur Haruka. Kosong, hanya ada kasur (lah, benerkan?) Daiki langsung berbalik melihat Hana dan Chie.

"Apa kalian tau?" Tanya Daiki.

"Emm..." Hana dan Chie hanya berhadapan.

"Apa kalian yang melakukan ini?" Tanya Daiki curiga.

"Tidak!"

"Tidak mungkin kami melakukan ini!" Lanjut Chie.

"Tapi bisa saja kalian balas dendam dengan Haruka karena kalian iri dengan Haruka." Kata Miki memanas-manasi.

"Hah?! Oke, mungkin aku memang iri dengan sikap Haruka. Dia bisa tersenyum dan melakukan sesuatu yang ia sukai dari kecil. Tetapi aku tak mungkin melakukan hal keji semacam itu!" Kata Chie.

"Aku juga iri dengan Haruka yang dapat akrab dengan orang lain yang baru ia kenal, dia sangat baik, perhatian dan imut! Tetapi aku juga sangat menyayanginya. Dia teman baikku!" Seru Hana.

"Lalu kenapa kalian menyembunyikan ini?" Tanya Daiki.

"Ini kemauan Haruka." Kata Chie.

"Benar, Haruka tak ingin masalahnya membuat acara ini hancur." Kata Hana.

"Hah... baiklah, aku akan memerintahkan beberapa tentara untuk mencari Haruka. Dan aku tidak akan membahas ini saat bersama hime-hime lain. Bagaimana?" Tanya Daiki sambil tersenyum.

Hana dan Chie kaget dan senang. "Terimakasih!" Seru Hana dan Chie sambil menunduk.

"Kalau begitu aku permisi dulu." Kata Daiki.

"Baik!"

"Ouji tunggu, kami juga ikut!" Kata Miki dan Yuri yang mengikuti Daiki ouji.

Setelah mereka bertiga keluar, Hana dan Chie manghembuskan nafas lega.

"Aku rasa aku tak bisa bernafas tadi." Kata Hana.

"Aku juga, rasanya jantungku berhenti." Kata Chie mengelus dadanya pelan.

"Hahaha. Haruka, keluarlah" Panggil Hana.

"Haruka?" Panggil Chie.

"Haruka...."

Oke, akhirnya part ini selesai, aku bingung banget deh suer.
Pendek dan lama?
Oke, maaf banget!
Gj ya? Moga suka aja deh...
Jangan lupa vomentnya. Di tunggu ^^
Thank you

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top