•Minta Maaf
..oOo..
My Princess
-Minta Maaf-
Written by LIANA2789
Genre: Fanfiction, romance
Pair: Sasusaku
Rate: T
.
.
.
Sudah beberapa hari berlalu setelah penolakannya pada Sasuke. Mulai hari itu juga Sakura tidak pernah bertegur sapa dengan Sasuke. Disaat bertemu sekalipun, Sasuke akan memilih mendiamkan dirinya, sibuk berbaur bersama teman-temannya. Berusaha untuk tidak terlibat kontak mata dengannya, selalu mencari alasan saat semua orang menanyakan hubungan mereka.
Mereka terlihat jelas sekali saling menghindari. Sakura tahu mungkin ucapannya terlewat kasar, seharusnya ia tidak berkata sekasar itu. Sekarang, pemuda itu benar-benar mengacuhkannya.
Dulu, ia mungkin akan suka dengan kondisi seperti ini. Saat dimana Sasuke tidak lagi mendekatinya, menjahilinya, bahkan membuat onar juga menjadikan mereka pusat perhatian satu sekolah. Tapi untuk saat ini, semua terasa aneh. Sakura mulai tidak nyaman dengan situasi saat ini.
Ada yang tidak beres, Sakura merasakan rasa bersalah berlebih pada Sasuke. Ia selalu merasa harus meminta maaf atau sekedar berbicara singkat dengan pemuda incaran gadis satu sekolah tersebut. Setidaknya itu akan membuatnya sedikit lega.
Namun, untuk kesekian kalinya, ia kembali terpaku akan sikap Sasuke yang terus-menerus menghindarinya. Saat ia akan membuka kata-kata awal, Sasuke selalu memiliki alasan untuk pergi dan menjauh.
Dan ini semua membuatnya frustasi.
Terasa sepi saat pemuda itu tidak lagi mengucapkan perkataan manis di telinganya, terasa kurang saat Sakura harus pulang tanpa Sasuke yang biasa menguntitnya sampai ia pulang ke rumah. Tidak ada lagi sosok pemuda menyebalkan yang kerap kali menebar pesona di setiap harinya.
Sasuke berubah dan Sakura selalu di pusingkan oleh perubahan sifatnya. Ia kira saat Sasuke menjauhinya, semua akan kembali seperti semula. Tapi Sakura sendirilah yang jengah dan merasa di permainkan.
"Apa secepat ini kau melupakanku?" Gumam Sakura.
Gadis pirang di sebelahnya dengan keras memukul punggungnya. Sakura merintih menahan sakitnya, menatap sinis kearah sahabatnya yang memberikan tatapan garang.
"Sebenarnya apa masalahmu, hah? Sudah sejak lima hari lalu aku duduk di sebelahmu, bukannya senang, kau malah murung! Katakan saja jika kau lebih suka Uchiha itu duduk di sebelahmu!"
Sakura harus menutup telinganya saat Ino mengomelinya dengan suara yang memekakkan telinga. Diam-diam ia kembali teringat pada Sasuke. Sosok yang biasanya akan duduk di sebelah bangkunya. Terus menggoda juga melakukan hal jahil yang biasa membuatnya naik pitam.
Sejak hari itu juga, Sasuke memutuskan untuk memindah tempat duduknya. Yang membuatnya kesal adalah wali kelas mereka, Kakashi sensei, menyetujuinya tanpa pertanyaan.
Pembicaraan tentang hubungannya dengan Sasuke yang merenggang sudah menjadi topik hangat di kalangan siswa. Penggemar Sasuke tampak menyukai perubahan Sasuke, dari yang semula selalu memuja Sakura menjadi seorang pemuda yang asing untuk Sakura.
"Akh! Dasar! Menyebalkan, kau menyebalkan!" Mendengar sahabatnya kembali merengek dan berteriak tidak jelas, Ino dengan gesit memukul kepala berambut merah muda tersebut dengan keras.
Cara yang ampuh untuk membuatnya kembali melupakan masalahnya.
.
.
.
Jika boleh diakui, Sasuke merasa risih dengan lirikan teman-temannya yang sedari tadi ditujukan padanya. Ia hampir saja tersedak minumannya saat menyadari tatapan Naruto yang begitu fokus kearahnya. Dengan kesal ia membanting kaleng minumannya pada meja kantin hingga menimbulkan bunyi keras.
"Apa yang sedang kalian lakukan?!"
Sasuke sudah merasa cukup geram sedari kemarin. Mereka seolah berusaha menguliti dirinya dengan tatapan yang tajam. Ia tidak bisa tenang akibat semua pasang mata menuju kearahnya.
"Apa kalian ada masalah?" Tanya Naruto dengan wajah penasaran.
"Siapa yang kau maksud, dobe?"
"Jangan berpura-pura Sasuke. Kami tahu jika kau tidak bodoh."
Sebenarnya Sasuke memang mengetahui maksud dari ucapan Naruto. Yang dimaksudnya adalah ia dan Sakura. Sejak hari dimana Sakura dengan tegas menolaknya -untuk sekian kalinya- ia tidak pernah lagi berbicara dengannya.
Bermacam gosip tentangnya menyebar di seluruh penjuru sekolah. Semua orang terutama teman-temannya selalu bertanya hal yang sama berulang-ulang. Membuat kesal dan jengah. Ia bisa mati bosan dengan jutaan pertanyaan yang sama di lima hari terakhir.
"Kau pasti tahu jika yang Naruto maksud adalah hubunganmu dengan Sakura. Kau tak sebodoh itu untuk tidak mengerti maksudnya," ucap Shikamaru.
"Benar dattebayo, sebenarnya apa yang terjadi diantara dirimu dan Sakura-chan?" Tanya Naruto ulang.
Sasuke berdecih sebal. "Ck! Bukan urusan kalian." Ia langsung saja berdiri dan meninggalkan teman-temannya.
Sai yang melihat reaksi Sasuke hanya bisa menghela napas. "Dasar. Apa cinta serumit ini ya?"
"Bukan cinta yang rumit. Tapi mereka berdua yang membuat semuanya rumit," celetuk Naruto.
"Shikamaru, mau temani aku?"
Shikamaru menatap malas kearah Sai, "Kemana?"
"Aku harus ke perpustakaan. Apa disana ada buku tentang pengertian cinta?"
Naruto membenturkan dahinya pada meja kantin dengan keras. Sementara Shikamaru menghela napas dengan bola mata yang berputar.
"Mendokusai."
.
.
.
"Sasuke."
Langkah kakinya terhenti di lantai lorong sekolah ketika namanya dikumandangkan. Dari telinganya ia dapat mengetahui bahwa sang pemilik suara adalah seorang perempuan. Yang tak lain adalah orang yang sudah ia hindari dan acuhkan. Haruno Sakura.
Sasuke jelas tahu, gadis itu sudah berulang kali berusaha mengajaknya bicara dan ia selalu berhasil menghindar sebelum Sakura bicara. Dan kini, karena ia pulang lebih lambat, Sakura berhasil memanggilnya dari balik tubuhnya. Gadis itu benar-benar keras kepala, semua orang tahu itu.
Ia memutuskan untuk membalikkan badannya, menatap langsung pada sosok perempuan yang selalu mengisi hatinya dari ia masih kanak-kanak hingga ia menginjak fase remaja. Gadis yang tidak tahu diri, dengan berani menolaknya ribuan kali walau harus ia akui, sejauh ini hanya Sakura yang berhasil mencuri hatinya.
"Hn, katakan apa mau?" Sasuke benci ini, saat dimana ia harus kembali mengalah untuk gadis itu.
"Aku minta maaf."
Deg
Sasuke merasakan telinga seketika rusak saat mendengar perkataan Sakura. Ia berusaha sebaik mungkin menyembunyikan ekspresi terkejutnya dari Sakura dengan sebaik mungkin. Menutupi dengan wajah super datar yang biasa ia tampilkan untuk jutaan perempuan yang memuja dirinya.
Sejauh ini Sasuke berusaha tetap diam. Menunggu reaksi Sakura selanjutnya. Ia sengaja tidak memberikan tanggapan apapun, membiarkan Sakura meluapkan semua yang ia ingin katakan padanya.
Sementara Sakura terus menunggu renspon dari Sasuke. Tangannya gemetar menggenggam ujung rok sekolah dengan erat. Berusaha menghilangkan sifat keras kepala dan keegoisannya, melupakan ego dan meminta maaf adalah jalan keluar dari masalahnya.
Tapi yang ia rasakan justru sebaliknya. Ia merasa janggal dengan Sasuke yang tak kunjung memberi jawaban apapun untuk permintaan maafnya. Dalam hati ia merasa kesal saat menyadari ekspresi datar bagai tembok sekolah dari Sasuke diarahkan padanya.
"Hey! Kau dengar tidak?!" Teriak Sakura.
"Aku? Dengar kok."
Urat kekesalan perlahan mulai tercetak di sudut keningnya. Rasa ingin membunuh Sasuke kembali terbit dan menyinari hatinya. Pemuda ini begitu ahli mengubah suasana hatinya.
Dalam sekejap mata Sakura berada dekat dengan Sasuke. Kedua tangannya menarik erat kerah baju Sasuke. Menciptakan sedikitnya jarak antara wajah mereka. Mata hitam Sasuke membulat menyadari aksi Sakura.
Disisi lain, Sakura sebenarnya cukup gugup karena hal yang dilakukannya secara spontan. Kini keduanya saling menatap. Dan Sakura sadari, wajah Sasuke yang begitu sempurna dengan pahatan-pahatan indah dengan kulit halus yang bagus.
Sakura mencoba kembali ke alam sadarnya. Fokus pada tujuan awalnya. Ia membuat tatapan garangnya dengan alis yang tertekuk. Sialnya, Sasuke malah melihat Sakura menjadi semakin manis dengan wajah itu. Membuatnya gemas dan ingin segera melepaskan diri.
"Dengar ini Uchiha, aku tidak akan mengulanginya dua kali." Sakura berusaha mempertahankan suaranya untuk tetap tegas meskipun hatinya meronta-ronta karena pesona wajah Sasuke dari dekat.
"Aku minta maaf. Aku menyesal. Aku ingin semua ini berakhir. Tidak ada lagi kau yang mengacuhkanku karena semua itu, membuatku sangat gila."
"Aku hanya ingin semua kembali seperti biasa. Mengerti?"
Sasuke menaikkan sebelah alisnya. "Kita? Kembali seperti biasanya?" Sakura mengangguk mantap.
"Apa itu artinya kau menerimaku sebagai kekasihmu?" Tanya Sasuke balik.
Pemuda dari keluarga Uchiha tersebut merasakan jika Sakura perlahan mengendurkan genggamannya pada kerah kemeja sekolahnya hingga tangan itu menggantung di sisi tubuh Sakura. Sebelum Sakura melangkah mundur, Sasuke lebih dulu mencegahnya. Mencengkram lengan Sakura dengan sedikit kasar.
"Dengar Haruno, aku sudah lelah. Langsung saja keintinya, kita tidak lagi dekat atau kita akan jadi sepasang kekasih?"
Pikiran dan hati Sakura berkecamuk. Ia tidak tahu apa yang harus ia pilih. Sudah berulang kali ia memikirkan tentang semua ini. Penyataan cinta Sasuke yang berulang kali, hampanya hari tanpa Sasuke, juga akan pilihan ini. Ia tahu, Sasuke tidak akan lagi bodoh karena dirinya.
Akan ada saat jengah untuk seseorang yang menunggu terlalu lama.
Dalam artian, Sasuke tidak akan pernah bisa terus menunggunya. Akan ada rasa bosan dan dia bisa saja-
"Aku,"
-mencari hati yang lain.
"Aku akan jadi kekasihmu."
Jantung Sasuke seakan melompat keluar dari tempatnya saat mendengar jawaban dari Sakura. Ia tidak percaya oleh suara yang telah di tangkap oleh telinganya dan telah diterjemahkan oleh otaknya. Belum habis rasa terkejutnya, Sakura memeluknya dengan erat. Melingkarkan tangannya pada tubuh Sasuke dan menyembunyikan wajahnya pada dada Sasuke.
"Tu-tunggu, kau-"
"Aku akan jadi kekasihmu, puas? Setelah ini jangan lagi mengacuhkanku," ucap Sakura.
"Tidak, biarkan aku melihat wajahmu, Sakura."
Sakura mengeratkan pelukannya. "Tidak, tidak mau. Jangan sekarang, wajahku sedang kacau dan ini semua karenamu!"
Sasuke bisa merasakan kemejanya basah karena air mata Sakura. Gadis itu menangis. Dan ia tentunya tahu apa arti dari semua itu. Tanpa Sakura jelaskan, ia mengerti semua yang gadis itu biasa lakukan.
"Dasar. Kau membuatku semakin mencintaimu."
.
.
.
END
A/N:
Selesai gini aja?
Ngga dong ;)
Akan ada satu chapter terakhir yang biasa kita sebut tambahan cerita :)
Terimakasih untuk yang sudah menantikan. Maaf juga kalo aku updatenya, yah, begitu lambat.
Salam,
Ayu P.S/Liana.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top