Hari Bebas

Haruka POV

Huaaaaah... sekarang ngapain ya? Setelah sarapan Hana dan Chie langsung ke perpustakaan. Aku tidak terlalu suka membaca buku. Ya sudah, aku jalan-jalan aja deh...

Entah kenapa aku ingin membuat sesuatu, karena itu aku pergi menuju dapur. Yang pernah kudengar para maid tidak akan ada di dapur kalau tidak mendekati jam sarapan, makan siang dan makan malam. Jadi di dapur sepi deh. Yey!

Saat aku menuju dapur aku melewati 2 hime yang berjalan dari arah dapur dan satunya menatap aku denhan sinis. Serem! Aku salah apa?

Sesampainya di dapur aku melihat maid yang lumayan tua yang sedang diam di pinggir meja. Samperin ah... aku khan orang yang kepo.

"Sedang apa?"

"HUAH!
Hime, anda mengagetkan saya." Kata maid itu sambil mengelus dadanya.

"Hehehe maaf, panggil saja aku Haruka. Dan tak perlu bahasa sopan banget." Kataku.

"Baiklah... Haruka... nama saya Aika. Panggil saja bu Aika." Kata maid itu memperkenalkan diri.

"Baiklah bu Aika, sedang apa kau di sini?" Tanyaku kembali ke topik awal.

"Em... saya mau mengantarkan teh ini ke Daiki ouji." Kata bu Aika gugup sambil mengangkat nampan berisi teh.

Kenapa ia gugup? Aku salah bertanya? Tunggu ada yang aneh dengan tehnya. Aku pun melihat teh yang di bawa bu Aika.

"Racun."

"Iya. Eh?!" Aku membalikkan badanku.

Ternyata ada Hana dan Chie di belakangku.

"Sejak kapan kalian di sini?" Tanyaku heran.

"Baru saja." Kata Chie singkat dangan wajah yang masih serius.

"Kami mencarimu tau! Kapan kau keluarnya?" Tanya Hana kawatir.

"Dari tadi. Aku sudah bilang kok kalau aku mau ke luar." Jawabku.

"Eh? Benarkah?"

"Hehehe maaf, sepertinya kami terlalu serius membaca buku." Kata Chie cengengesan.

Hmp!

"Baiklah abaikan itu..."

Ah Hana menganti topik.

"... apa maksud 'racun' itu?" Tanya Hana.

"Di teh itu ada racunnya lah." Kata Chie.

"Beneran?!" Tanya Hana lagi dengan ekspresi takut.

"Yup. Memang tak langsung membunuh sih... tetapi jika racunnya sebegitunya kelihatan berarti banyak." Kataku sambil melihat teh yang masih di bawa bu Aika.

"Ya, kalau sebanyak itu hanya dalam beberapkali minum sudah bisa membunuh orang dengan cepat." Tambah Chie.

"Hueeeeh?!"

"Bu Aika, boleh beritahu saya kenapa anda memasukan racun ke dalam teh ini?" Tanyaku sopan.

Pertamanya bu Aika menunduk dan diam dalam beberapa detik.

"Bukan saya yang menaruh racun di teh ini. Tetapi Miki hime yang menaruh racun dan memaksa saya mengantarkan teh ini ke Daiki ouji." Kata bu Aika akhirnya membuka mulut, walaupun dia ketakutan.

"Miki hime? Salah satu hime dari dua Hime yang tadi keluar dari arah dapur?" Tanya Haruka memastikan.

"Iya, Miki hime dan temannya Tamiko hime memang dari arah dapur." Kata bu Aika yang mulai berani.

"Apa sih yang mereka pikirkan?" Tanya Chie dangan suara kecil.

"Lalu apa yang harus kita lakukan?" Tanya Hana panik.

"Tenanglah ada jalan keluarnya kok. Hana aku butuh bantuanmu." Kataku semangat.

"Eh?"

Chie, Hana dan bu Aika sama-sama melihatku bingung. Sedangkan aku mempunyai jalan keluar yang paling bagus.

◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇

Tok tok tok.

"Masuk." Kata Daiki dari ruangannya.

"Permisi Daiki ouji, ini ada teh dari Miki hime." Kata bu Aika sambil membuka pintu.

"Ah, terimakasih. Letakkan saja di sini." Kata Daiki sambil membereskan beberapa kertas.

Bu Aika meletakkan gelas teh itu di tempat kosong yang sudah di sediakan Daiki.

"Baiklah saya permisi." Kata bu Aika sambil menunduk.

Daiki membalas menunduk kecil ke bu Aika. Setelah beberapa detik bu Aika keluar Haruka masuk sambil membawa teh dan kue.

"Yo, Daiki." Sapa Haruka girang.

"Oh, Haruka. Ada apa?" Tanya Daiki.

"Hanya ingin menyerahkan ini dan ini" kata Haruka sambil mengangkat sedikit teh dan kue yang di bawanya secara bergiliran.

"Eh, tapi aku sudah dapat teh dari Miki hime." Kata Daiki kaget.

"Ku mohon, sedikit saja tak apa-apa." Kata Haruka memohon dengan wajah yang manis.

Daiki POV

Imut banget wajahnya.

"Baiklah sedikit saja." Kataku sambil mengambil gelas di tangan Haruka.

Saat aku meminum teh itu sedikit aku merasa di ladang bunga yang luas, indah, sejuk dan alami. Aku merasa tenang dan nyaman.

"Bagaimana?" Tanya Haruka yang tau-tau sudah di jendela yang posisinya ada di belakangku.

"Rasa dan aroma tehnya berbeda. Teh apa ini?" Tanyaku masih dengan suasana yang sama.

"Entahlah."

"Eh? Entahlah?!" Tanyaku bingung.

"Hehehehe... itu resep nenekku. Teh biasa di campur beberapa tumbuhan obat. Kata nenekku khasiatnya untuk menyegarkan badan, untuk menetralkan racun, dan mengusir virus penyakit." Kata Haruka semangat.

Aku hanya menghela nafas pelan lalu meminum lagi tehnya. Haruka malah cekikikan. Aku mengangkat kepalaku melihat Haruka yang melihat ke luar jendela dengan rambut yang di tiup angin. Sama seperti yang saat itu. Cantik.

Haruka POV.

Ya, menetralkan racun. Jadi teh beracun itu tidak akan berdampak untuk Daiki. Eh, tapi ngomong-ngomong kenapa aku mau membantunya? Sudahlah nggak papakan?

Aku merasa ada yang melihatku. Jadi aku menengok ke arah 'sesuatu' yang melihatku. Siapa tau yang melihatku bukan orang...#merinding.

"Ada apa?" Tanyaku 'mempergoki' Daiki yang melihat ke arahku. Syukurlah bukan 'itu'#berbunga2.

Arthor POV

"Ah! Tidak! Apa teman-temanmu tidak mencarimu?" Tanya Daiki yang sebenarnya salting dan menutupi muka (yang menurutnya, tetapi beneran) merah itu.

"Oh iya, baiklah aku permisi dulu ya." Kata Haruka sambil berjalan menuju pintu.

Daiki menghembuskan nafas lega untuk sesaat. Tiba-tiba Haruka berbalik.

"Ah, jangan lupa makan kuenya ya. Itu aku buat sendiri semoga suka."

"Hai!" Kata Daiki kaget.

Haruka tersenyum sebentar lalu berbalik dan berjalan menuju pintu. Saat Haruka sudah keluar dari ruangan itu Daiki menunduk lemas.

"Ada apa dengan aku hari ini?!" Tanya Daiki dalam hati.

Daiki melihat (ralat melirik) kue yang di benrikan oleh Haruka. Daiki memotong sebagian kecil kue itu dan memakannya.

"Oishii." Kata Daiki dengan suara kecil.

Yak yak halooo.
Pendek rasanya pendek banget nih cerita. Udah mau di akhir loh... ups!
Oke terimakasih yang sudah mau menunggu.

Bagi para readers yang membaca ceritaku yang lain sorry banget aku belum update sama sekali TT-TT.

Sedang masa2 ujian nih...
Sama blom ada ide. Di tunggu ya...
Maaf kalau ada typo dan gj.
Jangan lupa tinggalkan jejak ya.
Terimakasih.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top