1. Thank
I7's dormitory
Riku's Room
Beep! Beep! Bee-
Klik!
Seorang lelaki berambut crimson itu bangun dan sesekali mengerjapkan matanya, dia melihat sekeliling kamarnya yang selalu terasa aneh baginya.
Aku tidak percaya sudah 10 tahun semenjak kejadian itu, aku juga....tidak pernah mengatakannya pada Tenn-nii.
Tok! Tok!
"Riku! Sarapan sudah siap!" Seru Mitsuki.
"A-ah iya! Sebentar lagi aku turun!" Seru Riku.
Riku menghela napasnya dan segera bersiap-siap.
Ruang makan
"Ohayou gozaimasu" sapa Riku.
"Ohayou" sapa yang lainnya.
Mereka semua memakan sarapannya tanpa ada yang berbicara, kenapa suasananya menjadi seperti kerajaan begini?? Tapi suasana seperti ini saat makan, sudah menjadi kebiasaan di dormitory I7.
Setelah selesai...
"Kalian tahu? Kudengar kita dan TRG akan kolab di sebuah reality show" ucap Yamato.
"Benarkah? Reality show seperti apa?" Tanya Riku dengan nada biasa.
Tring! Prak!
Semuanya menjatuhkan sendok mereka bersamaan, mereka tidak menyangka brocon sepertinya bisa seperti ini! Apakah Riku sakit??
"Jika aku tidak bereaksi seperti kemarin, itu wajar. Aku hanya sedang tidak berenergi sekarang" Jawab Riku seakan menjawab pertanyaan mereka.
"A-ah begitu ya"
"Ekhem! Kudengar kita akan menginap selama 1 minggu di sebuah halaman rumah yang telah ditinggal selama 10 tahun, banyak yang bilang bahwa rumah itu berhantu karena sering mendengar suara piano dari dalam, tapi pintu rumah itu dikunci" Jelas Yamato.
"Ihhhh seram ah! Pokoknya aku tidak ingin ikut!" Pekik Tamaki.
Riku hanya berekspresi biasa saja, karena di kepalanya sedang banyak pikiran yang menumpuk. Riku menatap jam di ruang makan yang menunjukkan pukul 9 pagi.
"Aku selesai. Aku akan pergi ke suatu tempat, pergilah terlebih dahulu jika ada meeting, kabari aku saja untuk lokasinya" Ucap Riku sambil tersenyum kecil dan mengambil jas hitamnya.
Riku memakai jas nya dan berjalan ke pintu keluar.
Cklek!
Semuanya masih menatap ke arah pintu.
"Apa kalian menyadari jika ada sesuatu yang aneh pada Riku?" Tanya Yamato.
"Ya, dia memakai setelan dan rambut yang rapih" Jawab Nagi.
Semuanya bertanya-tanya mengenai Riku, tapi tidak ada satupun yang tahu jawabannya dan akan menunggu Riku untuk meminta penjelasan.
Di suatu tempat...
Riku menyimpan 3 bunga dengan jenis yang berbeda, kemudian dia mengatupkan telapak tangannya sambil memejamkan mata.
Dia membuka matanya perlahan dan tersenyum.
"Halo Ayah, Ibu, Aya-nee. Bagaimana kabar kalian? Aku tidak menyangka ini sudah 10 tahun kalian meninggalkanku, kalian tahu? Aku sangat rindu dengan kalian-"
Ia mengeluarkan semua bebannya pada 3 batu nisan yang ada di depannya, dari yang kecil hingga yang besar sekalipun.
Nanase Ayana
Died at 15 years old
Beloved sister
"Kakak....jika saja Kakak masih hidup, mungkin kau akan menjadi seorang komposer yang hebat sekarang"
Nanase Akio
Died at 42 years old
Beloved Father
"Ayah....jika saja Ayah masih hidup, mungkin kau akan menjadi seorang pengusaha yang hebat sekarang"
Nanase Itsuki
Died at 40 years old
Beloved Mother
"Ibu....jika saja Ibu masih hidup, pasti Ibu akan memberikan solusi untuk semua beban ini"
Ia mengatakan semuanya dengan nada yang lirih, bahkan kedua matanya mengeluarkan air mata yang sangat deras.
Ring! Ring!
Riku menghapus air matanya dan mengambil ponsel miliknya, disana tertera nama Iori.
Nanase-san, kau ada dimana? Kita ada meeting di Yaotome Prod
Riku terdiam dan kemudian jarinya menari di layar ponsel.
Ya aku akan kesana Iori, aku tidak jauh dari sana
Riku memasukkan ponselnya dan kembali menatap batu nisan di depannya.
"Aku pergi dulu, aku ada meeting sekarang, nanti aku akan kembali lagi" ucap Riku.
Ia pun berdiri dan segera pergi dari area pemakaman.
Yaotome Production
Riku memasuki gedung itu dengan perasaan tidak nyaman, karena sesekali ia dikira sebagai salah satu staff mereka bahkan ada yang meminta bantuan padanya.
Tapi Riku tidak mempermasalahkan itu, orang itu membutuhkan bantuan jadi Riku harus menolongnya.
Ruang meeting
Tok! Tok!
"Permisi, maaf aku telat" ucap Riku.
Para staff reality show mengedipkan matanya.
"Ano....kau siapa?" Tanya pimpinan staff.
Riku juga mengedipkan matanya.
"Nanase Rikuuuu" Jawab Riku.
Para staff terkejut, pasalnya ia terlihat berbeda dari biasanya.
"Hahaha! Maaf Riku-kun, habisnya kau terlihat berbeda dari biasanya" ucap pimpinan staff.
Riku tersenyum, "tidak apa, sudah biasa"
Riku duduk di sebelah Iori yang menatapnya.
"Hidungmu merah Nanase-san, matamu juga" ucap Iori.
"Hm? Ah tidak, hanya kelilipan tadi" ucap Riku.
Aneh....mana mungkin kelilipan membuat hidungmu merah juga? Terkecuali....ia menangis batin Iori.
Meeting pun berjalan...
"Jadi kita akan syuting di area rumah yang telah ditinggalkan selama 10 tahun, kabarnya rumah itu dulu ditinggali oleh keluarga yang harmonis, sampai-sampai mereka terlibat dalam kecelakaan besar dan 3 orang meninggal dunia dan 1 terluka" jelas pimpinan staff.
"Ah benar, kecelakaan itu. Aku pernah melihatnya di berita, kasihan sekali korban yang terluka itu, aku jadi memikirkan bagaimana hidupnya sekarang" ucap Gaku.
"Dan hari ini adalah hari dimana tanggal kecelakaan itu terjadi, banyak orang yang selalu menyimpan bunga pada jalan dimana kecelakaan itu terjadi" timpal salah satu staff.
Riku mengangkat tangannya.
"Kalau boleh tahu, dimana kecelakaan itu terjadi?" Tanya Riku.
"Di jalan besar depan minimarket Gomart"
DEG!
Pantas saja terasa familiar, ternyata yang dimaksud itu.... batin Riku.
"Riku?"
Riku kembali tersadar.
"Apa kau sakit?" Tanya Sogo.
Riku menggeleng, "tidak, aku tidak apa Sogo-san"
Tenn yang melihat itu hanya bisa diam dan merasa aneh terhadap Riku.
Riku....apakah ada sesuatu yang kau sembunyikan? Batin Tenn.
__//__//__//__//__//__//__//
Beberapa lama kemudian, meeting pun selesai. Riku dan yang lain berjalan keluar dari Yaotome Prod, sampai ia terhenyuk oleh angin yang berhembus dengan kencang.
"Anginnya sedikit kencang hari ini" gumam Riku.
"Nanase-san! Apa kau merasa dingin? Apa kau membawa jaketmu?" Tanya Iori.
Riku menoleh pada Iori dan tersenyum, "tidak usah khawatir Iori, aku baik-baik saja!"
Ya...baik di luar tapi tidak didalam.
"Jangan berbohong, Riku-kun. Sedari meeting, kau sudah terlihat aneh" ucap Sogo.
Riku memberikan Sogo senyum paksa.
"Aku tidak berbohong, Sogo-san"
Riku selalu membantah jika ia tidak sakit, ia hanya tidak ingin membebani teman-temannya.
"Minna! Aku mohon! Aku baik-baik saja, sungguh!" Ucap Riku.
Mau tidak mau, mereka semua harus percaya dengan apa yang dikatakan Riku.
Maafkan aku....aku harus berbohong kali ini, sebenarnya aku merasa tidak enak jika merahasiakan masalah yang sangat besar, tapi mau bagaimana lagi? Aku tidak ingin....
Riku menatap teman-temannya yang tengah bercanda, dan bersenang-bersenang.
Ia tersenyum melihatnya, hingga ia mendongakkan kepalanya menatap langit yang berawan.
.....kalian terlalu khawatir denganku, dan kehilangan keceriaan kalian karena aku.
"Terima kasih untuk kekhawatiran kalian, aku sungguh menghargainya" gumam Riku.
TBC
Next!
Episode 2, You
Hellooo, minna-san!
Nah ini chapter 1 nya, aku tahu ini tidak terlalu panjang....haha, tapi aku harap kalian menyukainya~~
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top