My Pleasure
My pleasure | Chae Hyung Won X Shin Won Ho | YAOI , NC
Warning!!
No Children Area !
**
Wine merah pekat itu dituangkan perlahan,suasana yang hening pun ikut terdengar dari bunyi dari cairan wine yang ditumpahkan kedalam cangkir kaca bertingkat beraksen mewah tersebut.Sang tuan duduk santai bersilang kaki sembari menggoyangkannya sesekali dengan tatapan mata yang tajam.
Lebih memabukkan dari wine bahkan mariyuana sekalipun.Bibirnya menarik senyum seduktif dengan lidah bersaliva yang menyapu guna membasahi bibir setengah keringnya.
Bidikan matanya terlampau merinci hingga membuat siapapun akan bergidik ngeri seolah takut untuk dimangsa.
“Temani aku..”
Pintanya sesaat kemudian membuat aktivitas yang dikerjakan sang buruan terhenti dan mengalihkan pandangannya kearah orang tersebut.
Dari nametag yang melekat disaku bajunya,nama Chae Hyung Won tertera disana.
Pria tingggi dengan garis muka yang kecil,mata bulatnya yang indah dan bibir tebalnya menarik siapapun pada garis atas sensualitas.Hyungwon menghela nafasnya nampak berat dan dia memberikan sebuah isyarat penolakan dari kedua matanya atas ajakan orang tersebut.
“Maaf Tuan Shin.. aku sedang bekerja..”
Tuturnya ramah dengan intonasi penekanan yang lemah sedangkan yang diajak bicara tersenyum tipis dengan gambaran muka yang susah untuk diterka.
Wonho,sang tuan yang telah mendapat penolakan mentah-mentah dari seseorang dengan strata pekerja paruh waktu terlebih lagi berani berkata demikian tetapi sungguh hasratnya telah sampai puncak ketika melihat pria berpostur tinggi itu.
Wonho adalah pelanggan tetap di bar kelas mewah tempat dimana Hyungwon bekerja dan dia adalah tamu bintang VIP yang sangat disegani disana.
“Bosmu telah memberi izin.. tak ada yang perlu ditakutkan”
Sergah Wonho lalu memberi perintah agar Hyungwon duduk disampingnya dengan isyarat kode keras menepuk-nepuk pelan sofa merah tua agar pria itu duduk disamping Wonho.
Hyungwon hanya diam dan menuruti karena dia pun tidak mungkin membuat seorang pelanggan marah.
Nakal dan begitu seronoh,tangan Wonho merangkul pundak Hyungwon.Apakah mereka dekat atau tidak pun membuat siapa saja akan bertaya-tanya dengan apa yang terjadi saat ini tetapi jelas jika dari raut muka Hyungwon yang tersentak karena terkejut dengan sikap Wonho yang sedikit tidak tahu aturan dan tidak sopan karena berani menyentuhnya adalah salah satu jawaban yang jelas.
“Sofa ini empuk sekali Hyungwon-ah..”
Lengah Wonho berbisik tepat ditelinga kiri Hyungwon dan indera penciumannya mencium dalam aroma harum dari tubuh Hyungwon yang membuat dia semakin menggila.
Wonho mengambil suatu kesempatan emas dan mencium sekilas tengkuk Hyungwon hingga membuat pria manis itu memosisikan tempat duduk bergeser menjauh dari Wonho.
Tidak sepatutnya kau membiarkan sang raja kelaparan.Kenikmatan yang ia inginkan maka kau harus memenuhinya agar nafsu yang telah sampai pada tanduknya sebisa harus sesegera terpenuhi.
Sang raja butuh seseorang yang dapat memberikannya amunisi nikmat dari desahan liarnya.
Tangan Wonho menggenggam erat lengan Hyungwon,saat ini Wonho tidak lagi seperti seekor kelinci jinak melainkan serigala beringas yang hendak memakan habis santapan buruannya.
Wonho menarik dagu lancip Hyungwon dan tanpa persetujuan Hyungwon,ia melumat bibir tebal itu secara kasar dan tak sabaran.
Wonho merasakan bara api membakar adrenalin dalam desiran darahnya namun dia tidak merasa begitu puas karena Hyungwon hanya diam tanpa membalas apa yang disebut dengan permainan bibir nakal nan menyakitkan.
Wonho menggigit bibir Hyungwon sedikit agar Hyungwon mau merespon dan benar saja jika rencana Wonho berhasil karena Hyungwon kini membuka mulutnya.
Hyungwon memang sering melakukan hal kotor seperti ini kepada setiap pelanggan terhormat yang ia temani namun bersama Wonho terasa ada sesuatu yang membuat dia takut entah mengapa.
Hyungwon hanya pekerja paruh waktu dengan upah minim yang mengantarkan pesanan wine dengan harga selangit setiap harinya tetapi terkadang beberapa oknum nakal juga ikut tersedot dan tertarik dengan paras indah Hyungwon yang terlampau cantik bahkan memikat untuk takaran seorang pria.
Wonho melepaskan tautan bibir itu barang sebentar dan menatap manik mata Hyungwon dalam.Sedangkan Hyungwon hanya diam memaku tanpa mengukir kalimat sedikitpun.
“Aku tertarik padamu..”
Buka Wonho lalu mengusap pipi kanan Hyungwon lembut.Sepertinya Wonho sedang mengutarakan perasaannya namun seorang bajingan seperti dia tidak mungkin bertindak manis dan romantis bak pangeran idaman untuk menarik pasangan.
Tetapi kau bisa telaah dari Suara Wonho yang terdengar tulus dan sedikit mendesak Hyungwon untuk percaya bahkan menyerahkan segala yang ia miliki untuk Wonho.
“Apapun yang kau inginkan tuan..Aku mengikutimu..”
Dorongan yang tidak terduga terluncur dari mulut Hyungwon yang semula terkatup.
Hyungwon akan memberikan sang tuan apapun dengan mata yang beradu pada retina mata Wonho yang menjangkau dirinya.Disana ada sesuatu yang memerintahkan Hyungwon untuk melakukan apa saja yang Wonho mau.
Dan tanpa membuang waktu Wonho kembali meraup bibir Hyungwon yang menurutnya begitu manis dan lembut.Kedua mata Hyungwon terpejam menerima alur sesapan yang Wonho mainkan dan mereka saling bertukar saliva,mengecap dengan tidak sabaran menimbulkan bunyi basah yang bertempo cepat.
Setelah itu kecupan Wonho beralih ke leher jenjang Hyungwon yang juga menjadi pusat perhatiannya selama ini.
Wonho sampai ingin mati tergila-gila pada setiap jengkal tubuh Hyungwon.
Indah,itulah definisi Wonho untuk seorang Hyungwon.Ia mencumbu setiap inchi tanpa melewatkannya sedikitpun hingga menimbulkan desahan dan racauan tak mendasar dari bibir Hyungwon.
Senyuman tersemat dibibir nakal Wonho,dia seorang pemain handal yang begitu mahir sampai-sampai Hyungwon mendesah tanpa malu sedikitpun pada tahap game yang baru saja dimulai.
Kedua tangan Wonho pun merayap tanpa izin masuk kesela-sela pakaian yang Hyungwon kenakan.
Nafas memburu disela-sela permainan itu dan tanpa disadari keduanya melepaskan pakaian mereka diwaktu yang bersamaan.Hyungwon menggigit bibir bawahnya,dia takluk dan benar-benar tunduk ketika melihat tubuh kekar Wonho.
Tubuh itu bagaikan oase ditengah keringnya hamparan padang pasir dan Hyungwon menelan salivanya bulat-bulat saat melihat keindahan yang terpampang jelas.
“Angguk kepalamu jika kau menginginkannya..”
Dikte Wonho yang seakan tahu apa yang sedang bermain dibenak pria manis itu.Jiwa pemalu dan segan Hyungwon musnah hilang saat keindahan duniawi terbentang didepan mata kepalanya.
Dalam sekelebat waktu,dia berubah arah menjadi sosok yang gila.Kini giliran Hyungwon yang memanjakan sang tuan dengan keahlian yang ia punya.
Hyungwon meraba dada bidang Wonho yang telah bertelanjang dada dan tersenyum bagai iblis berperangrai nakal,Wonho berbaring pasrah dengan pelupuk mata yang terfokus pada Hyungwon yang sedang berada diatas tubuhnya.
Hyungwon mengecup setiap jengkal tubuh Wonho,aroma wangi yang khas dari seorang pria dewasa benar-benar menghipnotis Hyungwon dan tentu saja ia sangat menyukai aroma maskulin pria itu.
Peluh diantara mereka bercampur jadi satu,tidak peduli dengan suara jarum jam yang berdetik.Malam yang panjang terasa singkat untuk mereka.
Posisi Hyungwon duduk tepat diatas kemaluan Wonho yang masih terbungkus dengan celana jeans ketat,namun tidak dipungkiri jika ada yang harus dimanjakan dibalik itu.
Tetapi yang Hyungwon lakukan adalah dia masih saja menggoda Wonho dengan menggesek-gesekkan kepunyaannya dengan Wonho,sedangkan yang dinaiki hanya mencecar pelan dan memejamkan mata karena tak tahan akan godaan licik itu.Hyungwon tertawa pelan ketika melihat ekspresi wajah yang Wonho gambarkan dan dengan tanpa diperintah dia kembali melumat bibir Wonho lembut.
Sang pangeran hanya menerima apa yang dilakukan sang permasyuri.Mereka lagi dan lagi,bertukar saliva satu sama lain sebagai pengganti cairan dikala mereka haus.
Yang mereka butuhkan adalah kepuasan satu sama lain.Wonho mengulum bibir Hyungwon dan ikut melumat bibir tebal itu dengan bibir miliknya.
Tangan Hyungwon secara otomatis terlingkar dengan erat dileher Wonho.Sementara Tangan Wonho bertumpu pada sofa merah maroon itu tengah diambang merasakan sebuah kenikmatan.
Mereka kembali mengecap satu sama lain dan dengan ritme yang pelan. Hyungwon melepaskan ciuman itu kemudian menatap dalam kedua mata Wonho.
“Aku pastikan kau milikku malam ini”
Vonis Wonho telak sembari tersenyum tipis.Hyungwon melirik si tua yang ingin dimanjakan dan dengan telaten dia membuka gesper tali pinggang yang tersemat dicelana Wonho dengan seringai mengerikannya.
Dengan mengulas senyuman,sungguh dia penasaran dengan ukuran yang Wonho punya mengingat pria dihadapannya saat ini mempunyai postur tubuh atletis ditambah lagi lengannya yang kekar dan berurat-urat menandakan Wonho adalah seorang pekerja keras dibalik karakter dari paras wajahnya yang terkesan bajingan.
(tapi teteup ganteng eaaa.. :”v)
“Jangan salahkan aku jika kau akan menggila dibuatnya”
Ujar Hyungwon memberi wanti-wanti,Wonho mengedipkan sebelah matanya genit.
Hyungwon menanggalkan celana dalam yang melekat pada Wonho,melemparkannya sembarang arah dan tentu saja kedua mata Hyungwon berbinar dengan apa yang ia temukan.Sungguh memang Wonho adalah seorang pria sejati dan tidak akan mengecewakan dia sedikitpun.
“Masukkan kedalam mulutmu,sayang..”
Lenguh Wonho mengelus puncak kepala Hyungwon seperti seekor hewan peliharaan dan yang diperintahkan bertindak patuh,Hyungwon merengangkan rahangnya sebentar,membuka mulutnya dan mulai memasukkan benda besar itu.
Mulut Hyungwon telah penuh dengan penis Wonho,bahkan dia sempat terdohok karena benda itu terlalu panjang untuk ukuran rongga mulutnya yang tidak dalam dan besar.
Wonho menjengah dan menadahkan kepalanya kelangit-langit,ketika rongga mulut itu meraup penisnya,dia kehabisan kata-kata dan sungguh semuanya begitu nikmat hingga kedua matanya terpejam.
Hyungwon teramat pintar,wajah lugunya memang bisa menipumu namun saat sedang bercinta.
Hyungwon akan menjadi master yang membimbingmu dalam hawa yang bergairah.
Hyungwon memaju-mundurkan kepalanya guna memberi ritme pada permainnya agar tidak terkesan monoton.Sesekali dia menyesap penis Wonho dan membasahi benda itu dengan cadangan salivanya.Sang tuan mengerang nikmat dan Hyungwon malah menjadi-jadi dengan memainkan penis Wonho dengan lidahnya.
“Hyungwon-ah.. Ahh.. Eummphh..”
Desahan Wonho menambah semangat Hyungwon,dia memaju-mundurkan kepalanya namun kali ini dengan ritme dan tempo yang lebih cepat dari sebelumnya.
Wonho cepat sekali bereksresi sampai menimbulkan gelitik penasaran dari Hyungwon.Penis itu nampak berkedut dan Hyungwon memuntahkannya ketika benda itu mengeluarkan cairan bening yang sedikit mengenai wajah Hyungwon.
“Maaf mengotori wajahmu Hyungwon-ah.. Anakku telah lama menganggur..”
Buka Wonho terang-terangan ketika melihat wajah Hyungwon yang sedikit basah akan sperma yang Wonho keluarkan.
Hyungwon menggeleng pelan dan tersenyum pertanda jika dia tidak keberatan sama sekali akan hal itu. Hyungwon menyukainya,bau khas dari sperma itu bagai fantasi nakal yang mengerubungi benaknya.
“Tidak adil jika hanya aku yang berpesta disini Hyungwon-ah.. aku pun perlu memanjakanmu,benarkan ?”
Tanya Wonho dengan mengarahkan pandangan matanya kesurga yang belum terjamah itu.
Hyungwon menunduk pelan dan dia nampak keberatan,sungguh ada hal yang tidak bisa ia jelaskan dibalik diam yang ia simpan.
Wonho meraih pergelangan tangan Hyungwon,ia tidak bisa mengerti mengapa dia berubah menjadi sosok pribadi yang penuh kehangatan ketika bersama Hyungwon.
Yang ia tahu adalah karena manik mata indah yang Hyungwon siratkan telah membuatnya bertekuk lutut dengan sempurna bagai seorang budak.
“Aku menyukaimu.. Apa kau menerima pengakuanku?”
Hyungwon mengatupkan belahan bibirnya rapat-rapat,ia berdiri tepat didepan sang tuan dan merengkuh bahu tegap Wonho dengan tangannya.
Ucapan yang keluar dari bibir Wonho menerbangkan jiwanya,ada kepastian yang dia inginkan disana.Kedua mata Hyungwon terpejam dan dia menghela nafasnya perlahan lalu kembali menatap Wonho yang diam tanpa menuntut.
“Lakukan tuan..”
Sejujurnya Hyungwon tidak pernah melakukan suatu hubungan seks hingga kebagian menuju alat vitalnya.Dia memang sering melakukan sebuah hubungan terlarang itu namun tidak sampai intim seperti saat ini.
Tetapi semua berbeda ketika Wonho yang memintanya.
Tanpa banyak menguras waktu,Wonho melepas celana Hyungwon,tinggi pria manis itu melebihi postur badannya yang lebih pendek.
Wonho tidak bisa berkata apapun karena keinginan yang ia impikan benar-benar terlaksana malam ini juga.
Dia menginginkan Hyungwon sepenuhnya meskipun selama ini tidak sedikitpun Hyungwon mengetahui isi hatinya.Wonho memeluk tubuh Hyungwon yang juga sama-sama tanpa memakai sehelai benang pun,dia menghirup aroma tubuh Hyungwon dalam-dalam dan mengusap punggung Hyungwon lembut.
Sedangkan Hyungwon tetap membisu karena sedang terbuai menikmati perlakuan dan sentuhan demi sentuhan yang Wonho alirkan untuknya.
“Berbaringlah..”
Bisik Wonho lembut tepat ditelinga kanan Hyungwon.Sofa merah itu menjadi saksi penyatuan dua insan yang saling didera dengan gelora nafsu yang membara.
Ruangan yang dihiasi lampu dengan cahaya yang tidak terlalu terang dan juga kesunyian yang diselingi suara desahan dari mereka dirasa sudah cukup sempurna.Lagipula ruangan VIP yang Wonho pesan adalah ruang kelas atas dengan fasilitas kedap suara jadi siapapun bertelinga nakal tidak akan bisa mendengar dan menguping kegiatan mereka.
Hyungwon hanya mematuhi setiap kalimat yang terpatri dari ucapan Wonho,karena dia adalah seorang hamba sahaya yang bertanggung jawab demi kesenangan sang tuan.
Hyungwon berbaring dan raut wajahnya tampak menanti.Tubuh Wonho tepat berada diatasnya bahkan keringat Wonho sempat menetes mengenai perutnya.
Wonho kembali mencumbu Hyungwon dari bibir hingga ke nipple Hyungwon yang telah mengeras dibuatnya.
“Ssh.. Eummphh.. Eumpphh..”
Suara itu terdengar merdu bagi Wonho,lebih indah dari lagu-lagu klasik yang menjadi kegemarannya.Desahan yang Hyungwon keluarkan menambah gelora antusiasme bagi Wonho.
Pria itu dengan liar menjilat nipple Hyungwon.Sesekali menyesapnya dan menggigit sedikit hingga menimbulkan racauan tak bermakna dari mulut Hyungwon.
Tidak berniat untuk protes saat bibir Wonho yang juga basah akan saliva memainkan nipple Hyungwon dengan teknik yang sangat mahir dan sukses membuat Hyungwon semakin gila karena hal itu.
Kini ciuman itu turun keperut Hyungwon,Wonho membenamkan wajahnya diperut Hyungwon yang menurutnya begitu hangat.Cukup lama dan dia tampak sangat nyaman membaringkan wajahnya diatas perut Hyungwon.
“Apa yang kau lakukan tuan?”
Hyungwon nampak bingung dengan sikap Wonho,sedangkan yang ditanya menggeleng pelan lalu menarik senyuman tipis.
“Hangat seperti ibuku.. Kau hangat seperti beliau”
Wonho bersungguh-sungguh dan hati kecil Hyungwon terasa henyak dan tersentak.Dia memeluk tubuh Wonho tanpa sungkan dan mendekapnya erat.Lalu menatap wajah Wonho dan mulai membelai rambut Wonho perlahan.
“Aku milikmu tuan..”
Mantap Hyungwon menatap bola mata Wonho lalu kembali dengan posisi sebelumnya yaitu menelungkup dihadapan Wonho.Sang tuan pun tampak telah siap pada sentuhan terakhir.
Wonho memimpin permainan dan menggagahi Hyungwon dengan posisi on top.
Pria jantan selalu melakukan itu demi kepuasan satu sama lain.
“Akan terasa sakit Hyungwon-ah..”
Peringat Wonho memandang lawan mainnya yang juga terlihat telah bersedia.Tersirat dari retina cokelat tua itu,jika Wonho benar-benar ingin menikmati setiap yang ada pada tubuh Hyungwon.
Bersama dengan Hyungwon menghabiskan waktu malam yang penuh lelah dan peluh akan tetapi begitu mengasyikkan.Perasaan Wonho seakan berterbangan ketika batang kemaluannya menggesek permukaan kulit penis Hyungwon,mereka saling menggoda dan menguji kehendak masing-masing.
“Aku akan menyerahkan hatiku kepadamu maka tutup matamu jika terasa sakit”
Ujar Wonho lalu mengarahkan penis berukuran panjang dan keras itu kelubang milik Hyungwon.Kedua mata Hyungwon terpejam begitu erat saat penis itu masuk setengah perjalanan kedalam .
Sialnya nampak sangat sulit karena sebelumnya Wonho mengira jika memasukan itu adalah hal yang mudah.Terlebih lagi lubang itu tampak sempit dan kesat yang membuatnya begitu susah untuk menerobos masuk lebih dalam.
“Hyungwon-ah.. Sempit sekali..”
Lenguh Wonho pada akhirnya namun dia tidak mungkin menyerah begitu saja.Hyungwon mencengkram sofa sangat erat dengan kedua tangannya akibat menahan rasa perih saat benda itu tertancap meski tidak sepenuhnya.
Hyungwon menggigit bibir bawahnya untuk menetralisir rasa yang tidak dapat dia ungkapkan secara lisan.
“Teruskan tuan..”
Perintah Hyungwon secara tidak sadar dan Wonho mengangguk pelan,kembali berusaha memasukkan batang penis itu dengan tenaga yang ia punya.
Pria bertubuh kekar itu mencengkram bahu Hyungwon dari belakang agar posisi yang didapat bisa lebih nyaman.
Hyungwon pun juga tak ingin mau mengalah,dia juga seorang pria dan tidak ingin berlaku cengeng untuk urusan bercinta dengan sang tuan.
“Ahh.... ahhh..”
Hyungwon memekik saat kepala penis itu masuk lagi dengan pelan dan lebih dalam.Ternyata dibalik keliaran seorang Wonho tentu dia tidak ingin menghentakkan kawan bercintanya dengan cara tidak bermoral.
Dia tidak ingin menyakiti Hyungwon jadi dengan penuh kesabaran,dia kembali menusuk lubang sempit Hyungwon dengan tempo sepelan mungkin.
Wonho menyapu keringatnya yang mengucur deras.Begitu pula Kaki jenjang Hyungwon menganga lebar agar memudahkan tugas untuk Wonho.
Wonho menarik nafasnya perlahan dan penis itu sudah ada diseparuh jalan.Wonho menghentikan barang sejenak aktifitasnya dan memandang kearah Hyungwon yang tampak lelah beradu seks dengan dirinya.
“Aku akan mendorongnya lebih kuat,tahanlah..”
Nafas Hyungwon seolah tercekat sendak dibatang tenggorokan.Dia mengadahkan wajahnya dengan perasaan yang berkelumit dan pedih yang bercampur aduk menjadi satu.
Hyungwon ingin menghentikan semuanya namun dia tidak ingin membuat kecewa sang tuan yang begitu bersemangat memainkan permainan ini dengannya.
Tidak mungkin dia memberhentikan game yang sedang seru-serunya secara sepihak sementara game yang digeluti akan segera berakhir dengan beberapa penyelesaian yang tentu bermetode rumit,namun karena telah frustasi mendorong sang pemain untuk main tekan tombol Exit begitu saja.
Dan Hyungwon tidak ingin dicap sebagai pecundang rendahan yang kalah dalam bercinta yang mengibarkan bendera putih tanda menyerah.
“Lakukan!”
Hyungwon mengeraskan volume suaranya dan benar saja jika Wonho kini menghentakkan tubuhnya kuat dengan satu kali hantaman hingga sekarang sang empunya masuk sempurna kedalam lubang sempit nan rapat milik Hyungwon.
Penis itu berhasil menerebos pertahanan wilayah sensitive Hyungwon.
Membuat Hyungwon menungging sedikit meninggi dari yang semula posisi berbaring rendah dan meremas paha Wonho kuat karena dirasa teramat perih sebagai pelampiasan.
“Eumhh sempit sekali Hyungwon-ah..”
Wonho seperti mengeluh tetapi Hyungwon seakan tidak menghiraukan dan acuh karena terlalu sibuk menahan rasa perih yang menghujam.
“Sempit karena aku belum pernah melakukannya sampai sejauh ini!”
Sungut Hyungwon bernada marah dan Wonho tertawa kecil,dia berpikir jika Hyungwon telah berani terhadap dirinya dan tidak malu-malu lagi ataupun berkata sungkan kepadanya.
“Aku akan memanjakannya..”
Bisik Wonho seolah tidak merasa lelah.Wonho menggoyangkan pinggulnya kesamping kanan dan kiri.
Penis sang tuan tampak bermain dengan leluasa didalam lubang Hyungwon dan mulai mampu beradaptasi dengan lubang yang tadinya begitu sempit untuk dijelajahi.
Memberikan pijatan didalam lubang yang sempit itu dengan mengendurkan kepala depan penisnya sedikit lalu menggoyangkan lagi dalam tempo yang masih sama.
“Uhh.. Sshh.. Tuan..”
Gerakan pinggul itu semakin cepat ketika desahan itu terdengar.Tidak ada kata selain nikmat yang dapat dijabarkan.
Hyungwon sampai menitikkan air matanya namun wajahnya cepat berpaling agar Wonho tidak melihat itu.
“Sakit.. Ahhh..”
Tetapi sekuat apapun Hyungwon menahan rasa perih yang menghunus lubang duburnya tetap saja dia menjerit kalah.Wonho memahami apa yang terjadi pada Hyungwon selaku pihak yang menancapkan rasa perih itu kepada Hyungwon.
Wonho mengambil inisiatif dan dia menggendong tubuh Hyungwon agar menindih sudut sofa yang permukaannya lebih empuk dan ‘nyaman’.
“Bisa kau goyangkan sekali lagi?!”
Itu bukan sebuah pertanyaan yang keluar dari mulut Hyungwon melainkan sebuah permohonan dengan nada menyuruh maka dengan senang hati,Wonho kembali menggoyangkan dengan lihai hingga membuat Hyungwon sedikit menaikkan posisi pantatnya keatas karena rasa nikmat itu kembali mendera.
Detakan jantung mereka memburu dan terdengar seiring dengan penyatuan yang terjadi.
Tanpa segan Hyungwon menjambak rambut Wonho karena terkadang ada rasa sakit yang menghantam terasa saat penis Wonho kembali bertingkah nakal,bahkan tiada kata istirahat saat Wonho kembali menaik-turunkan batang penisnya kedalam lubang surgawi itu.
“Hangat.. Aku menyukainya..”
Puji Wonho dengan berbisik ketelinga Hyungwon sedangkan yang dipuji menarik ulasan senyum dan pipinya bersemu merah sekarang.
Cukup lama benda itu nyaman tertancap namun entah mengapa kepuasaan seperti belum rasa didapat.
Hyungwon menatap sejenak wajah Wonho yang sangat dekat dengan jarak wajahnya.
“Giliran aku yang akan meliukkannya..”
Wonho menurut dan pada timing ini,Hyungwon lah yang bertugas memberikan irama dan ritme menggantikan tugas sang tuan.
Hyungwon semakin mempercepat tempo permainan dan terkadang melumat bibir indah Wonho disela-sela aksi menari-narinya.
Wonho mengadahkan kepala tanpa diperintah sementara Hyungwon tak henti-hentinya menggoyangkan benda sang master yang terbenam dan tertancap pada area sensitivenya hingga kembali desahan demi desahan terdengar semakin kencang.
“Ahh.. Aku mau keluar.!”
Pekik Wonho setengah berteriak karena dirasa jika penisnya kini tengah berkedut dan menegang lebih hebat.
Perkiraan yang tidak meleset dari seorang Wonho karena sperma itu telah keluar sebelum sempat mengeluarkannya dari dalam lubang dubur Hyungwon.
Hyungwon memejamkan matanya dengan posisi menungging lantas dia meredakan suara lemah dan menghembuskan nafasnya perlahan.
“Aku menyukainya..”
Hyungwon tersenyum puas terlebih saat cairan sperma Wonho membasahi hangat dilubang Hyungwon yang terperangkap akan dingin.
Tidak ada duanya dan tidak ada yang mampu menandingi sensasi yang ia rasakan saat sperma itu meluruhi bagian terdalam pada tubuhnya.
“Aku akan mengeluarkannya Hyungwon-ah..”
Sejak saat kapan tetapi kalimat Wonho sangat terdengar sopan dan menentramkan bagi Hyungwon.
Ia lagi dan lagi mengangguk dan Wonho menyentuh bokong Hyungwon karena mengeluarkan penis dari dalam lubang tersebut butuh sentuhan perlahan,penuh kelembutan dan jangan terlampau kasar karena akan meninggalkan kesan buruk bagi si lawan bercinta.
Dan dengan satu hentakan pelan tanpa niat menyakiti,penis berurukan 20 sentimeter itu keluar dengan sempurna.
Bokong Hyungwon sedikit bergetar saat benda tersebut beranjak keluar dari lubang duburnya.
Mereka tidak mengenakan sehelai benang pun dan Hyungwon jatuh ambruk diatas sofa merah maroon itu dengan energi yang terkuras habis.Begitupula dengan Wonho yang juga penat terlihat dari air mukanya.
Namun tidak bisa dienyahkan jika rasa hebat nan menggairahkan telah meninggalkan kesan mendalam bagi mereka.
Wonho berpindah posisi dan dia duduk berjongkok untuk melihat wajah Hyungwon yang menurutnya sangatlah indah bagi ukuran seorang pria.
“Mengapa menatapku seperti itu?”
Tanya Hyungwon saat membalas tatapan mata Wonho.Sedangkan yang diberikan pertanyaan hanya bisa mengulas senyuman hangat dan sungguh tidak ada garisan tampang bejad ataupun brengsek dari wajah Wonho,begitulah tanggapan dari Hyungwon karena sebelum-belumnya dia selalu menilai jika Wonho hanyalah seorang pria tanpa hati yang tidak memiliki kasih ataupun empati.
Wonho menutupi tubuh Hyungwon yang belum mengenakan apapun dengan jas hitam miliknya namun dia sendiripun juga sama yaitu belum memakai apapun untuk menutupi tubuhnya.
Melainkan tidak ada lagi kiasan malu karena sejujurnya saat Wonho memasukkan penis itu kedalam lubang rapat milik Hyungwon,dia telah berikrar akan membahagiakan Hyungwon dan tidak menyia-nyiakannya.
Wonho mengusap lembut rambut Hyungwon yang sedikit menutupi kedua mata elok milik pria berwajah manis itu.
Selang beberapa menit mereka saling hening namun menikmati setiap detik yang mereka lalui berdua.
Kembali mengumpulkan energi yang telah habis terkuras dan saling memandang tanpa bersuara satu katapun.
Wonho menundukkan kepalanya lalu membuka percakapan yang sudah sejak lama ingin dia katakan.
“Mmmh.. Kau ingat tidak dengan seseorang yang mengetuk pintu rumahmu lalu memberimu setangkai bunga dan sekotak susu pada pagi hari?”
Wonho bertanya tiba-tiba dan Hyungwon seakan tampak bimbang mencoba mengingat jawaban dari pertanyaan Wonho dan secara cepat dia mengangguk saat dirasa ia menemukan jawabannya.
“Pria itu adalah aku.. Orang asing yang mengetuk rumahmu dengan memakai masker hitam dan topi pada pagi hari.. Dan Aku telah lama menyukaimu..”
Aku Wonho yang membuat Hyungwon kaget dibuatnya.
Semula dari posisi bebaring miring,Hyungwon duduk dan menatap intens wajah Wonho dengan ekspresi bertanya-tanya tetapi pria itu menggaruk tengkuknya menyembunyikan rahasia yang selama ini tersimpan.
“Jadi itu tuan.. “
Buyar Hyungwon memecah lamunannya.
Hyungwon memang tidak habis pikir karena setiap pagi saat Hyungwon membuka matanya dari tidur yang panjang,selalu saja lima belas menit setelah itu bunyi bel rumahnya berdering tepat pada pukul enam pagi.
Ketika Hyungwon membuka pintu rumahnya,yang selalu ia dapati ialah satu tangkai bunga lili merah muda dan sekotak susu murni yang tergeletak rapi di teras rumahnya,ia juga sempat melihat seseorang yang berlalu pergi dengan pakaian serba hitam dengan hoodie berwarna serupa yang menutupi kepala orang tidak dikenal tersebut sampai menimbulkan gelitik penasaran dibenak Hyungwon.
“Benar itu aku dan berhenti memanggilku tuan karena itu terkesan sangat mempertua usiaku.. Aku hanya seorang bisnisman biasa Hyungwon-ah.. Dan mulai sekarang kau adalah milikku jadi tidak ada alasan untukmu menolak keinginanku,kau tahu kan jika aku pribadi yang tidak suka dibantah?”
Hyungwon tergelak dan tertawa saat penuturan yang sebegitu panjangnya terdengar dari mulut Wonho.
Cerewet namun menggemaskan disaat yang sama.Dan Wonho meraih pergelangan tangan Hyungwon meminta tanda anggukan dari Hyungwon.
Isyarat mata yang dapat Hyungwon tangkap dibalik makna retina hitam itu,seperti memohon agar Hyungwon sudi menerima Wonho.
“My pleasure to have you..”
Ucap Hyungwon mengangguk dan sungguh hati Wonho begitu bahagia berjuta-juta kali lipat setelah mendengar kalimat yang tertutur dari bibir Hyungwon.
Wonho memeluk tubuh Hyungwon erat pertanda jika ia begitu bahagia sekarang.
Bahkan pakaian yang berserakan dan sebotol wine yang belum tuntas dihabiskan tidak lagi mereka hiraukan.
Mereka terlalu sibuk dengan cinta yang baru saja mereka mulai sampai-sampai tidak memperdulikan jika pakaian sangat diperlukan mengingat salah satu diantara mereka atau keduanya mungkin saja akan terserang sebuah penyakit yang biasa kebanyakan orang sebut dengan masuk angin.
XD
END
Cuap cuap : Ff full length oneshoot pertama gue dengan NC yang juga full 😂
Kok setelah direview ulang terasa kurang hot ya .. :'
Eumm dari pada gue bingung sendiri,mending buat yang merasa ini ff abal2 atau kurang liar mending komen buat kasih masukan 😂
Tinggal jejak dan click Vote ya ~~
Itung2 amal lah karena membaca ff mesum gue 😂✌
Bye bye ~~
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top