Daily Life 1

"Twinkle, twinkle little star..."

Aku bersenandung lagu anak-anak seraya mengerjakan tugas bahasa inggris dari ayah. Tugas dari ayah untukku hari ini yaitu, menuliskan lirik lagu yang sedang kudengarkan. Ayah bilang saat ini cukup dengan lagu anak-anak, tapi secara bertahap ia akan memberikan lagu-lagu berbahasa inggris yang memiliki lebih banyak kosakata dan lirik yang panjang. Dia bilang ini bagus untuk meningkatkan kemampuan listening and writing dalam pelajaran bahasa inggrisku.

"How I wonder what you are..."

Saat ini dirumah hanya ada aku sendiri, karena yang lain sedang ada pekerjaan diluar; begitu juga dengan ayah. Sedangkan Emma tadi ikut belanja bersama Fukumoto-san. Saat tak ada seorang pun di tempat ini, aku menyadari jika suasanya menjadi sedikit menyeramkan.

"Up above the world so high..."

Tap tap tap

Aku menoleh kearah pintu saat mendengar ada suara langkah kaki. Tapi, saat aku menoleh suara langkah kaki itu tak terdengar. Aku mencoba untuk tak mempedulikan hal itu, dan kembali memfokuskan diri pada tugas bahasa inggris dari ayah.

"Like a diamond in the sky..."

Tap tap tap

Sekali lagi terdengar suara langkah kaki dari arah lorong. Dan sekali lagi aku mencoba mengabaikan suara tersebut.

"Twinkle, twinkle little star..."

Suara langkah kaki tersebut berhenti tepat didepan pintu kamarku.

"How I wonder what you are..."

Cklek

Sesaat setelah aku menyelesaikan lagu, terdengar suara pintu kamar dibuka. Aku menoleh secara perlahan kebelakang untuk melihat sosok yang muncul dari balik pintu. Dan detik itu juga jeritanku terdengar menggeleggar disepinya tempat ini,

"Kyaaaaaaa!!!"

.

Joker Game © Koji Yanagi

My New Family Series: Daily Life © Yuzu Nishikawa

[Reader!Daugther x Amari!Father][ D-Agency, Letkol Yuuki, Emma, Sakuma]

Series [Hatano x Reader] slight [FukuReader]

'Ini FF lanjutan dari Fanfic DraOne: MeiJun Fusion 'My New Family' by Misamime & Yuzu Nishikawa'

Entah kenapa Yuzu pengen banget lanjutin FF itu. Untuk yang mau baca bagaimana awalnya Reader bertemu dengan anak D-Agency silakan liat FF 'My New Family' by Misamime & Yuzu Nishikawa di akun @CollabofMiracle

Don't Like, Don't Read!

Enjoy it!

.

"[Name]."

"....."

Terdengar helaan napas dari pria setinggi 178 cm, saat gadis yang dipanggilnya tak merespon sedikit pun.

"[Name]."

"....."

Sekali lagi gadis dengan tinggi 155 cm itu tak merespon panggilan dari pria tertinggi diantara para anggota D-Agency.

"[Name], ayolah jangan seperti itu. Aku minta maaf, oke."

"....."

Kali ini pria terpendek dalam D-Agency itu mencoba memanggil gadis yang masih betah dalam posisinya.

"[Name]!" pria setinggi 162 cm itu berteriak kesal karena tak mendapat respon dari gadis yang dipanggilnya.

"Hatano..." panggil Fukumoto seolah memperingati teman satu agencynya itu untuk lebih bersabar.

Hatano menarik napas dalam lalu menghembuskannya secara perlahan; mencoba meredam sedikit kekesalannya. Ia berjalan mendekati Fukumoto dan gadis bernama [Name] itu.

Hatano membungkukkan sedikit tubuhnya untuk mensejajarkan tinggi badannya dengan tinggi [Name]. Tangannya terulur lalu menepuk-nepuk dengan lembut kepala [Name].

"[Name], aku sungguh minta maaf. Aku tak bermaksud untuk menakutimu, sungguh."

Fukumoto melirikan matanya kearah Hatano yang tengah tersenyum paksa untuk meminta maaf pada [Name].

Semua berawal saat Fukumoto yang baru saja pulang berbelanja dan mendengar jeritan [Name], tanpa membuang banyak waktu ia segera berlari menuju lantai 2 tempat dimana jeritan [Name] terdengar, dan baru saja ia menjejakkan kakinya dilantai dua, tubuhnya terdorong kebelakang akibat pelukan dari [Name]. Sedangkan dari arah [Name] berlari, sosok Hatano muncul dengan sebuah patung anatomi tubuh manusia yang berada dalam pelukannya. Fukumoto yang tak mengerti apa yang terjadi pun hanya dapat menatap Hatano dan meminta penjelasan darinya.

Hatano menjelaskan jika ia membawa patung anatomi tubuh manusia untuk mengajari [Name] dalam pelajaran ilmu pengetahuan alam. [Name] pun menambahkan ceritanya saat Hatano datang, sosok yang muncul dari balik pintu adalah patung anatomi tersebut hingga [Name] terkejut dan ketakutan akan sosok patung tersebut.

Jadi kesimpulan Fukumoto adalah Hatano yang tak sengaja mengejutkan [Name] dengan muncul dari balik pintu dengan sosok patung anatomi tubuh manusia terlebih dahulu, hingga [Name] terkejut dan ketakutan.

Imbasnya, [Name] yang masih ketakutan terus memeluk lengan Fukumoto. Bahkan ketika Fukumoto berjalan menuju ruang makan, [Name] tak melepas pelukannya dan terus menyembunyikan wajahnya dibalik lengan panjang Fukumoto. Beruntunglah saat pulang dari belanja bahan makanan bersama Emma, ia bertemu dengan Letkol Yuuki dan pria itu mengajak Emma jalan-jalan sore agar tak menganggu Fukumoto yang ingin menyiapkan makan malam. Tapi siapa sangka jika gangguan tersebut akan ia dapatkan dari kakak Emma alias [Name].

"[Name], Hatano benar-benar tak sengaja dan tak bermaksud untuk menakutimu dengan patung tersebut." Ujar Fukumoto mencoba membantu Hatano untuk meminta maaf.

"...."

Tetap tak ada respon dari [Name].

Hatano dan Fukumoto menghela napas dalam. Mereka menyerah untuk membujuk [Name]. Sepertinya hanya Amari lah yang bisa membujuk [Name]. Tapi jika mereka menunggu Amari pulang, bagaimana Fukumoto menyiapkan makan malam? Fukumoto tak mungkin memasak hanya dengan satu tangan, bukan? Sedangkan Amari dan yang lainnya akan pulang saat jam makan malam.

Hatano menoleh keseliling ruangan, mencoba mencari petunjuk untuk membujuk gadis yang telah menjadi anak salah satu temannya itu. Matanya tertuju pada kalender yang berada disebelah lemari obat. Hatano tersenyum kecil, mencoba siapa tau petunjuk yang ia temukan akan berguna.

"[Name], sebagai permintaan maafku. Aku akan mengajakmu ke festival Tanabata." Ucap Hatano.

Hening sebentar, hingga akhirnya [Name] menolehkan kepalanya kearah Hatano.

'Yes, berhasil.' Batinnya menjerit senang seraya mengepalkan sebelah tangannya.

"Bagaimana? Kau mau ke festival Tanabata? Kalau mau ayo kita berangkat ke kuil sekarang."

"Tapi aku tak punya yukata." Ucap [Name] akhirnya membuka suara.

Hatano tersenyum lalu sekali lagi menepuk kepala [Name] seraya berkata, "tenang saja. Aku pun tak punya yukata. Kita bisa menyewanya ditoko, bagaimana?"

[Name] mengangguk lalu melepas pelukannya dari lengan Fukumoto. Hatano tersenyum puas lalu menggandeng tangan [Name] dan berpamitan pada Fukumoto, "kami pergi dulu Fukumoto. Kami usahakan pulang saat jam makan malam."

"Baiklah. Hati-hati dijalan." Sahut Fukumoto.

Setelah sosok keduanya hilang dibalik pintu, Fukumoto menghela napas lega dan mulai menyiapkan makan malam untuk semua anggota D-Agency.

.

"Saya sewa dua yukata untuk ke festival Tanabata."

Bibi pemilik toko tersenyum menanggapi permintaan Hatano-san, dan mulai mencarikan dua buah yukata untuk kami. Tak butuh waktu lama ia menunjukan sepasang yukata berwarna biru muda pada kami.

"Bagaimana dengan sepasang yukata ini? Saya rasa kalian cocok memakainya."

"Bagaimana [Name] kau mau?" Tanya Hatano-san padaku.

Aku hanya mengangguk antusias saat melihat yukata yang ditunjukan oleh bibi pemilik toko. Ini pertama kalinya dalam hidupku, aku memakai yukata dan juga datang mengunjugi festival tanabata.

"Kami sewa yang ini." Ucap Hatano-san seraya mengambil alih yukata dari tangan bibi pemilik toko.

"Kalau begitu silakan keruang ganti disebelah sini." Pinta bibi penjaga toko seraya menunjukan pintu ruang ganti.

Aku berdiri terpaku ditempatku. Bagaimana caranya pakai yukata, aku tak pernah sekalipun pakai yukata. Menyadari diriku yang masih terpaku, Hatano-san pun bertanya, "ada apa [Name]?"

"Uhm, itu..." apa aku berkata jujur saja, tapi apakah aku akan mempermalukan Hatano-san karena aku tak bisa memakainya.

"Kau tidak bisa memakai yukata?" tebak Hatano-san.

Aku meringis seraya mengangguk kecil merespon ucapannya.

Hatano-san hanya tersenyum kecil lalu meminta tolong pada bibi pemilik toko untuk membantuku memakai yukata. "Tolong bantu gadis ini memakai yukatanya."

Bibi pemilik toko hanya tersenyum sebagai responnya, lalu mulai mendorongku menuju ruang ganti pakaian dan Hatano-san masuk kedalam ruang ganti disebelahku.

.

Hanya butuh waktu 10 menit untuk Hatano memakai yukatanya. Tapi sosok [Name] belum juga muncul dari bilik ruang ganti disebelahnya. 5 menit kemudian, sosok [Name] dalam balutan yukata muncul dari balik bilik ruang ganti. Tak hanya membantu memakaikan yukata, sepertinya bibi pemilik toko itu juga membantu menyanggul dan menghias rambut [Name].

"Bagaimana? Apakah bagus? Bibi penjaga toko juga menyanggul rambutku." Tanya [Name] meminta pendapat Hatano.

Hatano mengusap dagunya, lalu tak lama ia tersenyum dan mengacungkan jempolnya. "Kau terlihat cocok dengan yukata itu, [Name]. Hiasan rambutmu juga cocok."

[Name] balas tersenyum puas pada Hatano, lalu jalan secara perlahan karena masih tak terbiasa memakai geta.

"Kita simpan pakaian dulu diloker baru ke kuil." Ucap Hatano dan ditanggapi dengan anggukan oleh [Name]

Keduanya jalan beriringan menuju loker penyimpanan pakaian mereka, karena saat pulang nanti mereka harus mengembalikan yukata yang mereka sewa.

Setelah menyimpan pakaian mereka di loker. Hatano dan [Name] pun pergi menuju festival tanabata dikuil yang tak jauh dari toko tempat mereka menyewa yukata.

.

Aku menatap kagum festival tanabata dihadapanku. Ini pertama kalinya aku datang kesebuah festival. Saat dulu dipanti asuhan, aku tak pernah bisa dan tak pernah boleh mendatangi sebuah festival.

Pandanganku teralihkan pada suasana ramai festival hingga tak menyadari jika aku tertinggal beberapa langkah dari Hatano-san. Dan saat menyadarinya aku mencoba mengejar sosok Hatano-san yang berjalan dengan tangan dilipat kebelakang kepalanya. Aku sendiri sedikit kesusahan mengejar Hatano-san dengan memakai yukata dan geta; karena ini pertama kalinya untukku.

Aku mencoba mengejar sosok Hatano-san yang mulai tertutup oleh sekerumunan pengunjung kuil, hingga akhirnya sosok Hatano-san tak terlihat dari pandangan mataku.

"Hatano-san..." aku berteriak memanggilnya dengan panik.

Bagaimana ini? Kalau aku terpisah dengannya bagaimana aku pulang kerumah? Aku juga tak tau jalan pulang kerumah.

"Hatano-san..."

Tak mempedulikan tatapan-tatapan aneh dari para pengunjung. Aku mencoba berteriak memanggil namanya, dan mengedarkan pandanganku kesekeliling mencoba mencari sosok Hatano-san.

"Hatano—"

Ditengah kepanikanku saat mencari Hatano-san, tiba-tiba ada seseorang yang menggenggam lenganku dari belakang. Aku menoleh dan seseorang yang menggenggam lenganku ternyata adalah Hatano-san.

"Hatano-san."

"Ya ampun. Berhentilah berteriak seperti itu, kau mempermalukanku." Ujar Hatano-san, menghela napas seraya melepas genggamannya ditanganku.

"Maafkan aku." Ucapku meminta maaf.

"Lagipula kenapa kau jalan begitu lama [Name], sampai aku tak sadar kalau kau tertinggal jauh. Untung saja aku menoleh kebelakang, hingga sadar kalau kau terpisah dariku."

"Maaf. Aku tak terbiasa memakai yukata terlebih geta ini lebih membuatku susah untuk berjalan cepat."

Sekali lagi Hatano-san menghela napas. Ukh, aku jadi merasa tak enak padanya.

"Tidak, seharusnya aku yang meminta maaf," ucap Hatano-san lalu mengulurkan tangannya sambil berkata, "kalau gitu mau pegangan tangan agar tak terpisah?"

Aku mengedipkan mataku beberapa kali sebelum tersenyum dan mengangguk lalu menyambut uluran tangan Hatano-san.

Hatano-san berjalan didepanku seraya mengenggam tanganku. Ia memperlambat langkah kakinya untuk menyesuaikannya denganku.

"Kita beli tanzatsu lalu menggantungnya di sasa, baru kembali ke toko dan pulang kerumah sebelum jam makan malam."

Aku hanya menggumam 'hm' sebagai jawabannya. Ditengah desakan para pengunjung festival tanabata, mataku tertuju pada sebuah stand penjual jimat yang berada tak jauh dari kami. Aku berhenti melangkah, hingga Hatano-san menoleh dengan pandangan bertanya.

"Hatano-san, boleh mampir kesana terlebih dahulu?" pintaku padanya, dan ditanggapi dengan anggukan.

Kami berjalan menuju stand tersebut dan paman penjaga stand menyambut kami dengan ramah lalu kami melihat-lihat berbagai macam jenis jimat yang menarik minatku.

"Kau mau membelinya?" Tanya Hatano-san.

Aku mengangguk lalu mengambil satu buah jimat keselamatan.

"Kalau begitu aku beli-"

"Tidak usah. Aku mau membelinya sendiri." Tolakku memotong ucapan Hatano-san lalu pandanganku beralih pada paman penjual jimat, "paman aku mau 12 jimat keselamatan."

"[Name]! Untuk apa kau membeli jimat sebanyak itu?" Tanya Hatano-san dengan sedikit membentak.

"Aku membelinya untuk semua yang ada dirumah." Jawabku diselingi senyum kecil lalu mulai mengabsen nama-nama mereka semua, "pertama untukku, ayah dan Emma, lalu untuk Yuuki-san, Fukumoto-san, Jitsui-san, Kaminaga-san, Tazaki-san, Miyoshi-san, Odagiri-san, Sakuma-san dan tentunya untuk Hatano-san juga."

Aku menerima bungkusan berisi 12 jimat keberuntungan dan menyerahkan uang untuk membayar jimat tersebut pada paman penjaga stand seraya berkata, "karena pekerjaan kalian cukup berbahaya. Aku ingin kalian menyimpan jimat ini untuk keselamatan kalian. Apalagi kata ayah diantara kalian semua, Hatano-san yang paling hebat dalam material arts jadi sering berhadapan secara langsung dengan orang jahat dan kuharap kau tidak banyak terluka saat menghajar orang jahat itu."

Saat kulihat Hatano-san hanya berdiri tertegun dan menatapku dalam diam. Aku jadi merasa tak enak hati padanya. Kesannya aku meremehkan kehebatan Hatano-san dalam material arts.

"Ah, itu—bukan berarti aku meremehkan kemampuan Hatano-san."

Hatano-san mengambil satu buah jimat dan membayarnya, lalu menyerahkan padaku, "Kalau begitu ini untukmu, dariku." Ucap Hatano-san.

Aku menerima jimat tersebut dan melihatnya. Rupanya jimat yang Hatano-san berikan padaku adalah sebuah jimat keberhasilan. Aku menatapnya dengan pandangan seolah bertanya 'apa maksudnya?'

Hatano-san yang mengerti akan tatapanku pun menjelaskannya, "setelah musim panas kau akan masuk sekolah kan? Kuharap kau berhasil beradaptasi disekolah barumu dan kau berhasil mendapatkan teman baru."

Aku tersenyum sumringah saat mendengar penjelasan Hatano-san. Sebagai balasannya, aku memberikan satu jimat keselamatan padanya dan ia menerimanya dengan senang hati; padahal aku ingin ayah jadi orang pertama yang kuberi. Setelah itu ia kembali menggenggam tanganku dan menuntunku berjalan menuju stand penjual tanzatsu.

Setelah mendapatkan tanzatsu kami mulai menuliskan permohonan kami masing-masing. Setelah itu kami berjalan menuju sasa untuk menggantung permohonan kami.

Saat hendak menggantungnya aku sedikit kesulitan karena aku ingin permohonanku digantung pada batang bambu yang tinggi. Kudengar semakin tinggi kau menggantung tanzatsumu, maka semakin tinggi pula permohonanmu akan dikabulkan. Saat aku berpikir andai Fukumoto-san saat ini ada disini, tiba-tiba tanzatsu milikku diambil oleh Hatano-san.

"Aku memang tak bisa menggantungnya ditempat yang paling tinggi karena tak setinggi Fukumoto, tapi setinggi ini sudah cukup untukmu kan?"

Aku mengangguk senang, lalu Hatano-san mulai mengikat tanzatsuku disebelah miliknya. Setelah mengucapkan doa sekali. Hatano-san kembali mengulurkan tangannya.

"Kita pulang sekarang. Sebentar lagi makan malam."

Aku menyambut uluran tangannya, dan berjalan disampingnya sambil menggenggam tangan besar Hatano-san. Kami berbincang-bincang mengenai makan malam apa yang dibuat oleh Fukumoto-san.

.

Angin berhembus dimalam musim panas saat festival tanabata. Menerbangkan tanzatsu-tanzatsu yang terikat kuat pada batang bambu; sasa.

'Semoga kebahagiaan selalu menyertai keluarga kecilku dan para anggota D-Agency.'

[Name]

'Semoga ia selalu merasakan kebahagiaan saat bersama kami.'

Hatano

End

A/N:

Sasa: batang pohon bamboo untuk mengikat Tanzatsu.

Tanzatsu: kertas yang dipotong kecil memanjang, kertas ini dahulu dipakai pada waktu menulis Tanka atau Haiku

.

Endingnya maksa wkwkwk sengaja ihh :"

Ini niat awalnya Cuma mau dibikin fluff antara reader dan Hatano, tapi kok kayanya jadi romantic banget ya -_- //Efek ngeship mereka

Moga ff ini bisa memenuhi asupan kalian #AllHailJGSquad

Walau ini berseries tapi ini berbentuk oneshoot yang bersambung ya :v jadi maaf kalo updatenya lama wwww dan awalnya Yuzu pengen publish pas kemarin tanggal 7 Juli karena bertepatan dengan hari tanabata, tapi apa boleh buat Yuzu masih diluar kota dan modem laptop Yuzu ga ada jaringan

See ya

Yuzu Nishikawa

.

8 Juli 2016

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top