S2 Chapter 6: Until
Kalian masih ingatkah dengan Ayana?
Dia pernah berkata jika ia akan pergi dari dunia setelah misinya selesai kan?
Bagaimana...
...jika misinya belum selesai?...
...dan misi sebenarnya adalah....
. . .
Suasana di suatu lorong yang sepi itu terlihat kelam, tidak ada yang mengeluarkan suara sedikitpun....hanya ada suara napas dan juga sedikit isakan kecil.
"Aku tidak menyangka jika asmanya kambuh dengan parah..." Ucap Mitsuki.
"Benar....ia mungkin selama ini menahannya demi konser" ucap Yamato.
"..." Iori hanya diam dan menyimak yang lainnya.
"Padahal dia tidak perlu menahannya, seharusnya dia tidak perlu bernyanyi solo saat itu.... seharusnya...." Lirih Nagi.
Sogo hanya diam sambil memeluk Tamaki yang kini menyelam di pundaknya, ia tahu yang sebenarnya dan ia tahu jika Riku pingsan bukan karena asmanya kambuh...
....tapi ARDS nya mulai menyerang.
Cklek!
Mizushi keluar dari sebuah ruangan, dan sontak yang lain langsung menyerang Mizushi dengan banyak pertanyaan.
"Kondisi Riku-kun masih belum stabil, tapi dia sudah sadar sekarang, kalian sudah bisa menjenguknya" jelas Mizushi.
"Bolehkah aku tahu apa yang terjadi dengan Riku? Ini pertama kalinya dia kambuh dan masuk rumah sakit tapi kondisinya belum stabil" ucap Tenn.
Mizushi tentu terdiam, dia belum mendapat izin dari Riku untuk memberitahu yang sebenarnya.
"Mizushi-san...kumohon..."
Mizushi menghela napasnya, dan kemudian menyuruh semuanya untuk masuk ke ruangan Riku agar tidak membuat ribut dan menganggu pasien lainnya.
"Begini....Riku-kun terkena ARDS karena kecelakaan pada 10 tahun yang lalu, kami baru bisa mendeteksinya baru-baru ini....dan dia menolak pengobatan lebih awal karena ia tidak ingin check-up nya menganggu jadwal pekerjaannya" jelas Mizushi.
Semuanya tersentak dan terkejut, terkecuali Sogo tentu saja.
"Kenapa dia tidak mengatakannya....pada kami?" Lirih Iori.
"Dia melakukannya karena tidak ingin merepotkan kalian...tidak ingin membebani kalian dengan kondisinya...tapi kami akan memberikan pengobatan semaksimal mungkin agar Riku-kun dapat sembuh" jelas Mizushi.
Semuanya hanya diam tak berkutik, hingga kemudian Mizushi pamit dan keluar dari ruangan Riku.
Dengan perlahan, Tsumugi menghampiri Riku yang tengah tertidur dengan berbagai alat menempel di tubuhnya, dia duduk di sebelahnya dan menggenggam tangan Riku.
"Riku-nii...."
Cklek!
Otoharu pun datang setelah mendapat kabar dari Mizushi, dia dari kantor langsung pergi ke rumah sakit bersama Banri.
"Sachou.../ Ayah...."
"Kalian semua pulanglah terlebih dahulu....tenangkan diri kalian....termasuk kau, Tsumugi" ucap Otoharu.
"Tapi Ayah...aku-"
"Tenang saja, Tsumugi. Ayahmu ini yang akan menjaganya, jadi pulanglah bersama yang lainnya, ya?"
Tsumugi dengan berat hati pun mengangguk, dan mengikuti yang lainnya keluar dari ruangan.
. . .
Tenn pulang ke dorm bersama yang lainnya dengan berat, mereka bertiga pulang diantar oleh Banri karena Anesagi sedang berada di Agensi Yaotome.
Tanpa suara apapun, Tenn pergi ke kamarnya langsung dan membuat Gaku dan Ryuu menatapnya dengan sendu.
Kamar Tenn
Tenn menjatuhkan dirinya di kasur.
"Riku...."
Dia kembali mengingat dimana ia pergi bersama Takamasa, dimana ia mengatakan hal pedas pada Riku, dan perlakuan dingin kepada Riku.
"Jika saja aku tidak pergi saat itu...mungkin kalian masih ada sampai sekarang....mungkin Riku tidak mengidap ARDS itu...." Isak Tenn.
Dia mengeluarkan semuanya di kamar yang gelap itu, dia menyandarkan dirinya di dinding kamarnya sembari menatap foto dirinya dan Riku.
(Credit to pixiv)
Tenn menangis sekeras-kerasnya, dia tidak ingin merasa kehilangan untuk kesekian kalinya.
Gaku dan Ryuu yang masih ada di lantai bawah, hanya bisa mendengar sebuah tangisan pilu dari center mereka.
"Tenn..."
"Besok kita kunjungi Nanase....aku tidak tega melihat Tenn seperti ini" ucap Gaku.
"Iya...semoga saja dia akan merasa lebih baik besok" ucap Ryuu.
---
I7 diantarkan ke dorm oleh Banri dengan selamat dan sejahtera, Tsumugi juga ikut turun di dorm meski Banri menyuruhnya untuk tidak turun dan akan menurunkannya nanti di rumah Takahashi.
Tapi Tsumugi tetap tidak mau, dan Banri pun mengalah.
Di dorm i7 sekarang sangat sepi....tidak ada satu orang pun yang berani mengeluarkan sepatah kata, mereka langsung memasuki kamar masing-masing...begitu juga Tsumugi yang pergi ke kamar Riku.
"Riku-nii/Nanase-san/Riku/Rikkun/Riku-kun...."
Semuanya sibuk dengan bantal mereka, dan kemudian tertidur.
. . .
Keesokan harinya...
Baik i7 maupun Trigger pergi ke rumah sakit untuk menjenguk Riku, mereka membawa bingkisan untuk Riku.
Cklek!
"Ah! Kalian..."
Mereka melihat Otoharu yang tengah menyuapi Riku sarapan pagi berupa bubur, dan Riku terlihat segar meski wajahnya masih sedikit pucat.
"Pwagwi..." Ucap Riku dengan mulut penuh bubur.
"Riku, telan dulu"
"Iyaaaa"
Tenn yang melihat Riku yang kini sedang makan pun, langsung menghampirinya dan memeluknya.
"Uwaah...Tenn-nii"
Heran....
Itulah yang diekspresikan semuanya.
"Dia menangis semalaman dengan meluapkan semuanya, bahkan tadi pagi saja...dia terlihat seperti zombie" ucap Gaku.
"Eh...??!" Seru member i7.
Riku memeluk balik Tenn dan ia mengelus kepala Tenn, dia bergumam sesuatu....yang sepertinya tidak bisa didengar oleh siapapun kecuali Tenn.
Kemudian, Tenn melepas pelukannya dan duduk di sebelah Riku, Tsumugi membantu Riku untuk duduk dan Tenn menyuapi Riku sebuah apel berbentuk kelinci.
"Riku....kenapa kau tidak mengatakan kepada kami jika kau mengidap ARDS? Mungkin kami akan melarangmu untuk lebih lelah dari sebelumnya" ucap Yamato.
Riku menggembungkan pipinya.
"Justru itu, Yamato-san! Lagipula aku tidak ingin merepotkan kalian terus, aku jadi tidak enak kepada kalian" ucap Riku.
"Riku...."
Mereka berbincang-bincang lama sekali hingga Tsumugi dan member i7 harus pergi karena ada pekerjaan, begitu juga dengan Gaku dan Ryuu.
Kini tinggal Tenn dan Otoharu di ruangan.
"Tenn-kun, aku akan pergi ke Agensi sebentar, tidak apa kan?" Tanya Otoharu sambil mengambil jas nya.
"Iya tidak apa, Takanashi-san. Terima kasih telah menjaga Riku semalaman" ujar Tenn.
Otoharu terkekeh dan mengelus kepala Riku.
"Tentu saja, Riku-kun adalah anak angkatku tentu saja....dan aku menyayanginya seperti kau menyayangi Riku-kun" ucap Otoharu.
Tenn terkekeh mendengarnya, dia merasa Riku beruntung bisa menemukan sosok pengganti orang tua seperti Otoharu...
...Otoharu sangat penyayang dan sangat baik, tidak seperti Takamasa....
Otoharu keluar dari ruangan Riku, dan tinggal mereka berdua.
"Nee....Tenn-nii...."
"Hm? Ada apa, Riku?"
"Aku ingin ke taman, apakah boleh?" Tanya Riku.
Tenn tersenyum.
"Tentu saja, apapun untuk Riku kesayanganku" jawab Tenn.
"Yeayyyy~!"
Tenn membantu Riku mengenakkan jaketnya dan juga membantunya untuk duduk di kursi roda, dan kemudian pergi keluar menuju taman rumah sakit.
Taman Rumah Sakit Univ. Tokyo
Cuacanya sangat cerah, dan banyak pasien-pasien lain yang berada di taman.
"Kau tahu, Tenn-nii? Disinilah pertama kalinya aku bertemu Papa Otoharu, Mama Musubi, dan juga Tsumu-chan..." Ucap Riku.
"Benarkah?"
Riku mengangguk, dan dia pun mengeluarkan sebuah album yang berjudul My Memorable Life.
Kemudian dia menunjukkan isi album itu kepada Tenn, dan Tenn pun melihat isi album itu.
"Mama Musubi sangat berbakat dalam menulis kata-kata yang indah! Terkadang aku belajar darinya dalam merangkai sebuah kata-kata yang indah"
Tenn membalik halamannya.
(Credit to pixiv)
"Papa memotret kami ketika kami pergi ke pusat perbelanjaan Tokyo! Saat itu kami berdua merayakan kelulusan Tsumu-chan dari SMP! Meski tidak ada Mama yang melihat kelulusannya"
Tenn tersenyum melihat foto-foto itu, kemudian foto-foto itu berganti dengan para member i7.
"Kau memiliki sebuah keluarga yang indah, Riku. Kau memang pantas untuk mendapatkannya...." Gumam Tenn.
"Ah Nee-chan!" Seru Riku tiba-tiba.
Tenn menutup album itu dan menatap arah pandangan Riku.
Kosong...
"Riku....Nee-chan sudah pergi dari dunia ini" ucap Tenn.
Riku menggeleng dan menunjuk pada depannya.
"Tidak! Dia benar-benar ada disini, Tenn-nii" ucap Riku.
Tenn menghela napasnya, kemudian Tenn mengajak Riku untuk makan di kantin rumah sakit, dan Riku pun mengiyakan.
Mereka berdua berjalan ke arah pintu masuk, dan meninggalkan seorang arwah tak kasat mata di belakang mereka.
"Aku benar-benar tidak tega untuk melakukannya...."
Arwah tak kasat mata itu berjongkok dan menenggelamkan kepalanya.
"Aku...tidak bisa...."
TBC
Next!
S2 Chapter 7: The End
Eh ada lagi si pemeran yang bold-italic:v
(Credit to pixiv)
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top