S2 Chapter 3: And
Keesokan harinya...
Dorm Trigger
Kamar Tenn
Matahari telah menunjukkan sirnanya, langit bersiap mengeluarkan warna biru cerahnya beserta para awan.
Terkecuali lelaki bersurai pink itu...
Dia masih tertidur dengan berbalut selimut, dan wajahnya sesekali berkerut karena mengalami yang namanya....
....mimpi buruk.
_________//
Disinilah dia....di tempat yang gelap.
Dia berjalan kesana kemari, mencari sesuatu yang berharga untuknya.
"Riku!"
Dia menolehkan kepalanya ke arah lain.
"Riku!!"
Wajahnya tergambar rasa cemas.
"Riku, kau dimana?!"
Kemudian, dia mendengar suara dari belakangnya.
"Ah Ri-"
Kata-katanya terhenti ketika melihat Riku terbaring dengan kain putih di atas wajahnya, dengan kata lain.....dia telah tiada.
Jantungnya berdegup dengan cepat, dia masih terkejut dengan apa yang dilihatnya, dia berjalan perlahan menghampiri Riku, dan meraih kain putih di atas wajahnya....
_________//
"!"
Tenn bangun dari tidurnya dengan kondisi napasnya yang terengah-engah, keringat mengalir dari pelipisnya, begitu juga dari kedua bola matanya.
Apa-apaan tadi..... batin Tenn.
Tenn memegang kepalanya, dan kemudian mendengar suara ketukan di pintunya.
"Tenn....bangunlah, sarapan juga sudah siap, Anesagi-san akan menjemput kita setengah jam lagi" ucap Ryuu dari balik pintu.
"Iya, aku akan bersiap" balas Tenn.
Dia menghela napas pelan, dan beranjak dari kasur untuk bersiap-siap.
. . .
"Ohayou" sapa Tenn sambil menuruni tangga.
"Ohayou"
Tenn duduk di kursi meja makan, dan mengambil sehelai roti dan mengolesnya dengan selai stroberi.
"Nee Tenn" panggil Gaku.
Tenn hanya melirik sambil memakan rotinya.
"Tumben hari ini kau bangun paling akhir, biasanya kau sudah siap disaat aku baru bangun" ucap Gaku.
Tenn menelan makanan yang ada di dalam mulutnya.
"Oh jadi kau khawatir denganku?" Tanya Tenn yang kemudian memakan rotinya lagi.
Gaku yang mendengar itu pun menggebrak meja dengan pelan, Ryuu hanya menghela napas lelah....ketenangan di pagi hari ini pun hilang sudah.
"A-Apa sih?! Kan cuma nanya!" Seru Gaku dengan tsundere nya, tunggu....Gaku, sejak kapan kamu menjadi tsundere seperti Iori?
(Ekhem! Aku tidak tsundere, Nanaz-san - Iori)
(Nyenyenye....aku ngga denger - Nanaz)
Tenn hanya terkekeh mendengarnya, dan membuat Gaku dan Ryuu menatapnya tak percaya.
"Ada apa? Apa ada selai stroberi di wajahku?" Tanya Tenn yang sedikit risih dengan tatapan mereka.
Ryuu menepuk pundak Tenn pelan.
"Tidak kok Tenn, hanya saja....kami sedikit terkejut melihatmu terkekeh seperti tadi" ucap Ryuu tersenyum.
Tenn terdiam.
"Betul apa kata Ryuu, sepertinya kedatangan Ayana membuatmu kembali ceria, dan malah membuatmu seperti Nanase..." ucap Gaku yang sedikit mengingat permainan neraka ketika syuting Reality Show.
Tenn terdiam hanya diam, dan menikmati secangkir teh hangat.
"Saa....orang dapat berubah bukan? Jadi itu wajar saja" ucap Tenn dengan senyum.
Gaku dan Ryuu terdiam.
Kayaknya ini anak demam ya.... batin mereka berdua melihat tingkah Tenn yang sedikit berbeda.
Lain halnya dengan Tenn, meski senyum terpampang di wajahnya....namun di hatinya dia merasa khawatir pada Riku.....mimpinya tadi terasa nyata, dan takut Riku akan meninggalkannya sama seperti keluarga kandungnya.
---
I7, Trigger, dan Re:vale pergi berlatih di sebuah ruang latihan milik salah satu studio kenalan Otoharu dan Sousuke, mereka terpukau dengan luasnya ruang latihan itu dan mereka bisa berlatih dengan leluasa.
Ruang latihan yang dicat warna putih, lantai kayu coklat, kaca membentang di sisi lain pintu, sofa dan meja di pojok ruangan, dan sebuah piano di sisi pojok lain ruangan.
"Nah....silahkan kalian berlatih, jika butuh sesuatu panggil saja kami" ucap Banri yang diangguki oleh Anesagi, Tsumugi, dan Okazaki.
"Baik!" Ucap mereka serempak.
Mereka mulai dengan pemanasan terlebih dahulu, dan kemudian mulai berlatih.
"Aya-nee, kau mau kemana?" Tanya Tsumugi.
Ah.... Ayana juga ikut untuk mengawasi Riku, karena jika Riku kambuh....Riku selalu menolak pertolongan di sekitarnya dan susah untuk membujuknya karena dia keras kepala.
"Aku hanya akan pergi ke piano itu hehe" balas Ayana sambil tersenyum kecil.
Tsumugi tersenyum, "Baiklah"
Ayana berjalan menuju piano itu dan duduk di depannya, tapi ketika ingin menekan tuts piano....tangannya tiba-tiba berhenti.
Piano di depanku....meski aku kadang memainkan piano yang di rumah dengan wujud hantuku.....rasanya berbeda dengan apa yang kurasakan sekarang batin Ayana.
Dia mulai menekan tuts piano itu yang kemudian membentuk nada lagu 'Hatsukoi Rhythm'.
Mereka yang tengah berdiskusi bagaimana koreografi untuk Encore pun terhenti, karena mereka mendengar alunan melodi dari lagu yang akan mereka nyanyikan untuk Encore.
"Hatsukoi Rhythm...." gumam Riku sambil menatap Ayana.
Fyi, mereka belum bisa menyanyikan lagu 'Hatsukoi Rhythm' karena belum mendapat liriknya dan bagian-bagiannya, makanya mereka akan mendiskusikan itu hari ini.
"Ternyata kalau kita mendengar langsung....lagunya sangat terasa" ucap Mitsuki.
"Itu karena....Ayana-san memainkannya dari dalam lubuk hatinya, membuat apa yang dirasakan Ayana-san terasa pada kita semua" jelas Sogo.
Tak ada satu orang pun yang mampu berbicara dikala mendengar alunan melodi itu, mereka merasa terkalut di dalamnya dan menikmati melodinya.
Hingga ada sebuah suara yang menyempurnakan alunan itu dengan suara yang indah.
Fuki nukeru soyokaze niteru no wa
Kimagure na toko to ten'imuhou sa to
Ayana sempat terkejut, namun dia pun ikut bergabung dengan pemilik suara indah itu....
Hikaeme na furi shite sore de ite itazurakko no you ni
Honrou surun da toki ni wa furi muite
Suara mereka menyatu dengan baik, bahkan semua orang yang ada di ruangan itu termenung mendengarnya.
Odorokaseru Oh
You As Wind, Blowing
Te nobashite tsukamaeta egao no kimi ni
You As Wind, Blowing
Shiranakatta
Kodou ga hatsukoi rizumu wo kizande iru koto wo
Permainan piano Ayana semakin melambat, dan ia pun menekan tuts terakhir. Setelah itu Ayana menatap yang lainnya yang kini masih termenung, Riku hanya terkekeh melihat ekspresi mereka semua.
"Bagaimana? Daripada bingung dengan koreografi, mending kalian berlatih dulu menyanyikan lagu ini dan kemudian tentukan bagian masing-masing" Saran Ayana pada mereka.
Mereka masih terdiam, hingga....
"Ahhh benar juga! Untuk apa menentukan koreografi dulu jika lagunya saja kita belum tahu, ya kan Yuki?" Tanya Momo.
"Benar" balas Yuki.
Riku pun memandu mereka dalam menyanyikan 'Hatsukoi Rhythm', Ayana menatap Riku sambil tersenyum.....namun senyum itu perlahan memudar.
Nee Ricchan....aku mendengar semua apa yang kau bicarakan dengan Mizushi-san, aku heran....kenapa kau menolak untuk pengobatan lebih awal? Bukankah itu lebih baik dibandingkan nanti? Batin Ayana.
Kemudian Ayana menatap dirinya di kaca lebar, dan menunjukkan senyum kecil yang tidak terlalu tampak.
"Jika itu benar-benar terjadi.....apa yang akan teman-teman Ricchan rasakan?" Gumam Ayana.
Setetes air mata jatuh dan mengalir di pipi Ayana perlahan, ia pun mengusapnya pelan dan menunjukkan wajah senyum sendunya.
. . .
Beberapa lama kemudian, mereka mulai paham dengan menyanyikan bagian mereka masing-masing dan mulai merancang koreografi untuk Encore.
Riku mulai merasakan rasa lelah, napasnya sedikit tidak beraturan, dan keringat yang berlebihan. Ayana sadar itu, dan langsung menghampiri Riku yang masih berlatih koreografi.
"Berhenti sebentar" ucap Ayana sambil menarik tangan Riku pelan, dan membawanya ke sofa yang setengahnya diduduki oleh para manager.
"Kenapa....kau....menarikku....Nee-chan?" Tanya Riku tersendat-sendat.
Tsumugi dan Banri mendekat pada Ayana dan Riku.
"Ayana-san, ada apa dengan Riku-kun?" Tanya Banri yang khawatir dengan Riku.
Ayana mencari sesuatu di dalam tas selempangnya, dan mengeluarkan alat nebulizer beserta obatnya.
"Riku kambuh, makanya aku menariknya kesini" Jawab Ayana sambil melakukan sesuatu pada nebulizer itu.
Kemudian dia memasangkan masker oksigen pada Riku, meski awalnya dia memberontak karena menolak, namun akhirnya dia mau setelah melihat tatapan Ayana yang sedikit aneh.
Tenn yang melihat itu pun teringat kembali dengan mimpinya semalam, dia merasa jika dia akan kehilangan Riku.....meski dia tidak tahu kapan.
I7 -kec. Riku-, Trigger, dan Re:vale kembali melanjutkan latihan mereka. Riku terdiam sambil melihat yang lain berlatih, dia masih memikirkan ucapan Mizushi semalam dan masih membuat keputusan.
Tak lama kemudian, efek obat nebulizer itu habis dan kini kondisi Riku sudah stabil. Riku kembali mengikuti latihan, dan tetap menjaga staminanya.
Ayana membereskan alat nebulizer itu dan memasukkannya pada tas selempang, setelah itu dia sedikit termenung sebentar.
Konser besar akan diselenggarakan beberapa hari lagi, dan setelah itu aku akan menghilang meski wujud hantuku masih ada karena misi penting....kuharap Ricchan akan memberitahukan rahasia keduanya.... batin Ayana sambil menatap langit-langit ruang latihan.
Kemudian....
Hari sudah larut dan mereka semua berencana untuk pulang, para idol pun sudah merasa kelelahan dan ingin segera tidur.
. . .
Di suatu tempat...
11.30 PM
Ctak! Ctik! Ctak! Ctik!
"Ah! Ternyata ada!"
Dia menggerakan kursor itu dengan mouse dan meng-kliknya.
Lalu, dia menggerakannya ke bawah sambil membaca sebuah artikel itu dengan cermat.
"Tidak...mungkin...."
Dia sangat terkejut dengan tulisan yang terpampang di layar komputernya.
"Ini....pasti....bohong kan...."
Dia mengacak-acak rambutnya dengan pelan.
"Pasti ada alasan....mengapa dia menyembunyikannya, kurasa setelah konser.....aku harus bertanya padanya" gumamnya.
Ah....satu orang lagi mulai mengetahui penyakit yang diidap Riku, tapi siapa orang itu?
TBC
Next!
Chapter 4: Keep
'Hari konser besar itu tiba! Yeayyy~!'
Iyah aku tahu chap ini pendek hehe
Akhirnya chap berikutnya konser! Seperti apa yaa konsernya, dan ada kejadian apa saja disana?
Nanaz membaginya menjadi 2, jadi di chap 4 ada.....di chap 5 juga adaa~
Sampai jumpa di update selanjutnya di bulan yang tak bisa ditentukan~
I7, Trigger, Re:vale, Zool be like: menunggu lagi.....
Credit to pixiv
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top