Part 12


Happy Reading ^_^

Budayakan Vote sebelum baca >_<

From : Nura

Ini benar-benar gila Yya.

Aku bingung maksudnya apa coba?

To : Nura

Maksud lo?

From : Nura

Gue diajak dinner sama pak Rangga.

Aku langsung terduduk dari tidurku.

"Ada apa Yya?" tanya Zahra yang asik main game di ponselnya.

"Gak papa kok." ujarku sambil tersenyum.

To : Nura

Kapan lo diajak?

From : Nura

Barusan dia ngechat sama gue. Terus katanya besok kita mau dinner. Gimana dong?:(

Aku bingung sekarang, ku lirik Zahra yang sedang main game, kayanya aku gak usah bilang aja deh. Kalau Nura udah chat pribadi gini berarti ia gak mau ada yang tahu selain aku.

Perlu kalian ketahui, pak Rangga itu guru muda di sekolah kami. Usianya 23tahun dan ia kece banget deh pokoknya. Fans nya di sekolah tuh banyak, secara guru muda gitu lho. Termasuk kami ber-enam pun salah satu fans nya pak Rangga. Hanya saja itu sebatas kagum, kecuali ANTI. Ia sangat tergila-gila pada pak Rangga, bahkan seringkali ia tuh bermodus ria di depan pak Rangga.

Pak Rangga ngajar di kelas kami, ia guru kesenian. Keren kan tuh orang ganteng banget apalagi kalau lagi main piano atau gitar. Kami ber-enam tuh siswa aktif, jadinya pak Rangga itu dekat dengan kami. Tapi aku udah bisa nebak sih kalau pak Rangga itu suka sama Nura, secara gitu Nura kan anggota ekstrakulikuler kesenian dan suaranya bagus jadi cocok lah sama pak Rangga. Kalau ada acara di sekolah mereka sering berkolaborasi bareng. Hanya si Nuranya aja yang gak peka.

Tapi aku gak pernah nyangka kalau pak Rangga akan seberani ini sampai ngajak Nura dinner. Ia belum ngungkapin perasaannya, tapi dengan ngajak dinner aja itu udah kelihatan banget kan?

To : Nura

Terus lo mau ngapain sekarang?

From : Nura

Gak tauu..:( kalau si Anti tahu bisa habis deh gue.

Aku menghela napas. Ini rumit kayanya. Anti kan suka banget sama pak Rangga.

To : Nura

Tanyain sama pak Rangga, dalam rangka apa coba dia ngajak lo dinner?

From : Nura

Ok. Wait ya..

"Ra." panggilku pada Zahra.

"Apa?" tanyanya tanpa mengalihkan pandangan dari ponsel.

"Lo tahu pak Rangga kan?" tanyaku.

"Ya tahulah. Bego amat sih. Dia kan guru kesenian di kelas kita." ujarnya tanpa menoleh.

Ingin sekali aku sekarang menenggelamkan si Zahra.

"Ra, udah dong main ponselnya. Penting nih." ucapku.

"Masalah pak Adrian lagi? Sorry curhat sama Widi, Anti, Lia, atau Nura deh." ujarnya belagu.

"Ish, ni anak ngeselin banget sih. Ini masalah pak Rangga." Ups! Aku keceplosan lagi.

Seketika Zahra menyimpan ponselnya dan menatap ku.

"Ada apa dengan pak Rangga? Ia jadian ya sama Anti?" tanyanya antusias.

"Nggak kok. Anti sering curhat ya sama lo?" tanyaku.

Kami ber-enam memang bersahabat, namun ada kalanya kalau curhat tuh hanya butuh ke satu orang kan dan nggak perlu ke semuanya. Nah, Anti tuh paling sering curhatnya sama Zahra.

"Akhir-akhir ini jarang sih. Dia kan Prakerinnya bareng Widi dan Lia. Jadi seringnya sama mereka." jawab Zahra.

"Kalau soal pak Rangga dia sering curhat?" tanyaku.

Zahra tampaknya sedang berpikir, dan dengan ragu ia berkata padaku.

"Tapi janji jangan bilang siapa-siapa ya." cicitnya.

Sepertinya ada sesuatu yang hanya mereka yang tahu. Aku pun menganggukka kepala.

"Lo ingat gak, waktu acara pensi? Nura nyanyi tuh sambil diiringi gitar sama pak Rangga." tanya Zahra.

Aku pun mengangguk sebagai jawaban.

"Nah, sebelumnya kan mereka sering latihan bareng. Waktu itu aku sama Anti baru selesai kegiatan di Korea Club. Kami lewat ke ruang kesenian dan melihat pak Rangga sedang tertawa bersama Nura dan tinggal mereka berdua di ruang kesenian. Anti waktu itu langsung curhat di mobil, katanya dia cemburu lihat kedekatan mereka, Anti juga bilang kalau pak Rangga itu suka beda sama Nura. Dan juga ia gak suka lihat mereka berdua." tutur Zahra.

Sudah kuduga, pasti Anti pun merasakan ada yang beda dari sikap pak Rangga pada Nura.

"Terus apalagi?" tanyaku.

"Gue cuma iseng waktu itu nanya sama anti. Kalau misalnya pak Rangga jadian sama Nura dia mau gimana?" ujar Zahra.

"Terus dia jawab apa?" tanyaku semakin penasaran.

"Dia jawab gak tahu. Pokoknya dia gak akan suka sama Nura kalau sampai itu terjadi." jawab Zahra.

"Emang kenapa sih Yya?" tanya Zahra padaku.

"Enggak kenapa-napa kok Ra. Hanya saja aku takut kalau pak Rangga beneran sukanya sama Nura gimana coba?" ujarku.

Aku tak mungkin menceritakannya pada Zahra sekarang, saat semuanya belum pasti.

"Yang pasti persahabatan kita akan kelar."jawab Zahra.

"Kok ngomongnya gitu?" tanyaku sambil mendelik ke arahnya.

"Ya iyalah Yya. Kalau kita sih ok ok aja kan. Tapi Anti? Dia pasti menjauh dari kita. Terus nanti kita bingung dong, antara Nura sama Anti gimana?" ujar Zahra.

Aku mengangguk setuju. Benar juga sih kata Zahra.

Drrttt...

Aku melihat ponselku rupanya ada pesan dari Nura.

"Gue tidur duluan yah. Ngantuk nih." ucap Zahra sambil menarik selimut.

"Ok, mimpi indah ya." ujarku.

Ia pun hanya mengangguk dan membalikkan badannya.

From : Nura

Dia hanya bilang gini 'ada sesuatu yang pengen saya katakan pada kamu. Yang jelas ini gak bisa saya katakan lewat telpon.' Gitu Yya. Gimana dong?

Sudah jelas sekali, bahwa pak Rangga itu pengen nembak Nura. Dianya aja yang gak peka. Eh nggak tahu juga deng, aku kan suka nyimpulin seenaknya.

To : Nura

Iyain aja deh. Tapi jangan sampai ketahuan sama Anti, bisa repot urusannya. Kalau kamu udah tahu apa yang pak Rangga ingin katakan kan jadi kelar urusannya.

From : Nura

Tapi gue takut Yya.. L

To : Nura

Takut kenapa?

Aku mulai bingung sekarang dengan arah pembicaraan Nura.

From : Nura

Kalau pak Rangga nembak gue gimana?

Rupanya nih anak udah peka sebenarnya.

To : Nura

Ya terserah lo. Mau diiyain gak papa, mau ditolak gak papa. Itu urusan lo sama hati lo.

Aku gak mungkin kan harus ngebalas kaya gini jangan diterima, nanti Anti marah. Atau gini jangan diterima, nanti persahabatan kita kelar. Kejam amat kan kalau gitu?

From : Nura

Terserah besok aja deh ya.. eh tapi besok kan orang tua ku mau ke semarang, nah gue pulang dari dinner sama pak Rangga nginep di rumah lo ya?

To : Nura

Oke. Tapi zahra juga nginep di sini sampai besok. Orangtuanya lagi ke Bandung sampai hari Minggu.

Besok itu hari Sabtu dan kita libur, oh ya Nura kan gak tahu kalau Zahra sekarang pun nginep di rumahku.

From : Nura

What???? Jadi Zahra sekarang ada di sana. Dia tahu gak masalah ini?

To : Nura

Iya dia disini. Tenang aja dia gak tahu kok. Tapi lebih baik cerita juga sama dia.

From : Nura

Iyyaa iyaaa besok gue cerita juga kok. Pokoknya kita lihat aja apa yang dilakukan pak Rangga besok:v

To : Nura

Hemmm..

From : Nura

Oke deh gitu aja. Sampai ketemu besok malam. Tungguin gue ya besok jangan dulu tidur. Eh bilangin Tante juga ya aku mau nginep disana tapi datangnya malem.

To : Nura

Oke!!!

Setelah itu tak ada balasan lagi dari Nura. Emang kebiasaan nih anak.



Segini dulu aja, maaf ya Adriannya gak dimunculin dulu dia lagi author rukiyah biar insyaf.. hahahahaha

Tunggu di part selanjutnya ya dijamin ada bang Adriannya deh :D

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top