S2 Chapter 2: Strong

Ketiga orang itu masih menatap Ayana dengan tatapan tak percaya, Ayana yang masih berada di dekat pintu itu pun berjalan masuk dan menyimpan belanjaan di meja makan.

"Kalian....berhentilah menatapku seperti itu, aku merasa risih" ucap Ayana sambil tersenyum kecil.

Tenn masih diam tak bergeming, masih memproses semuanya, dan rasa tak percaya masih melekat padanya.

"Ini...benar-benar Aya-nee kah?" Tanya Tenn memastikan.

Ayana hanya mengerucutkan bibirnya.

"Jahat sekali~ apa kau lupa denganku, hm...."

".....Tencchan~"

Tenn terkejut, karena hanya ada 1 orang di dunia ini yang memanggilnya seperti itu.

(Dan yang kedua adalah diriku~ - Nanaz)
(Diam kau //ditendang jauh - Tenn)

Badan Tenn bergetar, matanya kehilangan fokus karena ada yang menghalangi, dan menggigit bibir bagian bawahnya. Tanpa pikir panjang, Tenn langsung memeluk Ayana yang sedikit lebih pendek darinya.

Ayana sedikit terhuyung ke belakang, dan masih terkejut ketika Tenn memeluknya tiba-tiba.

Huft....untung belanjaan sudah kusimpan di atas meja, jika tidak...telur-telur itu akan pecah dan membuatku harus pergi ke konbini lagi batin Ayana.

Tsumugi hanya tersenyum melihatnya, ada juga rasa ingin menangis karena bisa melihat momen mengharukan antara Tenn dan Ayana.

"Tsumugi"

"Huh?"

Tsumugi menoleh dan melihat Gaku yang kini ada di sebelahnya.

"Apa...kau ingin dipeluk juga?" Tanya Gaku malu-malu.

Member i7 yang mendengar itu langsung memicingkan matanya, sedangkan Tsumugi....

"H-HAH?! A-APA...." Teriak Tsumugi dengan wajah merah dan dia berjalan mundur.

Duk!

Tsumugi menabrak sesuatu di belakangnya.

"Tsumu-chan, kenapa jalannya mundur? Lagi parkir kah?"

Tsumugi menatap belakangnya dan melihat Riku yang baru saja selesai mandi, dan dia dituntun oleh Otoharu.

"Riku-nii!"

Tsumugi memeluk Riku dengan tiba-tiba, Riku hanya bingung dengan apa yang terjadi.

Gaku berdiri memperhatikan Tsumugi yang kini memeluk Riku, dirinya merasa cemburu ketika Tsumugi memilih memeluk Riku dibandingkan dipeluk olehnya, apakah dirinya sebau itu setelah kerja??

"Tsumugi, segeralah mandi dan bersiap untuk pergi ke kantor" ucap Otoharu sambil mengelus putrinya yang masih tidak rela melepaskan pelukannya.

"Baiklah!" Ucap Tsumugi.

Dia pun melepaskan pelukannya dan segera pergi ke lantai 2.

Riku kemudian melihat Ayana yang dipeluk oleh Tenn yang sedikit terisak, dan dia tersenyum melihatnya.

"Nanase-san, bagaimana keadaanmu sekarang?" Tanya Iori.

Riku menatap Iori dan tersenyum lebar.

"Aku baik! Aku merasa jauh lebih segar dari sebelumnya!"

Iori tersenyum kecil, "yokatta desu ne"

"Kalau begitu, aku akan bersiap untuk pergi ke kantor bersama Tsumugi dan kami akan makan malam diluar, gomene Riku-kun" ucap Otoharu sambil mengelus kepala Riku dengan lembut.

"Un! Tidak apa, kalian pasti sibuk untuk persiapan konser nanti" ucap Riku.

Otoharu berjalan menuju lantai 2, tapi dia berhenti di tengah-tengah.

"Nanti akan ada Mizushi kesini untuk menemanimu, jadi kau tidak akan kesepian"

"Iyaaaaaaaa~"

Otoharu tersenyum menanggapinya dan lanjut berjalan menuju lantai 2.

...

Hening...

...

"PLEASE DEH ITU YANG PELUKAN MAU SAMPE KAPAN??!"

---

Otoharu dan Tsumugi pun pamit, dan Ayana memasak omurice untuk makan malam.

"Minna-san, karena ini sudah malam...jadi kalian makan malam disini saja ya?" Ucap Ayana.

Mereka mengangguk serempak.

Kemudian Ayana pergi ke dapur untuk memasak, disusul oleh Mitsuki yang ingin membantu Ayana. Riku juga ingin membantu, tapi dilarang oleh Ayana karena Riku masih sakit.

Semua orang di ruang tamu hanya diam.

"Nee..."

Semua langsung menoleh ke sumber suara.

"Menurut kalian, Ayana ada disini karena misi apa? Aku jadi penasaran, aku juga baru tahu jika orang yang sudah tiada bisa diberi sebuah misi" ucap Yamato sambil membuka kaleng bir.

Riku hanya diam dan memegang handuk yang ada di kepalanya.

"Misinya adalah melihat kita menyanyikan lagu buatannya saat konser nanti, bukankah itu sudah jelas?" Timpal Tenn.

"Benar juga sih, berarti saat konser selesai....dia akan menghilang, begitu?" Tanya Gaku.

Riku masih terdiam.

"Benar..." balas Tenn.

Tenn menatap sendu minuman jus apel yang dipegangnya, dia merasa senang bisa melihat dan memeluk Ayana lagi. Tapi dia juga masih penasaran mengenai Riku, kenapa dia tidak mengatakan apapun mengenai hasil pemeriksaannya?

Tenn pun menatap Riku yang sedari tadi terdiam.

"Nee...Ri-"

"Minna! Makan malam sudah siap!" Seru Ayana dari ruang makan.

"Yosh, kita makan dulu kemudian meminta Anesagi-san untuk menjemput kita" ucap Gaku.

Semuanya beranjak dari duduknya, kecuali Tenn dan Riku.

"Ada apa, Tenn-nii?" Tanya Riku.

Lidah Tenn terasa kelu, dia ingin mengucapkan apa yang ada di pikirannya tapi tidak bisa.

"Ah...tidak, nanti saja" ucap Tenn sambil tersenyum.

Kemudian Tenn mengambil tangan Riku dan mengajaknya pergi ke ruang makan.

"Ayo, omurice buatan Nee-chan sudah tersaji, kita juga tidak ingin membuat yang lain menunggu bukan?"

Riku termenung sebentar, hingga kemudian dia tersenyum.

"Iya!"

. . .

Setelah makan malam, Trigger dijemput oleh Anesagi dan kemudian berpamitan pada member i7 dan Ayana.

"Tencchan..." panggil Ayana.

Tenn pun menolehkan kepalanya dan menatap Ayana yang kini tersenyum padanya, sedangkan Anesagi terkejut melihat Ayana yang hampir mirip dengan Tenn dan Riku.

"Ganbatte ne"

Tenn sedikit tersentak, dan kemudian dia tersenyum balik.

"Pasti, Nee-chan!"

Member i7 dan Ayana melambaikan tangannya kepada Trigger, dan setelah mobil mereka berlalu....mereka semua masuk lagi ke dalam.

"Ricchan....aku akan pergi ke dorm i7 untuk mengambil sesuatu di kamarmu, apa tidak apa kau sendirian?" Tanya Ayana.

Riku mengangguk, "tidak apa! Aku sudah biasa disini sendirian"

Ayana hanya menghela napasnya, kemudian dia mengelus kepala Riku dan pergi keluar bersama member i7.

"Sampai jumpa lagi, Riku/Riku-kun/Rikkun/Nanase-san. Semoga cepat sembuh"

Riku tersenyum sambil melambaikan tangannya.

"Arigatou, hati-hati di jalan"

Riku menutup pintu depan dan duduk di ruang tamu sambil menonton TV, dia memeluk bantal kecil empuk itu dengan erat.

Aku masih berpikir....apa harus aku memberitahu mereka? Nee...kami-sama, apa yang harus kulakukan? Batin Riku.

Dia mengeluarkan ponselnya dan melihat notifikasi baru dari Touma.

Touma-san

Nee...Riku
Kudengar kau sakit
Maaf aku tidak dapat menjengukmu
7.05 PM  Read

Riku terkekeh pelan.

Tidak apa, Touma-san
Hanya demam kok
Karena tadi pagi cuacanya dingin karena hujan
7.06 PM   Read

Yokatta na
Jangan lupa tutup jendela kamarmu jika dingin
Nyalakan pemanas ruangan
Pakai jaket jika masih dingin
Dan makan sup hangat juga
7.07 PM   Read

Touma-san.... batin Riku.

Baiklah
Terima kasih atas perhatianmu
Semoga tur kalian berjalan lancar
Aku selalu mendukung kalian~
7.08 PM  Read

Tentu!
Semoga beruntung di konser nanti
7.08 PM   Read

Riku tersenyum kecil, dia terdiam sebentar, dan kemudian jari-jarinya mengetik sesuatu.

Terima kasih, Touma-san
7.10 PM  Read

Riku menyimpan ponselnya dan menatap langit-langit ruang tamu, dia merasa beruntung karena teman-temannya begitu baik dan perhatian padanya.

Dia berpikir....

Jika aku memberitahu yang sebenarnya, apa mereka akan marah padaku karena aku merahasiakannya?

Riku memejamkan matanya perlahan, tapi kemudian bel rumah berbunyi.

"Sebentar!"

Riku beranjak dari duduknya dan membukakan pintu.

"Selamat malam, Riku-kun" sapa Mizushi.

"Mizushi-san! Silahkan masuk"

Riku menutup pintu kala Mizushi telah masuk ke dalam rumah, dan kemudian dia mempersilahkan Mizushi untuk duduk di sofa ruang tamu.

"Kau sendiri saja ya di rumah, tapi pasti kau sudah terbiasa" ucap Mizushi basa-basi.

Riku menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Iya sih, tapi ada Nee-chan sekarang. Namun dia sedang pergi ke dorm i7 untuk mengambil sesuatu" jelas Riku.

Mizushi langsung menatap Riku dengan bingung.

"Nee-chan?"

Riku mengangguk.

"Iya, Nee-chan ada disini karena sebuah misi, makanya untuk sementara dia tinggal disini untuk menemaniku juga" ucap Riku sambil tersenyum.

Mizushi tersenyum kecil.

"Begitu kah?"

Hening melanda ruang tamu untuk kesekian kalinya.

"Jadi....Mizushi-san kesini pasti ada yang ingin dibicarakan selain menemaniku ya?" Tanya Riku.

Mizushi hanya terkekeh pelan.

"Tahu saja, dan ya....ada yang ingin kubicarakan denganmu"

Riku menatap Mizushi dengan serius, karena dia tahu arah pembicaraan Mizushi.

Mizushi merogoh tas kecil yang ia bawa, dan mengeluarkan beberapa file, lalu menyimpannya di meja.

"Aku tahu kau tidak ingin yang lain tahu, makanya aku datang ketika teman-temanmu sudah pulang" ucap Mizushi.

Riku mengambil file-file itu dan membacanya.

"Aku ingin kau mulai mempertimbangkan semuanya, dan fokus untuk kesembuhanmu"

Riku menatap file-file ditangannya dengan sendu.

"Aku....tidak tahu, aku tidak ingin merepotkan mereka" ucap Riku pelan.

Mizushi menghela napasnya pelan.

"Penyakitmu termasuk jenis yang langka, bahkan komplikasi. Kuharap, kau bisa memikirkan bagaimana untuk kedepannya demi kesembuhanmu" ucap Mizushi.

"Aku tahu...."

Lagi-lagi Mizushi menghela napasnya.

"Riku-kun, ARDS bukanlah penyakit yang bisa dianggap sepele. Meski ARDS bisa disembuhkan, tapi itu ada bayarannya. Aku harap kau bisa memutuskan yang terbaik untuk dirimu" jelas Mizushi.

ARDS....
Atau Acute Respiratory Distress Syndrome, adalah gangguan pernapasan berat yang disebabkan oleh penumpukan cairan di alveoli atau kantung udara kecil di paru-paru. Gejala utamanya adalah sesak napas berat dan sulit bernapas.

ARDS disebabkan oleh kerusakan alveoli akibat merembesnya cairan dari pembuluh darah kapiler di dalam paru-paru ke dalam alveoli. Alveoli adalah kantong udara di paru-paru yang berfungsi menyalurkan oksigen ke darah dan mengeluarkan karbondioksida dari dalam darah.

Pada kondisi normal, membran yang melindungi pembuluh darah kapiler menjaga cairan tetap di dalam pembuluh darah. Namun, pada ARDS, cedera atau penyakit berat menyebabkan kerusakan pada membran pelindung tersebut, sehingga cairan bocor ke alveoli.

Penumpukan cairan tersebut membuat paru-paru tidak bisa terisi udara, sehingga pasokan oksigen ke aliran darah dan tubuh menjadi berkurang. Kekurangan pasokan oksigen ini akan menyebabkan terhentinya fungsi organ, termasuk otak dan ginjal. Jika dibiarkan, kondisi ini akan mengancam nyawa penderitanya.

(Nanaz: Thank You, Alodokter!)

Dan yang membuat Riku menderita ARDS adalah cedera pada dadanya, pecahan yang kaca yang menusuk Riku itu menyebabkan salah satu paru-parunya sobek dan membran pelindungnya juga rusak. Namun saat itu, mereka belum sadar dan menganggap sesak napas berat dan kesulitan bernapas itu adalah gejala dari asma.

Dan Riku merasakan gejala awalnya.....5 tahun yang lalu.

Riku masih terdiam.

"Aku tahu...."

Mizushi menatap Riku.

"Tapi...."

Riku mengusap air matanya yang hampir menetes dengan perlahan.

"Apapun keputusanku....aku yakin ini yang terbaik untukku"

Mizushi terdiam, dan kemudian terkekeh pelan.

"Baiklah, aku harap kau bisa memutuskan dengan cepat, agar kau bisa sembuh"

Riku tersenyum, "Iya!"

. . .

Mereka tidak tahu, sedari awal....ada seseorang yang mendengar pembicaraan itu.

"Tidak....mungkin...."

Dia yang sedang menyandarkan dirinya ke pintu depan, kini merosot perlahan sambil menutup mulutnya agar isakannya tidak terdengar siapapun.

"Tidak mungkin...."

TBC

Next!
Chapter 3: And

Jeng! Jeng!
Terungkaplah penyakit yang diidap Riku
Walaupun di QnA: Answer aku dah pernah kasih tahu, tapi disini ada penjelasan lengkapnya.

Jaa...
Sampai jumpa di S2 Chapter 3: And~

Thanks for your support~


Credit to pixiv

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top