Kill Me

Isaac Foster aka Zack harus menepati janjinya pada Rachel Gardner.

Setelah perjalanan panjang yang melelahkan mereka akhirnya bisa keluar dari tempat terkutuk itu. Sekarang adalah waktunya Zack menepati janjinya.

"Hei, Zack lakukanlah", pinta Rachel.

Zack terdiam. Bagaimana bisa ia membunuh Rachel yang telah menyelamatkan hidupnya.

Gadis kecil berumur 14 tahun ini telah mencuri hatinya. Mencairkan hatinya yang beku menjadi seorang manusia biasa. Zack sekarang bukan monster atau pun mesin pembunuh. Setelah sekian lama ia bisa merasakan cinta tumbuh dalam hatinya.

Zack ingin mengungkapkan perasaannya namun Rachel masih terlalu kecil untuk memahami cinta. Yang di inginkan Rachel saat ini hanyalah kematian.

Gadis ini tidak punya alasan untuk hidup. Ia merasa berdosa karena telah membunuh. Dari Bible yang di bacanya Rachel mulai percaya pada Tuhan.

"Ray", begitulah Zack memanggil Rachel. "Aku tidak percaya Tuhan. Maaf aku tidak bisa menepati janjiku"

Rachel menangis sedih. Ia bertanya, "Kenapa?"

"Karena aku ingin hidup denganmu"

"Hidup? Seperti apa"

"Hidup normal tanpa membunuh siapapun"

"Apa itu menyenangkan"

"Aku tidak tahu tapi itu layak dicoba"

"Tapi kita akan melanggar janji pada Tuhan. Kita akan membuatnya marah"

"Tidak apa-apa. Kita akan baik-baik saja selama bersama"

"Aku takut Tuhan akan menghukum ku"

"Aku akan selalu melindungimu Ray. Bukankah aku yang selalu bersamamu. Dimana Tuhan saat kau membutuhkannya. Hanya ada aku kan. Kau juga tidak pernah melihatnya"

"Benar tapi aku masih takut"

"Ray.." Zack memeluk gadis kecilnya. "Jangan takut". Ia kemudian mencium kening Rachel.

Rachel membalas pelukan Zack. Perasaannya berubah menjadi lebih baik. Pelukan Zack selalu menenangkan Rachel.

"Sekarang kau pilih aku atau Tuhan?"

"Zack, aku ingin terus bersamamu. Sekarang kau adalah Tuhanku"

"Keputusan yang tepat Ray tapi aku bukan Tuhan"

"Aku tahu"

"Sebaiknya sekarang kita pergi mencari tempat bermalam"

Rachel hanya mengangguk setuju membiarkan Zack menggenggam tangannya. Ia akan mengikuti Zack kemanapun akan pergi.

Sesampainya disebuah bangunan tak berpenghuni mereka akhirnya beristirahat disana. Rachel yang sangat kelelahan tidur dalam pelukan Zack sementara pria itu berpikir keras menyusun rencana masa depannya dengan Rachel.

Rachel tersenyum dalam tidurnya. Zack pikir gadis kecilnya sedang bermimpi indah. Zack ikut tersenyum mengingat betapa bersyukurnya ia menemukan Rachel tersesat di lantainya.

Saat itu Zack ingin membunuh Rachel mati-matian namun gadis itu tidak takut. Rachel hanya melarikan diri dari Zack agar terus bertahan hidup. Itulah yang membuat Zack tertarik awalnya. Semua calon korban Zack pasti akan menangis ketakutan memohon ampun, mengatakan semua kebohongan agar Zack tidak membunuhnya. Mereka tidak tahu Zack akan tahu ketika orang itu berbohong atau tidak. Zack adalah orang yang paling membenci kebohongan. Berbeda dengan Rachel yang datang sendiri pada Zack. Saat itu Rachel sudah lelah melarikan diri dari Zack. Dalam hatinya mengatakan Zack adalah orangnya. Zack adalah malaikat maut yang Tuhan kirim kan untuknya.

Ke esokan harinya Zack bisa mendengar bunyi perut Rachel. Gadisnya kelaparan.

"Ray. Kau tunggu disini. Aku akan mencari makanan"

"Ya", jawab Rachel lemah.

Tanpa adanya uang sepeser pun terpaksa Zack harus mencuri 2 potong roti dipasar.

Ia padahal sudah berjanji untuk tidak melakukan kejahatan lagi namun ini darurat. Digedung yang di sediakan Pastur selalu menyiapkan makanan kesukaan mereka setiap hari. Tidak ada kata kelaparan. Mereka bebas membunuh siapapun dilantai mereka masing-masing. Sekarang berbeda. Mereka berada diluar. Tidak ada lagi fasilitas yang memanjakan mereka. Bagaimana pun juga Rachel tidak boleh sakit. Saat ini Rachel adalah prioritas utama Zack.

Mau tidak mau Zack harus mencari tempat tinggal yang layak. Ia harus mulai mencari pekerjaan besok. Jika beruntung Zack mungkin bisa menyekolahkan Rachel kembali.

"Zack badan ku gatal", keluh Rachel.

"Banyak nyamuk ya"

"Bukan karena itu aku ingin mandi"

Tidak ada kamar mandi disana. Ini tengah malam jadi Zack terpaksa memutar otaknya.

"Baiklah kita akan mandi"

Rachel senang walaupun tidak tahu kemana Zack membawanya pergi.

"Ini rumah siapa?", tanya Rachel.

"Aku tidak tahu"

"Masuklah terlebih dahulu", kata Zack mengangkat tubuh mungil Rachel agar bisa melewati pagar tembok belakang setelah itu Zack menyusul.

"Kolam renang!" Jerit Rachel girang. Mata sapphire nya bersinar indah, cantik sekali.

"Jangan berisik", kata Zack mengingatkan.

Tanpa buang waktu Rachel melucuti semua pakaiannya. Tubuhnya polos tanpa sehelai benang. Zack melihatnya dengan jelas karena rembulan bersinar terang. Dada Rachel masih terlalu kecil untuk disentuh. Itu tidak membangkitkan gairah Zack. Rachel masih dalam masa pertumbuhan.

Zack ikut bergabung disana. Air tidak terlalu dingin karena Rachel memeluk Zack sebagai rasa terima kasih. Itu cukup untuk menghangatkan hati mereka. Karena terbawa suasana dan Rachel yang sangat menggemaskan membuat Zack tidak tahan untuk melumat bibir mungilnya. 

"Ray, apa kau menyukainya"

"Ya, lakukan sekali lagi"

Tidak apa-apa kan. Rachel masih dibawah umur. Ini hanya sebuah ciuman kasih sayang.

"Ray, cepatlah dewasa. Aku ingin menikahmu"

"Menikah?"

"Ya, menjadi sepasang suami istri"

"Seperti ayah dan ibuku?"

"Tidak bukan seperti itu. Kita berbeda. Suatu saat nanti Rachel akan menjadi seorang ibu yang baik"

"Aku tidak ingin menikah"

Zack kecewa. Rachel masih trauma dengan keluarganya yang berantakan. Ayahnya dulu suka mabuk-mabukkan, bermain judi dan selingkuh. Setiap hari ayah dan ibunya selalu bertengkar. Rachel kehilangan kasih sayang. Sampai disuatu hari pertengkaran hebat itu terjadi. Dengan mata kepala nya sendiri Rachel melihat ayah membunuh ibunya. Entah setan apa yang merasuki Rachel kemudian mengambil pistol ayahnya yang tergelak dilantai. Dengan semua peluru yang tersisa Rachel menembakkan semuanya. Setelah itu tanpa menangis ataupun rasa takut Rachel menjahit lengan ibunya yang terputus. Menjahit bibir kedua orangtuanya agar terlihat tersenyum.

"Ray ini aku bukan ayahmu dan kau bukan ibumu, mengerti"

Rachel mengangguk setuju.

"Kita harus membuat janji lagi"

"Janji? Apa itu diperlukan"

Sebenarnya tidak perlu tapi karena ini Rachel yang masih belum dewasa jadi Zack harus berhati-hati.

"Ya ini adalah janji pada diri kita masing-masing"

"Aku tidak mengerti"

"Kau hanya perlu berjanji"

"Baiklah"

"Ray jika suatu hari nanti aku terlihat seperti ayahmu maka bunuh lah aku"

"Aku berjanji. Aku akan membunuhmu jika begitu"

"Gadis yang baik", kata Zack mengecup pucuk kepala Rachel.

Masih ada hari esok untuk mengajak Rachel menikah. Ketika sudah dewasa nanti mungkin Rachel akan berubah pikiran. Saat ini Zack hanya harus bersabar menunggu beberapa tahun lagi sampai Rachel menjadi wanita dewasa.

~~~~~~~uwu~~~~~~~~~

Banyak hal yang membuatku kecewa termasuk ending Satsuriku no Tenshi. Jadi ku buat ini untuk menghibur diriku sendiri. Aku hanya ingin Zack dan Rachel hidup bahagia selamanya.

Apa kamu menonton Banana Fish? Aku shipper Ash x Eiji dan Sing x Yut lung

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top