•Tantangan

..oOo..

My Princess
—Tantangan—
Written by LIANA2789

Genre: Fanfiction, romance
Pair: Sasusaku
Rate: T

.

.

.

Brak

Semua mata terfokus seketika, menatap kearah pintu kelas yang terbuka kasar. Tangan mungil milik Sakura adalah pelakunya.

Ia berdiri dengan aura gelap yang keluar dari tubuh rampingnya. Sakura menatap Sasuke dengan tajam, seakan-akan ia ingin membunuh sosok pemuda berparas tampan tersebut.

Namun jika dipikir-pikir lagi tindakan membunuh Sasuke akan berakibat kurangnya populasi remaja tampan di Jepang. Belum lagi tangisan penggemarnya dan bisa dijamin bahwa mereka tidak akan terima pujaan hati mereka terbunuh sia-sia.

Sakura menggelengkan kepalanya, otaknya terasa eror beberapa hari terakhir. Ia terlalu sering memikirkan Sasuke yang merupakan rival abadinya yang begitu menyebalkan.

Sudahlah, cukup sudah ia bersama pikiran liarnya. Sekarang Sakura kembali memasang wajah membunuhnya, langkahnya menuju kearah bangku Sasuke.

"Sasuke!" bentak Sakura.

Wajah Sasuke menoleh, matanya meninggalkan langit biru yang sudah sedari tadi ia tatap. Disampingnya sudah ada Sakura dengan raut wajah yang menyimpan kekesalan mendalam.

"Ada apa, pinky-chan?" tanya Sasuke dengan nada manis yang dibuat-buat.

"Kau.. Kau yang mencuri kertas ujian matematika milikku bukan?! Kembalikan kertas ujianku!" Sasuke tertawa geli.

"Mencuri? Tidak sayang. Satu-satunya yang kucuri darimu adalah hatimu," ungkap Sasuke.

Blush

Pada normalnya Sakura adalah perempuan. Setelak apapun ia menolak rayuan seorang pemuda —apalagi Sasuke— Sakura tidak bisa berbohong jika dirinya tidak tergoda.

Sebagai reaksi perempuan pada umumnya, ia akan merona seperti gadis biasa akibat gombalan receh milik Sasuke.

Tapi ini bukan waktunya untuk larut dalam rayuan itu, ia kembali kepada tujuan utamanya. Mengambi kertas ujiannya.

Tunggu, memangnya untuk apa seorang Uchiha Sasuke mencuri kertas ujiannya?

Berbagai pikiran mulai bersarang didalam otak pintarnya. Apa dia bertujuan untuk merubah hasil ujian Sakura supaya terlihat lebih rendah dari miliknya?

"Aku tidak selicik yang kau kira, pinky-chan. Ini ambil," Sasuke menyerahkan selembar kertas yang merupakan ujian matematikanya yang tidak ia terima kemarin.

Dengan cepat Sakura merebut kertas itu dengan kasar. Melihat dengan cepat hasil ujiannya.

97

Terpampang nilai hasil dari ujian matematika yang telah ia lalui. Sakura sedikit merasa kecewa saat tahu bahwa dirinya tidak mendapat nilai sempurna.

Satu hal yang terlupa langsung muncul didalam benaknya. Ia menatap Sasuke horor, dengan suara gumaman kecil ia berkata.

"Sasu," panggil Sakura dengan takut.

"Hn. Apa sayang?" Sasuke menjawabnya dengan suara yang begitu lembut.

Ia benci mengatakannya, tapi suara Sasuke yang lembut seperti ini adalah suara yang paling ia sukai.

"Nilaimu berapa?" tanya Sakura.

Senyum misterius dengan alasan yang tak diketahui oleh siapapun muncul dipermukaan bibir Sasuke. Perasaan ane mulai mengelilingi Sakura, ia merasa bahwa ada hal yang tidak bagus disini.

Setiap Sasuke tersenyum, ia selalu merasa aneh. Seperti ada sesuatu didalam setiap senyuman tersebut.

Bukan masalah reaksi normal jantungnya yang berdebar saat melihatnya, namun masalah apa yang terjadi sehingga pemuda tampan yang satu ini tersenyum.

"Hn. Kau mau tahu?" Sakura mengangguk pelan.

"Lihat ini," Sasuke memberikan satu lembar kertas yang ternyata adalah ujian matematika miliknya.

Dengan ragu tangan Sakura meraih lembar kertas itu, membaliknya dan melihat hasil nilai sang rival.

100

Sempurna. Pemuda itu mendapat hasil nilai yang sempurna. Tidak dapat dipercaya, dirinya kalah saat ini.

"Bagaimana, Haruno-chan?" Sakura meneguk ludahnya dengan susah payah.

Sial, mengapa dirinya bisa kalah dari nilai ujian matematika Sasuke? Tangannya membolak balik lembar kertas ujian Sasuke, membaca semua rumus yang dituliskan pemuda jenius didepannya.

Semuanya benar dan sempurna. Tak ada satupun tanda kecurangan dikertasnya.

Lalu mengapa dirinya salah?
Ketika matanya membandingkan semua jawaban serta rumus dari dua lembar kertas tersebut, ia menemukan satu jawaban berbeda.

Dan satu perbedaan itu telah berdampak besar pada nilai ujiannya. Sakura meruntuki dirinya yang tidak berhati-hati dalam mengerjakan soal-soalnya.

Sementara itu disisi lain, sepasang mata onyx menatapnya licik. "Puas dengan hasil ujianmu, pinky-chan?" sindir Sasuke.

"Selamat Uchiha, kau menang kali ini." Ucap Sakura malas.

Ia mengembalikan kertas ujian Sasuke dengan memalingkan wajahnya. Pipi dan telinganya sedikit merona dan Sasuke tersenyum geli menatapnya.

"Kuharap kau tidak lupa pada taruhan kita." Gumam Sasuke.

Kepalanya menoleh kearah samping. Menatap kedua onyx tersebut dengan sengit.

Seandainya ia yang memenangkan taruhannya, namun mau dikata apa jika nilainya lebih rendah. Sesuai perjanjian, yang memiliki nilai lebih rendah akan terkena hukuman.

Sepertinya hari ini Sakura mendapatkan banyak sekali hukuman berharga. Ya, hukuman yang sangat berharga.

"Aku akan memberikan hukumannya nanti. Jadi persiapkan nyalimu," Sakura hanya diam tak merenspon. Ia memilih untuk mengacuhkannya.

Gadis dengan helai rambut bak bunga jepang ini memutuskan untuk duduk dibangkunya yang berada tepat disamping Sasuke.

Tangannya mengeluarkan sebuah buku dari tas sekolahnya. Manik emeraldnya membaca tulisan berderet didalam buku.

Ia berusaha mengabaikan tatapan Sasuke yang tidak lepas darinya. Sakura merasa sedikit canggung dan gelisah. Dua ke khawatiran membuatnya cemas.

Satu, bagaimana caranya ia untuk bisa lari dari hukuman taruhan ini? Ia tidak ingin harga dirinya tercoreng akibat ini.

Lalu mengapa pemuda disampingnya ini menatapnya terus-menerus?

Sungguh jantungnya berdebar kencang tak karuan. Entah apa nama sensasi yang ia rasakan, yang pasti ini selalu membuatnya merona tanpa sebab.

Melihat reaksi Sakura yang tampak begitu kaku, membuat Sasuke menampakkan senyum setipis kertas.

Matanya beralih menatap langit biru. Berpikir tentang rencana apa yang akan digunakan selanjutnya. Nyatanya usaha kecilnya berbuah hasil sekarang.

Sekarang tinggal menjalankan rencana jebakan untuk Sakura.

'Mari kita lihat, apa yang akan terjadi padamu selanjutnya.' Batin Sasuke.

Brak

Pintu kelas terbuka lebar dengan suara dobrakan yang keras. Diambang pintu berdiri seorang gadis remaja bersurai pirang yang terlihat kewalahan berlari.

Ino memasuki kelas dengan tergesa-gesa. Kedua kaki jenjangnya terhenti didepan papan tulis. Semua murid dikelas menatapnya dengan raut wajah kebingungan.

"Minna! Ada kabar buruk!" ucap Ino dengan panik.

Seketika suasana kelas menjadi riuh. Semua bertanya-tanya apa kabar buruk yang akan dibawa oleh Ino.

"Minna, dengarkan aku. Shion dan juga Kei kecelakaan ketika mereka keluar untuk makan malam bersama.

Harus ada seseorang yang harus menggantikan keduanya untuk tampil diatas pangung drama," jelas Ino.

"Tunggu, Shion kecelakaan? Bagaimana kau mengetahuinya?" tanya Karin.

"Kakashi sensei mengabariku tadi. Ia menyuruh kita memilih dua orang siswa untuk menggantikan Shion dan Kei," ucap Ino.

Seisi kelas dilanda kepanikan. Acara festival sekolah tinggal tiga hari lagi dan pemeran drama kelas mengalami kecelakaan. Ini adalah musibah besar.

"Ino, kau saja yang gantikan Shion."

Mata aquarime indah kini melotot tajam. "Kau gila? Aku sudah mewakili acara fashion show," ucap Ino dengan kesal.

Kelas saat ini begitu berisik. Begitu banyak perdebatan didalam kelas hingga suara keributannya terdengar diluar.

Brak

Seseorang telah menggebrak meja dengan keras. Sosok pemuda jangkung tinggi tengah berdiri gagah dengan tampangnya yang rupawan bak dewa.

Semua diam menatap kearahnya, termasuk Sakura. Matanya menatap was-was kearah pemuda disampingnya.

Tampaknya suatu yang buruk akan terjadi.

"Aku dan Sakura akan memainkan peran dalam drama itu," cetus Sasuke.

"APA?!"

.

.

.

TBC

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top