12. It

Hari Ketujuh

I7 dan Trigger kini tengah membereskan tenda dan barang-barang mereka, dan Riku kini tengah terduduk di teras depan karena tidak diperbolehkan untuk ikut beres-beres....alasannya sama seperti saat mereka datang kesini.

Riku menatap kotak obat yang kosong, obat yang selalu ia minum. Tapi hari itu adalah obat terakhir, dan kini Riku tidak akan meminumnya lagi.

Riku menghela napasnya.

Riku terbatuk sedikit, dan merasa bahwa tubuhnya mudah lelah akhir-akhir ini.

"Ricchan....apa kau tidak apa-apa?" Tanya Ayana khawatir.

Riku mengangguk pelan dan tersenyum.

"Aku tidak apa-apa, Nee-chan. Jangan khawatir" lirih Riku.

Riku mengambil surat yang selama ini ada di sakunya, dan memberikannya pada Tenn yang sedang beristirahat di bawah pohon cemara depan rumah.

"Ini"

Tenn menatap surat itu, kemudian menatap Riku.

"Surat dari siapa?" Tanya Tenn sambil mengambil surat itu.

"Dari Ayah dan Ibu" balas Riku.

DEG!

Tenn segera membuka surat itu dan membacanya dengan pelan...

"Ahh...."

....selama membaca surat itu, Tenn menangis tersedu-sedu. Riku hanya menatap Tenn, dan kemudian memeluknya.

"Jangan menyalahkan dirimu, Tenn-nii. Semuanya telah diatur, dan kita tidak bisa menghindarinya" ucap Riku pelan.

"Ukh...Riku...."

Riku memeluk erat Tenn, begitu juga dengan Tenn.

Ah....begitu damainya melihat mereka berdua bersama, semoga akan terus seperti itu....

. . .

"Riku-nii, ayo kita pulang" ucap Tsumugi.

Riku mengangguk dan kemudian menatap rumah itu dengan sendu.

Sampai jumpa lagi... batin Riku.

Kemudian Riku memasuki mobil bis itu, dan duduk di dekat jendela bersama Tsumugi.

Drrt! Drrt!

Riku menatap ponselnya, dan di layar tertera nama Mizushi-sensei.

Mizushi-san? Kira-kira ada apa? Batin Riku.

Riku pun menjawab telepon itu.

"Moshi-moshi?"

"....."

"Baik, aku tidak mendapat serangan selama seminggu ini, tapi aku merasa lebih cepat lelah dari biasanya"

"....."

"Ah...baiklah, besok aku kesana"

"....."

"Eh? Baiklahh....semoga menunggunya tidak lama"

"...."

"Ha'i, arigatou Mizushi-san"

Riku menutup panggilan itu, dan menyimpannya di saku jaket yang ia pakai.

"Riku-nii, kenapa Dokter Mizushi menelepon?" Tanya Tsumugi.

Riku terdiam sebentar, kemudian dia tersenyum dan mengelus kepala Tsumugi.

"Mizushi-san menyuruhku untuk mengunjunginya di Rumah Sakit, dia hanya ingin mengecek keadaanku" jawab Riku.

"Jadwal check-up mu menjadi sering dan tidak terjadwal, apa ada sesuatu yang tidak kau beritahu padaku?" Tsumugi menatap Riku dengan sendu dan khawatir.

Riku terkekeh pelan, dan mencubit pipi Tsumugi.

"Tidak kok, jadwal check-up ku menjadi sering karena terkadang bertabrakan dengan jadwal pekerjaan, jadi aku memajukan jadwal check-up ku" jelas Riku yang tersenyum puas karena berhasil mencubit pipi Tsumugi.

Tsumugi memegang pipinya yang dicubit Riku.

"Riku-nii! Sakit tahu! Sini, kucubit balik!" Seru Tsumugi.

"Uwah hahaha....Tsumu-chan, cubitanmu sakit padahal aku tidak mencubit sekeras itu"

"Biarin wleee😝"

Yang lainnya menatap interaksi mereka berdua hanya terkekeh, yah....terkecuali 1 orang yang hanya mendengus dengan kasar.

"Jika saja posisi Nanase adalah aku...."

"Cih....mimpi, aku tak sudi posisi Riku digantikan olehmu, old man" gumam Tenn, yah sayangnya Gaku mendengarnya.

"O-ma-e....!!"

Ryuu hanya menghela napas dan menatap jendela.

"Gini amat punya leader ama center" gumam Ryuu.

Di bus itu sangat ramai, saking ramainya sampai ada yang berkoar dan menyuruh mereka diam. Dan dalam sekejap, mereka langsung diam.

Riku memasang headphone dan memutar lagu aransemen Ayana yang kini ia beri judul 'Hatsukoi Rhythm', kemudian menutup matanya perlahan.

. . .

"Uhuk! Uhuk!"

Riku tiba-tiba batuk dan membangunkan semua yang sedang tertidur.

"Riku-nii, kau tidak apa-apa? Apa kau butuh inhaler mu?" Tanya Tsumugi khawatir.

Riku menggeleng pelan, dia merasa sesak, keringat membanjiri tubuhnya meski di bis mereka memakai AC, dan dadanya juga terasa sakit.

"Nanase-san, dimana tasmu?" Tanya Iori.

Riku masih mencoba mengatur napasnya, dan untung saja Tsumugi berhasil mendapatkan inhalernya.

"Ini, hiruplah"

Riku mengambilnya dan menghirupnya, tapi tidak berhasil.

"Inhalernya tidak bekerja" ucap Tsumugi.

Tenn dengan cepat mengambil nebulizer dari koper Riku, dan memasukkan obat nebulizer ke dalamnya.

"Kita pakaikan nebulizer saja, jika kondisinya masih sama...kita akan membawanya ke Rumah Sakit" ucap Tenn sambil memasangkan masker oksigen pada Riku.

Yang lain mengangguk setuju, sedangkan Riku merasa kalau dia merepotkan yang lainnya dengan kondisinya yang kini bisa dibilang cukup parah, dia berpikir....apa dia harus memberitahukan kondisi yang sebenarnya pada mereka?

Napas Riku kini kembali normal, dan dia juga kini tengah tertidur. Tsumugi telah menghubungi Mizushi, dan Mizushi berkata bahwa itu adalah serangan terparah....namun dia juga mengatakan bahwa Riku akan kembali normal karena pertolongan pertama yang tepat.

Suasana di bis kini cukup berat, dan tidak ada 1 orang pun berbicara di keheningan itu.

Beberapa lama kemudian, mereka pun sampai ke dorm masing-masing.

Setelah tidur dengan nebulizer, Riku merasa segar dan terlihat baik-baik saja.

"Akhirnyaaa sampai jugaaa!" Seru Riku sambil meregangkan tubuhnya.

"Haha...aku merasa seperti tidak pulang ke dorm selama 1 tahun" ucap Yamato.

"Hahaha....dasar ossan"

Mereka pun masuk ke dorm sambil membawa perlengkapan mereka, dan masuk ke kamar masing-masing untuk beristirahat dan membereskan perlengkapan mereka.

Kamar Riku

Riku duduk di kasurnya dan menghela napas.

"Seranganmu tadi adalah yang terparah, kau yakin itu karena asma? Gejala asma tidak seperti tadi....meski mirip sih" ucap Ayana yang duduk di sebelahnya.

"Aku pun tidak tahu, aku hanya tahu jika asmaku sudah kronis..." ucap Riku pelan.

Ayana menatap Riku sambil tersenyum kecil.

"Dasar Ricchan....itu karena kau sering menolak pertolongan ketika terkena serangan" ucap Ayana sambil menepuk pelan kepala Riku.

"Ahaha...."

"Istirahatlah....kau baru saja menempuh perjalanan jauh"

"Baik, Nee-chan"

. . .

Riku tertidur sangat lelap hingga keesokan harinya...ah...tidak hanya Riku saja, member i7 juga sama.

Riku bangun dan bersiap untuk pergi ke Rumah Sakit menemui Mizushi, ketika dia turun...ternyata yang lain juga sudah bangun dan sedang memakan sarapan mereka.

"Ohayou" sapa Riku.

"Ohayou"

Riku duduk di meja makan, dan memakan sarapan buatan Mitsuki.

"Bagaimana keadaanmu, Riku?" Tanya Yamato.

Riku tersenyum.

"Sudah lebih baik!" Balas Riku.

Member i7 menghela napas lega ketika mendengar jika Riku telah kembali normal, tapi mereka juga masih bingung dengan serangan Riku yang terlihat parah itu.

"Oh iya! Aku akan menemui Mizushi-san hari ini, dia ingin mengecek kondisiku setelah mendengar keluhan Tsumu-chan" ucap Riku.

"Kau akan pergi dengan siapa, Nanase-san?" Tanya Iori yang telah menghabiskan makanannya.

"Dijemput Mizushi-san"

Member i7 bersikeras untuk ikut, tapi ternyata mereka memiliki jadwal selain Riku yang diliburkan oleh Tsumugi. Riku pun mengatakan jika ini hanya check-up biasa, dan hanya sebentar.

Member i7 pun mengangguk, dan meminta Riku untuk mengatakan hasil check-up nya pada mereka.

Tak lama kemudian, Mizushi pun sampai di dorm i7 dan menjemput Riku. Lalu, mereka pergi ke Rumah Sakit Universitas Tokyo.

Rumah Sakit Universitas Tokyo

Dr. Mizushi

"Kudengar kau mengeluh jika akhir-akhir ini merasa lelah, dan bahkan mengalami serangan parah, benar begitu?" Tanya Mizushi memastikan.

Riku mengangguk.

"Kupikir untuk serangan bukankah itu hal biasa? Maksudku, kau sering mengalaminya bukan?"

Riku menggeleng pelan.

"Tidak, kali ini berbeda. Akhir-akhir ini aku selalu terbatuk, apalagi ketika mendapat serangan, dadaku terasa nyeri, sesak napas, keringat berlebihan meski saat itu ada AC yang di nyalakan" ucap Riku.

Mizushi menuliskan apa yang diucapkan Riku, dan memiliki dugaan diagnosis.

"Riku-kun, aku memiliki dugaan yang hampir mendekati apa yang kau katakan, tapi aku ingin memastikannya terlebih dahulu, dan menunggu hasilnya membutuhkan berhari-hari...jadi kuharap kau dirawat disini dulu hingga hasilnya keluar" jelas Mizushi.

Riku terdiam....hingga kemudian dia mengangguk.

Sebegitu banyak kah yang harus dilakukan Mizushi-san hingga membutuhkan waktu berhari-hari? Batin Riku.

Setelah itu, Riku ditempatkan di ruang VIP khusus. Disana semua peralatan medis dari yang kecil hingga besar sudah dipersiapkan semuanya, dan tinggal menunggu untuk ditempati.

Ruang VIP Khusus 1

"Kau akan disini selama beberapa hari, jika ada apa-apa tekan saja tombol di kabinet sebelah tempat tidur itu" ucap Mizushi.

"Iya Mizushi-san, terima kasih" ucap Riku sambil tersenyum.

Riku berjalan mengelilingi ruangan besar itu, melihat kondisi kamar mandi, dapur, balkoni, dan lemari dengan beberapa baju yang siap pakai.

"Aku harus disini beberapa hari, bagaimana jika mereka menanyaiku yang tidak pulang ke dorm beberapa hari?" Gumam Riku.

Riku menghela napasnya dan membuka ponsel miliknya, tapi kemudian seorang suster memasuki ruangannya.

"Riku-kun, sudah waktunya pemeriksaan" ucap suster itu.

"A-Ah..baiklah"

Dia meninggalkan ponselnya di kabinet begitu saja, dan pintu ruangan itu pun tertutup.

Beberapa saat setelah Riku keluar, ada panggilan masuk dari Tsumugi, lalu dari Iori, bahkan dari Tenn juga.

Pemeriksaan Riku memakan waktu hingga sore hari, itulah alasan mereka bertiga menelepon Riku yang tak kunjung pulang sedari pagi.

Sampai akhirnya, ponsel Riku mati karena baterainya habis.

Riku menjalani tes darah, rontgen dada, CT scan, Ekokardiografi, Elektrokardiogram, kultur, dan biopsi.

Banyak sekali bukan? Makanya hasilnya tidak mungkin keluar dalam sekejap.

Riku kembali ke ruangan pada malam harinya, dia langsung berbaring di bunker karena kelelahan dengan pemeriksaan yang banyak dalam 1 hari. Dan dia juga lupa mengabari yang lainnya yang kini tengah cemas terhadap Riku.

Mizushi memasangkan selimut pada Riku, dan menatap Riku yang tertidur dengan sendu.

"Semoga dugaanku salah..." gumam Mizushi.

Mizushi menatap ponsel Riku yang tersimpan di atas kabinet, dan mencoba menyalakannya dengan maksud memberi kabar kepada yang lain.

"Mati...?"

Karena baterainya habis, jadi Mizushi membawanya untuk di-charger dan memberikannya pada Riku besok dengan keadaan baterai penuh.

"Oyasumi, Riku-kun..."

. . .

Keesokan harinya....

Mizushi mengembalikan ponsel Riku dengan baterai penuh.

"Arigatou, Mizushi-san. Wah...mereka pasti cemas sekali" ucap Riku sambil tersenyum kecil.

"Telepon mereka, dan beritahu jika kau dirawat disini sementara" ucap Mizushi.

Riku mengangguk dan menyalakan ponselnya, ketika sudah menyala...dia terkejut melihat notifikasinya.

Iori (40 panggilan tak terjawab)
Tsumu-chan (7 panggilan tak terjawab)
Otou-sama (4 panggilan tak terjawab)
Tenn-nii (99+ panggilan tak terjawab)

Ah...habis aku... batin Riku.

Riku pun menelepon Otoharu, dia memilih menelepon Otoharu atau Tsumugi dibandingkan Iori dan Tenn.

"Ah! Tou-sama..."

"....."

"Maaf aku tidak mengabarimu semalam, baterai ponselku habis"

"...."

"Aku di RS Universitas Tokyo, aku harus dirawat beberapa hari karena serangan saat perjalanan pulang kemarin"

"...."

"Di ruangan VIP Khusus 1, lantai 6"

"...."

"Baiklah"

Riku menutup panggilan itu, dan menghela napasnya.

"Bagaimana?"

"Mereka akan kesini, dan kurasa aku harus bersiap untuk menerima semburan dari mereka" ucap Riku tersenyum kecil.

Beberapa lama kemudian....

"Riku!/Riku-nii!/Nanase-san!/Riku-kun!/Riku!/Rikkun!"

Pintu terbuka dan memperlihatkan mereka semua dengan raut wajah khawatir, sedangkan Riku hanya tersenyum kecil dan melambaikan tangan kirinya yang terpasang infusan.

"Kenapa kau tidak memberitahuku jika kau dirawat, Riku-nii?" Tanya Tsumugi.

"Kenapa kau tidak memberitahu kami??"

Riku merasa kebingungan dalam menghadapi mereka semua.

"Minna, jangan membuat Riku-kun tertekan, itu akan membuatnya mengalami serangan" ucap Otoharu.

Otoharu mendekat pada Riku dan menggenggam tangannya.

"Apa yang kau rasakan sekarang?" Tanya Otoharu.

"Aku baik, Mizushi-san hanya melakukan tes padaku dan beberapa hari lagi juga aku diperbolehkan pulang" balas Riku sambil tersenyum.

"Syukurlah jika ini bukan hal yang serius..." ucap Otoharu menghela napas lega.

Kemudian...

"Riku..."

Glek!

Riku menengok pada Tenn yang kini tengah menatapnya horror.

"....Bisa jelaskan padaku kenapa tidak mengangkat panggilan teleponku?"

Riku bergidik ngeri, ingin meminta bantuan pada Iori....tapi tidak jadi karena Iori juga menatapnya dengan tatapan horror.

"Ihh...sudah kubilang aku meninggalkan ponselku disini untuk pemeriksaan, dan aku tidak tahu jika baterainya habis, aku juga tahu dari Mizushi-san yang tadi pagi memberikan ponselku" jelas Riku sembari cemberut.

Tenn dan Iori terdiam sebentar.

"Ekhem! Baiklah....aku percaya, Riku/aku mempercayaimu, Nanase-san" ucap Tenn dan Iori bersamaan.

Tapi Riku hanya cemberut dan memalingkan wajahnya dari mereka berdua. Seisi ruangan terkekeh melihatnya.

Mereka lumayan lama berada disana, sampai kemudian mereka harus pergi karena akan ada meeting mengenai konser besar mendatang. Awalnya Tenn tidak akan ikut dengan mereka, tapi Riku memaksanya untuk ikut.

"Baiklah, jaga dirimu disini, Riku" ucap Tenn sambil tersenyum dan mengelus kepala Riku.

"Iya Tenn-nii"

Riku melambaikan tangannya pada Tenn, dan kemudian setelah Tenn menutup pintu....senyum Riku memudar perlahan.

Beberapa hari kemudian...

Riku telah dirawat di Rumah sakit selama beberapa hari, dan hari ini adalah keluarnya hasil pemeriksaan dan diperbolehkannya Riku pulang.

Kini Riku berada di ruangan Mizushi, suasana ruangan sedikit dingin karena adanya AC.

"Riku-kun, aku sudah melihat hasil dari semua pemeriksaan yang dilakukan hari itu, dan hasilnya benar-benar seperti dugaanku" ucap Mizushi serius.

Riku menatap Mizushi dengan rasa penasaran.

"Apa maksudmu, Mizushi-san?" Tanya Riku.

Mizushi terdiam sebentar, dan mengatakan...

"Kau menderita...."

Mata Riku membulat seketika.

. . .

Riku duduk di ruang tunggu RS untuk menunggu jemputan datang, dia duduk termenung sembari menatap lantai yang mulus darinya.

Apa yang harus kulakukan.... batin Riku sembari menggigit bawah bibirnya pelan.

"Riku-kun"

Dia mendongak dan melihat Otoharu yang berjalan ke arahnya bersama Banri.

"Tou-sama, Banri-san"

"Kudengar kau sakit, Riku-kun. Maaf aku tidak menjengukmu" ucap Banri.

Riku menggeleng pelan dan tersenyum.

"Tidak apa, Banri-san. Aku mengerti kok, pasti sibuk dengan meeting untuk konser besar nanti" ucap Riku pada manajernya dulu saat ia masih jadi solo idol.

Banri mengacak rambut Riku dengan gemas.

"Haha....aku tak percaya kau sudah besar sekarang, hehe"

"Banri-sannn....hentikan ituuu"

Otoharu hanya terkekeh melihat Putra angkatnya itu.

"Sudah sudah, mari kita pulang"

Riku mengangguk.

Mereka menaiki mobil dan pergi ke kediaman Takanashi, Riku akan tinggal disana sementara agar dapat diawasi oleh Mizushi.

Riku awalnya terkejut kala mendengar jika Mizushi dan Otoharu adalah teman lama, bahkan tetangga. Makanya, jika Riku sakit...Otoharu selalu menelepon Mizushi untuk memeriksanya.

"Tou-sama, yakin? Bukankah nanti kalian sibuk?" Tanya Riku.

"Tenang saja, Tou-sama sudah mereservasi Mizushi secara pribadi, jadi meskipun kami tidak bisa mengawasi...kami tetap mendapat kabar perkembangan dari Mizushi" jelas Otoharu.

Riku hanya mengangguk mengerti, dan kemudian bersandar di jok mobil.

Apa yang akan terjadi padaku ke depannya ya... batin Riku.

Tak lama kemudian, mereka pun sampai di kediaman Takanashi.

"Sudah lama tidak pulang ke sini" gumam Riku.

Riku memutar kenop pintu itu, dan membukanya perlahan, seolah-olah memasuki rumah berhantu.

"Permisi..."

Tiba-tiba....

Duar! Duar!

"Ehh?!"

Lampu ruangan menyala dan Riku bisa melihat member i7 yang lain, Trigger, bahkan Re:vale!

"Minna-san...."

"Selamat atas kepulanganmu ke rumah, Riku!/Riku-kun!/Rikkun!/Nanase!/Nanase-san!" Seru mereka serempak.

Riku terdiam sebentar hingga kemudian dia tersenyum manis.

"Arigatou....minna-san!"

Pesta penyambutan Riku yang pulang ke rumah berlangsung meriah, Riku dapat mendengar suara canda tawa dari mereka semua. Riku menatap gelas berisi jus apel sambil termenung, dia masih memikirkan ucapan Mizushi tadi.

"Aku sama sekali tidak menyangkanya....Ricchan, sudah berapa lama kau merasakannya?"

"Kurasa....5 tahun? Tapi aku mengira jika itu merupakan gejala asma juga"

"Kau...menyembunyikannya selama 5 tahun....dan baru sadar sekarang? Bahkan kau tidak memberitahu yang lain....Ricchan bodoh..."

Riku bisa mendengar Ayana yang terisak di sebelahnya, dia juga bimbang.....antara ingin memberitahu semuanya dan tidak...

Riku hanya tidak ingin merepotkan semuanya, jika dia ditakdirkan untuk pergi maka dia akan pergi dengan tenang....tanpa membawa beban yang selama ini bersamanya sedari kecil.

"Aku akan bertahan hingga konser besar itu dan memenuhi impianmu, dan kemudian aku akan mengatakan yang sebenarnya pada yang lainnya" ucap Riku pelan.

"Kenapa...kau bersikeras sekali ingin memenuhinya meski kau tahu jika dirimu lebih penting?!" Isak Ayana.

Riku terdiam kemudian tersenyum.

"Karena aku ingin kau bahagia, dan bisa pergi tanpa penyesalan. Selama ini aku tidak memaksakan diriku untuk memenuhi impianmu, malah aku melakukannya dengan senang hati dan ingin memberikan yang terbaik untuk Nee-chan" ucap Riku sambil tersenyum.

Ayana hanya menatap lekat Riku dengan air mata yang mengalir deras.

"Ah...haha....tipikal Ricchan"

Setelah itu, Banri memberitahu pada Riku informasi mengenai meeting yang selama ini mereka semua ikuti tanpa Riku.

"Riku-kun, konser besar akan berjalan lebih lama dari biasanya, tapi tenang saja! Staff kesehatan dan Mizushi-san akan stand by di backstage"

"Ah begitu ya...."

"Lalu, nanti akan ada 2 encore. Yang pertama encore biasa, dan yang kedua super encore, kami sudah mengisi super encore dengan lagu 'Welcome, Future World!' Namun untuk encore sendiri, kami masih memikirkannya" jelas Banri.

Riku mengangguk mengerti.

"Bagaimana jika encore-nya diisi dengan lagu baru? Kebetulan aku memiliki lagu, yang kubuat bersama Kakak perempuanku" ucap Riku malu-malu.

Ayana yang merasa terpanggil pun menolehkan kepalanya.

"Judulnya adalah 'Hatsukoi Rhythm', kalian bisa mendengarnya terlebih dahulu"

Riku mengeluarkan ponselnya dan memutar 'Hatsukoi Rhythm' dengan volume max.

"Ini....!"

"It's so beautiful desu" ucap Nagi yang tampak menikmati lagunya.

"Aku merasakannya...." ucap Sogo yang terhanyut di dalam lagu.

Semuanya tampak menikmati lagunya dan memuji keindahan lagunya dengan terang-terangan, mereka tidak tahu jika sang komposernya berada di satu ruangan dengan mereka.

"Dan kebetulan...Nee-chan berada disini bersama kita" ucap Riku sambil menatap sebelahnya yang kosong (padahal ada orang)

"!"

"A-Aku sangat senang....kalian menyukai laguku, tapi lagu itu tidak akan selesai jika Ricchan tidak membantuku, nee....Tencchan, bagaimana menurutmu?"

Riku mengulang apa yang dikatakan Ayana sama persis.

"Nee-chan...lagunya indah....saking indahnya aku merasa terhanyut di dalamnya, kau memang hebat....Nee-chan" ucap Tenn.

Ayana tersenyum.

Dan, mereka pun setuju membuat lagu 'Hatsukoi Rhythm' mengisi kekosongan di encore. Dan mereka semua tidak sabar dengan konser besar itu.

. . .

Ayana duduk di atap sembari stargazing, dia menatap langit malam dengan sendu.

"Kami-sama....kenapa kau selalu membuat orang baik pergi dengan cepat? Dan mengapa kau memberikanku misi dimana adikku adalah orangnya?"

Kemudian Ayana menenggelamkan kepala di kedua kakinya yang ditekuk, dan badannya bergetar menahan tangis.

"Ayah....Ibu....apa yang harus aku lakukan?"

Ayana tidak tahu harus senang atau sedih ketika tahu bahwa lagunya akan dinyanyikan Riku dan teman-temannya, tapi di satu sisi dia sedih....karena Riku menyembunyikan kondisi yang sebenarnya dari yang lain.

Ayana tahu jika Riku tidak ingin merepotkan orang lain, tapi dengan begini caranya akan membuat mereka khawatir besar.

Tapi karena Sang Petinggi yang memberinya misi, maka itu tidak bisa dihindari.

Season 1 End

S1 MyMemo selesaiiiii yeayyyy~
Uwah....aku terhuraaa TvT bisa selesai 12 chap hehe...

Teaser S2 akan ku up besok jika tidak ada halangan~

Dan S2 sendiri akan hadir di akhir September mendatang
Aku ucapin terima kasih yang dah nunggu sampe sini hehe, semoga masih mau menunggu hingga S2 nanti yaa...

Selagi ada waktu luang, enaknya ngapain yaa? Kalian boleh kok kasih usul apapun hehe...

Kalau begitu, see you in the S2 Teaser~

#Nanaz

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top