4. curhat
Vote dan komen
.
.
.
"Anggap saja rumah sendiri" ucap Wendy kepada Daniel.
Daniel pun menundukkan kepalanya.
"Sekarang aku mau lanjut buat kue dulu, kalian mau ikut? Sekalian ngebantu hehe"
Ryujin pun ikut, dimana tangannya sudah menarik Daniel bersamanya.
"Yg ada ngebantu makan umma" ucap Guanlin sengaja melirik ke arah Ryujin.
"Yah!" Kesal Ryujin juga.
"Udah udah. Kalian berdua asal bertemu mirip Tom and Jerry saja hehe"
"Ya sudah Guanlin ah tolong buatkan minuman untuk kita semua ya, minta Ji ajuhma untuk membantumu"
"Ya" baru saja hendak pergi, Guanlin menoleh lagi "kamu ikut bersamaku saja, bantu aku" lalu Ryujin pun di tarik olehnya.
Sebenarnya Wendy bisa melihatnya kalau Guanlin tertarik pada gadis ini.
Walaupun mereka masih muda, tapi Wendy tidak akan melarangnya.
"Wua lihatlah bentuknya ini, lucu sekali. Bahkan lebih bagus dari punyaku hehe" puji Wendy kemudian.
"Benerkah? Padahal ini pertama kalinya aku membuat kue, sepertinya aku punya bakat hehe" senyum Daniel.
Melihat senyumannya itu, membuat Wendy ikut tersenyum juga.
Tapi ntah kenapa ia merasa senyumannya itu terasa familiar sekali di matanya.
Seperti dimana pernah melihatnya?
Tapi Wendy yakin ia tidak pernah bertemu dengan Daniel.
"Sebenarnya.. aku iri dengan Guanlin, dia memiliki umma yg cantik, baik, pinter buat kue lagi, hehe andaikan saja aku juga punya umma"
Mendengar hal tsb membuat hati Wendy sedikit pilu rasanya.
"Umma kamu dimana?" Tanyanya juga.
"Aku tidak memiliki umma. Sejak kecil aku sudah tidak memilikinya. Selama ini aku hanya hidup dengan appaku"
Hati Wendy semakin sakit.
Bagaimana bisa anak sebaik ini tidak memiliki umma, aigooo 😦
Wendy pun mengacak acak rambutnya gemes.
"Jangan sedih gitu dong. Semangat! Kalau kamu mau, kamu bisa mengangapku sebagai ummamu hehe"
"Benerkah? Hehe"
Ntah perasaan apa ini, Daniel juga tidak mengerti. Yg penting ia merasa hangat di sentuh oleh Wendy.
Cinta? Daniel bahkan belum mengerti apa itu cinta selain kasih sayang orangtua.
Tanpa sadar Daniel malah menahan tangan Wendy ketika gadis ini ingin menarik tangannya kembali.
"Apakah kamu bisa melakukannya lagi? Aku suka rasanya di sayang oleh seorang umma hehe"
Awalnya Wendy tersenyum, tapi lama kelamaan senyumannya itu menjadi datar. Apalagi ketika Guanlin dan Ryujin juga sudah berada disana, mereka pun langsung pucat.
"Ada apa ini?"
"Kenapa udaranya tiba tiba jadi dingin begini? Apakah ada hantu yg lewat?" Daniel merasa bulu kuduknya sudah berdiri sekarang.
Sampai ia sadar seseorang tiba tiba sedang berdiri di belakangnya.
"Aaaakk aaakk aakkk hhantuuuu!!" Kejut Daniel amit amit.
"Enak aja, emank ada hantu setampan ini?" ucap pria yg sudah berumur tapi masih kelihatan sangat tampan dan muda itu.
"Oppa ihhhh" cetus Wendy juga "kasian anak kecil"
"Anak kecil apaan? Masih kecil saja sudah berani ngegombalin istri orang, apa jadinya besar nanti!"
"Kasihan oppa, anak itu tidak punya umma" bisik Wendy juga, barulah Suga menahan sedikit emosinya.
"Pokoknya dengar, di larang dekat dekat dengan istriku. Apalagi kalau sampai ada skinship gitu! Kamu- mengerti?" Suga memberinya tatapan yg tidak biasa.
"Oppa ih udah ah, malu tau di liatin anak anak!"
"Biarin! Siapa suruh ia berani menyentuhmu! Untung saja sekarang aku sudah sedikit berumur, bila tidak sudah aku sleeding!"
Tidak ingin mempermalukan dirinya lebih lama lagi, Wendy pun langsung mengisyaratkan Guanlin dan Ryujin untuk membawa Daniel pergi.
Kasian anak itu sudah pucat.
"Dia pikir dia sapa huh! Berani beraninya dia--mmppp" setelah di cium, baru deh diam.
"Hehe nambah dong"
"Ihhh oppaaaa!!"
Ketiga remaja yg baru meninggalkan dapur itu pun hanya bisa mengelengkan kepala mereka.
Tapi sebenarnya mereka tidak merasa jijik sih, malah senang kedua orangtua Guanlin masih mesra banget.
Tapi anaknya ini malah tidak merasa seperti itu.
"Mesra apaan? Berasa nonton drama live aku setiap hari di rumah" ucap Guanlin lalu jalan begitu saja, di susul oleh kedua temannya ke ruang tamu.
"Kamu yg gak bisa mensyukuri Lin. Daripada kami, kedua orangtua kami tidak lengkap. Bahkan berharap pun kami sudah tidak bisa" ucap Ryujin yg di anggukin oleh Daniel.
Iya juga sih... 😕
Pokoknya mulai darisanalah mereka bertiga pun menjadi teman baik. Walaupun Daniel baru saja mengenal mereka, tapi mereka sudah cocok seperti ini hehe.
***
Sekitar seminggu kemudian.
Daniel tiba tiba tidak masuk sekolah.
"Ada apa dengan Daniel? Apakah kamu tau alamat apartemennya?" Tanya Ryujin pada Guanlin.
Mana Guanlin tau.
Selama ini saja ia berteman dengan Daniel karna ada Ryujin.
"Saat ini aku baru sadar, ternyata kita tidak tau apapun tentangnya ya.."
Guanlin ikut menganggukkan kepalanya.
Iya juga, Daniel tidak pernah bercerita apapun tentang dirinya. Dia selalu di posisi sebagai pendengar saja.
,
Guanlin sedang duduk santai di tepi kolamnya malam ini.
Ketika baru siap bersih bersih, Wendy yg melihatnya dari luar jendela pun menghampirinya.
"Ada apa dengan anak kesayangan umma hm? Lagi ada masalah ya? ceritalah ke umma" Ucap Wendy yg sekarang sudah duduk di sampingnya.
"Hanya.. masalah sepele" lagian malu ah masa anak cowok curhatnya ke emak.
Mau taruh dimana muka tampannya Guanlin?
"Cerita saja pada umma hm? Ada apa sebenarnya?" Wendy pun mengengam erat tangan anaknya ini, supaya ia ingin menceritakannya.
"Aku hanya kesal pada Ryujin ma! Padahal ia baru mengenal Daniel, tapi ntah kenapa ia sangat peduli padanya! Katanya Daniel lagi sakit, ia pun sangat ingin menjenguknya"
"Jadi.. kamu marah?"
Guanlin menganggukkan kepalanya.
"Belum tentu juga perhatian itu di artikan sebagai cinta sayang. Mungkin saja Ryujin hanya mengkhawatirkannya sebagai teman?"
"Tapi--"
"Kamu lupa. Dulu ketika kamu sakit, Ryujin juga datang menjengukmu bukan. Ia bahkan menangis karna demammu tidak turun turun"
Guanlin sedikit tersenyum ketika mengingat hal itu, ia bahkan mengejek Ryujin sebagai putri cengeng.
"Iya sih.."
"Makanya sayang.. jangan berpikiran yg tidak tidak dulu. Bila kamu beneran tidak ingin kehilangan dirinya, bagaimana kalau kamu mengungkapkan perasaanmu? Hm?"
"Ku lihat, temanmu yg bernama Daniel itu juga tertarik padanya--"
"Tidak boleh!"
"Makanya, bertindak duluan sebelum terlambat. Semangat sayang" Wendy pun mencium pipi anaknya ini.
"Baiklah, akan--aku coba besok"
"Bagus"
"Sayyyaanngggg...." tiba tiba terdengar teriakan Suga dari dalam rumah.
"Iya, aku disini!" Jawab Wendy juga.
"Oh, Apa yg kalian lakukan? kalian sedang menceritakan keburukanku dari belakang ya?" Curiga Suga juga.
"Tidak kok appa, tapi lagi.. renang! Ya renang!" Jawab Guanlin sesuka hatinya, padahal di antara mereka tidak ada yg basah.
Ketauan bohongnya.
"Maaf appa, tadi aku pinjam umma sebentar. Sekarang aku kembalikan ya. Goodnight" Guanlin pun masuk.
Suga hanya bisa menatapnya aneh "ada apa dengan anak ini?"
"Biasa.. beranjak dewasa oppa hehe"
"Oh..."
"Tapi apa yg kamu lakukan disini? Bukankah seharusnya kamu sudah tidur tadi?"
"Aku mana bisa tidur tanpa dirimu sayang.. ayo kita kembali ke kamar hehe"
"Dasar kamu ini 😊"
Tbc
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top