7. I

Kegiatan selanjutnya adalah jurit malam tim 2.

"Uhh....kenapa aku juga harus ikut?" Gumam Tamaki yang sudah bergetar karena ketakutan.

"Karena kau juga berada di tim 2, mau tidak mau kau harus melakukannya" ucap Iori yang selalu datar dan bicaranya selalu lurus to the point.

"YES! Watashi yakin, kalau setan-setan itu akan takut with my handsome" ucap Nagi dengan percaya diri.

"Sebaiknya apa yang kau katakan benar, Nagichii"

___________//

Tim 1 dan tim 3 sedang duduk santai di tempat pengamatan jurit malam, kali ini tim 2 berada di posisi taman bunga dekat kebun.

"Ioriinnn....apa itu??"

Terlihat Tamaki memegang jaket milik Iori, bergetar ketakutan. Sedangkan Nagi berada di posisi siap, jika ada sesuatu mengganggu mereka.

Riku melihat Itsuki berada disana mengamati tim 2 yang berjalan memasuki taman bunga.

Kuharap Ibu tidak menakut-nakuti mereka....terutama Tamaki batin Riku.

"Riku....apa kau melihat...sesuatu?" Tanya Yamato.

Riku mengangguk sambil tersenyum.

"Iyap! Di taman bunga itu ada seorang istri dari seorang kepala keluarga disini, dia tengah mengamati mereka" ucap Riku.

Yamato merasa merinding.

"Apa kau merasa tidak terganggu dengan kemampuan spesialmu itu?" Tanya Mitsuki.

Riku menggeleng.

"Tidak sama sekali, lagipula mereka adalah teman-temanku juga!" Ucap Riku dengan senang.

Mana ada orang yang senang berteman dengan setan! Kecuali setan yang kita kenal dari grup sebelah.. batin member Ainana kecuali Riku, Tamaki, Nagi, dan Iori.

.....

"Geehh....suara apa ituuu?"

"Itu hanya suara ranting, Yotsuba-san"

"Don't worry, Tamaki! Aku akan menghabisi sesuatu yang mengganggu kita"

"Kuharap perbuatanmu nanti tidak membuat mereka marah" ucap Mitsuki.

"Hahaha...."

Malam yang sangat panjang untuk tim 2 dalam jurit malam, mereka berhasil melewatinya meski Tamaki terlihat erm....lelah(?).

"Otsukare tim 2!" Ucap para staff.

"Reaksi tim 2 sangat monoton, hanya Yotsuba yang berhasil menghibur" keluh Gaku.

"Aku setuju denganmu" ucap Tenn.

"Kalian tidak tahu saja tekanan saat berada disana" gumam Ryuu.

Malam ini, makan malam disediakan oleh tim 1 dan tim 3. Dan lagi-lagi Mitsuki yang memasak, tapi kali ini dibantu oleh Gaku dan Sogo.

"Yaotome-san, aku tidak tahu jika kau bisa memasak" ucap Mitsuki.

Gaku menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Yah...aku hanya bisa memasak soba" ucap Gaku malu-malu.

"Itu sudah lumayan Yaotome-san, mungkin suatu hari nanti kau bisa meneruskan kedai soba milik kakekmu" ucap Sogo.

"Haha...kuharap"

...

Riku duduk di tangga teras depan rumah kosong itu sambil melamun, tapi meskipun dia melamun otaknya tetap bekerja dan tidak kosong. (Kaya aku nih😂 kalo tidur otak tetep jalan terus kadang nemu inspirasi buat bikin cerita😂😂)

Kedua orang tuanya dan juga Ayana tidak terlihat lagi, jadi Riku bosan karena tidak ada yang bisa ia ajak ngobrol.

"Nanase-san, jangan melamun"

"Aku tidak melamun, aku hanya sedang memikirkan sesuatu" ucap Riku sambil tersenyum kecil pada Iori.

Iori ikut duduk di sebelahnya.

"Memikirkan apa?" Tanya Iori.

"Masa depan kita" balas Riku sambil menatap hamparan bintang-bintang di angkasa.

Wajah Iori terlihat memerah ketika mendengar jawaban dari Riku.

"H-hah....a-apa maksudmu....?" Gelagap Iori dengan wajahnya yang merah seperti rambut Riku.

"Maksudku masa depan I7, memangnya kau kira apa?" Heran Riku ketika melihat Iori yang salting dan wajah yang memerah.

"K-kukira....."

Riku hanya terkekeh sambil menatap Iori, sedangkan yang ditatap merasakan hal yang aneh...jantungnya terus berdebar-debar ngga karuan.

"Hoi! Yang lagi kasmaran! Sini makan! Makan malam dah siaappp!!" Hoho....siapa lagi kalau bukan Mitsuki.

Riku bangkit dari duduknya dan langsung menghampiri tenda makan.

"Asiikkk! Makannn!"

"Nii-san! Apa maksudmu?!" Seru Iori.

Iori pun terdiam disana sambil menatap Riku, kemudian sebuah helaan napas terdengar darinya.

Tingkahmu yang aneh itu membuatku khawatir.....

Iori bangkit dari duduknya dan berjalan menyusul Riku ke tenda makan.

.....tapi setidaknya sekarang aku tahu bahwa kau baik-baik saja-

Iori terlihat digodain oleh member Ainana terutama oleh Yamato, member Trigger hanya menyimak dan mendoakan keselamatan mereka semua terutama untuk Iori.

Iori diam-diam menatap pada Riku yang terlihat asik makan, dan tersenyum kecil.

-Riku-san...

---

Hari ke-3

Hari ketiga pun dimulai, kegiatan pagi ini adalah permainan.

"Baiklah! Kita akan melakukan sebuah permainan-"

Para idol duduk di halaman rumput halaman sambil menyimak staff yang menjelaskan kegiatan pagi ini.

"-permainannya adalah pertukaran!"

"Hah....?"

"Kalian akan bertukar sifat satu sama lain hingga tengah hari, jangan sampai ada yang menunjukkan sifat asli kalian, nanti kalian tidak bisa mengikuti kegiatan sore ke tempat paling indah disini!"

Beberapa terkagum dan beberapa merasa tidak tertarik.

"Di kotak ini terdapat bola berwarna dengan nama kalian, jika kalian mendapat bola dengan nama sendiri, kalian bisa mengambil lagi" ucap salah satu staff sambil memegang kotak.

"Nah sekarang, masing-masing ambil 1 bola"

Mereka merogoh-rogoh kotak itu, dan mengambil bola berwarna dengan sebuah harapan di hati mereka.

Setelah selesai, mereka menatap bola itu.

"Yamato-san" ucap Iori sambil menunjukkan bola dengan nama Yamato.

"Tsunashi" ucap Yamato sambil menunjukkan bola dengan nama Ryuu.

"Nagi" ucap Mitsuki sambil menunjukkan bola dengan nama Nagi.

"Mikki" ucap Tamaki sambil menunjukkan bola dengan nama Mitsuki.

"Iori-kun" ucap Sogo sambil menunjukkan bola dengan nama Iori.

"Yaotomeshi" ucap Nagi sambil menunjukkan bola dengan nama Gaku.

"Kujo-san" ucap Riku sambil menunjukkan bola dengan nama Tenn.

"Yotsuba" ucap Gaku sambil menunjukkan bola dengan nama Tamaki.

"Nanase-san" ucap Tenn sambil menunjukkan bola dengan nama Riku.

"Sogo-kun" ucap Ryuu sambil menunjukkan bola dengan nama Sogo.

Semuanya terdiam.

....

Mereka tidak percaya akan melakukan ini, mereka sama sekali tidak nyaman. Menunjukkan sifat baru sama saja kita seperti orang lain, dan bukan diri sendiri.

"Permainan......dimulai!"

(Akan dijelaskan di chapter 7.1)

---

Tengah hari datang sangat lama bagi mereka, mereka sudah tidak kuat dalam permainan pertukaran sifat. Mereka pun beristirahat dibantu oleh para manajer dalam persediaan minum dan cemilan.

"Riku-nii, ini untukmu" ucap Tsumugi sambil memberikan air mineral dan cemilan untuk Riku.

"Terima kasih, Tsumu-chan"

Tsumugi tersenyum dan duduk di ayunan sebelah Riku.

"Bagaimana syuting ini, Riku-nii? Apa melelahkan?" Tanya Tsumugi.

Riku tersenyum kecil.

"Ya...lumayan lelah, sangat berbeda ketika dulu saat masih menjadi solo idol. Tapi ramai-ramai seperti ini juga tidak buruk" jawab Riku.

Tsumugi terkekeh.

Tipikal Riku-nii batin Tsumugi.

"Apa kau ingat pohon sakura di bukit sekitar sini?" Tanya Riku tiba-tiba.

Tsumugi menatap Riku, kemudian ia mengangguk.

"Kudengar kita akan pergi kesana sore ini, ingin ikut?"

Ah benar....saat itu mereka berdua sering bermain disana, bahkan sampai lupa waktu. Keluarga mereka selalu menginap di rumah kediaman Nanase, tapi semenjak Musubi tiada.....mereka tidak pernah lagi ke rumah kediaman Nanase.

"Iya!"

Riku tersenyum dan mengelus kepala adik angkatnya itu.

Di sisi lain...

"Yaotome, jangan cemburu yaaa" goda Yamato.

"Apaan sih, Yam?!" Kesal Gaku.

"Ulu ulu....marah dia, kayaknya dia cemburu deh~" goda Mitsuki.

Perempatan imajiner terlihat pada kepala Gaku.

"SUDAH KUBILANG AKU TIDAK CEMBURU OKAYY??!" Teriaknya.

Yamato dan Mitsuki terdiam.

...

"Iya iyain deh biar cepet" ucap mereka berdua dengan senyum jahilnya.

Gaku kesal sekali dengan mereka berdua, tapi kemudian ia menatap halaman belakang dimana Riku dan Tsumugi berada.

Ngapain aku cemburu, mereka kan Kakak-Adik batin Gaku.

Tanpa Gaku ketahui, Tenn mendekat pada telinga Gaku.

"Meskipun hubungan mereka sebatas Kakak-Adik, mereka kan tidak terikat dengan darah" bisik Tenn.

"HUWAAA!"

.
.
.
.

Omake

"Ish....berisik deh mereka" gumam Riku.

"Mereka akrab sekali ya, Riku-nii. Meskipun mereka rival, tapi mereka tidak memutuskan tali pertemanan" ucap Tsumugi sambil melihat Gaku yang terlihat adu cekcok dengan Tenn dan member Ainana yang menjadi suporter mereka.

Riku hanya sweerdrop mendengarnya.

"Ya benar, mereka sangat akrab sekali" ucap Riku.

Riku sebenarnya juga tidak mengerti apa yang mereka bicarakan, tapi sepertinya mereka berdua menjadi topik pembicaraan...

TBC

Next!
Chapter 8: Promise
See you next update~

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top