Door 1. Caterpillar Story

Aku berjalan ke pintu yang memiliki tulisan "1".

Aneh, entah kenapa pintu ini sangat aneh....

Ini....

"Alice, jika kau betul-betul ingin mengetahui kebenarannya, kau harus memulai dari pertama."
Kata Kelinci itu yang ternyata sudah berdiri di belakang ku. Dia hanya berdiri di situ, diam dan tenang.
Aku berbalik melihat Kelinci itu. Dia tersenyum menatapku.
"Maaf, aku lupa memperkenalkan diriku. Namaku adalah Ilyria. Kau tahu apa yang aku katakan,bukan?"
Aku mengangguk sambil menatapnya. Dia kembali menatapku. Dia tahu aku merasa sangat bingung dengan apa yang terjadi di sini.
"Aku yakin kau bingung dengan pintu-pintu yang ada di ruangan ini,Alice?"
"Namaku bukan....!"
"Disini kau Alice. Alice ketiga."
"Tapi apa maksudmu memanggilku dengan nama itu? Dan lagi, Alice itu merupakan....!"
"Kau akan tahu, Alice. Tapi sekarang ini bukanlah saatnya bagimu untuk mengetahui kebenarannya sampai kau menyelesaikan semuanya." Kata Ilyria, langsung saja memotong perkataanku.
"Berhati-hatilah , Alice. Kegelapan itu sangatlah kuat."
Dan aku pun berbalik melihat ke arah pintu di depanku yang telah terbuka.

Alice, Welcome to Broken Wonderland.

***
Lacie memasuki ruangan itu. Dan betapa terkejutnya dia ketika mengetahui dia sekarang berada di sebuah hutan yang penuh dengan berbagai macam jamur dengan berbagai ukuran.
Lacie tidak tahu dimana dia berada sekarang. Tapi yang penting, dia telah memasuki pintu nomor 1 itu.
Tiba-tiba.....

"Lama tidak bertemu, Alice." Terdengar sebuah suara, dan Lacie pun berbalik melihat ke arah asal suara. Dari arah sebuah jamur besar yang terdapat di tengah-tengah ruangan itu, seorang perempuan berumur 18 tahun berambut berwarna biru muda duduk di sana sambil tersenyum ke arah Lacie.
'Siapa?' Tanya Lacie dalam hati. Dia tidak mengenal siapa gadis itu. Dan lagi, lagi-lagi dia dipanggil Alice.
"Alice, senang bisa bertemu denganmu lagi."
"Namaku bukan Alice, tapi Lacie." Ucap Lacie sedikit kesal. Dia tidak tahu siapa perempuan itu.
"Tidak, kau adalah Alice. Astaga, jadi ternyata yang dikatakan oleh Chesire Cat itu memang betul. Bahwa kau kehilangan ingatan." Ucap gadis itu sambil mengayun-ayunkan kakinya. Dia pun lalu akhirnya melompat turun dari jamur besar itu.
Beberapa detik kemudian , dia sudah berdiri di hadapan Lacie.
Sambil tersenyum, dia mengulurkan tangan kanannya ke arah Lacie.
"Kalau begitu, perkenalkan, namaku Caterpillar. Kau bisa memanggilku Cate. Tapi itu nama yang tidak manis untuk seorang perempuan ya, Alice. " Ucapnya dengan riang, dan Lacie pun, meskipun ragu, menyambut uluran tangannya.
"Senang bertemu denganmu, Alice."
Dan saat itu juga, Lacie menyadari kegelapan yang berdiri di belakang Cate.
Dan sebuah suara terdengar di kepala Lacie,

Aku-lah yang tidak tahu apa-apa setelah itu
Dunia akan berubah.
Satu-satunya yang kulihat adalah kegelapan yang memenuhi tempatku berdiri.

Sakit di kepala Lacie membuat gadis itu pusing. Dia lalu melihat Cate yang masih berdiri di depannya, masih dengan senyumnya, seperti sebelumnya.
Di saat itu juga, dia menyadarinya, bahwa ini sangat ganjil.
Suara itu mirip dengan suara Cate. Hanya saja suaranya terdengar suram dan menyedihkan. Seperti sesuatu telah terjadi padanya. Namun Cate ada di hadapannya sekarang. Sedang tersenyum padanya.
Lacie berpikir bahwa apa yang dikatakan Ilyria itu betul? Namun Lacie tidak yakin. Kakaknya Alice-lah yang pernah bertemu dengan Cate. Dan kakak keduanya, Mary-lah yang dianggap Alice yang kehilangan ingatan.
Lacie tidak pernah berpikir bahwa Mary akan melakukan sesuatu yang begitu jahat. Membunuh kakaknya, Alice. Namun apakah itu betul? Dalam buku itu, kata membunuh ditulis dengan huruf miring. Itu artinya ada sesuatu yang lebih mendalam dalam kata itu daripada kata membunuh biasa.
"Hei, Alice?" Panggilan Cate membuat lamunan Lacie buyar dan membuat gadis itu tersentak. Dia melihat Cate yang berdiri di depannya, masih tersenyum. Gadis itu tidak punya ekspresi lain selain tersenyum ya?
"Kau datang ke sini sendirian ya? Tidak ditemani oleh Mad Hatter? Apa sih yang dilakukan laki-laki bodoh itu." Ucap Cate, masih tersenyum. Dia lalu menatap Lacie yang juga menatapnya.
"Kalau begitu, ayo kita berjalan-jalan saja. Lagipula, kita sudah lama tidak bertemu, kan, Alice."
Ucap Cate lalu menarik Lacie pergi dari tempat itu.Lacie sendiri terpaksa ikut karena ditarik oleh Cate yang entah ingin pergi ke mana.
Namun Lacie tidak menyadari ada sebuah kegelapan yang melihatnya dari belakangnya, tersembunyi di antara jamur-jamur tinggi yang ada di tempat itu. Menatap Lacie dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.
"Alice mau jalan-jalan kemana? Aku akan membiarkan Alice sendiri yang memilih."Ucap Cate tanpa berbalik melihat Alice. Lacie yang mendengarnya pun hanya diam. Dia tidak tahu mengenai tempat ini. Pandangannya hanya tetap melihat ke arah pohon-pohon berbentuk aneh yang ada di hutan itu. Dia melihat ke depan, namun yang dia lihat hanya pohon-pohon saja yang ada di situ. Dia berpikir apakah tempat ini jauh dari tempat yang dimaksud dengan kota Wonderland?
"Atau Alice ingin berjalan-jalan di kota Wonderland?"Tanya Cate tiba-tiba, tidak menunggu jawaban dari Lacie. Cate tiba-tiba berhenti dan berbalik melihat Lacie, menunggu jawaban dari Lacie.
Mungkin Lacie harus menuruti saja kata-kata Cate. Lagipula Lacie tidak mengenal tempat ini. Jadi lebih baik dia mengikuti apa yang dikatakan oleh Cate. Lacie pun mengangguk, membuat Cate kembali tersenyum lebar dan kembali berlari sambil menarik Lacie.

**
Mereka pun sampai di sebuah gerbang kota. Lacie bisa mendengar suara keramaian dari dalam kota yang besar itu. Dia tidak menyangka Kota Wonderland memang ada. Dia awalnya tidak terlalu mempercayainya.
Lacie pun melihat ke arah langit. Sebuah matahari biasa bersinar di atas sana. Memperlihatkan cahayanya yang bersinar terang dan cantik di atas sana. Namun Lacie merasa aneh dengan tempat ini.
Seperti ada sesuatu yang aneh disini. Cate yang tidak mengatakan apa-apa, hanya tersenyum dan menarik Lacie ke dalam kota yang ramai orang itu. Namun Lacie melihat ada keanehan pada orang -orang itu. Ada sesuatu yang ganjil.
Semuanya tersenyum. Tidak ada yang menyadari keanehan yang terjadi pada Wonderland. Mendengar cerita dari Ilyria padanya, Wonderland sudah hancur. Namun kenapa kota itu masih ada?
Kenapa dia ada di Wonderland sekarang?
Tiba-tiba muncul sebuah suara di benak Lacie, membuat gadis itu merasa kepalanya kembali sakit.

Semuanya melarikan diri dari tempat ini. Entahlah, aku sendiri bingung dengan apa yang terjadi disini.
Gadis itu dulu membawa keceriaan di tempat ini.
Tapi, kenapa dunia ini tidak mendukungnya.
Aku merasa kasihan pada gadis itu.

Suara itu terngiang-ngiang di benak Lacie, membuat dia berhenti berjalan dan memegang kepalanya yang sakit. Pandangannya terasa kabur. Dia melihat ke arah jalanan di depannya, dan matanya menangkap sesuatu yang ganjil.
Dia melihat sesuatu berdiri di ujung jalan, di samping lampu jalan, sedang menatapnya. Sesuatu yang hitam mengenakan jubah hitam itu menatapnya. Lacie hanya bisa melihat sepasang mata mahkluk hitam berbentuk manusia itu. Lacie menyadari ada arti di dalam tatapan orang itu.
Tiba-tiba dia merasa seperti ditarik dan dia tersadar. Dia sedang berdiri di depan sebuah toko mainan. Sebuah toko yang berukuran sedang dan dari jendelanya, Lacie bisa melihat ke dalam bangunan yang dipenuhi dengan mainan berbagai macam bentuk. Dia bisa melihat ada sebuah boneka yang menarik perhatiannya.
Boneka itu boneka manusia. Mirip dengan kakaknya, Alice. Atau mungkin Mary. Lacie sendiri terkadang sulit membedakan kakaknya yang kembar itu. Alice anak pertama, lahir duluan. Sedangkan Mary anak kedua, lahir kedua, hanya berselang satu jam dengan Alice.
Karena sulit membedakan persamaan fisik mereka, Mary disuruh untuk mengepang rambut pirangnya sedangkan Alice mengurai rambut pirangnya. Dengan cara itu, Mary dan Alice bisa dibedakan. Terkadang Mary juga disuruh untuk memakai kacamata tanpa minus, untuk membedakan mereka. Alice mencolok dan Mary tidak mencolok. Alice populer dan Mary tidak populer di sekolah. Alice periang dan terbuka sedangkan Mary suram dan tertutup.
Dia teringat hari dimana kakaknya, Mary, menghilang. Kacamata gadis itu ada di meja di kamar Mary. Terlihat berdebu karena jarang dipakai gadis itu. Lacie ingat , setelah Alice menghilang, Mary jarang memakai kacamatanya dan kembali mengurai rambutnya.
Apakah Mary ingin menunjukkan bahwa dialah yang mustinya menjadi yang mencolok, menjadi Alice? Apakah memang Mary sengaja untuk merebut tempat Alice? Merebut kehidupan yang dijalani oleh Alice? Apakah Mary memang sengaja untuk menjadi Alice?
Karena itu kah Mary membunuh Alice? Lacie yang merupakan anak terakhir dan anak ketiga , tidak terlalu memperdulikannya. Mereka dilahirkan di keluarga bangsawan ternama. Semua kebutuhan mereka sudah terpenuhi. Mustinya Mary sudah puas dengan menjadi Mary.
Namun Lacie ingat ketika hanya Alice-lah, anak pertama yang sangat terlalu diperhatikan oleh keluarga. Oleh ayah dan ibu mereka. Sebagai anak ketiga, Lacie tidak telalu memikirkan hal itu. Namun, Mary, anak kedua, merupakan kembaran Alice. Kenapa Mary tidak diperhatikan juga. Kenapa Mary yang tidak diperbolehkan untuk menjadi pusat perhatian.
Mereka bertiga adalah saudara yang akrab. Alice menyayangi Mary dan Lacie, begitupun sebaliknya, dan sebaliknya lagi. Namun Lacie ingat, ketika Alice-lah yang sangat disayangi oleh semua orang. Mary dan Lacie yang selalu harus mengalah dari Alice.
Lacie mengingat ketika Mary selalu terlihat sedih ketika bersama Alice. Lacie tidak terlalu memikirkannya. Lagipula mereka saling menyayangi. Mereka saling menyayangi.
Namun Lacie mengetahuinya. Alice dan Mary bagaikan putih dan hitam. Cahaya dan kegelapan. Seperti yang telah tertulis di cerita yang dibaca oleh Lacie tadi. Alice merupakan cahaya yang menerangi Wonderland, dan ketika Mary datang menggantikan Alice, Wonderland menolaknya dan akhirnya jatuh ke dalam kegelapan.
Mary tahu dia tidak akan pernah mengalahkan Alice jika gadis itu masih ada. Mary tahu Alice akan mendapatkan semuanya hanya dengan senyuman dan kebaikan Alice yang tulus. Mary tahu hal itu dan tetap tidak menyerah. Karena itu, Mary datang ke Wonderland. Setelah membunuh Alice, Mary datang ke Wonderland. Untuk membuktikan dirinya sama dengan Alice. Dengan membuktikan bahwa dia bisa menjadi Alice. Bahwa dia adalah Alice.
Lacie tidak menyadari semua kesedihan Mary. Semua penderitaan yang dirasakan oleh gadis itu. Mary hanya ingin perhatian. Dia ingin diperhatikan juga. Namun tidak ada yang memperhatikannya. Semuanya menganggap Mary tidak mencolok. Hal itu membuat Mary sedih. Dia saudara kembar Alice. Dia juga seharusnya mendapat perhatian dan kasih sayang yang sama.
Hal itu membuat Lacie sadar. Dia menyadari apa yang dirasakan oleh Mary.

Apakah Mary iri pada Alice?
Tentu saja.
Apakah Mary benci dengan Alice?
Tidak tahu.
Apakah Mary tidak menyayangi Alice?
Tidak tahu.
Apakah karena itu Mary membunuh Alice?
.........

Lacie merasa sangat sedih. Kakaknya, Alice , tidak menyadari apa yang dirasakan oleh saudara kembarnya sendiri. Alice tidak tahu apa yang dirasakan oleh Mary.
Atau apakah Alice sebenarnya tahu?
Tidak tahu.

"-lice! Hei, Alice!"
Panggilan Cate membuat lamunan Lacie buyar. Gadis itu menatap Lacie, masih tersenyum. Namun ada sedikit kekhawatiran pada dirinya.
"Kau baik-baik saja kan? Kita bahkan belum bersenang-senang."Ucap Cate pelan sambil tetap tersenyum. Lacie hanya mengangguk. Semua ini sangat memusingkan bagi dirinya. Mungkin dia akan memikirkan hal itu lagi nanti.
Cate pun kembali berjalan, masih memegang tangan Lacie. Lacie sendiri hanya terdiam saja. Dia hanya mengikuti kemana pun Cate membawanya. Namun Lacie menyadari sesuatu. Cate mempererat genggaman tangannya pada Lacie. Cate terlihat gemetaran. Namun gadis itu tadi tersenyum.
Lacie melihat sekeliling dan menyadari bahwa dia telah berada di taman bunga yang terdapat di tengah kota. Dia merasakan kepalanya kembali sakit dan dia mulai mendengar suara - suara kembali muncul di benaknya.

Dunia ini telah hancur, jauh lebih hancur daripada yang aku kira.
Aku tidak menyangka bahwa kegelapan ini begitu besar.
Alice yang malang dan kasihan. Terlihat menangis dan sangat sedih.

Suara - suara tangisan dan teriakan juga terdengar di benak Lacie. Membuat gadis itu tidak tahu suara siapa-siapa saja yang terdengar itu. Suara itu terdengar semakin keras dan membuat Lacie sangat pusing.
Gadis itu pun jatuh terduduk. Pegangan Cate sudah terlepas darinya. Cate melihat ke arah Lacie yang terlihat kesakitan. Namun saat Lacie tersadar, dia sedang duduk di salah satu kursi taman yang ada di taman itu bersama Cate.
Gadis itu tersenyum padanya. Lacie pun sudah tidak mendengar suara-suara aneh itu lagi. Entah suara apa itu, pastinya ada hubungannya dengan Wonderland ini. Sesuatu yang pasti berhubungan dengan Broken Wonderland.
"Apa yang ingin Alice lakukan hari ini?" Tanya Cate sambil tersenyum. Namun Lacie hanya terdiam sambil tetap menatap Cate dengan wajah datar. Cate sudah tidak gemetar, dan Lacie menyadarinya. Apakah itu hanya perasaannya ya?
"Aku akan mendengarkan dan mengabulkan apa yang diinginkan oleh Alice." Ucap Cate senang. Tatapannya tidak lepas dari Lacie. Saat itu Lacie berpikir bahwa memang ada sesuatu yang aneh disini. Lacie menyadari senyuman Cate sedikit berubah. Ada keanehan, namun gadis itu tetap tersenyum. Lacie melihat jauh ke belakang Cate dan melihat makhluk hitam yang mengenakan jubah hitam tadi ada di pinggir taman, melihat ke arahnya.
Pandangan Lacie kembali pada Cate. Gadis itu masih tersenyum. Namun Lacie menyadari bahwa gadis itu kembali gemetaran. Lacie sadar, memang ada yang aneh disini. Sesuatu yang sangat ganjil dan aneh.
"Alice?"
"Kalau begitu, bisakah aku bertanya beberapa hal?" Tanya Lacie spontan dengan cepat. Dia tidak memperdulikan makhluk hitam yang melihatnya itu.
Cate terdiam sesaat, namun dia tetap tersenyum dan akhirnya mengangguk.
"Aku akan menjawab semua pertanyaan Alice." Ucap Cate sambil tersenyum. Mendengar itu, Lacie tersenyum tipis pada Cate yang membuat gadis itu sedikit terkejut.
"Kalau begitu, aku bertanya, Kau Cate si Caterpillar, kan?" Tanya Lacie pelan. Cate awalnya bingung, namun dia mengangguk mengiyakan.
"Salah satu orang yang hidup di Wonderland, kan?" Tanya Lacie lagi, masih menatap Cate. Cate sendiri hanya mengangguk saja menjawab pertanyaan Lacie.
"Salah satu teman dari Alice, kan?" Tanya Lacie. Cate yang mendengar pertanyaan itu hanya terdiam. Namun dia mengangguk mengiyakan.
"Kalau begitu, Alice pergi dan telah kembali lagi, kan?" Tanya Lacie sambil tersenyum tipis. Dia sekarang mengerti kenapa Cate begini. Ada sesuatu yang terjadi di Wonderland. Itulah kenapa Ilyria menyuruhnya untuk berhati-hati. Kegelapan ini bukan sekedar kegelapan. Perasaan negatif Mary-lah yang membuat Wonderland menjadi seperti ini.
"Kalau begitu, Alice kembali ke Wonderland dan tidak mengingat apa-apa, bukan?"Tanya Lacie pelan. Cate terdiam. Dia terlihat gugup. Dia menatap Lacie.
"Iya." Jawab Cate pelan.
"Menurutmu kenapa Alice tidak mengingat apa-apa?"Tanya Lacie pelan, melihat ke bayangan hitam yang sudah maju beberapa langkah mendekati tempat Lacie dan Cate duduk.
"Aku tidak tahu, Alice. Apa yang kau bicarakan?"Tanya Cate,mencoba tersenyum, namun terlihat seperti senyuman gugup.
"Kau sebenarnya tahu, kan, kalau aku ini bukan Alice yang kau maksud dan cari, kan?"Tanya Lacie, tidak memperdulikan kata-kata Cate yang terlihat semakin gugup. Cate menatap Lacie dengan tatapan khawatir. Namun Lacie hanya tersenyum tipis. Menunggu jawaban dari Cate.
"Apa yang kau bicarakan Alice. Kau-!"
"Berhentilah berpura-pura, Cate. Aku tahu apa yang terjadi."
"Alice! Apa yang kau bicarakan. Kau adalah Alice."
"Kau tidak perlu melindungiku, Cate. Aku datang untuk menolongmu." Ucap Lacie pelan. Mendengar perkataan itu, Cate semakin gugup dan khawatir. Dia menatap Lacie dengan tatapan gugup, menyuruh gadis itu untuk berhenti. Namun tatapan Lacie tertuju pada bayangan hitam yang masih berdiri di tempatnya.
"Cate, aku tahu kau tahu aku bukan Alice." Ucap Lacie sambil tersenyum,membuat Cate terlihat sedih. Air mata mengalir dari mata Cate . Gadis itu menangis namun tidak bersuara.
"Aku minta maaf , Alice. Maafkan aku. Andai saja, andai saja aku mengerti." Ucap Cate gugup dan terisak.
"Cate, katakan padaku. Apa yang terjadi pada Wonderland saat itu?" Ucap Lacie pelan. Dia merasa sedih juga melihat Cate menangis. Namun dia harus melanjutkannya. Dia harus menolong semuanya.
"Kegelapan itu...!Wonderland hancur. Alice, sebaiknya kau hentikan. Kau tidak bisa melawannya. Kegelapan itu....!Kegelapan itu menghancurkan semuanya.
Dan saat itulah Lacie melihat suara retakan. Langit terlihat retak. Bangunan-bangunan di sekelilingnya terlihat retak, bahkan taman itu pun terlihat retak. Cate dan Lacie berdiri dan kursi taman yang mereka duduki pun segera menghilang. Mengurung mereka dalam kegelapan yang bercahaya.
Makhluk hitam itu telah hilang, namun Lacie menyadari bahwa makhluk hitam itu masih ada di tempat ini.
Lacie tetap dia berdiri. Dia melihat kegelapan bercahaya dia atas sana. Di tatapnya Cate yang sekarang berdiri di hadapannya sambil tersenyum sedih.
"Kau menyadarinya, Alice." Cate terlihat sedih. Sedangkan Lacie bisa melihat kegelapan berbentuk ulat bulu besar di belakang Cate. Namun Cate hanya tersenyum sedih.
"Ya, kau memang betul. Wonderland telah berubah menjadi Broken Wonderland. Alice tidak diterima. Alice kedua tidak diterima Wonderland. Karena itu, Wonderland jatuh dalam kegelapan. Karena itu, dunia ini hancur."Ucap Cate pelan, tersenyum sedih.
Lacie melihat kegelapan berbentuk ulat bulu itu semakin besar. Kegelapan itu memakan kesedihan, mengurung Cate dalam kesedihan.
"Cate,kau bisa membantuku."
"Tidak ada jalan keluar, Alice." Cate menggeleng, tidak percaya.
"Aku bisa menyelesaikannya."
"Dunia ini hancur, Alice."
"Aku bisa menyelamatkannya!" Ucap Lacie dengan keras. Cate hanya diam menatapnya. Tatapannya jauh lebih sedih dari yang tadi.
"Kegelapan ini menghancurkan semuanya, Alice."
Dilihatnya kegelapan berbentuk ulat bulu itu semakin besar. Kegelapan dan perasaan negatif Cate semakin besar. Namun Lacie menyadarinya. Air mata Cate kembali mengalir, gadis itu kembali menangis.
Saat itu juga, Lacie mendengar suara-suara tangisan dan teriakan yang memenuhi benaknya. Suara suara penderitaan orang orang Wonderland. Semuanya terisap dalam kegelapan. Semuanya menderita. Sama seperti penderitaan yang dirasakan oleh Mary.
"Cate, percayalah padaku." Ucap Lacie sambil tersenyum, mengulurkan tangannya pada Cate.
"Aku ingin, Alice. Tapi aku tidak bisa." Ucap Cate. Namun dia melihat uluran tangan Lacie yang tersenyum padanya.
"Kemana senyuman yang dari tadi tidak berhenti itu, Cate?" Tanya Lacie sambil tersenyum manis.
Melihat itu, Cate tersadar. Ya, dia selalu tersenyum. Kenapa sekarang dia malah menangis. Dia ingin menyelamatkan Alice. Dia ingin Wonderland kembali seperti semula. Namun kegelapan itu menghalanginya untuk melakukan hal itu. Cate mengingat semuanya. Semua kenangan yang dilaluinya bersama dengan Alice dan Mary.
Alice yang dulu dan yang sekarang pun tidak ada bedanya. Mereka sama-sama adalah teman Cate. Dan kenapa sekarang Cate takut untuk menolong mereka?
Cate tahu dia harus kembali berpikir positif sekarang. Dia ingin menyelamatkan teman-temannya.
Dia pun menatap Lacie yang juga menatapnya sambil tersenyum.
"Ayo, Cate." Ucap Lacie. Dengan senyuman, Cate berhenti menangis, berjalan mendekati Lacie dan menyambut uluran tangan Lacie.
"Aku ingin menyelamatkan teman-temanku! Aku ingin Wonderland kembali seperti semula!" Ucap Cate dengan keras dan semangat. Dia tersenyum menatap Lacie.
Cate pun berbalik melihat ke kegelapan yang berbentuk ulat bulu itu.
"Aku tidak ingin jatuh ke dalam kegelapan lagi." Ucap Cate lalu kegelapan itu pun menghilang. Membuat mereka kembali ke taman tempat mereka berada tadi.
Suara suara aneh itu telah mengilang dan Lacie menyadari tempat ini terlihat lebih bercahaya dari sebelumnya. Lacie berbalik dan melihat kegelapan berjubah itu tersenyum padanya. Kegelapan itu membuka jubahnya dan menunjukkan orang yang sangat mirip dengan Cate.
Lacie bisa melihatnya tersenyum pada Lacie sebelum akhirnya menghilang saat mengucapkan sesuatu.
Terima kasih, Lacie.
Lacie pun tersenyum mendengarnya. Dia senang Cate telah kembali seperti semula meskipun dia tidak mengenal Cate dengan baik seperti kedua kakaknya.
Tiba-tiba sebuah pintu muncul beberapa langkah dihadapan Lacie dan Cate.
Pintu itu memiliki tulisan bertuliskan angka "2".
"Sepertinya sudah saatnya kau pergi, Alice. Maafkan aku, tapi aku tidak sepertinya tidak bisa ikut denganmu."Ucap Cate sambil memperhatikan sebuah tulisan di pintu yang bertuliskan : Alice Only.
Lacie kemudian menangguk dan berjalan mendekati pintu itu. Dia berbalik dan melihat Cate tersenyum padanya.
"Semoga berhasil, Lacie. Aku serahkan padamu. Kembalikan Wonderland kembali seperti semula." Ucap Cate sambil tersenyum lebar. Lacie pun mengangguk. Dia berjanji akan menemukan semua kebenarannya. Dia akan mengembalikan Wonderland seperti semula. Dia akan menolong kedua kakak yang dia sayangi. Dia pun membuka pintu dan berjalan memasuki pintu kedua itu.

Dan pintu kedua pun terbuka........

***
Terima kasih karena telah membaca cerita saya. Mohon maaf bila ada kesalahan.
Beri vote dan comment ya.
Terima kasih.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top