•Rasa Khawatir

..oOo..

My Princess
Rasa Asing
Written by LIANA2789

Genre: Fanfiction, romance, comedy
Pair: Sasusaku
Rate: Teen

.

.

.

Sakura telah memasuki kelas sedari tadi. Ia memutuskan untuk datang lebih awal dari biasa. Dan dirinya sedang duduk dengan omelan Ino yang menggelegar, memenuhi rongga telinganya.

Sesekali mata hijau hutan miliknya melirik kearah lapang sekolah dari balik jendela kaca kelas. Sakura tengah menanti seseorang, lebih tepatnya sang rival yaitu Uchiha Sasuke.

Ini terasa aneh, namun Sakura merasa bahwa dirinya harus mengucapkan terimakasih setelah pertolongan Sasuke kemarin.

Sakura beralih melihat telapak tangannya, keduanya terbalut oleh perban putih untuk menutup luka bakar yang timbul dikulitnya. Walau perbannya diganti saat pagi tadi, namun hal tersebut tidak mengubah fakta bahwa Sasuke yang mengobati luka ditangannya.

Sensasi aneh dirasakan olehnya. Rada asing masuk kedalam dirinya. Hatinya menghangat mengingat sentuhan Sasuke saat tengah mengobati lukanya. Semua mendadak terasa manis ketika mengingatnya.

Pak

Secara spontan Sakura menjerit sakit setelah Ino menepuk keras telapak tangannya yang terluka. Sakura menghadiahinya dengan sebuah tatapan tajam dan Ino hanya bersikap biasa seolah tidak punya kesalahan apapun.

"Katakan alasan yang sangat masuk akal, kenapa kau memukul telapak tanganku?! Kau tidak lihat aku terluka?!" Amuk Sakura.

Ino memandangnya bosan, "Jangan salahkan aku karena kau mengabaikan setiap kataku dan memilih untuk tenggelam dalam pikiran antah berantahmu itu!" Omel Ino.

Sakura kembali memutar bola matanya bosan. "Terserah," gumam Sakura.

Ia kembali mengalihkan muka pada jendela, menatap kembali kearah lapangan sekolah. Mencari Sasuke dari banyaknya sosok murid yang berhambur memasuki gedung sekolah.

Tidak sekalipun dirinya menemukan sosok Sasuke. Biasanya, sosok tersebut akan sangat mencolok dikedua pengelihatannya. Namun kini batang hidungnya pun ia sekalipun tidak melihat.

Kringg

Sakura terdiam. Sasuke tidak datang hari ini, bahkan hingga bel masuk berdering untuk memulai pelajaran pada hari ini.

Dan rasa resah tetap singgah, enggan untuk pergi. Sementara dirinya juga tidak bisa mengusirnya dalam diri.

Benar-benar ada yang aneh. Ini terasa seperti bukan dirinya. Sakura memijat pelan pelipis kanannya dengan jemari lentik yang dimilikinya.

Ino melihatnya dengan bingung. Sahabatnya hari ini sangatlah aneh. Keanehan yang bahkan melebihi teka teki asal usul kulit pucat milik kekasihnya, Shimura Sai.

Puk

"Kau kenapa?"

"Tidak, tidak apa." Terselip nada ragu dalam kalimat Sakura. Dan Ino mencium hal yang mencurigakan pada perubahan sifat Sakura.

.

.

.

Untuk alasan yang sangat tidak dimengerti, Sakura kini tengah berdiri disebuah ruang kelas. Otaknya seakan berhenti untuk berpikir dan hatinya menjadi pedoman yang menuntunnya pada hal tidak jelas.

Tanpa perintah dari seorangpun Sakura berdiri diluar ruang kelas Uchiha Itachi, kakak kandung Sasuke. Langkahnya ragu untuk masuk, tapi batinnya terus membujuknya untuk menemui Uchiha Itachi.

Kehadirannya mengundang perhatian dari murid-murid lain yang sebagian darinya adalah kakak kelas Sakura. Secara bersamaan Sakura merasa gugup serta malu.

Puk

"Kyaa!!" Sakura menjerit takut ketika merasakan tepukan pada pundaknya.

Hap

Seseorang membungkam mulutnya dengan tiba-tiba, membuatnya kebingungan dan langsung terdiam. "Sstt! Tenanglah," bisik seorang pemuda.

Sebuah suara yang tidak lagi asing. Kerap kali dirinya mendengar suara tersebut. Pemuda itu melepas bungkaman tangan pada bibirnya. Sakura mendesah lega, lalu berbalik untuk menatap sang pelaku.

Sosok Uchiha Itachi terlihat jelas. Berdiri menjulang didepannya. Tinggi badannya yang hanya mencapai dada bidang milik Itachi, mengharuskannya menatap keatas.

"Ada apa adik iparku mengunjungi kelasku hari ini?" Goda Itachi.

Rona merah timbul dikedua pipi mulus Sakura. Ia membuang muka kearah lain seraya mengembungkan pipinya kesal. Kedua tangannya terlipat didepan dada, Sakura sedang merajuk.

"Ah, kurasa aku tahu sebabnya." Sakura tersentak kaget. Bagaimana bisa Itachi mengetahui apa niatnya kemari?

"Kau pasti menanyakan dimana keberadaan Sasuke, benar bukan?" Kedua pipinya semakin memerah dan mengundang gelak tawa dari anak sulung keluarga Uchiha tersebut.

Itachi mengacak helai rambutnya dengan gemas, Sakura dibuatnya berteriak kesal. Setelah puas, Itachi mencubit pipi Sakura dan membuat sang pemilik merintih kesakitan.

"Sayangnya, Sasuke sedang demam dirumah. Dia bercerita bahwa kemarin dirinya terjebak hujan hingga pulang terlambat. Kau bisa—" Belum juga Itachi menyelesaikan katanya, Sakura memotong dengan pertanyaan mendadak miliknya.

"Sasuke demam?! Benarkah?!" Sakura tidak lagi bisa mengatur ekspresi wajahnya. Ia tidak lagi bisa menyembunyikan rasa khawatir yang terpancar jelas dari kedua matanya.

Itachi tersenyum miring. Reaksi Sakura lebih dari perkiraannya. "Ya. Jika kau mau, kau bisa berkunjung nanti sepulang sekolah. Akan kuantar dirimu ke rumah," ucap Itachi.

Gadis dengan rambut merah muda tersebut terlihat menimang sebentar sebelum akhirnya ia mengangguk mantap.

'Sesekali berbaik hati pada Sasuke tidak masalah bukan? Lagipula aku berhutang padanya kemarin,' batin Sakura.

Sakura menatap telapak tangannya yang terbalut perban dengan senyum tipis dibibirnya.

.

.

.

Sakura berdiri dihadapan sebuah pintu besar dengan sosok Itachi disebelahnya. Pintu kayu tinggi itu perlahan terbuka dan menampilkan sebuah pemandangan ruang tamu yang begitu mewah.

Emerald hijaunya tak henti untuk menatap sekelilingnya dengan pandangan penuh kekaguman. Ini pertama kalinya Sakura kemari dan ia bahkan begitu terkesan dengan keindahan rumah Sasuke.

Ah, mengingat pemuda itu membuat Sakura kembali terfokus dengan tujuannya kemari. Kakinya mengikuti langkah Itachi yang membawanya menaiki tangga yang menuju langsung ke lantai dua. Dipertengahan anak tangga, suara yang tak asing ditelinganya memanggil namanya.

"Sakura-chan? Itukah kau?" Panggil Mikoto dari lantai dasar.

Sakura berbalik dan memandang Mikoto dengan senyuman manisnya. "Salam, Bibi Mikoto. Maaf tidak memberitahu kedatanganku," Sakura sedikit membungkuk kecil. Langkahnya bergerak menuruni tangga dan menemui sosok Mikoto yang berbinar melihatnya.

"Tidak masalah! Aku suka kau disini! Kau tampak semakin manis, Sakura-chan!" Mikoto menangkup kedua pipinya dengan pekikan girang penuh kesenangan.

Itachi dibuat menggeleng akibat reaksi histeris ibunya. Sebelumnya ia sempat berpikir bagaimanakah renspon ibunya saat Sakura datang ke rumah, namun sekarang jawabannya sangat jelas dan tidak lagi perlu dikatakan.

Matanya menatap malang pada Sakura yang sosoknya menghadapi dengan sabar sifat ibunya. Sakura terlihat tersenyum kaku bersama Mikoto, menjawab setiap pertanyaan ibunya dengan kamus kata yang dimilikinya.

"Aku benar-benar merindukanmu, Sakura-chan!" Ucap Mikoto.

"Bukankah kita bertemu dirumah sekitar dua minggu lalu?" Ucap Sakura.

"Tidak, itu tidak cukup! Tapi sudahlah, bagaimana dengan Sasuke? Apa kau sudah berpacaran dengannya?" Pipi Sakura sekarang bak kepiting rebus, ia menjadi malu karena pertanyaan yang Mikoto ajukan.

Itachi menghembuskan nafas lelah. "Ibu, jangan goda Sa—" Perkataan Itachi terpotong oleh suara lain dari balik tubuhnya.

"Sakura? Kau disini?" Perhatian ketiganya terarah pada Sasuke yang kini berdiri dilantai dua.

Sakura terpaku pada sosoknya. Matanya merekam jelas penampakan Sasuke saat ini, wajah pucat, mata sayu, baju kusut. Sasuke benar-benar sakit.

Sekilas Sakura menjadi merasa bersalah karena kemarin karena dirinya Sasuke terserang demam.

Payung yang dibawa oleh Sasuke selalu condong kearahnya, untuk menghalang air hujan membasahinya. Namun sebaliknya, Sasuke kehujanan diseparuh bagian tubuhnya.

"Sasuke-kun? Kenapa keluar dari kamar? Tidurlah, ibu akan membawakanmu makan dan minum sebentar lagi." Bujuk Mikoto.

Tatapan mata keduanya beradu, hitam kelam dan hijau teduh. Tiada yang tahu arti tatapan Sakura dan Sasuke, keduanya terdiam bisu.

Mikoto menepuk pelan bahu Sakura. "Tolong, bujuk Sasuke untun pergi ke kamarnya." Pinta Mikoto dengan sungguh-sungguh.

.

.

.

TBC

A/N:

CaMer Sakura tuh (* ̄︶ ̄*)

Di chapter yang akan datang—spoiler—bakal ada sesuatu yang manis-manis gitu. Jadi siapin diri buat diabetes online (kecuali jika kalian tidak terpengaruh).

Okey, sampai jumpa! ฅ'ω'ฅ

Salam,
Ayu P.S/Liana.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top