S2 Chapter 1: Stay
Rintikan hujan mengguyur bumi dengan deras, setelah rasa panas yang dirasakan selama beberapa hari.
Orang-orang berlalu lalang dengan payung mereka, meski cuaca hujan mereka terus beraktivitas dengan semangat. Ada pula yang diam di rumah dan menghabiskan waktu bersama keluarga mereka, memakan sup hangat disertai pemanas ruangan.
Berbeda dengan lelaki bersurai merah yang menjadi tokoh utama disini...
"Ini, makanlah. Awas masih panas" ucap lelaki bersurai oranye sembari menyimpan sup hangat di meja kecil di hadapan lelaki bersurai merah itu.
"Ah...arigatou, Mitsuki"
"Jika perlu apa-apa, aku akan ada dibawah bersama yang lainnya"
"Baik!"
Lelaki bersurai oranye yang dipanggil Mitsuki itu keluar dari kamar, dan meninggalkan lelaki bersurai merah sendirian.
"Huh....cuacanya memang sedang tidak baik..."
"Yhaa....begitulah, sudah biasa bukan" ucapnya sembari tersenyum kecil.
Hening.
Perempuan bersurai pink kemerahan itu menatap lelaki di hadapannya dengan sendu, wajahnya sedikit memerah, bibirnya pucat, dan juga deru napasnya yang tersengal-sengal dan pendek.
Kemudian, perempuan itu melihat tangannya bergetar saat akan menyuapi dirinya.
"Sini, biar aku saja"
"Memangnya bisa? Nee-chan kan hantu" ucap lelaki itu dengan polos.
"Heyy Nanase Ricchan! Aku ini bukan hantu biasa! Aku ini hantu yang turun ke bumi untuk menyelesaikan misi, jadi aku ini bisa saja menampakkan diriku pada teman-temanmu" ucapnya bangga.
"Namaku itu Riku, Ricchan kan hanya nama panggilan darimu. Kalau Nee-chan bisa menampakkan dirimu, kenapa tidak dari dulu?" Tanya lelaki bersurai merah yang bernama Riku itu.
"Ahh...aku hanya malu, kau tahu kan jika umurku berhenti di 15 tahun..."
Riku hanya terkekeh.
"Tubuhmu memang seperti seorang remaja berumur 15 tahun, tapi kan sebenarnya kau sudah 25 tahun" gumam Riku.
Perempuan didepannya hanya mendengus pelan.
"Ya sudah, nanti aku menampakkan diriku deh, makanya sekarang Ricchan makan dulu yaa"
Riku tersenyum.
"Okee!"
Seketika saja Riku melupakan kondisinya, karena ada sosok Kakak perempuannya yang menemani dan merawatnya.
Itulah Nanase Ayana, salah satu korban kecelakaan besar 10 tahun yang lalu, dia merupakan sosok Kakak yang diidamkan oleh semua adik. Bahkan dia adalah murid terpintar di sekolahnya, dan mendapat berbagai penghargaan dari lomba yang ia ikuti, termasuk seni musik.
Memiliki kecerdasan, berbakat, dan hebat...membuatnya memiliki masa depan yang sangat sempurna...
...tapi....
....semua itu harus hilang.
Kini, Ayana hanya bisa mempercayai Riku atas mimpinya, mimpinya untuk menyanyikan lagu buatannya. Dan jika itu selesai....maka dia akan pergi seperti kedua orangtuanya...
....namun itu jika tidak ada misi lainnya.
---
Mitsuki menuruni tangga, dan berkumpul bersama yang lainnya.
"Mitsu, bagaimana keadaan Riku?" Tanya Yamato.
"Parah dari yang kuduga, demamnya muncul dengan napas yang tersengal-sengal seperti orang habis berlari, napasnya juga pendek seperti dia merasa sesak" Balas Mitsuki.
Semuanya hanya diam.
"Sachou, apakah Riku-kun mengatakan sesuatu terkait hasil pemeriksaannya?" Tanya Sogo kepada Otoharu.
Otoharu menggeleng pelan.
"Tidak, dia sama sekali tidak mengatakannya padaku" jawab Otoharu sembari mengelus kinako yang ada di pangkuannya.
Semua kembali terdiam.
Apa jangan-jangan kondisi Riku-kun lebih buruk dari sebelumnya? Batin Sogo.
Sampai kemudian mereka mendengar suara helaan napas.
"Kita harus menjaga kesehatan Riku-kun hingga acara besar nanti, semoga saja dia tidak terlalu memaksakan dirinya" ucap Banri.
Mereka mengangguk setuju.
. . .
Kamar Riku (Di kediaman Takanashi)
Ayana sedang membereskan pakaian-pakaian Riku yang datang bersamaan dengan para member i7, dia melipatnya dan menyimpannya di lemari.
Ayana juga membersihkan debu-debu yang masih menempel disana, demi kebersihan dan kesehatan Riku.
"Fyuh....capek juga, ternyata mengubah diriku menjadi terlihat membuat staminaku tidak sama dengan wujud hantuku" gumam Ayana sambil mengelap keringatnya.
Iyap! Ayana mengubah dirinya jadi bisa terlihat oleh orang lain, kenapa kok bisa? Karena dia hantu khusus (kata Ayana nya).
Surai pink kemerahannya tersibak lembut oleh angin yang datang dari jendela kamar Riku, langit jingga itu kini mulai menampakkan dirinya dan bersiap untuk malam.
"Sudah sore....apa sebaiknya aku bangunkan Ricchan?"
Dia berjalan ke arah tempat tidur yang diisi oleh Riku yang kini terlihat lebih fresh daripada pagi tadi, Ayana mencolok pipi Riku dengan salah satu jarinya.
"Ricchan...bangunlah, ini sudah sore..." ucap Ayana yang masih mencolok pipi Riku.
"Umhh...."
Riku membuka matanya perlahan, dan kemudian menatap Ayana yang kini tersenyum padanya.
"Nee-chan?"
Riku mendudukan dirinya dan meregangkan tubuhnya.
"Bagaimana keadaanmu? Apa sudah lebih baik?" Tanya Ayana sambil mengambil handuk milik Riku yang ada di laci kabinet.
"Iya, aku merasa jauh lebih ringan. Tapi masih ada sedikit hangat..." balas Riku.
"Oh begitu ya..."
Ayana menyiapkan air hangat untuk Riku mandi.
"Tunggu sebentar! Nee-chan....kenapa dialogmu kini bukan Bold-Italic lagi??" Heran Riku.
"Hah? Ricchan....kau keluar dari naskah..."
"...."
"...."
(Nanaz: Ya ampun....*menepuk dahinya pelan*)
_-_-_-
"Yaudahhh....kuulangi, Nee-chan kenapa...sedikit berbeda?"
Ayana keluar dari kamar mandi kamar Riku sambil tersenyum bangga.
"Itu karena aku menampakkan diriku, hehe~" ucap Ayana.
Riku terdiam sebentar.
"Itu berarti kau bisa dilihat orang lain?" Tanya Riku.
"Iyap!"
"Bahkan Tenn-nii sekalipun?" Tanya Riku lagi.
"Iyap!"
"Bahkan Yaotome-san dan Yamato-san?" Tanya Riku lagi dan lagi.
"Iyap!"
Tiba-tiba Riku menarik tangan Ayana seakan-akan melindunginya dari binatang buas.
"Aku tidak sudi mereka berdua menyentuh Nee-chan!" Seru Riku seakan meng-klaim jika Ayana adalah miliknya.
Ayana hanya sweetdrop mendengarnya, dan melepaskan dirinya perlahan.
"Sudah sudah....sana mandi, air hangatnya sudah siap. Aku akan berada di dapur untuk membuatkanmu Omurice" titah Ayana.
Riku membuat pose hormat kepada Ibu Nega-ah maksudku Ayana.
"Siyap!"
. . .
Ayana turun ke bawah dan melihat sekelompok orang sedang berbicara di ruang tamu, dia juga melihat Ayah angkat Riku disana bersama Adik angkat Riku.
"Ah...Tou-sama, apakah di dapur ada telur dan nasi?" Tanya Ayana, mengingat jika Otoharu dan Tsumugi jarang makan di rumah karena sibuk bekerja.
"Tidak ada, jadi seba-"
Mereka menolehkan kepalanya dan menatap seorang perempuan yang tengah berdiri di tangga.
"Huh? Ada apa?" Heran Ayana sambil memiringkan kepalanya.
"KAU SIAPAAAAAAAAAA?!?"
---
Disinilah dia....
Duduk di hadapan orang yang menatap padanya, dia ditatap layaknya seorang kriminal yang telah melakukan kejahatan besar.
Keringat mengalir dari pelipis Ayana, suasana juga semakin panas karena orang-orang yang di depannya. Kemudian, Yamato memulai pembicaraan.
"Siapa kau?" Tanya Yamato sambil menaikan kacamatanya.
"Nanase Ayana, Kakak dari Ricchan dan Tencchan" balas Ayana dengan datar.
"Nanase Ayana?" kali ini Mitsuki yang berbicara.
"Iyap! Apa Ricchan belum memberitahukan namaku pada kalian?" Ucap Ayana sambil memiringkan kepalanya.
Brak!
"Jangan bercanda! Rikkun bilang, Kakaknya sudah meninggal karena kecelakaan 10 tahun yang lalu! Jadi mungkin kau sebenarnya stalker yang menyamar sebagai Kakak Rikkun ya?!" Seru Tamaki sambil menggebrak meja.
Dan itu cukup membuat Ayana sedikit tersentak, bahkan Otoharu dan Tsumugi yang hanya menyimak saja sampai ikutan terkejut.
"Heh bocah! Enak aja kalo ngomong! Padahal niatnya mau ke konbini beli telor ama beras sekaligus beli ousama king pudding untukmu, tapi sepertinya tidak jadi deh~" ucap Ayana sambil menyilangkan kakinya, tangannya bersedekap, dan memalingkan wajahnya.
"Tunggu- ousama king pudding?"
Ayana tersenyum sinis mendengarnya.
"Benar! Tapi kurasa aku tidak akan membelinya...." ucap Ayana.
"Okeeh! Aku percaya jika kau adalah Kakaknya Rikkun, jangan lupa ousama king pudding 4 ya?" Pinta Tamaki.
Ayana tersenyum.
"Tentu!"
"Yatta~!" Sorak Tamaki.
Kau terlalu mudah disogok, Tama/Yotsuba-san/Tamaki/Tamaki-kun/Tamaki-san batin member i7 (kec. Riku), Otoharu, dan Tsumugi.
Otoharu berdeham, dan perhatian mereka pun berpusat pada Otoharu.
"Minna-san, ini memang Kakak dari Riku-kun yang telah tiada, dia berada disini karena sedang menjalankan misi, jadi dia akan bersama kita sementara" jelas Otoharu yang kini memahami alasan kenapa Ayana ada disana.
Ini memang pertama kalinya ia melihat Ayana secara langsung, biasanya ia mendengar mengenai Ayana dari Riku dan Musubi.
"Hehe~ Yoroshiku~"
Member i7 masih terdiam mendengar kenyataan itu.
"Ah benar! Aya-nee, katanya mau ke konbini? Yuk kuantar!" Ucap Tsumugi sambil menarik tangan Ayana.
"A-Ah....c-chotto....Tsumugiii~!"
Dan mereka berdua pun keluar, tapi keheningan masih melanda ruang tamu.
Drrt! Drrt!
Yamato mengambil ponselnya yang berbunyi.
"Hm? Yaotome bilang mereka akan mampir ke sini malam ini" ucap Yamato sembari membaca SMS masuk dari Gaku.
"Ah...pasti ingin menjenguk Nanase-san" timpal Iori.
Sogo terkekeh.
"Pasti karena Kujo-san yang meminta untuk kesini" ucap Sogo.
Semuanya mengangguk dan tertawa, membayangkan betapa hebohnya Tenn kepada Gaku, Ryuu, dan Anesagi untuk pergi menjenguk Riku.
"Kalian disini dulu, aku akan pergi mengecek Riku-kun" ucap Otoharu sembari bangkit dari duduknya.
"Siap, sachou!"
Tak lama kemudian, mereka mendengar suara bel.
"Huh? Siapa itu?" Tanya Nagi yang sedang menonton Magicona di ponselnya.
Yang lain menggeleng tidak tahu.
"Jika itu Ayana-san dan Manajer, mereka pasti tidak membunyikan bel bukan?" Tanya Iori.
"Yha....seperti waktu itu...." ucap Mitsuki.
"Berarti jangan-jangan...." gumam mereka.
Yamato beranjak dari duduknya dan berjalan ke arah pintu.
"Hey....itu Trigger" ucap Yamato setelah melihat siapa di depan pintu.
"Heeeeeeeeeeee!"
Yamato pun membukakan pintunya dan melihat Gaku, Tenn, dan Ryuu dengan plastik di tangan mereka.
"Yo! Nikaido" sapa Gaku.
Yamato hanya tersenyum dan kemudian mempersilahkan mereka masuk.
"Jadi, bagaimana keadaan Riku?" Tanya Tenn to the point.
Member i7 hanya sweetdrop.
To the point banget haha.... batin mereka.
"Ah....demamnya lumayan parah, tapi kurasa kondisinya berangsur membaik setelah istirahat yang cukup" Jawab Mitsuki.
"Begitu ya..."
Sogo dan Mitsuki pun membuatkan mereka minum, Tamaki menatap plastik yang penuh cemilan di depannya....berharap terselip sebuah ousama pudding.
"Kalau begitu, dimana Riku?" Tanya Tenn.
"Nanase-san sedang dikamarnya, tenang saja...dia bersama sachou" balas Iori.
Tenn menatap lantai dengan sendu, ada sedikit rasa lega ketika mendengar jika kondisinya berangsur membaik.
Hingga kemudian....
Gebrak!
"Tadaimaaa~"
Pintu dibuka dengan keras dan datanglah Ayana beserta Tsumugi yang baru datang dari konbini.
"Kebiasaan..." gumam member i7.
"Okaeri"
Ayana melihat 3 orang tambahan di ruang tamu.
"Eh? Trigger?" Ucap Tsumugi.
Mereka bertiga menengokkan kepalanya, dan melihat Tsumugi beserta seseorang yang belum pernah mereka lihat sebelumnya. Ah...tapi ada 1 orang yang terkejut melihatnya.
"Aya...Nee-chan?"
Tenn menatap Ayana, begitu juga sebaliknya.
"Ara~ ternyata ada Tencchan juga disini...."
Ayana menampilkan senyum manisnya sambil melambaikan tangannya.
"....Hisashiburi"
TBC
Next!
S2 Chapter 2: Strong
Yeayyy! Chapter 1 nya up~!
Hehe....~
Aku tahu....aku sudah mengkhianati schedule ku sendiri😅, tapi hanya 1 chapter kurasa ngga masalah hehe~
I hope you like it~
Sampai jumpa di Akhir September di chapter 2~!
Credit to Pixiv
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top