40. Timbal balik
VOTE DULU SEBELUM BACA
.
.
.
"Wen...Wendy.." seseorang berusaha membangunkan Wendy.
Pelan pelan Wendy pun mulai mendapatkan kesadarannya.
"Aku dimana?"
"Kamu di rumah sakit, habis kecelakaan"
"Apa?!" Seketika ia baru ingat tadi ia di tabrak oleh sebuah mobil "bagaimana keadaan bayiku?" Tanyanya cepat.
"Tenang... tenang.. anakmu baik baik saja, tapi.. lukamu"
"Lukaku..?" Wendy juga baru sadar kalau bagian punggungnya terluka parah.
Dan kebetulan karna luka itu mendekati perutnya, Lay sama sekali tidak bisa memberikan bius.
Apalagi bius memanglah tidak bagus untuk wanita yg sedang hamil.
Jadi apa yg harus mereka lakukan?
"Wen.. apakah kamu sangat ingin mempertahankan anak ini?"
"Tentu saja, aku mohon Lay oppa. Apapun yg terjadi, tolong lindungi anakku"
"Kalau begitu tahanlah.. bagaimana pun rasa sakitnya, kamu harus menahannya. Apakah kamu bisa?"
"Bisa. Apapun itu, aku akan menahannya oppa. Lakukanlah.."
Lay pun terpaksa melakukannya juga.
Wendy mengalami robekan besar pada punggungnya dan harus di jahit, tapi karna ia sedang hamil Lay tidak bisa memberikan obat bius padanya.
Kini Wendy hanya bisa menahan jahitan tsb tanpa obat bius.
Tau kan sakitnya seperti apa?
😢😢😢
"Tahan....Wen....sedikit lagi.." Lay sendiri jadi takut untuk menjahitnya.
Tangannya sempat gemetaran, tapi ia tetap berupaya profesional melakukannya dengan cepat dan teliti.
Begitu jarum pertama di masukkan, Wendy pun langsung berteriak "AKKKKKKKK!!!"
Yup!
Inilah teriakan yg Suga dengarkan di luar ruang operasi itu.
"Gigit ini kalau kamu sudah tidak bisa menahannya Wen" Lay memasukkan sebuah kain ke dalam mulut Wendy.
Dan akhirnya dengan cara mengigiti giginya sendiri, mengepalkan tangannya kuat, Wendy berhasil melalui semuanya.
Jahitan tsb selesai di lakukan juga.
"Kamu sudah melakukan yg terbaik Wen.." Lay menyapu kepala Wendy berharap dapat memberinya sedikit kekuatan.
"Makasi oppa..."
"Lalu bagaimana dengan anakku, dia.. baik baik saja bukan?"
"Tenanglah, anakmu untuk saat ini baik baik saja. Tapi.."
"Ada apa oppa, katakan saja?"
"Sepertinya pikiran kamu sering terganggu beberapa saat ini, membuatmu mengalami stress kecil"
"Sebenarnya apa yg kamu pikirkan? Apakah kamu tidak tau akan mempengaruhi janinmu?"
"A a aku..."
"Aku tidak bermaksud memarahimu, hanya saja.. bila kamu terus terusan seperti itu dan tidak menjaga pola pikirmu, aku takut.. anakmu cepat atau lambat akan susah untuk di pertahankan"
"Dia sudah terlalu lemah saat ini"
"Jadi apa yg harus ku lakukan oppa? Aku tidak ingin kehilangan anak ini, dia lebih penting dari hidupku"
"Jagalah suasana hatimu, hiduplah dengan baik. Dengan begitu, ia juga akan tumbuh dengan kuat juga"
"Untuk sementara, jauhilah semua hal yg menganggu pikiranmu. Kamu mengerti?"
Wendy tertegun.
Lalu menganggukkan kepalanya.
"Baiklah oppa, apakah kamu bisa memanggilkan Suho oppa untukku?"
"Ada yg ingin ku katakan padanya"
"Kamu yakin?"
"Suamimu juga berada disini--"
"Aku tidak ingin melihatnya"
Karna dia lah sumber sakit hatiku saat ini..
Flashback end
"Apa yg sedang kamu lakukan Wen? Tidak tidur?"
Kebetulan Suho ingin kembali ke kamarnya, dan menemukan Wendy yg masih berjaga di luar sana.
"Kenapa? Tidak bisa tidur ya? Merindukan.. dia?"
Wendy menganggukkan kepalanya tanpa ada maksud menutupi. Lagian Suho mengerti, mereka kan tidak memiliki hubungan seperti itu. Hanya sebatas kakak yg ingin menjaga adiknya saja.
"Maaf, karna kata Lay kamu belum bisa melakukan perjalanan jauh, jadi kita hanya bisa bersembunyi disini. Setidaknya sampai janinmu lebih sehat. Kamu bisa kan menunggu?"
"Hm"
"Ya sudah. Jadi adakah yg ingin kamu lakukan besok? Sudah beberapa hari ini kamu tidak keluar dari rumah kan? Bagaimana kalau.. kita olahraga pagi saja? Seingatku jalan pagi baik untuk janinmu"
"Hm, ya baiklah oppa"
"Klo begitu tidurlah sekarang ya, biar besok bisa bangun pagi"
"Iya"
"Ohya, oppa. Sampai sekarang aku belum sempat bertanya padamu, kenapa tiba tiba kamu tinggal di Korea. Bahkan.. sudah membeli sebuah rumah disini?"
"Oh... itu, aku hanya ingin melihat adakah peluangku untuk mendirikan sebuah perusahaan disini, kebetulan.. aku juga ingin Chanyeol belajar untuk menduduki posisiku disana"
"Aku ingin ia belajar mengatur sebuah perusahaan. Dengan begitu aku bisa lebih tenang menyerahkan perusahaanku padanya nanti"
"Oh, ternyata begitu"
"Baiklah oppa, klo begitu aku tidur dulu"
"Selamat malam"
"Hm, selamat malam"
***
Keesokan paginya.
"Kamu sudah siap Wen? Ayo!"
Keduanya pun nampak berjalan pagi di sekeliling komplek ini.
Banyak yg melihat keduanya dan mengira kalau mereka adalah pasangan baru yg baru pindah di komplek tsb.
"Apakah kamu masih kuat jalannya?"
"Iya oppa, ay--nnngggg!"
Wendy tiba tiba meringis sakit membuat raut wajah Suho memucat seketika, apalagi ketika gadis ini memegangi perutnya.
"Kenapa? Kenapa?"
"Mana yg sakit?"
"Ah tidak bisa! Aku harus membawamu ke rumah sakit" Suho langsung mengendongnya membuat Wendy tidak bisa memaksakan candaannya lagi, gadis ini langsung tertawa.
Iya, sebenarnya Wendy hanya bercanda. Ia tidak menyangka kalau respon Suho bakal sebesar itu.
"Turunkan aku oppa!"
"Aku hanya bercanda haha"
Suho pun langsung menurunkannya dan tidak bisa berkata apa apa.
"Kamu... aih..." nampaknya Suho kesal, tapi ia juga tidak mungkin memarahi Wendy kan? Suho hanya bisa membelakangi gadis ini dan nampak mengipas ngipasi matanya.
Ada apa gerangan?
Jangan jangan pria ini... sedang menangis?
"Oppa maaf, aku hanya--"
"Tidak apa apa kok!"
"Cuman.. lain kali jangan bercanda seperti ini lagi ya, aku bisa takut" jujurnya juga.
"Iya, maafkan aku oppa"
"Ya sudahlah, lebih baik kita pulang sekarang"
"Kamu marah ya?"
"Bukan"
"Tapi setelah mengendongmu aku baru sadar kalau kamu itu kecil banget, ringan sekali bagaikan bulu"
"Sebenarnya kamu makan tidak sih?!"
"Makan kok... tapi sedikit"
"Aku tidak punya nafsu makan oppa"
"Tidak nafsu juga harus makan Wen, jangan lupa anakmu perlu makan. Lihatlah janinmu ini, bahkan sudah memasuki empat bulan pun masih sekecil ini"
"Aku yakin bila kamu bertanya kepada siapapun yg berada disini, mereka tidak akan percaya kalau kamu sedang hamil"
"Perutmu sangat datar"
"Ya sudahlah, ayo kita pulang dan makan yg banyak"
"Ya...."
Tanpa keduanya sadari, seseorang telah mengambil gambar mereka dari jarak yg jauh.
Dan pria ini sadar kalau seseorang akan sangat kesal setelah melihat gambar ini.
,
Suga membanting ponsel tsb hingga tak berwujud (?)
"Apa yg sedang mereka lakukan, huh?!"
"Apakah mereka masih mengenal yg namanya kata malu, bagaimana bisa melakukan hal seperti itu?!"
"Mengendong kesayanganku di depan semua orang, apakah ia sudah bosan hidup?!"
Tok tok tok
Ceklek
Taehyung pun masuk.
"Pantes di ruanganmmu tidak ada orangnya, ternyata kamu disini Jim"
"Ssstttt... gak liat apa boss lagi marah" bisik pria bantet ini juga.
"Ada apa kamu kemari?" Tanya Suga dengan nada dingin.
"Tadi ada telepon masuk, karna tidak ada yg menjawabnya jadi aku yg mengangkatnya. Direktur perusahaan YG ingin bertemu denganmu"
"Ya, aku sudah tau"
"Sekarang kalian keluarlah"
"Ayo Jim!" Taehyung pun membawa Jimin keluar. Kasian anak orang di jadikan pelampiasan tadi.
Suga terlihat mulai mengepalkan tangannya.
Jadi inikah yg ingin kamu perlihatkan padaku Wen?
Baiklah..
Klo gitu jangan salahkan aku yg juga bisa melakukannya padamu
Suga mulai memencet beberapa tombol di permukaan layar hape nya.
"Hallo ajuhma"
JANGAN LUPA KOMEN
LOV YOU 😘
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top