Janji
My Princess
Naruto © Masashi Kishimoto
Story by KiRei Apple
Pairing : U. sasuke x H. Sakura
Typo/Misstypo, Ooc, GaJe, Eyd ancur etc.
Don't Like, Don't Read!
....
Chapter 3
-oOo-
Mobil sport mewah merah keluaran terbaru dari negara pizza itu melintasi jalan utama Konoha pagi hari ini. Tidak cepat namun juga tidak lambat. Mobil itu melaju dengan santai namun bagi yang melihat itu pasti sangat cepat.Sosok pria yang sedang menyetir kendaraan itu terlihat santai dan sesekali mata jadenya melirik sosok gadis yang duduk di sampingnya.Gadis itu adalah Uchiha Sakura yang sekarang menjadi Haruno Sakura sekaligus akan bersekolah di sekolahan yang sama dengannya. Haruno Sakura berdecak kagum menatap interior mobil yang membuatnya sedari tadi tidak bisa diam. Tangannya menyentuh jok yang ia duduki. Tinggi seperti kursi kekaisaran tapi ini lebih empuk.
"Ne Gaara-kun, aku sangat senang!" pekik Sakura dengan senyum lebarnya.
Gaara yang masih sibuk menyetir hanya meliriknya. "Hn."
"Tapi yang kemarin itu sangat besar dan penuh orang. Em...," Sakura berpikir tentang kendaraan yang ia naiki kemarin. Besar dan sama bisa berjalan seperti ini tapi di dalamnya bisa memuat banyak orang. "Apa ya namanya?"
"Bus."
"Ah iya, bus." ujar Sakura yang baru mengingatnya.
"Sakura."
Sakura menoleh dengan senyumanya. "Ya."
"Kita tidak sekelas."
Sakura memiringkan kepalanya tidak mengerti."Maksudnya?"
"Saat belajar nanti kau tidak seruangan denganku." jelas Gaara membuat Sakura langsung menekukan wajahnya."A-aku dengan orang asing." cicit Sakura merasa cemas saat tau Gaara tidak akan selalu bersamanya.
"Tidak."
"Lalu? O-Gaara-kun dengan...,"
"Kau akan sekelas dengan Sasuke."
"Sasuke-kun?!" pekik Sakura dan di jawab anggukan Gaara.
Gaara terus fokus dengan jalanan yang sekarang sudah masuk ke parkiran sekolah. Ia menepikan mobilnya, dan tidak lama mobil sport hitam yang sama mewah dengan miliknya berhenti di samping mobilnya.
"Sakura?"
Sakura yang sejak tadi memandang gedung yang dinamakan sekolah itu kini mengalihkan pandangannya kepada sosok pemuda di sampingnya. "Ya."
Gaara mengulurkan tangannya, merapihkan dasi yang dipakai Sakura. "Jika ada sesuatu kau harus hubungi aku." Gaara memandang gadis yang akan berperan sebagai sepupunya itu cemas. Masalahnya ia sudah meminta sekelas, namun karena kelasnya penuh jadi tidak bisa. Dan beruntungnya Sakura sekelas dengan Sasuke jadi ia bisa meminta Sasuke terus menjaganya.
Terlihat mobil sport mewah di sampingnya terbuka dan munculah siswa yang sangat ia kenali. Uchiha Sasuke dan Uzumaki Naruto keluar dengan gaya mereka yang pastinya membuat semua sebagian siswa perempuan menjerit histeris. Itulah yang selalu terjadi setiap harinya.
"Sasuke-kun." ujar Sakura saat melihat seseorang yang berdiri tepat di sampingnya.
Gaara menggenggam tangan mungil Sakura. Tersenyum ia mengangguk. "Ayo kita nikmati apa itu sekolah." Gaara melepaskan genggamannya saat pintu mobilnya terangkat membuka secara otomatis.Jeritan yang memekakan telinga semakin menjadi tatkala sebuah kejadian baru bagi mereka. Seorang Rei Gaara untuk pertama kalinya membawa kendaraan pribadi ke sekolah.
"KYAA SASUKE-KUN!"
"NARUTO-KUN!"
"GAARA-KUN!"
"KYAA!!!!"
Sasuke mendengus kasar karena merasa terganggu karena teriakan-teriakan yang selalu membuatnya jengah sedangkan Naruto hanya menyambut mereka dengan melambaikan tangannya. Namun jeritan-jeritan itu terhenti saat sebuah kaki keluar dari pintu mobil yang terbuka di samping Sasuke berdiri.
Seorang gadis yang kemarin membuat kehebohan bahkan kini semakin heboh. Ia keluar dari mobil yang Gaara naiki. Mereka bertanya-tanya, siapa gadis cantik itu? Tubuh mungil namun tinggi standar, rambut soft pink yang tergerai indah, dan mempunyai iris klorofil yang terlihat mengagumkan.
Sasuke sedikit terkejut karena tidak menyangka Gaara akan membawa kendaraannya dan ia membawa gadis kemarin itu. Onyx dan emerald saling bertubrukan, memandang seperti terhanyut dalam pikiran masing-masing.
"Ohayou Sasuke-kun?" sapa Sakura dengan senyum lembutnya.
"Hn."
Naruto menghampiri Sasuke dan menyikutnya membuat sang empunya menghadiahi tatapan mematikan namun tidak dihiraukan oleh Naruto."Kau yang kemarin kan? Kenalkan aku Uzumaki Naruto." Naruto memperkenalkan diri dengan mengulurkan tangannya.
Perlahan Sakura mengulurkan tangannya namun terhenti karena tangan pemuda itu di singkirkan oleh Sasuke."Jangan bertindak bodoh dobe!"
Naruto mendengus kasar. "Apa dia kekasihmu?" tanya Naruto.
Sasuke mengeryitkan alisnya. "Tidak."
"Dia sepupuku, Haruno Sakura." kata Gaara yang kini berdiri di samping Sakura.
"Sepupu?"
"Hn."Gaara menggenggam tangan Sakura. "Ayo kita ke kantor kepala sekolah sebentar sebelum ke kelasmu." ajak Gaara.
Sakura mengangguk namun sesekali matanya melirik Sasuke yang ternyata -pun sedang menatapnya.
"Sasuke."
Sasuke menjawab dan mengalihkan pandangannya kepada sosok teman merahnya.
"Hn."
"Jangan lupa apa yang aku minta kemarin." ujar Gaara dan langsung pergi dengan tangan yang menggenggam tangan Sakura.
Sasuke diam terpaku. Kejadian ini seperti de javu baginya, tapi tidak mungkin. Ia bahkan baru mengenal gadis itu. entahlah. Ini terasa aneh baginya untuk pertama kali.
"Kau kenapa teme?" tanya Naruto langsung membuyarkan pikiran Sasuke."Hn." Sasuke melangkah pergi di ikuti Naruto yang berdecak kesal karena sifat menyebal sahabatnya yang tidak pernah hilang.
.....
Kelas 3-1 sangat ramai dan itu sama sekali tidak membuat Uchiha Sasuke ikut dalam suara bising itu. Ia sibuk dengan earphone yang menutupi telinganya.
"Sasuke-kun."Sosok gadis dengan helaian pirang panjang menghampirinya dan duduk di kursi kosong di depan Sasuke. Gadis itu melepaskan earphone yang di pakai Sasuke.
Sasuke masih diam dan menutup matanya, membuat gadis itu berdecak kesal karena selalu di acuhkan.
"Sasuke-kun." panggil gadis itu dengan nada manja.
"Hn." dengus Sasuke kemudian membuka matanya.Gadis itu tersenyum lebar.
Dengan perasaan senang karena rencana yang ia yakini kini akan berhasil."Bagimana nanti sepulang sekolah kit..."
"Tidak." sela Sasuke.
"T-tapi..."
Sasuke memutar matanya bosan. "Pergilah Shion. Aku sudah ada janji."
"Bagaimana jika besok?" Ajak Shion dengan penuh harapnya.
"Tidak."
"Tap..."Perkataan Shion terhenti karena pintu kelas terbuka dan masuklah sang wali kelas mereka, Hatake Kakashi dan seorang siswa baru. Semua terpaku kepada sosok itu. Gadis yang tadi pagi membuat kehebohan karena bersama Gaara.
"Kita akan kedatangan murid baru." jelas Kakashi menatap murid-muridnya. "Bisa kau pindah ke tempat dudukmu Shion?!"
Shion mengangguk dan berdiri pindah ketempat duduknya."Nah, silahkan perkenalkan namamu."
Sakura menatap semua yang berada di ruangan yang kata Gaara adalah kelas dengan senyum manisnya. Iris klorofilnya terpaku kepada sosok di belakang sana. Benar apa yang di katakan Gaara jika Sasuke akan satu kelas dengannya."Hajimashite wa Haruno Sakura desu. Yoroshiku." Sakura memperkenalkan dirinya dengan membungkukan badanya.
"Apa kau kekasih Rei Gaara?"Pertanyaan dari seorang gadis dengan helaian hitam itu membuat Sakura terlonjak.
"E-eto tidak! Gaara-kun adalah sepupuku." jelas Sakura.
Semua hanya mengangguk dan ber 'oh' ria.
"Ada lagi?" tanya Kakashi kepada semua. "Jika masih ada nanti saja. Karena kita akan mencoba ulangan untuk latihan."
"SENSEI!" Keluh semuanya namun hanya dibalas kekehan Kakashi."Nah Sakura silahkan duduk di kursi kosong itu." tunjuk Kakashi pada kursi kosong di depan Sasuke.
Dengan langkah pelan Sakura menuju kursi yang ditunjuk sensei-nya. Ia tadi nyaris berteriak saat melihat Hatake Kakashi yang ia kira adalah perdana mentri kerajaan Uchiha. Lagi! Iris onyx dan emerald saling bertubrukan. Dengan gerakan kaku Sakura menganggukan kepalanya dan lansung duduk di kursi depan Sasuke.
Lembaran kertas dibagikan oleh ketua kelas kepada masing-masing siswa."Selamat bekerja!" ujar Kakashi langsung duduk di kursi guru dan membaca buku berwarna orange yang selalu ia bawa.
Waktu sudah berjalan lima menit. Sakura hanya membolak balikan kertas yang entah untuk apa. Ia mengingat perkataan Gaara dan segeralah mengambilnya dari dalam tas yang ia bawa."Ini bolpoin." tunjuknya kepada benda yang ia pegang."Lalu, aku harus apa?" Gumamnya melihat deretan angka yang belum ia pahami.
'Set'
Seseorang dari belakang mengambil kertas Sakura membuat gadis itu terlonjak.
"S-sasuke-kun!"
Sasuke menukarkan kertasnya yang sudah ia namai dengan nama Sakura. Ia sendiri bingung kepada dirinya sendiri. Kenapa ia bertindak seperti ini. Entahlah. Ia mungkin kasihan karena mendengar keluhan-keluhan yang membuatnya terusik."Hn." Sasuke langsung mengerjakan kertas yang masih belum tersentuh itu. Mengeryit alis, ia mendongak menatap gadis di depannya yang masih menatap dirinya."Jangan menghadap belakang. Kedepan-lah berpura-pura mengerjakan."Sakura yang sebenarnya masih bingung akhirnya mengangguk dan berbalik. Mendengus namun sudut bibirnya terangkat, Sasuke kembali mengerjakan soal yang sama seperti yang tadi di kerjakannya.
.....
Sasuke menikmati waktu istirahatnya di dalam kelas dengan earphone yang menutupi telinganya. Ia sebenarnya terus terpikirkan sosok yang kini jadi teman kelasnya. Apa benar gadis aneh itu isteri masa lalunya? Apa mungkin jika dirinya adalah reinkarnasi? Terdengar konyol memang, tapi hal ini kadang terlintas di pikirannya. Perlahan ia membuka matanya hingga kini nampak iris kelam sehitam arangnya. Ponselnya bergetar dan satu pesan masuk dari teman merahnya. Ia memintanya ke atap! Untuk apa? Dengusnya. Namun perkataan taksama dengan tindakan yang kini ia lakukan. Bangun dengan earphone masih di pakainya dan ia pergi meninggalkan kelas.
.....
Sakura memandang halaman sekolah dari atap dengan pandangan kagum. Iris klorofilnya berbinar dan memekik senang melihat orang yang berpakaian sama dengannya berlalu lalang. Ia sudah beristirahat tadi dengan Gaara, dan kini ia diajak ke atap."Sakura." panggil Gaara yang berdiri dengan badan bersender di pagar pembatas samping Sakura.
"Ya."
Memasukan ponsel ke saku kemejanya, Gaara menoleh memandang Sakura dalam diam namun tersirat akan sesuatu yang ia cemaskan.
Sakura memiringkan kepalnya bingung melihat Gaara yang hanya diam. "Ada apa Gaara-kun?"
Menghela nafas pelan Gaara berkata hal yang membuatnya cemas. "Aku akan pergi selama seminggu ke Suna."
"Suna? Apa itu?" tanya Sakura dengan raut yang ia tidak mengerti.
"Suna adalah rumahku. Aku akan menemui Kaa-san yang sedang sakit."
"Apa itu jauh? Apa ini bukan Suna?"
Menggeleng dengan senyuman tipis Gaara memandang lekat Sakura. "Ini Konoha."
Sakura hanya mengangguk mengerti. Tapi jika Gaara pergi, ia akan sendiri?
"Apa kau mau ikut?"Ajak Gaara dan membuat Sakura tersenyum lebar. "Benarkah?" tanya Sakura dan di balas anggukan Gaara.
"Kau tidak bisa membawanya Gaara."
Perkataan seseorang membuat mereka menoleh ke arah sumber suara. Di sana. Sasuke berdiri dengan tangan yang dimasukan saku celananya, dan kemudian mendekat menghampiri Gaara dan Sakura.
"Aku tidak bisa meninggalkannya sendirian Sasuke."
"Bukan kah kau memintaku juga?"
Iris jade dan onyx saling berpandangan seolah memberi keyakinan dan ketegasan.
"Tapi..."
"Dia baru pertama sekolah Gaara."
Gaara menatap Sakura yang berdiri sampingnya. "Apa tidak apa sendiri?"
Sakura mengangguk. Ia melirik Sasuke, dan ternyata Sasuke pun menatapnya seolah berkata 'aku akan menjagamu.' dan itu membuatnya merona dan yakin entah karena apa."I-iya." jawab Sakura.
Gaara mendengar jawaban Sakura hanya menghela sedangkan Sasuke sedikit menarik ujung bibirnya -tersenyum.
"Aku akan pergi sekarang. " Gaara maju dan mengelus surai pink Sakura membuat decakan keluar dari sang Uchiha.
"Hati-hati." kata Sakura, dan Gaara mengangguk kemudian tersenyum tipis.
"Aku titipkan Sakura. Jaga dia Sasuke."
"Hn."
Bel masuk berbunyi menandakan jam pelajaran kembali dimulai.
Sasuke maju dan meraih tangan mungil Sakura."Aku tidak ingin kau tersesat," ujarnya kemudian dan menatap Gaara. "Dia akan baik-baik saja. Salam untuk Rei-san." ia menarik Sakura meninggalkan atap.
Sakura tersenyum dan melambaikan tanggannya yang bebas. "Hati-hati... cepat kembali." ucapnya kepada Gaara.
Membalas lambaian tangan Sakura, Gaara tersenyum. "Kau juga, jaga dirimu." kata Gaara terus memandang punggung yang kini sudah hilang dari pandangannya."Kau harus menjaganya... Sasuke."
.....
Jam pelajaran sudah usai dan semua siswa sudah meninggalkan kelasnya. Tapi tidak untuk Sakura. Ia masih duduk di bangkunya dengan tangannyang menopang dagu, menatap pohon Sakura yang sedang bermekaran. Ia binggung karena Gaara yang sudah pergi. Jika ia pulang dengan naik kendaraan besar -bus- itu kemungkinan ia yang tidak mengerti karena saat itu Gaara dengannya.
Sibuk dengan lamunannya, Sakura tidak menyadari jika sejak tadi seseorang bersender di tembok samping pintu kelas dan memperhatikannya.
"Sampai kapan kau akan melamun?"
Perkataan seseorang membuat Sakura terlonjak. Ia mengerjapkan matanya berkali-kali saat melihat sosok itu, sosok yang selalu ia rindukan.
"S-Sasuke-kun."
"Hn."
"Sedang apa di sini?"
"Menurutmu?" dengus Sasuke.
Sakura menggeleng tidak mengerti. "Tidak tau."
"Selama Gaara pergi aku akan menjagamu Nona."
"Aa..." Sakura mengangguk mengerti dan berdiri menghampiri Sasuke dengan jantung yang berdetak kencang. Lagi, ini seperti kejadian di istana. Sasuke yang bersender di dinding menungguinya yang sedang mempelajari beberapa buku. Sasuke mengulurkan tangannya kembali tanpa sadar dengan senyum tipisnya. Sakura perlahan menyambutnya, dan mereka pergi meninggalkan kelas dan tatapan penuh benci dari seseorang yang sejak tadi memperhatikan mereka.
"Anak baru... kenapa?"
.....
Sakura kini berada di mobil sport Sasuke. Ia duduk dalam diam. Entahlah. Padahal sebenarnya ia ingin menanyai banyak hal, tapi bibirnya terasa sulit bergerak sedikit pun.
"Kau kenapa?" tanya Sasuke dengan alis terangkat melihat Sakura yang hanya terdiam.
Menggeleng Sakura menjawab. "Tidak."
"Hn."
Hening. Dan akhirnya Sakura menyerah untuk tidak diam."A-ano Sasuke-kun." Sakura melirik sosok di sampingnya. Sebenarnya ada hal yang ingin ia mintai tolong tapi ia ragu.
"Hn."
"Nanti antar aku saat naik benda kotak itu."
Sasuke mengeryit alisnya mendengar perkataan gadis di sampingnya. "Benda kotak?" ulangnya menanyai apa yang dimaksud Sakura tanpa mengalihkan pandangannya ke jalanan yang sedang mereka lalui. Ia akan mengantar Sakura ke apartement Gaara.
Sakura mengangguk. "um. Benda kotak yang membuat kita seperti terbang. Aku menaiki itu jika turun dan naik."
Sasuke menerka-nerka. Apa maksudnya? Benda kotak? Ah... mungkin yang dimaksud Sakura adalah lift."Itu lift."
"Ah... ya. Itu yang dikatakan Gaara-kun. Lift... ya, lift." Melihat tingkah Sakura yang seperti itu membuat Sasuke kembali terusik kepada hal yang hingga saat ini mengganggu pikirannya. Ia membelokan mobilnya dan berhenti di parkiran khusus tamu yang biasanya ia parkir saat berkunjung ke tempat Gaara.
"Sakura."
"Ya."
"Apa benar kau bukan hilang ingatan, dan bukan dari zaman sekarang?" tanya Sasuke yang kini menyamping menghadap Sakura.
"Kau meragukanku?" jawab dan tanya Sakura dengan tangan yang berusaha melepaskan seat belt yang mengunci tubuhnya. Namun sepertinya ia kesusahan karena tadi pagi Gaara lah yang memakaikannya. Tangan lain membantu membukanya. Saat wajahnya mendongak dan bertabrakan dengan wajah Sasuke yang ternyata jaraknya kini sangat dekat.
Sasuke sudah membukanya. Ia mendongak dan seperti terhipnotis oleh iris hijau meneduhkan di depannya kini."Apa masa laluku adalah kau?" tanyanya nyaris berbisik. Mendekat, ia memajukan wajahnya hingga kini hidung mereka bersentuhan. apa benar jika mereka terlibat masa lalu? Pikir Sasuke.
"..."
"Itu menggangguku..."
"Sasuke-kun."
Kenapa ia tidak bisa mengelak seperti biasanya? Sebenarnya siapa kau?Sasuke masih bergelut dalam pikirannya sendiri hingga deringan posel miliknya membuatnya seketika langsung menjauh. Ia mengecek ponselnya yang ternyata peringatan dari seseorang."Dasar merah."
Sakura melihat tingkah Sasuke yang berubah kesal jadi mengingatnya . "Itu seperti kau yang selalu di peringati Gaara-nii."
"Hn." guman Sasuke sedikit kesal. Entahlah. Baru pertama kali ia kesal hanya karena peringatan seseorang. "Ayo." ajaknya setelah membuka pintu mobilnya.
Sakura mengangguk lalu turun. Ia berjalan mengikuti Sasuke. Iris klorofilnya terus menatap punggung lebar dengan mata berkacanya.
Mereka menunggu lift terbuka. Setelah lift terbuka, Sasuke masuk diikuti Sakura. Suasana hening karena tidak ada pembicaraan yang keluar dari mereka hingga pintu lift terbuka di lantai tujuan Sakura.
Sakura keluar dan berbalik. Ia memandang sosok yang terdiam di lift. Dengan mata yang berkaca ia membungkuk. "Arigatou... Sasuke-kun."
"Hn. Sampai jumpa." ujar Sasuke dan perlahan lift kembali tertutup. Namun ia masih bisa melihat gadis yang tersenyum kepadanya itu menangis.
"Sasuke-kun."Sakura masih diam di depan lift yang kini sudah tertutup. Liquid bening turun melinasi pipinya. Ia sebenarnya ingin memeluk sosok itu. Sosok yang sangat dirindukan nya walau Sasuke saat ini bukan suaminya."Sasuke-kun."Ia berbalik melangkah meninggalkan lift. Ia sudah berjanji akan baik-baik saja, jadi ia harus bisa.
"Sakura!"
Panggilan seseorang di belakangnya seketika membuat langkahnya terhenti. Benarkah, benarkah dia kembali untuknya?"Sakura." sekali lagi, dan perlahan Sakura berbalik.
Dengan senyum mengembangnya Sakura langsung berhambur memeluk sosok itu. Ia tidak peduli. Biarlah ia melepas kerinduannya walau dia bukan suaminya..."Sasuke-kun."
"H-hey!"
"Aku merindukanmu." tangan yang semula ingin melepaskan pelukan gadis itupun hanya menggantung di udara. Ia kembali karena cemas. Ia sudah berjanji kepada Gaara dan... entahlah. Ia seperti berat meninggalkan gadis aneh ini sendirian. Ya. Ini adalah janjinya tidak lebih.
Apa kau yakin Sasuke?
"Aku di sini... menjagamu."
Tbc
Sankyuu yg sudah mampir. Ini fuct lama sebenernya. Semoga bisa cepet lanjut^^.
WRei Kuran Tanaka
Ckrg
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top