•Pulang Bersama

..oOo..

My Princess
—Pulang Bersama—
Written by LIANA2789

Genre: Fanfiction, romance, comedy
Pair: Sasusaku
Rate: Teen

.

.

.

"Sakura?"

Sasuke muncul begitu saja saat Sakura akan meninggalkan tasnya disana.

Bisa dinyatakan beruntung karena Sakura bisa melihat pemandangan Sasuke yang berkeringat disekujur tubuhnya. Terkesan begitu tampan dari biasanya.

Bisa dijamin semua fansgirl Sasuke yang melihat ini akan mimisan secara serentak, membuat persediaan tisu UKS sekolah ludes terpakai semua.

Dan mungkin sisa dari mereka terpaksa menggunakan tisu toilet.

"Kenapa kau masih ada disini?" Tanya Sasuke heran.

Gadis tomboy ini tersadar dari lamunan bersama khayalan liarnya. Betapa bodohnya ia malah melamun disituasi seperti ini.

"A-Anu.. I-Itu.. Eumm.."

Sepasang mata emerald itu memamdang gusar kearah sekitar. Sementara otaknya sedang berusaha keras mencari alasan dengan cepat dan tepat untuk bisa segera pergi dari sini.

Mata hitam itu memandang bingung kearah gadis pujaannya. Melihat tingkahnya yang begitu lucu dengan pipi yang merona. Terkesan begitu manis.

Sasuke bahkan merasa ia akan mati nantinya karena menikmati kemanisan yang terpancar dari dalam diri Sakura. Ia bisa mati karena diabetes dadakan.

Pandangannya turun, menatap benda yang tengah dibawa oleh gadisnya.

"Kau membawa tasku?"

DEG

"A-Aa.. Itu.. Iya, a-aku membawanya." Ucapnya dengan terbata-bata.

Sasuke menampilkan senyum menawannya yang sangat langka untuk dikeluarkannya.

Sayangnya Sakura tak bisa melihat senyum itu akibat ia masih saja menunduk malu.

"Arigato," ucap Sasuke lembut.

Tangan besarnya mengusal pelan helai rambut Sakura. Menelusuri setiap helai halusnya. Menarik beberapa helainya dan mengendus aroma manisnya.

Mungkin pemuda itu tak sadar atau memang sengaja. Namun tak bisa dipungkiri lagi bahwa jantung Sakura kini bertambah kencang detaknya.

Sampai ia rasa jantungnya akan meledak atau konslet dan mati.

Sebelum itu terjadi, Sakura lebih dulu mendorong dada bidang Sasuke dan memberikan jarak yang cukup aman.

"Aku rasa, sebaiknya aku segera pulang." Ucap Sakura dengan kaku.

Sasuke melirik tajam kearahnya, membuat Sakura menelan kasar ludahnya. "A-Apa?" Tanya Sakura dengan kekehan kecil.

"Aku akan mengantarmu," tegas Sasuke.

"Kurasa ti-tidak perlu, a-aku akan pulang dengan Ino." Bantah Sakura.

Mata onyx itu berkilat tajam. Sakura semakin gugup menatapnya. Pemuda itu semakin mendekat padanya, namun kedua kakinya seakan tak bisa digerakkan.

Ia hanya diam mematung, menutup  matanya dengan takut. Entah apa lagi tindakan yang akan dilakukan Sasuke, yang pasti Sakura berharap jantungnya akan tetap bedetak normal.

"Aku tidak menerima bantahan nona," bisik Sasuke ditelinga Sakura.

Hembusan nafasnya membuat Sakura geli. Dalam sekejap, rona pipinya menjalar menuju kedua telinganya.

Sasuke memasang senyum kecilnya ketika mata Sakura masih saja terpejam rapat. Ia begitu menggemaskan, jika saja boleh Sasuke akan membeli gadis ini dan menjadikan gulingnya setiap malam.

Membayangkannya saja membuat hatinya bersorak senang.

Dengan jahil, ia mendekatkan kembali wajahnya pada Sakura. Onyx itu memandang setiap inci rupa gadisnya, menikmati sempurnanya rupa Sakura.

"Sakura," panggil Sasuke lembut.

Dengan perlahan Sakura membuka kembali kedua kelopak matanya yang terpejam rapat menutupi pandangannya.

DEG

'Kami sama, tolong aku! Bisa kurasakan jantung ini akan segera meledak!' Teriak batinnya.

Tatapan keduanya terkunci. Saling memandang dan mengagumi dalam benak betapa indahnya lawan tatapnya.

"Kau indah," bisik Sasuke.

Niat semula yang ingin menjahili, kini telah sirna dalam otak Sasuke. Awalnya ia berusaha menggoda Sakura, namun pada jarak seperti ini Sakura malah tampak semakin mempesona.

"Sa-Sasuke," gumam Sakura.

Wajah keduanya semakin mendekat. Semakin dekat, semakin mengikis jarak diantara mereka.

Sasuke memejamkan kedua kelopaknya, wajah Sakura semakin memerah malu. Ujung hidung mereka saling bergesekan, nafas mereka saling bertemu. Menghantarkan hangat yang dimiliki.

DUG

"Arrgghhh! Apa yang kau lakukan?"

Dengan cepat Sakura membenturkan jidat Sasuke dengan keningnya. Begitu keras hingga Sasuke menjauh darinya.

Rasanya memang pusing, tapi ini pertahan diri yang cukup ampuh. Dan sangat bagus untuk dicoba pada Sasuke.

"Dasar brengsek! Rasakan ini!" Teriak Sakura.

Sasuke menatap terkejut kearah Sakura dengan telapak tangannya yang mengelus lembut keningnya yang dihantam keras oleh dahi Sakura.

BUGH

Dengan kuat Sakura melempar tas yang dibawanya kembali pada pemiliknya. Karena tidak sigap, Sasuke kembali terkena tindihan tasnya.

Lumayan, didalamnya berisi cukup banyak buku. Cukup berat, karena pelajaran kali ini lumayan banyak.

"Rasakan itu! Harusnya kubuang saja tas busukmu itu tadi!" Amuk Sakura.

Tanpa sepatah kata lagi, Sakura meninggalkan Sasuke yang masih terduduk diatas lantai koridor. Tak ada lagi usaha pencegahan yang dilakukan Sasuke, pemuda itu hanya menatap diam ke punggug Sakura yang semakin menjauh.

"Aku semakin mencintaimu, Sakura." Gumam Sasuke dengan senyum kecil yang terbit kembali diatas bibirnya.

.

.

.

Dengan perasaan dongkol Sakura menendang batu kerikil. Ia berjalan sendiri menyusuri jalur pejalan kaki yang lumayan sepi.

Kemana perginya Ino? Salahkan saja Sasuke yang terlalu lama mencegahnya dan menjahili dirinya!

Gadis pirang itu sudah bilang bahwa ia tidak bisa berlama-lama karena memiliki jadwal les piano. Akibat lamanya Sakura berdebat dengan pantat ayam mesum itu, kini Ino terpaksa meninggalkannya.

"Dasar Uchiha brengsek! Aku berdoa supaya dirimu tersandung keri—"

JRESS

What?! Kesialan apa lagi ini?!

Hujan tiba-tiba turun dengan lebat. Memang langit sudah mulai kelabu dari siang hari, tapi kenapa turunnya tidak bilang-bilang?!

Baru saja ingin mengutuk Sasuke, tapi hujan langsung menerpanya bertubi-tubi. Apakah ini karma karena mengutuk orang tampan?

"Menyebalkan!" Ucap Sakura.

Kini dirinya tengah duduk didepan sebuah kios tutup. Seragamnya basah, walau tidak terlalu.

Wushh

Sial! Angin bertiup kencang!

'Kenapa rok ini pendek sekali?!' teriak inner Sakura.

Sakura kini kesusahan memegangi ujung roknya agar tidak terangkat. Ditambah arah angin yang tepat mengarah kepadanya, membuat tetes hujan mulai ikut membasahinya.

"Ukh! sial!" Ucap Sakura kesal.

Ia harus mencari tempat berteduh yang lebih luas dan lebih nyaman. Tapi dimana?

Matanya menemukan sebuah tempat makan kecil disebrang jalan. Tampaknya tempat itu cukup nyaman dan tak banyak pengunjung.

Sekarang, bagaimana caranya untuk kesana? Payung lipat tidak dibawanya, beberapa hari lalu payung itu memang hilang.

'Pikirkan sebuah cara, berpikir Sakura. Berpikir!' bentak inner Sakura.

"Lihatlah, ada seekor macan yang terjebak dipinggir kios."

Sakura mendelik kesal. Langsung menatap tajam ke sumber suara dan dirinya menemukan rivalnya berdiri dibawah sebuah payung sambil menatapnya.

Ada yang aneh dari payungnya. Tampak tak asing, baginya. "Dasar brengsek! Jadi kau yang mencuri payungku?!" Bentak Sakura ditengah hujan.

Sasuke mengernyitkan dahinya, "Mencuri? Maaf nona, aku menemukannya bukan mencuri." Jelas Sasuke.

"Dasar pantat ayam! Kemari dan kembalikan payungku!" Amuk Sakura.

"Maaf, payung ini ada penumpangnya. Kau harus mengantri," canda Sasuke.

"Uchiha, aku sedang tidak bercanda!"

"Aku tidak bercanda, payung ini ada penumpangnya."

"Kemari dan kembalikan, cepat!"

"Begini saja, jika kau mau kita akan berbagi payung ini. Bagaimana?" Tawar Sasuke.

"Sejak awal itu payungku, jadi akulah yang menggunakannya!"

"Baiklah kalau begitu, aku pergi sa—"

"Tu-Tunggu!" Cegah Sakura.

Tepat sebelum Sasuke meninggalkannya, Sakura cepat-cepat mencegah pemuda itu. Tidak ada jalan lain untuk cepat pulang selain menerima tawaran Sasuke.

"Baiklah, kita berbagi payung." Ucap Sakura dengan wajah bersemu merah.

Mungkin benar jika hari ini adalah hari keberuntungan pemuda tampan bernama Uchiha Sasuke.

.

.

.

TBC

A/N:

Semoga kalian menyukai chapter kali ini ^^

See you on next chapter! ^^

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top