5. Memories....

.....

Flashback 10 tahun yang lalu...

"Riku-chan! Tenn-chan! Jangan lari-lari di dalam rumah!" Seru Itsuki.

"Kami akan bermain di halaman depan yaaa, Kaa-san!" Seru si kembar tak seiras itu.

Itsuki hanya menggeleng melihat kedua anaknya itu, kemudian ia melanjutkan aktifitasnya.

//___//

"Riku, kita akan bermain apa? Aku sarankan jangan yang berat-berat, nanti asma mu kambuh" ucap Tenn.

"Aku tidak tahu, Tenn-nii. Aku hanya ingin melihat langit yang indah ini" ucap Riku sambil tersenyum.

Tenn hanya terkekeh sambil menggelengkan kepalanya.

"Bagaimana jika bernyanyi? Riku bilang ingin bernyanyi bersamaku kan?"

Riku langsung menengok pada Tenn dengan mata berbinar-binar.

"Benarkah?!"

Tenn mengangguk dan memulai bernyanyi, kemudian diikuti oleh Riku.

Tanpa mereka berdua sadari, ada seseorang yang sedang mengintip dari pagar rumah mereka, tapi seseorang itu hanya menatap Tenn karena Riku sedikit terhalang oleh semak-semak.

"Akhirnya kutemukan juga......."

Dalam sekejap, orang itu hilang sesaat Ayana memasuki kawasan rumah dengan seragam sekolah khas anak SMA. Ayana mendengar suara nyanyian kedua adiknya, dan pergi menghampiri mereka.

"Aku tidak menyangka jika kedua adikku bisa bernyanyi sebagus ini" puji Ayana.

Sedangkan yang dipuji, terkejut melihat Kakak mereka.

"E-eh.....Nee-chan-"

Ayana terkekeh melihat kedua adiknya memiliki semburat merah karena malu, kemudian dia mengelus kepala kedua adiknya sambil menyetarakan tingginya.

"Hey....untuk apa malu-malu? Bernyanyilah sepuas kalian, mungkin saja suatu hari akan ada banyak orang yang bahagia dan tersenyum mendengarnya"

Tenn dan Riku mengangguk sambil tersenyum, kemudian mereka semua masuk ke rumah karena Itsuki menyediakan omurice sebagai makan malam.

________//

Tapi....kebahagian mereka tidaklah lama....

Akio di-PHK dari perusahaan karena sesuatu, dan mereka tidak memiliki pemasukan untuk hidup mereka sehari-hari. Dan kemudian datanglah sang penyelamat+penghancur(?) Pada keluarga Nanase.

"Aku bisa membantu kalian, tapi sebagai gantinya...."

Orang itu menatap pada Tenn yang sedang berdiri di depan Riku.

".....aku akan membawa anak kalian yang itu"

Tentu saja semuanya terkejut atas apa yang keluar dari mulut orang itu.

Ini niat ngga sih bantuin orang?? Batin keluarga Nanase.

"Jadi bagaimana menurutmu, Nak?"

Tenn hanya diam, sesekali ia melihat kedua orang tuanya, Kakak perempuannya, dan adik kembar kesayangannya. Tenn pun menghela napas dan melepas genggamannya pada Riku.

"Baiklah"

Hanya satu kata yang keluar dari mulut Tenn membuat orang itu tersenyum senang dan keterkejutan dari keluarga Nanase.

"T-Tenn-nii....tapi kan-"

Tenn menatap pada Riku dengan ekspresi sendu, dia tersenyum.

"Tidak apa, Riku. Aku akan pergi untuk membantu keluarga kita, mungkin aku akan kembali walaupun lama" ucap Tenn.

"T-tapi kan-"

Tenn memeluk Riku untuk terakhir kalinya, begitu juga dengan kedua orang tuanya dan Kakak perempuannya.

"Sampai jumpa"

Tenn masuk ke sebuah mobil hitam bersama orang itu, dan mobil itu pun pergi meninggalkan kawasan rumah Nanase.

"Tenn-nii....."

Itsuki memegang pundak Riku, Akio dan Itsuki masih terkejut, dan Ayana hanya terdiam sambil menunduk.

".....padahal aku ingin mengatakan kalau Ayah masih bisa mencari pekerjaan lain"

____________//

Hari-hari tanpa Tenn mereka lalui bersama, Akio mendapat pekerjaan baru meskipun tempatnya jauh di kota. Riku hanya bisa merenung karena Tenn tidak ada di sekitarnya, ia merasa sedih karena Tenn pergi.

Krieett!

"Ricchan...."

Riku melihat Ayana di pintu sembari membawa kertas partitur.

"Nee-chan....ada apa?" Tanya Riku.

Ayana menggeleng pelan, "tidak...hanya saja kudengar dari Ibu jika kau terus mengurung di kamar"

Ayana berjalan mendekati Riku di kasur.

"Kau tahu, Ricchan? Aku sedang membuat lagu loh"

Riku menatap Ayana dengan takjub, matanya berbinar-binar layaknya bintang-bintang di angkasa.

"Benarkah?"

"Iya, dan aku menyimpannya di komputer di kamarmu. Tapi hanya instrumentalnya saja" ucap Ayana.

Riku mengerucutkan bibirnya.

"Kukira sudah selesai" ucapnya.

Ayana hanya terkekeh, dia pun mengelus kepala Riku dengan perlahan.

"Untuk liriknya, kita pikirkan sama-sama ya? Nanti Ricchan nyanyikan, setelah itu mungkin saja Tencchan bisa mendengarnya dan pulang bersama kita....ya?"

Riku tersenyum dan mengangguk, "Un!"

___________//

2 hari kemudian....

Akio kembali ke rumah dengan membawa uang yang cukup banyak, ketika mereka mendengar itu, mereka berencana membawa Tenn pulang.

"Kita akan menjemput Tenn-kun pulang!" Seru Akio.

"Benarkah Ayah?" Tanya Riku.

Akio tersenyum dan mengelus kepala Riku.

"Iya Riku-kun" jawab Akio.

Setelah itu, mereka bersiap-siap dan masuk ke dalam mobil. Mereka berangkat menuju kediaman Kujo yang terletak di kota Tokyo, Riku sangat senang ketika mereka akan membawa Tenn kembali.

"Nanti setelah Tencchan pulang, aku ada kejutan untuk kalian berdua" ucap Ayana.

"Apa kejutannya?" Tanya Riku.

"Yaa lihat saja nanti, kalau diberi tahu sekarang kan bukan kejutan namanya hehe" jawab Ayana.

Ayana terkekeh melihat ekspresi kesal Riku yang bisa dikatakan imut itu.

"Kejutanku masih berhubungan dengan lagu yang sedang ku buat" ucap Ayana.

"Aku jadi penasaran!" Ucap Riku.

Keluarga dalam mobil itu terlihat senang dengan rencana-rencana yang akan mereka lakukan setelah Tenn pulang, termasuk pergi ke Pantai Tokyo.

Namun....

.....rasa senang itu tidak lama.

Tiinnnnn!!

Brakkkk!!

Mobil yang mereka tumpangi ditabrak oleh mobil lainnya dengan kecepatan tinggi, diduga mobil yang menabrak mereka memiliki seorang sopir yang sedang mabuk dan mengantuk.

Mobil mereka terseret hingga 3 meter di jalan depan Gomart, terguling-guling hingga orang-orang yang berada di TKP sudah mengira bahwa tidak ada yang selamat dalam kecelakaan besar itu.

Tapi mereka salah, masih ada Riku yang setengah sadar dengan kondisi yang mengenaskan.

"Ukhh....A-Ayah.....I-Ibu.....K-Kakak....."

Dia mencoba memanggil mereka, namun mereka sudah terkulai lemas bahkan sudah tak bernyawa. Riku terus-menerus memanggil mereka dengan sekuat tenaga, namun itu tidak dapat mengembalikan mereka ke dunia.

Sayup-sayup dia mendengar orang-orang mendekat dengan seruan memanggil polisi dan ambulans, Riku ingin keluar dari mobil tapi seluruh badannya terasa remuk.

Terlebih lagi....

Dadaku.....sakit... batin Riku.

....

......dadanya tertusuk oleh sebuah pecahan kaca dari mobil, dan tusukannya sangat tajam. Makanya banyak darah keluar dari tubuhnya, bahkan pandangannya sudah memburam.

T-Tenn-nii....

______________//

Riku dibawa ke Rumah Sakit Universitas Tokyo dalam keadaan kritis, disana ia diberi pertolongan pertama sebelum menjalani sebuah operasi.

"Dokter! Pecahan kaca yang menusuknya telah merobek salah satu paru-parunya!"

"Kita tidak bisa melakukan transplantasi terhadapnya, dia masih kecil. Kita akan menjahitnya saja" ucap Mizushi, Dokter spesialis penyakit dalam.

"Baik dokter!"

Mizushi menatap wajah Riku dengan sendu, dia tidak menyangka di umur Riku yang masih dibilang sangat muda ini telah kehilangan keluarganya sekaligus.

Kedua orang tuamu dan Kakakmu telah pergi dari dunia, kau jangan ikut dengan mereka ya? Kau masih kecil dan pasti memiliki impian....

Mizushi memegang tangan kecil Riku yang dipasangi infusan transfusi darah.

.....suatu hari, kau pasti akan bertemu dengan orang yang akan menjadi pengganti keluargamu batin Mizushi.

Riku menjalani operasi untuk pengeluaran pecahan kaca dan menjahit paru-paru yang robek, dan operasi tersebut berjalan lama karena para dokter harus melakukanya dengan ekstra hati-hati.

Kemudian ia bisa pulih beberapa minggu kemudian. Karena bukan hanya fisik yang terluka, Mizushi mendatangkan seorang psikiater untuk Riku.

Namun itu sama sekali tidak berpengaruh, Riku hanya diam sambil menatap jendela kamar rawat dengan tatapan kosong.

"Tenn-nii....."

.....

Flashback selesai

Omake

Riku berada di taman Rumah Sakit menggunakan kursi roda, dia sedang menunggu Mizushi yang pergi ke kantin Rumah Sakit untuk membeli omurice.

Kemudian, pesawat terbang yang terbuat dari kertas itu mendarat padanya.

Pesawat kertas? Batin Riku sambil mengambilnya.

"Ah! Itu milikku....maafkan aku jika mengenaimu" ucap seorang gadis berambut pirang.

Riku menggeleng pelan.

"Tidak apa, ini milikmu" ucap Riku sambil memberikan pesawat kertas pada gadis itu.

"Terima kasih!" Ucap gadis itu sambil tersenyum.

Riku terdiam.

"Siapa namamu?" Tanya Riku.

"Ah....namaku Takanashi Tsumugi! Dan aku baru menginjak umur 9 tahun!" Serunya.

Riku terkekeh melihat semangatnya, Tsumugi hampir mirip seperti dirinya.

"Berbeda setahun denganku ternyata! Namaku Nanase Riku, aku berumur 10 tahun!"

Tsumugi tersenyum.

"Kalau begitu.....tidak apa jika aku memanggilmu Riku-nii?" Tanya Tsumugi.

"Iya tidak apa....Tsumu-chan!"

Mizushi melihat interaksi itu dari jauh, dia tersenyum melihat Riku dengan wajah penuh senyum dan gembira. Bahkan Musubi dan Otoharu yang ada disana bersama Tsumugi, berbincang-bincang dengan Riku layaknya keluarga.

Benar kan apa yang kubilang, Riku-kun? Tak lama lagi kau akan bertemu dengan orang yang akan menjadi pengganti keluargamu batin Mizushi.

Next!
Chapter 6: Everyone

Yak! Double update!
Ini chap khusus flashback yak
Untuk chap selanjutnya akan lanjut ke cerita utamaa~
See you next update~

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top